MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan merupakan acuan dalam pengelolaan tata
naskah dinas lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Pasal 2
Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Tata Naskah Dinas
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang belum
ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini, dapat diatur dengan
Peraturan Eselon I sesuai bidang tugasnya.
Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, proses
penyesuaian diselesaikan dalam jangka waktu paling lambat 3
(tiga) bulan sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
Pasal 5
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku :
a. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44/Menhut-
II/2010 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Kementerian Kehutanan; dan
b. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8
Tahun 2011 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Kementerian Lingkungan Hidup;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
-4-
Pasal 6
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 November 2015
ttd.
SITI NURBAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
ttd.
KRISNA RYA
-5-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketatalaksanaan pemerintah merupakan pengaturan cara
melaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan
pemerintahan dan pembangunan di lingkungan instansi pemerintah pusat
dan daerah.
Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan pemerintah
adalah administrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum meliputi
tata naskah dinas (tata surat, distribusi, formulir dan media), penamaan
lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran.
Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum meliputi,
pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan
lambang negara, lambang instansi dan cap dinas, penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar, tata surat, perubahan, pencabutan,
pembatalan produk hukum serta ralat.
Ketentuan tentang tata naskah dinas yang berlaku untuk seluruh
instansi pemerintah pusat dan daerah telah diatur dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi
Pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut, Pedoman Tata Naskah
Dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi tersebut dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan ini.
-6-
C. Sasaran
1. Tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam
penyelenggaraan tata naskah dinas Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan.
2. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan unsur
lainnya dalam lingkup administrasi umum.
3. Terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis
kedinasan serta kemudahan dalam pengendalian.
4. Tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah
dinas.
5. Berkurangnya tumpang tindih dan pemborosan penyelenggaraan tata
naskah dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
D. Asas
Asas yang harus diperhatikan dalam penyusunan naskah dinas adalah
sebagai berikut :
1. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan
efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas,
spesifikasi informasi serta dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik, benar dan lugas.
2. Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk
yang telah dibakukan.
-7-
3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari
segi isi, format, prosedur, kewenangan dan keabsahan.
4. Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu
kesatuan sistem administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan
Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan
tepat sasaran dalam redaksional, prosedural dan distribusi.
6. Keamanan
Tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi mulai dari
penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak,
pemberkasan, kearsipan dan distribusi.
E. Pengertian
1. Administasi Umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang
meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan
akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran.
2. Naskah dinas adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi
kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang di lingkungan instansi pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan.
3. Tata naskah dinas adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang
meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan,
pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas, serta media
yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
4. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata
letak dan redaksional, serta penggunaan lambang negara, logo, dan cap
dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
5. Penanda tangan naskah dinas adalah pejabat yang menandatangani
naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada
jabatannya.
6. Instansi pemerintah adalah kementerian, lembaga pemerintah non
kementerian, sekretariat lembaga negara, lembaga setingkat menteri
dan lembaga lain, lembaga nonstruktural, serta pemerintah provinsi
dan kabupaten/kota.
-8-
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan meliputi :
1. Pendahuluan.
2. Jenis naskah dinas.
3. Format naskah dinas.
4. Penyusunan naskah dinas.
5. Pejabat penanda tangan naskah dinas.
6. Penggunaan kop, logo dan cap dinas dalam naskah dinas.
7. Perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat naskah dinas.
-9-
BAB II
JENIS NASKAH DINAS
Nota Dinas adalah naskah dinas intern lingkup unit eselon I atau
eselon II dan unit kerja berlokasi di daerah yang dibuat oleh pejabat
dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan laporan,
pemberitahuan, pernyataan, permintaan atau penyampaian kepada
pejabat lain. Nota Dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa
catatan ringkas, disampaikan dari bawahan kepada atasan atau yang
sejajar, dan dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat
yang dituju.
b. Memorandum
Memorandum adalah naskah dinas intern yang bersifat
mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan,
saran, pendapat kedinasan. Memorandum disampaikan dari atasan
kepada bawahan.
2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern
Jenis naskah dinas korespondensi ekstern hanya ada satu macam,
yaitu:
Surat Dinas
Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat dalam
menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan,
pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau
hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar instansi/organisasi
yang bersangkutan atau di dalam lingkup Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
3. Surat Undangan
Surat Undangan adalah surat dinas yang memuat undangan kepada
pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri
suatu acara kedinasan tertentu, seperti : rapat, upacara, dan
pertemuan.
BAB III
FORMAT NASKAH DINAS
e) Kaki
Bagian kaki Peraturan Bersama terdiri dari :
(1) Tempat dan tanggal penetapan peraturan bersama yang
ditulis di sebelah kanan, kemudian dibawahnya adalah
jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma,
tanda tangan, nama lengkap pejabat yang
menandatangani (ditulis dengan huruf kapital);
(2) Disebelah kiri ditulis jabatan pejabat yang menetapkan
peraturan bersama dan diakhiri dengan tanda koma,
tanda tangan, nama lengkap pejabat yang
menandatangani peraturan bersama, yang ditulis dengan
huruf kapital.
2) Pengabsahan
a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum
digandakan dan didistribusikan dengan sah, suatu peraturan
telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh
pejabat yang bertanggung jawab di bidang hukum atau
administrasi umum;
b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan
sebelah kiri bawah, yang terdiri dari kata :
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
(NAMA PEJABAT)
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
(NAMA PEJABAT)
3) Susunan
a) Lampiran
Pedoman dicantumkan sebagai lampiran peraturan dan ditulis
di atas kertas dengan menggunakan lambang negara dan
nama jabatan pejabat negara (untuk pejabat negara) atau logo
dan nama jabatan pimpinan tertinggi instansi (untuk non
pejabat negara) yang diletakkan secara simetris di atas, serta
dicantumkan tulisan lampiran peraturan, nomor, tentang, dan
nama pedoman dengan menggunakan huruf kapital serta
ditempatkan secara simetris.
b) Kepala
Bagian kepala pedoman terdiri dari
(1) tulisan pedoman dengan menggunakan huruf kapital dan
dicantumkan di tengah atas;
(2) rumusan judul pedoman yang ditulis secara simetris
dengan huruf kapital.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari
(1) pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan
tujuan, sasaran, asas, ruang lingkup, dan pengertian
umum;
(2) materi pedoman;
(3) penutup, yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan
dan penjabaran lebih lanjut.
d) Kaki
Bagian kaki pedoman terdiri dari
(1) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis
dalam huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(2) tanda tangan;
(3) nama lengkap, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa
mencantumkan gelar.
