BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat pendidikan di Indonesia saat ini, ternyata masih belum
mendapat hasil yang sebenarnya di inginkan. Buktinya dapat dilihat pada
pola pikir anak yang lebih mengedepankan menghafal dari pada
memahami suatu materi pelajaran. Tak jarang pelajar lebih mementingkan
nilai dari pada ilmu pengetahuannya. Selain itu, Indonesia juga sedang
menghadapi masalah berat yang harus dilalui, yaitu terjadinya krisis
multidimensi yang berkepanjangan. Masalah ini sebenarnya mengakar
pada menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan oleh
membudayanya praktek KKN, konflik, meningkatnya kriminalitas,
menurunnya etos kerja, dan lain sebagainya. Budaya-budaya tersebut
adalah penyebab utama negara sulit untuk bangkit dari krisis ini.
Sebelum kita membahas topik ini lebih jauh lagi mari kita lihat
beberapa data dan fakta yang dikumpulkan tim litbang Kompas berikut ini:
1) 158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011
2) 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-
2011
3) 30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap
pemilihan DGS BI
4) Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU,KY,
KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM
Fakta diatas menunjukan prilaku para pejabat Negara, ini sunggu
tidak mencerminkan karakter yang baik dari seorang pemimpin Negara.
Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di
sekolah saja, tapi dirumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini
peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi
juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini.
Dalam membentuk karakter yang berkualitas perlu dibina sejak
usia dini. Potensi karakter yang baik sebenarnya telah dimiliki tiap
manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus-menerus
dibina melalui sosialisasi dan pendidikan sejak usia dini. Usia dini
merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Banyak
2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu pendidikan berkarakter?
2. Bagaimana penerapan Pendidikan berkarakter di sekolah?
3. Apa mamfaat pendidikan karakter di sekolah?
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui:
1. Pendidikan karakter disekolah
2. Penerapan pendidikan karakter di sekolah
3. Manfaat yang didapat ketika melaksanakan pendidikan karakter
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan
Menyongsong era globalisasi saat ini dibutuhkan sumber daya
manusia yang memiliki kwalitas kecerdasan yang tinggi serta mampu
menghadapi persaingan dunia. Untuk mencapai hal itu maka pendidikan
memberi pengaruh yang cukup penting sehingga harus dipahami makna dari
pendidikan. Ki Hajar Dewantara (dalam www.wawan_junaidi.com 2010)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan
bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya. Lembaga pendidikan seharusnya melaksanakan aktivitas-
aktivitas untuk mendukung pengembangan pengetahuan peserta didiknya.
Pendidikan memiliki tujuan umum yakni untuk memanusiakan manusia
sehingga dalam pendidikan yang diolah bukan hanya kecerdasan otak (head)
tetapi juga kecerdasan hati (heart), dan ketrampilan untuk menciptakan
(hand). Pendidikan dikatakan berhasil bila ketiga aspek tersebut berpadu
(balanced) dalam diri peserta didik.
2. Pengertian Karakter
Pendidikan membutuhkan orang-orang yang mampu mewujudkan
tujuan pelaksanaan pendidikan seperti yang dikutip dari
www.pondokibu.com (2011) bahwa Intelligence plus characterthat is the
goal of true education yang memiliki makna Kecerdasan plus karakter
itu adalah tujuan akhir dari pendidikan sebenarnya. Banyak yang
4
peserta didik dalam suatu proses pembelajaran yang secara aktif dan
interaktif antara pendidik dan peserta didik. Lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan secara kolektif dan memiliki jenjang serta
panduan pengajaran disebut dengan nama sekolah. Berikut beberapa elemen
yang terdapat dalam sekolah :
a. Peserta Didik
Indivdidu yang dibimbing untuk mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang terbagi menjadi jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan tempat Ia belajar.
b. Tenaga Kependidikan
Individu yang mengabdikan diri dan memiliki kewajiban untuk
menunjang dan mendukung penyelenggaraan pembelajaran.
c. Pendidik
Tenaga kependidikan yang memiliki kemampuan secara spesifik
sebagai guru, dosen, koneslor, pamong belajar, tutor, instruktur,
widyaiswara, dan berbagai sebutan lain yang secara spesifik menggunakan
keahlian yang dimilikinya sebagai tenaga ahli dalam menunjang
pembelajaran.
