Identitas Pasien
Nama / Inisial : Ny. K No RM :367XXX
Umur : 68 th Jeniskelamin :Perempuan
Diagnosis/ kasus : Trikiasis e.c. Entropion
Pengambilan kasus pada minggu ke: 3
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya
wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain
Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang
diambil ).
Seorang perempuan datang ke Rumah Sakit dengan keluhan mata kiri merah.
Mata kiri merah di keluhkan oleh pasien sering kambuh-kambuhan sehingga pasien
sudah sering bolak-balik ke Rumah Sakit. Mata merah di sertai keluhan mata terasa
ada yang mengganjal, keluar air mata yang berlebihan, namun tidak ada keluhan
kotoran berlebihan. Tidak ada keluhan pusing, demam, pegal di sekitar mata.
Sebelumnya pasien juga mengalami keluhan yang serupa pada mata kanan, dan
sudah di lakukan tindakan operasi, namun sudah terlambat di karenakan sudah terjadi
komplikasi sehingga mata kanan pasien sudah tidak dapat digunakan untuk melihat.
Untuk keluhan mata kanan sudah terjadi bebera bulan yang lalu.
Setelah di lakukan pemeriksaan, di temukan bahwa pada mata kiri pasien
terdapat trikiasis pada palpebra superior yang di karenakan entropion. Sedangkan
untuk mata kanan ditemukan tanda lekoma kornea yang di karenakan ulkus kornea.
Kemungkinan penyebab lekoma pada kornea mata kanan adalah karena infeksi yang
terbentuk akibat trikiasis yang berulang dan tak kunjung membaik. Meskipun telah
Page
di lakukan operasi entropion pada mata kanan, namun sudah terlambat.
3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan
evidence / referensi yang sesuai *
*pilihan minimal satu
Penulis mencoba merefleksikan kasus yang terjadi pada pasien diatas dari aspek
sosial ekonomi. Pada pasien diatas, kesadaran dan kepedulian keluarga pasien terhadap
pasien terbilang baik. Hal ini bisa dilihat dari usaha keluarga pasien untuk tetap
mengantarkan pasien kontrol rutin penyakit tersebut. Tetapi karna alasan transpotasi
yang jauh serta kesibukan anaknya juga yang harus bekerja, jadi kadang menyempatkan
waktu buat sang ibu kontrol penyakitnya agak susah.
Sudah cukup tingginya upaya keluarga pasien dalam mencapai sarana kesehatan
yang lebih lengkap bisa jadi dipengaruhi oleh pengalaman yang telah terjadi
sebelumnya. Pada pengalaman sebelumnya, yaitu pada saat pasien memiliki keluhan
pada mata kanannya, keluarga pasien terlambat untuk membawa pasien ke sarana
kesehatan yang baik. Hal ini kemungkinan di pengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
status sosial ekonomi yang rendah pada saat itu. Dengan pengetahuan yang terbatas,
keluarga pasien tidak menyadari bahwa tertundanya pemeriksaan akan menyebabkan
tertundanya terapi yang bisa saja berakibat fatal pada kondisi kesehatan pasien bahkan
Page
keselamatan pasien. Jika keluarga pasien memiliki pemahaman yang baik mengenai
akibat yang mungkin terjadi bisa jadi keluarga pasien akan mengupayakan lebih keras
agar pasien mendapatkan transportasi ke rumah sakit dan pasien akan mendapatkan
penanganan yang lebih baik. Demikian juga dengan pasien sendiri.
Dari kasus ini juga bisa direfleksikan bahwa pencapaian derajat kesehatan yang
lebih baik tidak hanya membutuhkan biaya tetapi juga kemauan, dukungan, dan
motivasi. Selama ini ketiadaan biaya selalu dijadikan alasan penyebab rendahnya
kualitas kesehatan di Indonesia tetapi ternyata hal tersebut tidak selamanya benar.
Terbukti pada pasien diatas, dilihat dari kemauan pasein untuk mendapatkan penanganan
yang lebih baik sangatlah kecil, pasien justru memilih untuk melakukan tindakan yang
mengkin justru memiliki resiko yang besar terhadap dirinya. Walaupun keputusan itu di
ambil oleh pasien karena pasien sudah lelah untuk harus bolak-balik ke Rumah Sakit.
Begitupun dengan keluarga pasien, melihat kemauan pasien yang begitu kecil justru
tidak melakukan tindakan yang dapat membuat pasien untuk mau di bawa ke Rumah
Sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Padahal seharusnya ketika kemauan
pasien untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik sangat kecil, keluarganyalah
yang seharusnya memiliki kemauan yang lebih besar untuk memberikan pertolongan
kepada pasien, mengingan keluargalah orang terdekat yang paling mengerti pasien.
Page
yang harus dijalani pasien. Karena hal ini merupakan bagian dari kewajiban anak pasien
untuk berbakti kepada orang tuanya yang saat ini membutuhkan dukungan baik moral
maupun materil (dalam hal ini mengusahakan agar cepat sembuh) dari anaknya untuk
bisa menjalani pemeriksaan dan mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Page