Format pedoman dapat dilihat pada Contoh 4.
- 26 -
e. Petunjuk Pelaksanaan
1) Pengertian
Petunjuk pelaksanaan adalah naskah dinas pengaturan yang
memuat cara pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan
pelaksanaannya.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani
petunjuk pelaksanaan adalah pejabat pimpinan tertinggi
instansi pemerintah.
3) Susunan
a) Lampiran
Petunjuk pelaksanaan dicantumkan sebagai lampiran
peraturan dan ditulis di atas kertas dengan menggunakan
lambang negara dan nama jabatan pejabat negara (untuk
pejabat negara) atau logo dan nama jabatan pimpinan
tertinggi instansi (untuk non pejabat negara) yang diletakkan
secara simetris di atas serta dicantumkan tulisan lampiran
peraturan, nomor, tentang dan nama pelaksanaan dengan
menggunakan huruf kapital serta ditempatkan secara
simetris.
b) Kepala
Bagian kepala petunjuk pelaksanaan terdiri dari
(1) tulisan petunjuk pelaksanaan dengan huruf kapital
dicantumkan di tengah atas;
(2) rumusan judul petunjuk pelaksanaan, ditulis dengan
huruf kapital dan dicantumkan secara simetris.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh petunjuk pelaksanaan terdiri dari
(1) pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud
dan tujuan petunjuk pelaksanaan, ruang lingkup,
pengertian, dan hal lain yang dipandang perlu;
(2) batang tubuh materi petunjuk pelaksanaan, yang dengan
jelas menunjukkan urutan tindakan, pengorganisasian,
koordinasi, pengawasan dan pengendalian, serta hal lain
yang dipandang perlu untuk dilaksanakan.
- 27 -
d) Kaki
Bagian kaki petunjuk pelaksanaan terdiri dari :
(1) nama jabatan pejabat yang menetapkan petunjuk
pelaksanaan, yang ditulis dengan huruf kapital, dan
diakhiri dengan tanda baca koma;
(2) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(3) nama lengkap pejabat yang menandatangani yang ditulis
dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar.
4) Distribusi
Distribusi dilakukan dengan menggunakan daftar distribusi
yang berlaku.
Format petunjuk pelaksanaan dapat dilihat pada Contoh 5A dan
Contoh 5B.
f. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar operasional prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
aktivitas organisasi, bagaimana, kapan harus dilakukan, di mana,
dan oleh siapa dilakukan.
SOP administrasi pemerintahan merupakan prosedur operasional
standar dari berbagai proses penyelenggaraan administrasi
pemerintahan. Ketentuan lebih lanjut tentang SOP administrasi
pemerintahan diatur dengan peraturan perundang-undangan.
1) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala standar operasional prosedur (SOP) terdiri
dari:
(1) Kop naskah dinas berisi logo serta nama instansi yang
ditulis dengan huruf kapital dan diletakkan secara
simetris;
(2) Tulisan Standar Operasional Prosedur yang
dicantumkan di bawah logo instansi, ditulis dengan
huruf kapital, serta nomor yang ditulis secara simetris
di bawahnya;
(3) Kata TENTANG, yang dicantumkan di bawah kata
Standar Operasional Prosedur yang ditulis dengan
huruf kapital dan diletakkan secara simetris;
- 28 -
c) Diktum
Bagian diktum keputusan terdiri dari :
(1) Diktum dimulai dengan kata MEMUTUSKAN yang ditulis
dengan huruf kapital dan diikuti kata Menetapkan di tepi
kiri dengan huruf awal kapital.
(2) Substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah
kata menetapkan yang ditulis dengan huruf awal kapital.
(3) Untuk keperluan tertentu, keputusan dapat dilengkapi
dengan salinan dan petikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
d) Batang Tubuh
Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh
keputusan sama dengan ketentuan dalam penyusunan
peraturan, tetapi substansi keputusan diuraikan bukan
dalam pasal-pasal, melainkan diawali dengan bilangan
bertingkat/diktum KESATU, KEDUA, KETIGA dan
seterusnya.
e) Kaki
Bagian kaki keputusan terdiri dari :
(1) Tempat dan tanggal penetapan keputusan;
(2) Jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan keputusan;
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani keputusan,
yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan
gelar.
f) Pengabsahan
(1) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa
sebelum digandakan dan didistribusikan dengan sah,
suatu keputusan telah dicatat dan diteliti sehingga dapat
diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab di
bidang hukum atau administrasi umum atau pejabat yang
ditunjuk sesuai dengan substansi keputusan.
- 32 -
b. Surat Perintah
1) Pengertian
Surat perintah adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat
yang berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai
lainnya yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat perintah dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau
pejabat yang berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang,
dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat perintah terdiri dari :
(1) Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama
jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama
instansi (untuk non pejabat negara), yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
(2) Kata SURAT PERINTAH, yang ditulis dengan huruf
kapital secara simetris;
(3) Nomor, yang berada di bawah tulisan surat perintah.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perintah memuat :
(1) Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar
pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat
perintah, dasar memuat ketentuan yang dijadikan
landasan ditetapkannya surat perintah tersebut.
(2) Diktum dimulai dengan frasa Memberi Perintah, yang
ditulis dengan huruf kapital dicantumkan secara simetris,
diikuti kata Kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan
pegawai yang mendapat perintah. Di bawah kata kepada
ditulis kata Untuk disertai perintah-perintah yang yang
harus dilaksanakan.
c) Kaki
Bagian kaki surat perintah terdiri dari :
(1) Tempat dan tanggal surat perintah;
- 35 -
(1) Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama
jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama
instansi (untuk non pejabat negara), yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
(2) Kata SURAT TUGAS, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
(3) Nomor, yang ditulis di bawah tulisan surat tugas.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat tugas terdiri dari hal sebagai
berikut :
(1) Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar
pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat tugas,
dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan
ditetapkannya surat tugas tersebut.
(2) Diktum dimulai dengan frasa Memberi Tugas, yang
ditulis dengan huruf kapital dicantumkan secara simetris,
diikuti kata Kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan
pegawai yang mendapat tugas. Di bawah kata kepada
ditulis kata Untuk disertai tugas-tugas yang yang harus
dilaksanakan.
c) Kaki
Bagian kaki surat tugas terdiri dari :
(1) Tempat dan tanggal surat tugas;
(2) Nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya,
dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) Tanda tangan pejabat yang menugasi;
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat tugas,
yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal
unsurnya;
(5) Cap dinas.