d. Jalur Pendidikan
Suatu lingkungan yang dimasuki oleh peserta didik yang berbentuk
wahan pendidikan yang digunakan untuk menguatkan potensi diri peserta
didik dalam suatu proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pendidikan.
e. Jenjang Pendidikan
Tahapan pembelajaran yang ditetapkan berdasarkan tahapan
perkembangan peerta didik, tujuan perkembangan serta potensi yang ingin
dikembangkan.
f. Jenis Pendidikan
Merupakan spesifikasi dari wahana pendidikan yang disesuaikan
dengna tujuan pembelajaran secara spesifik berdasar jenis potensi yang
ingin dikembangkan dalam lembaga pendidikan.
8
g. Satuan Pendidikan
sponsored links Kelompok-kelompok pembelajaran yang dengan jenis
pelaksanaan formal, nonformal, dan informal pada setiap tahapan dan jenis
pembelajaran.
h. Kurikulum
Tujuan, isi serta bahan yang digunakan dalam pembelajaran yang
tertuang dalam seperangkat rencana dan pengaturan. Kurikulum ini tidak
hanya berisi seperangkat pengaturan saja tapi juga pedoman pelaksanaan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai sesuai
dengan tugas perkembangan dari peserta didik di setiap tahapan
perkembangan peserta didik.
Secara teknis keterkaitan dan hubungan yang bersifat timbal balik
antara elemen-elemen di atas inilah yang membentuk sekolah sebagai
lembaga pendidikan yang ideal bagi pelaksanaan pendidikan secara kolektif.
Seperti Kita fahami bersama pendidikan di keluarga maupun di lingkungan
meskipun memiliki wawasan yang lebih kaya pada beberapa aspek
dibandingkan pendidikan di sekolah, namun pendidikan di sekolah memiliki
sistem yang di dalamnya saling mendukung dan terkait satu sama lain.
bangsa. Karakter dalam hal ini adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara
pandang, bepikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa
sejumlah nilai moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat
dipercaya, hormat pada orang lain, disiplin, mandiri, kerja keras, dan
kreatif.
Pendidikan karakter di nilai sangat penting untuk di mulai pada
anak usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang
ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang
memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Sejatinya pendidikan
karakter ini memang sangat penting dimulai sejak dini. Sebab falsafah
menanam sekarang menuai hari esok adalah sebuah proses yang harus
dilakukan dalam rangka membentuk karakter anak bangsa. Pada usia
kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas
(golden age) terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam
mengembangkan potensinya. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan
karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan
pertama bagi pertumbuhan karakter anak. Setelah keluarga, di dunia
pendidikan karakter ini sudah harus menjadi ajaran wajib sejak sekolah
dasar.
Anak-anak adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa di
kemudian hari. Karakter anak-anak yang terbentuk sejak sekarang akan
sangat menentukan karakter bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak
akan terbentuk dengan baik, jika dalam proses tumbuh kembang mereka
mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri secara leluasa.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu,
dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan
karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan
dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan karakter sangat penting diterapkan demi
mengembalikan karakter bangsa Indonesia yang sudah mulai luntur. Dengan
dilaksanakannya pendidikan karakter di sekolah, diharapkan dapat menjadi
solusi atas masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah dapat dilaksanakan pada ranah pembelajaran
(kegiatan pembelajaran), pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan
belajar, kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler, dan
kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat.
Lembaga pendidikan sebagai wadah resmi pembinaan generasi
muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan
kepribadian peserta.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada Warga sekolah dimana Pendidikan karakter dapat diintegrasikan
dalam semua mata pelajaran serta kegiatan kegiatan didalam maupun diluar
sekolah.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis adalah pendidikan karakter sebagai
suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter bagi peserta didik perlu terus
dilakukan dengan lebih intensif dan berkesinambungan dalam semua mata
pelajaran dan diharapkan peran aktif orang tua dalam membantu
pelaksanaan pendidikan karakter ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2003, Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, http://www.depdiknas.go.id
Tim Penyusun. 2011. Pedoman Pelaksanaan pendidikan Karakter :berdasarkan
pengalaman di satuan pendidikan rintisan. Jakarta : Puskurbuk Badan Penelitian
Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional.
UUD RI 1945 Amandemen keempat
UU No.20 Tahun 2003 Tentang SIKDIKNAS