4) Distribusi dan Tembusan
a) Surat tugas disampaikan kepada yang mendapat tugas.
b) Tembusan surat tugas disampaikan kepada pejabat/instansi
yang terkait.
- 37 -
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat undangan terdiri dari :
a) Kop surat undangan, yang berisi lambang negara dan nama
jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama instansi
(untuk nonpejabat negara);
b) Nomor, sifat, lampiran dan hal, yang diketik di sebelah kiri di
bawah kop surat undangan;
c) Tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah
kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor;
d) Kata Yth., ditulis di bawah Hal, yang diikuti dengan nama
jabatan dan alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan).
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat undangan terdiri dari :
a) Alinea pembuka;
b) Isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat, dan
acara;
c) Alinea penutup.
3) Kaki
Bagian kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan ditulis
dengan huruf awal kapital, tanda tangan dan nama pejabat
ditulis dengan huruf awal kapital.
d. Hal yang perlu diperhatikan
1) Format surat undangan sama dengan format surat dinas; yang
membedakan adalah bahwa pihak yang dikirimi surat pada surat
undangan dapat ditulis pada lampiran;
2) Surat undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk
kartu.
3) Lampiran undangan dapat ditandatangani oleh pejabat setingkat
dibawahnya.
Format surat undangan dapat dilihat pada Contoh 15A, dan 15B.
- 42 -
Format surat perjanjian dalam negeri dapat dilihat pada Contoh 16A
dan 16B.
b. Perjanjian Internasional
Proses pembuatan perjanjian internasional diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Surat Kuasa
a. Pengertian
Surat kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang
kepada badan hukum/kelompok orang/perseorangan atau pihak lain
dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu
dalam rangka kedinasan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat kuasa terdiri dari :
a) Kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) Judul surat kuasa;
c) Nomor surat kuasa.
2) Batang tubuh
Bagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yang dikuasakan.
3) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal,
bulan, dan tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para
pihak yang berkepentingan dan dibubuhi meterai.
Format surat kuasa dapat dilihat pada Contoh 17.
3. Berita Acara
a. Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses
pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para
pihak dan para saksi apabila diperlukan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala berita acara terdiri dari :
a) Kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan
secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) Judul berita acara;
- 44 -
5. Surat Pengantar
a. Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk
mengantar/menyampaikan barang atau naskah.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1. Kepala
Bagian kepala Surat Pengantar terdiri dari :
a. kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan
secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b. nomor;
c. tanggal;
d. Nama jabatan/alamat yang dituju;
e. tulisan surat pengantar yang diletakkan secara simetris ditulis
dengan huruf kapital.
2. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat pengantar dalam bentuk kolom terdiri
dari :
a. nomor urut;
b. jenis yang dikirim;
c. banyaknya naskah/barang;
d. keterangan.
3. Kaki
Bagian kaki surat pengantar terdiri dari :
a. pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi :
1) nama jabatan pembuat pengantar;
2) tanda tangan;
3) nama dan NIP;
4) cap jabatan/instansi.
b. penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi :
1) nama jabatan penerima;
2) tanda tangan;
3) nama dan NIP;
4) cap instansi;
- 46 -
5) nomor telepon/faksimile;
6) tanggal penerimaan.
d. Hal yang perlu diperhatikan
Surat pengantar dikirim dalam dua rangkap : lembar pertama untuk
penerima dan lembar kedua untuk pengirim.
Format surat pengantar dapat dilihat pada Contoh 20.
6. Pengumuman
a. Pengertian
Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan
yang ditujukan kepada semua pejabat/pegawai dalam instansi atau
perseorangan dan golongan di dalam atau di luar instansi.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang
mengumumkan atau pejabat lain yang ditunjuk.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala pengumuman terdiri dari :
a) Kop naskah dinas yang memuat logo dan nama instansi, yang
ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
b) Tulisan PENGUMUMAN dicantumkan di bawah logo instansi,
yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris dan nomor
pengumuman dicantumkan di bawahnya;
c) Kata TENTANG, yang dicantumkan di bawah pengumuman
ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
d) Rumusan judul pengumuman, yang ditulis dengan huruf
kapital secara simetris di bawah tentang.
2) Batang Tubuh
Batang tubuh Pengumuman hendaknya memuat :
a) Alasan tentang perlunya dibuat pengumuman;
b) Peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman;
c) Pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.
3) Kaki
Bagian kaki pengumuman terdiri dari :
a) Tempat dan tanggal penetapan;
b) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan
huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;
- 47 -
8. Surat Panggilan
a. Pengertian
Surat Panggilan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang
kepada badan hukum/kelompok/perorangan atau pihak lain untuk
menghadap kepada pejabat yang terkait dalam kedinasan.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat panggilan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
a) Kop naskah dinas;
b) Tanggal surat;
c) Tulisan SURAT PANGGILAN yang diletakkan secara simetris
ditulis dengan huruf kapital;
d) Nomor surat
2) Batang Tubuh, terdiri dari :
a) Identitas pegawai yang dipanggil (nama, NIP, pangkat/gol.
ruang, jabatan dan unit organisasi);
b) Identitas pejabat yang akan meminta keterangan (nama, NIP,
pangkat/gol. ruang, jabatan dan unit organisasi);
c) Waktu menghadap : hari, tanggal, waktu/jam dan tempat.
3) Kaki, terdiri dari :
a) Nama jabatan;
b) Tanda tangan;
c) Nama pejabat yang memanggil dan NIP;
d) Cap instansi dan tembusan.
Format surat panggilan dapat dilihat pada Contoh 23.
9. Surat Pernyataan Pelantikan
a. Pengertian
Surat Pernyataan Pelantikan adalah naskah dinas yang berisi
pernyataan dari seorang pejabat yang menyatakan bahwa seorang
PNS telah dilantik untuk menduduki suatu jabatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat Pernyataan Pelantikan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat
sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
- 49 -
c. Susunan
1) Kepala
a) Kop naskah dinas;
b) Tulisan SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN yang diletakkan
secara simetris ditulis dengan huruf kapital;
c) Nomor surat
2) Batang Tubuh:
a) Nama pejabat yang membuat pernyataan, NIP, pangkat/gol.
ruang dan jabatan;
b) Nama pejabat yang dinyatakan dilantik, NIP, pangkat/gol.
ruang, jabatan dan subtansi materi pernyataan.
3) Kaki
a) Tempat, tanggal, bulan dan tahun;
b) Kata Yang Membuat Pernyataan;
c) Tanda tangan, nama lengkap, NIP, cap instansi dan tembusan.
Format Surat Pernyataan Pelantikan dapat dilihat pada Contoh 24.
10. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
a. Pengertian
Surat pernyataan melaksanakan tugas adalah naskah dinas yang
berisi pernyataan dari seorang pejabat yang berwenang bahwa
seorang PNS telah melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat pernyataan melaksanakan tugas dibuat dan ditandatangani
oleh pejabat sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
a) Kop naskah dinas;
b) Tulisan SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS yang
diletakkan secara simetris ditulis dengan huruf kapital;
c) Nomor surat.
2) Batang Tubuh
a) Nama pejabat yang membuat pernyataan, NIP, pangkat/gol.
ruang dan jabatan;
- 50 -
D. Laporan
1. Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang
pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian.
2. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.
3. Susunan
a. Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam
huruf kapital dan diletakkan secara simetris.
b. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh laporan terdiri dari :
1) Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan,
serta ruang lingkup dan sistematika Laporan;
2) Materi laporan, terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor
yang mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang
dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan;
3) Simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan;
4) Penutup, yang merupakan akhir laporan.
c. Kaki
Bagian kaki Laporan terdiri dari :
1) Tempat dan tanggal pembuatan laporan;
2) Nama jabatan pejabat pembuat laporan, yang ditulis dengan
huruf awal kapital;
3) Tanda tangan;
4) Nama lengkap, yang ditulis dengan huruf awal kapital.
Format Laporan dapat dilihat pada Contoh 27.
E. Telaahan Staf
1. Pengertian
Telaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau
staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan
dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang disarankan.
- 52 -
2. Susunan
a. Kepala
Bagian kepala telaahan staf terdiri dari :
1) Judul telaahan staf dan diletakkan secara simetris di tengah atas;
2) Uraian singkat tentang permasalahan.
b. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh telaahan staf terdiri dari :
1) Persoalan, yang memuat pernyataan singkat dan jelas tentang
persoalan yang akan dipecahkan;
2) Praanggapan, yang memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan
data yang ada, saling berhubungan sesuai dengan situasi yang
dihadapi, dan merupakan kemungkinan kejadian di masa yang
akan datang;
3) Fakta yang mempengaruhi, yang memuat fakta yang merupakan
landasan analisis dan pemecahan persoalan;
4) Analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap persoalan dan
akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya,
pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat
dilakukan;
5) Kesimpulan, yang memuat intisari hasil diskusi, yang merupakan
pilihan cara bertindak atau jalan keluar;
6) Tindakan yang disarankan, yang memuat secara ringkas dan jelas
saran atau usul tindakan untuk mengatasi persoalan yang
dihadapi.
c. Kaki
Bagian kaki telaahan staf terdiri dari :
1) Nama jabatan pembuat telaahan staf, yang ditulis dengan huruf
awal kapital;
2) Tanda tangan;
3) Nama lengkap;
4) Daftar lampiran.
Format telaahan staf dapat dilihat pada Contoh 28.
- 53 -
F. Formulir
Formulir adalah bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskah
untuk mencatat berbagai data dan informasi. Formulir dibuat dalam
bentuk kartu atau lembaran tercetak dengan judul tertentu berisi
keterangan yang diperlukan.
1. Bentuk formulir antara lain : lembar disposisi, kartu tamu, dan lain-lain.
Format kartu tamu dapat dilihat pada Contoh 29.
2. Piagam
Format/bentuk Piagam adalah sebagai berikut :
a. Kepala surat, terdiri dari : kop surat, tulisan PIAGAM
PENGHARGAAN nomor, pejabat yang menetapkan, jenis piagam
penghargaan.
b. Batang tubuh, terdiri dari : nama, alamat (identitas yang menerima
piagam penghargaan) dan subtansi pemberian piagam.
c. Kaki surat, terdiri dari : tempat, tanggal, bulan dan tahun, nama
jabatan, tanda tangan dan nama pejabat yang menandatangani
piagam, NIP dan disebelah kiri bawah pasfoto (bila diperlukan).
Format Piagam dapat dilihat pada Contoh 30.
3. Sertifikat
Format/bentuk sertifikat adalah sebagai berikut :
a. Kepala surat, terdiri dari : kop surat, tulisan SERTIFIKAT nomor,
pejabat yang menetapkan.
b. Batang tubuh, terdiri dari : nama, alamat (identitas yang menerima
sertifikat), waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan serta subtansi
pemberian sertifikat.
c. Kaki surat, terdiri dari : tempat, tanggal, bulan dan tahun, nama
jabatan, tanda tangan dan nama pejabat, NIP dan disebelah kiri
bawah pasfoto (bila diperlukan).
Format sertifikat dapat dilihat pada Contoh 31.
BAB IV
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Penyusunan
Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas,
padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam
penyusunannya perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut.
1. Ketelitian
Dalam menyusun naskah dinas harus tercermin ketelitian dan
kecermatan, dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur,
kaidah bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan.
Kecermatan dan ketelitian sangat membantu pimpinan dalam
mengurangi kesalahan pengambilan putusan/kebijakan.
2. Kejelasan
Naskah dinas harus memperlihatkan kejelasan, aspek fisik, dan materi.
3. Singkat dan Padat
Naskah dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar (bahasa formal, efektif, singkat, padat, dan lengkap).
4. Logis dan Meyakinkan
Naskah dinas harus runtut dan logis yang berarti bahwa penuangan
gagasan ke dalam naskah dinas dilakukan menurut urutan yang logis
dan meyakinkan. Struktur kalimat harus lengkap dan efektif sehingga
memudahkan pemahaman penalaran bagi penerima naskah dinas.
5. Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti aturan yang baku yang berlaku
sesuai dengan tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut format
maupun dari penggunaan bahasanya agar memudahkan dan
memperlancar pemahaman isi naskah dinas.
Bulan
Tahun terbit
- 58 -
Bulan
Tahun terbit
D. Nomor Halaman
Nomor halaman naskah ditulis dengan menggunakan nomor urut angka
dan dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan
tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama
naskah dinas yang menggunakan kop naskah dinas, tidak perlu
mencantumkan nomor halaman.
E. Penggunaan Huruf
Naskah dinas menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran 12,
sedangkan naskah dinas pengaturan diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
H. Kertas
1. Naskah dinas menggunakan kertas jenis HVS 80 gram.
2. Naskah dinas yang mempunyai nilai kegunaan dalam waktu lama
menggunakan kertas jenis HVS lebih dari 80 gram atau kertas jenis lain
yang memiliki nilai keasaman tertentu serendah-rendahnya harus
menggunakan kertas dengan nilai keasaman (PH) 7.
3. Naskah dinas perjanjian luar negeri menggunakan kertas yang
ditetapkan oleh Kementerian Luar Negeri.
4. Surat Dinas yang asli menggunakan kertas berwarna putih dengan
kualitas terbaik white bond.
5. Kertas yang digunakan untuk naskah dinas korespondensi adalah A4
yang berukuran 297 x 210 mm (81/4 x 113/4 inci). Di samping kertas
A4, untuk kepentingan tertentu dapat digunakan kertas dengan ukuran
berikut :
a. A3 kuarto ganda (297 x 420 mm);
b. A5 setengah kuarto (210 x 148 mm);
c. Folio (210 x 330 mm);
d. Folio ganda (420 x 330 mm).
I. Sampul/Amplop Surat
Sampul/amplop surat adalah sarana kelengkapan penyampaian surat,
terutama untuk surat keluar instansi. Ukuran, bentuk, dan warna sampul
yang digunakan untuk surat-menyurat di Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan adalah sebagai berikut:
1. Sampul/amplop naskah dinas lingkup Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan adalah empat persegi panjang dengan salah satu
ujungnya terbuka.
2. Ukuran sampul/amlop naskah dinas dibedakan menjadi 3 (tiga)
macam :
a. Ukuran besar = 37,5 x 28 cm
b. Ukuran sedang = 30,5 x 21 cm,25 x 19 cm
c. Ukuran kecil = 24 x 10,5 cm
- 63 -
2. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis dengan tata urut sebagai berikut :
a. Tanggal ditulis dengan angka;
b. Bulan ditulis lengkap;
c. Tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka.
3. Hal Surat
Hal surat adalah materi pokok surat yang dinyatakan dengan kelompok
kata singkat tetapi jelas.
Hal perlu dicantumkan dengan alasan berikut :
a. Menyampaikan penjelasan singkat tentang materi yang
dikomunikasikan dan menjadi rujukan dalam komunikasi;
b. Memudahkan identifikasi;
c. Memudahkan pemberkasan dan penyimpanan surat.
4. Alamat Surat
a. Surat dinas ditujukan kepada nama jabatan pimpinan dari instansi
pemerintah yang dituju. Surat dinas tidak dapat ditujukan kepada
identitas nama individu dan nama instansi.
b. Surat dinas yang ditujukan kepada pejabat negara ditulis dengan
urutan sebagai berikut :
1) nama jabatan;
2) jalan;
3) kota;
4) kode pos.
5. Spasi Surat
Isi surat dinas diketik 1 spasi dan diberi jarak 1,5 - 2 spasi di antara
paragraf yang satu dengan paragraf yang lainnya. Surat yang terdiri
atas 1 paragraf jarak antar barisnya adalah 2 spasi. Pemagrafan
ditandai dengan 6 ketuk atau spasi.
6. Warna Tinta
Tinta yang digunakan untuk surat-menyurat berwarna hitam,
sedangkan untuk penandatanganan surat berwarna hitam atau biru
tua.
7. Salinan
Salinan surat dinas hanya diberikan kepada yang berhak dan terdapat
pada tembusan surat, yaitu salinan surat yang disampaikan kepada
pejabat yang terkait.
- 65 -
8. Tingkat Keamanan
a. Sangat Rahasia disingkat (SR): tingkat keamanan isi surat dinas yang
tertinggi, sangat erat hubungannya dengan keamanan dan
keselamatan negara. Jika disiarkan secara tidak sah atau jatuh ke
tangan yang tidak berhak, surat ini akan membahayakan keamanan
dan keselamatan negara.
b. Rahasia disingkat (R): tingkat keamanan isi surat dinas yang
berhubungan erat dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika
disiarkan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak,
surat ini akan merugikan negara.
c. Biasa disingkat (B): tingkat keamanan isi suatu surat dinas yang
tidak termasuk dalam butir a dan b. Namun, itu tidak berarti bahwa
isi surat dinas tersebut dapat disampaikan kepada yang tidak berhak
mengetahuinya.
d. Surat yang mengandung materi dengan tingkat keamanan tertentu
(Sangat Rahasia dan Rahasia) harus dijaga keamanannya dalam
rangka keamanan dan keselamatan negara. Tanda tingkat keamanan
ditulis dengan cap (tidak diketik) berwarna merah pada bagian atas
dan bawah setiap halaman surat dinas. Jika Surat Dinas tersebut
disalin, cap tingkat keamanan pada salinan harus dengan warna
yang sama dengan warna cap pada surat asli.
9. Kecepatan Penyampaian
a. Amat segera/kilat adalah surat dinas yang harus
diselesaikan/disampaikan pada hari yang sama dengan batas waktu
24 jam.
b. Segera adalah surat dinas yang harus diselesaikan/ disampaikan
dalam batas waktu 2 x 24 jam.
c. Biasa adalah surat dinas yang harus diselesaikan/disampaikan
menurut urutan yang diterima oleh bagian pengiriman.
- 66 -
BAB V
PEJABAT PENANDATANGAN NASKAH DINAS
(Nama)
NIP
b. Untuk Beliau (u.b.)
Digunakan jika pejabat yang diberi kuasa memberi mandat kepada
pejabat satu tingkat di bawahnya. Oleh sebab itu u.b. digunakan
setelah a.n.. Pelimpahan wewenang ini mengikuti urutan sampai dua
tingkat struktural di bawahnya.
Contoh : a.n. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sekretaris Jenderal,
u.b.
Kepala Biro Umum
(Nama)
NIP
- 67 -
2) Balai
(a) Kepala Balai (Pejabat Eselon III)
(1) Kepala Balai yang tidak dapat melaksanakan tugas,
mengusulkan Kepala Balai lainnya lingkup Provinsi
yang bersangkutan atau Pejabat Eselon IV di lingkup
Balai yang bersangkutan kepada Setditjen/Setbadan
untuk ditunjuk sebagai Pelaksana Harian.
(2) Apabila yang ditunjuk Kepala Balai lainnya, maka
perlu minta persetujuan Sekditjen/Sekbadan yang
terkait.
(3) Berdasarkan persetujuan Sekditjen/Sekbadan, maka
pejabat yang bertangung jawab di bidang kepegawaian
pada Sekditjen/Sekbadan menyiapkan Surat Perintah
tentang Penunjukan Pelaksana Harian Kepala Balai
yang ditetapkan oleh Sekditjen/Sekbadan.
(4) Apabila yang akan ditunjuk sebagai Pelaksana Harian
adalah Pejabat Eselon IV lingkup Balai yang
bersangkutan, maka pejabat yang bertanggung jawab
di bidang kepegawaian pada Balai menyiapkan Surat
Perintah tentang Penunjukan Pelaksana Harian
Kepala Balai yang ditetapkan oleh Kepala Balai.
(b) Pejabat Eselon IV
(1) Pejabat Eselon IV pada Balai yang tidak dapat
melaksanakan tugas, maka yang bersangkutan
mengusulkan Pejabat Eselon IV lainnya atau Staf
yang dianggap mampu di lingkungannya kepada
Kepala Balai untuk ditunjuk sebagai Pelaksana
Harian Pejabat Eselon IV.
(2) Berdasarkan persetujuan Kepala Balai, maka pejabat
yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian pada
Balai (Kepala Sub Bagian TU) menyiapkan Surat
Perintah tentang Penunjukan Pelaksana Harian
Pejabat Eselon IV yang ditetapkan oleh Kepala Balai.
- 77 -
Contoh penulisan :
Plh. Kepala Biro Hukum,
(Tanda tangan)
Nama Pejabat
NIP
C. Penggandaan
1. Sarana yang dipergunakan untuk menggandakan naskah dinas adalah
mesin foto copy, mesin stensil/rekam elektronik.
2. Pejabat yang berwenang melegalisir hasil penggandaan Naskah Dinas
Arahan (Peraturan Bersama, Keputusan, Peraturan, Instruksi) diatur
sebagai berikut :
- 81 -
BAB VI
KOP DAN CAP DINAS DALAM NASKAH DINAS
SEKRETARIAT SEKRETARIAT
JENDERAL JENDERAL
Tidak ada alamat Alamat lengkap
instansi (Eselon I) instansi(Eselon I)
6 Pejabat Eselon II - Logo Kemenlhk hitam - Logo Kemenlhk hitam
(Pusat lingkup putih di kiri atas putih di kiri atas
Setjen) - Tulisan: - Tulisan:
KEMENTERIAN KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN DAN KEHUTANAN
INSTANSI ESELON II INSTANSI ESELON II
Tidak ada alamat Alamat lengkap
instansi instansi
7 Pejabat Eselon II - Logo Kemenlhk hitam - Logo Kemenlhk hitam
(Diluar Setjen) putih di tengah atas putih di kiri atas
- Tulisan: - Tulisan:
KEMENTERIAN KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN DAN KEHUTANAN
INSTANSI ESELON I INSTANSI ESELON I
INSTANSI ESELON II INSTANSI ESELON II
Tidak ada alamat Alamat lengkap
instansi instansi
8 Pejabat Eselon II - Logo Kemenlhk hitam - Logo Kemenlhk hitam
di daerah (UPT putih di tengah atas putih di kiri atas
Balai Besar) - Tulisan: - Tulisan:
KEMENTERIAN KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN DAN KEHUTANAN
INSTANSI ESELON I INSTANSI ESELON I
INSTANSI ESELON II INSTANSI ESELON II
- 88 -
B. Cap dinas
Cap dinas adalah tulisan dan/atau lambang tingkat jabatan dan/atau
instansi, yang digunakan sebagai tanda pengenal yang sah dan berlaku
yang dibubuhkan pada ruang tanda tangan.
1. Macam Cap dinas lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan terdiri dari :
a. Cap dinas jabatan
Cap dinas jabatan adalah cap dinas yang menunjukkan pejabat
negara (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan).
b. Cap dinas instansi
Cap dinas instansi adalah cap dinas yang menunjukkan identitas
suatu instansi.
c. Cap paraf koordinasi
Cap dinas yang menunjukkan tingkatan persetujuan dari suatu
konsep naskah dinas.
- 91 -
37 mm
27 mm
35 mm
CATATAN :
Urutan numenklatur UPT ditetapkan oleh Eselon I masing-masing.
Contoh Cap Paraf Koordinasi
Paraf Koordinasi
1. Eselon I
2. Eselon II
3. Eselon III
4. Eselon IV
5. ..............
(penyusun)
konsep)
3. Kekhususan Penggunaan Cap Dinas :
a. Setiap naskah kerjasama pemerintah (dengan luar negeri) tidak
menggunakan cap.
b. Naskah kerjasama antar instansi pemerintah (kementerian,
departemen, lembaga pemerintah non departemen, provinsi,
kapupaten dan kota) di dalam negeri menggunakan cap jabatan / cap
instansi masing-masing.
c. Naskah Dinas yang di tandatangani Staf Ahli Menteri dan Staf Khusus
Menteri Kehutanan menggunakan cap Instansi Sekretariat Jenderal.
- 93 -
d. Naskah Dinas atas nama Kepala Balai Besar / Kepala Balai yang di
tandatangani oleh Kepala Bidang / Kepala Seksi Wilayah
menggunakan cap Instansi Balai Besar / Balai.
4. Penyimpanan cap dinas jabatan/instansi :
a. Cap jabatan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dikuasai oleh
Sekretaris Jenderal dan disimpan dan menjadi tanggungjawab
pimpinan unit kerja yang membidangi kegiatan tata naskah dinas.
b. Cap Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dikuasai oleh
Sekretaris Jenderal disimpan dan menjadi tanggung jawab pimpinan
unit kerja yang membidangi kegiatan tata naskah dinas.
c. Cap jabatan dan instansi Eselon I dikuasai oleh Sekretaris Instansi
Eselon I yang bersangkutan, disimpan dan menjadi tanggung jawab
pimpinan unit kerja Eselon I masing-masing yang membidangi
kegiatan tata naskah dinas.
d. Cap instansi Eselon II dikuasai oleh pejabat Eselon II yang
bersangkutan dan disimpan dan menjadi tanggungjawab pimpinan
unit kerja Eselon II masing-masing yang mernbidangi kegiatan tata
naskah dinas.
e. Cap UPT dikuasai dan disimpan menjadi tanggung jawab Kepala Sub
Bagian Tata Usaha / Kepala Urusan Tata Usaha atau staf yang
ditunjuk.
C. Pembubuhan Cap
a. Naskah dinas yang ditandatangani oleh Menteri Kehutanan di cap
dengan cap jabatan Menteri Kehutanan.
b. Naskah dinas yang ditandatangani oleh pejabat Eselon I dengan
sebutan "atas nama" (a.n.) Menteri Kehutanan di cap dengan cap
instansi Kementerian Kehutanan.
c. Naskah dinas Eselon I yang diandatangani pejabat Eselon I atas
jabatannya di cap dengan cap instansi Eselon I yang bersangkutan.
d. Naskah dinas yang ditandatangani Staf Ahli Menteri Kehutanan di
cap dengan cap instansi Sekretariat Jenderal.
e. Naskah dinas a.n. Menteri Kehutanan yang ditandatangani pejabat
Eselon II dengan sebutan "untuk beliau" (u.b.) pejabat Eselon I di cap
dengan cap instansi Eselon I yang bersangkutan.
- 94 -
BAB VII
PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN, RALAT, DAN PENGIRIMAN
NASKAH DINAS
1) Sangat Rahasia
Dipergunakan dua sampul dengan pengaturan sebagai berikut :
a) Sampul pertama dilem/ditutup dan pada bagian muka sampul
dibubuhi cap jabatan/instansi dan cap "Sangat Rahasia" (SRhs),
ditempatkan di bawah nomor surat.
b) Sampul pertama dimasukkan ke dalam sampul kedua.
c) Sampul ke dua dengan cara yang sama dengan sampul pertama.
d) Pada bagian muka sampul/amplop dibubuhi alamat lengkap,
nomor dan cap jabatan/instansi, cap "Sangat Rahasia". Apabila
dipandang perlu dapat ditambahkan cap derajat/kualifikasi
penyampaian naskah dinas.
2) Rahasia
Dipergunakan dua sampul/amplop dengan pengaturan sbb :
a) Sampul pertama dilem/ditutup pada bagian muka sampul
dibubuhi, cap jabatan/instansi dan cap "Rahasia" (Rhs),
ditempatkan di bawah nomor surat.
b) Sampul pertama dimasukkan ke dalam sampul kedua.
c) Sampul kedua dengan cara yang sama dengan sampul pertama.
Pada bagian muka sampul/amplop dibubuhi alamat lengkap, nomor
dan cap jabatan/instansi, cap "Rahasia". Apabila dipandang perlu
dapat ditambahkan cap derajat/kualifikasi penyampaian naskah
dinas.
3) Konfidensial
Dipergunakan satu sampul dengan pengaturan pada sampul muka
dibubuhi nomor surat, cap jabatan/instansi, cap terbatas dan alamat
naskah dinas.
4) Surat Biasa
Dipergunakan satu sampul dengan pengaturan pada sampul muka
dibubuhi nomor surat, cap jabatan/instansi dan alamat naskah
dinas.
b. Pengiriman
Pengiriman naskah dinas perlu memperhatikan derajat/kualifikasi
pengiriman naskah dinas : amat segera/kilat, segera dan biasa.
- 97 -
BAB VIII
PENUTUP
ttd. ttd.
Contoh 1
PERATURAN BERSAMA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DAN MENTERI ..........................................
NOMOR : PB...../Menlhk-.../.....
NOMOR : ..................................
TENTANG
(JUDUL PERATURAN)
Mengingat : 1. ;
2. ...;
3. dan seterusnya.
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
- 99 -
Pasal 3
Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
(tanda tangan dan cap jabatan) (tanda tangan dan cap jabatan)
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
NAMA LENGKAP
Contoh 2
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. ... .
2. ... (dan seterusnya).
BAB II
...
Bagian Kesatu
...
Paragraf 1
...
Pasal 2
BAB ...
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 September 2015
Ttd.
SITI NURBAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
Contoh 3
Mengingat : 1. ;
3. ...;
4. ... .
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
- 104 -
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL,
NAMA LENGKAP
NIP. .........
- 105 -
Contoh 4
PEDOMAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.....................
......................
B. Maksud danTujuan
.....................
......................
C. Sasaran
.....................
......................
D. Asas
.....................
......................
E. Ruang Lingkup
.....................
......................
F. Umum
.....................
......................
BAB II
A. ..........
....................
B. dan seterusnya
- 106 -
BAB III
A. ......
B. dan seterusnya
NAMA JABATAN,
NAMA LENGKAP
- 107 -
Contoh 5A
PETUNJUK PELAKSANAAN
.........................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
..........
C. Ruang Lingkup
........
D. Pengertian Umum
..........
BAB II
PELAKSANAAN
A.
...................................
B. dan seterusnya.
NAMA JABATAN,
Tanda Tangan dan Cap jabatan
NAMA LENGKAP
- 108 -
Contoh 5B
LAMPIRAN
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL
NOMOR : P.XX/Setjen-.../.......
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ...
PETUNJUK PELAKSANAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
..........
C. Ruang Lingkup
D. Pengertian Umum
..........
BAB II
...
A.
....
B. dan seterusnya
NAMA JABATAN,
Tanda Tangan dan Cap jabatan
NAMA LENGKAP
- 109 -
Contoh 6
INSPEKTORAT JENDERAL
TENTANG
.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
.................................
...................................
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
..
BAB II
PROSEDUR
1.
dan seterusnya
Ditetapkan di
pada tanggal
INSPEKTUR JENDERAL,
NAMA LENGKAP
NIP. ..............
- 110 -
Contoh 7A
Yth. 1.
2.
3. dan seterusnya
SURAT EDARAN
NOMOR ..... TAHUN ......
TENTANG
..............................
A. Latar Belakang
..............................
..................
B. Maksud danTujuan
...............................................
..................
C. Ruang Lingkup
.................................
..................
D. Dasar
......................................................................................................................................
...................
E. ........................................................................................................................................
..................
dan seterusnya.
Ditetapkan di .............................
pada tanggal ...............................
NAMA JABATAN,
NAMA LENGKAP
- 111 -
Contoh 7B
SURAT EDARAN
Nomor : SE...../PKTL-..../......
TENTANG
.....................................
A. Latar Belakang
..............................
.................................
B. Maksud danTujuan
...............................................
................................
C. Ruang Lingkup
.................................
................................
D. Dasar
......................................................................................................................................
.................................
E. ........................................................................................................................................
.................................
dan seterusnya
Ditetapkan di .............................
pada tanggal ...............................
DIREKTUR JENDERAL,
NAMA LENGKAP
- 112 -
Contoh 8A
Mengingat : 1. ;
2. ...;
3. ... .
MEMUTUSKAN :
KESATU : ...
KEDUA : ...
Ditetapkan di
pada tanggal
NAMA LENGKAP
Tembusan :
1. ........................
2. ........................
- 114 -
Contoh 8B
Mengingat : 1. ;
2. ...;
3. ... .
MEMUTUSKAN :
KESATU : ...
KEDUA : ...
Ditetapkan di
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL,
NAMA LENGKAP
Tembusan :
1. ..........................
2. ..........................
- 116 -
Contoh 8C
Mengingat : 1. ;
2. ...;
3. ... .
MEMUTUSKAN :
KESATU : ...
KEDUA : ...
Ditetapkan di
pada tanggal
KEPALA BALAI,
NAMA LENGKAP
Tembusan :
1. ..........................
2. ..........................
- 118 -
Contoh 9A
Untuk :
KESATU : ...
KEDUA : ...
KETIGA : ...
Dikeluarkan di
pada tanggal
NAMA LENGKAP
- 120 -
Contoh 9B
Untuk :
KESATU : ...
KEDUA : ...
KETIGA : ...
Dikeluarkan di
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL,
NAMA LENGKAP
Tembusan :
1. ........................
2. ........................
- 122 -
Contoh 10A
SEKRETARIAT JENDERAL
SURAT PERINTAH
NOMOR : PT...../ROUM-..../....
Dasar : 1. ...;
2. ... .
Memberi Perintah
Kepada : 1. (Nama/Jabatan)....................................................................;
2. (Nama/Jabatan)....................................................................;
3. (Nama/Jabatan)....................................................................;
4. dan seterusnya.
Untuk : 1. ...;
2. ...;
3. ...;
4. dan seterusnya.
Nama Lengkap
NIP. .........
Tembusan :
1. .........................
2. .........................
- 123 -
Contoh 10B
SURAT PERINTAH
NOMOR : PT..../..../....
Dasar : 1. ...;
2. ... .
Memberi Perintah
Kepada : 1. (Nama/Jabatan)....................................................................;
2. (Nama/Jabatan)....................................................................;
3. (Nama/Jabatan)....................................................................;
4. dan seterusnya.
Untuk : 1. ...;
2. ...;
3. ...;
4. dan seterusnya.
Nama Lengkap
NIP. .........
Tembusan :
1. .........................
2. .........................
- 124 -
Contoh 11A
SURAT TUGAS
NOMOR : ST.../......./...
Menimbang : a. bahwa..................................................................;
b. bahwa.............................................;
Dasar : 1.
.........................;
2.
.....................;
Memberi Tugas
Kepada : 1. (Nama/Jabatan)....................................................................;
2. (Nama/Jabatan)....................................................................;
3. (Nama/Jabatan)....................................................................;
4. dan seterusnya.
Untuk : 1. .........................................................................................................;
2. .........................................................................................................;
3. .........................................................................................................;
4. dan seterusnya.
Direktur,
Nama Lengkap
NIP. .........
Tembusan :
1. .........................
2. .........................
- 125 -
Contoh 11B
SURAT TUGAS
NOMOR .../.../...
Dasar : 1........................................;
2. .............................................;
Memberi Tugas
Kepada : 1. (Nama/Jabatan)....................................................................;
2. (Nama/Jabatan)....................................................................;
3. (Nama/Jabatan)....................................................................;
4. dan seterusnya.
Untuk : 1. ............................................................................................................;
2. ............................................................................................................;
3. ............................................................................................................;
4. dan seterusnya.
Nama Lengkap
NIP. .........
Tembusan :
1. .........................
2. .........................
- 126 -
Contoh 12
NOTA DINAS
NOMOR : ND..../...../......
Yth : ................................
Dari : Direktur Jenderal PKTL
Hal : ................................
Tanggal : ................................
..................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
...............
..................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..........
..................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..........
Tanda Tangan
Nama Lengkap
Tembusan :
1..................
2..................
- 127 -
Contoh 13
MEMORANDUM
NOMOR ...../....../..........
Yth : ................................
Dari : ................................
Hal : ................................
Tanggal : ................................
..................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
...............
..................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..........
..................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..........
Tanda Tangan
Nama Lengkap
Tembusan :
1..................
2..................
- 128 -
Contoh 14A
Yth..
..
(Alinea Pembuka)...............................................................
..............................................................................................................................................
........................
(Alinea Isi)...........................................................................
..............................................................................................................................................
........................
(Alinea Penutup)................................................................
..............................................................................................................................................
........................
Nama Jabatan,
NamaLengkap
Tembusan:
1..
2..
- 129 -
Contoh 14B
Yth..
..
(Alinea Pembuka)..............................................................
..............................................................................................................................................
........................
Nama Jabatan,
Nama Lengkap
Tembusan :
1. .
2. .
- 130 -
Contoh 15A
Yth. .
..
......................................(Alinea Penutup).................................................................
.............................................................................................................................................
.....
Nama Jabatan,
Nama Lengkap
Tembusan :
1. .
2. .
- 131 -
Contoh 15B
Yth. .
..
......................................(Alinea
Penutup).........................................................................
.............................................................................................................................................
.....
Nama Jabatan,
Nama Lengkap
Tembusan:
1..
2..
- 132 -
Lampiran Surat : ..
Nomor ://....
Tanggal :..
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
6. ....
7. ....
8. ....
9. ....
10....
Nama Jabatan,
Nama Lengkap
- 133 -
Contoh 16A
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DAN
MENTERI ..................................................................
TENTANG
..........................................................
NOMOR ..............................................
NOMOR ..............................................
Pada hari ini , tanggal ..., bulan , tahun ... bertempat di yang bertandatangan
dibawah ini :
Bersepakat untuk melakukan kerjasama dalam bidang ... yang diatur dalam ketentuan
sebagai berikut :
Pasal 1
................
.................
Pasal 2
RUANG LINGKUP KERJASAMA
................
.................
Pasal 3
PELAKSANAN KEGIATAN
................
.................
Pasal 4
PEMBIAYAAN
.....
.
Pasal 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
.......
.
- 134 -
Pasal 6
LAIN-LAIN
(1) Apabila terjadi hal-hal yang diluar kekuasaan kedua belah pihak atau forcemajeure,
dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan
tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak.
(2) Yang termasuk force majeure adalah :
a. bencana alam;
b. tindakan pemerintah dibidang fiskal dan moneter;
c. keadaan keamanan yang tidak mengizinkan.
(3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap piagam kerja sama ini akan
diatur bersama kemudian oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.
Pasal 7
PENUTUP
.........
...............................................................................................................................
........................................
.
Nama Nama
- 135 -
Contoh 16B
KERJASAMA ANTARA
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Logo
Organ
DAN isasi
LEMBAGA/PEMDA/ORGANISASI LAINNYA
TENTANG
(Program)..........................................................
NOMOR ..............................................
NOMOR ..............................................
Pasal 1
TUJUAN KERJASAMA
................
.................
Pasal 2
RUANG LINGKUP KERJASAMA
................
.................
Pasal 3
PELAKSANAN KEGIATAN
................
.................
Pasal 4
PEMBIAYAAN
.....
.
Pasal 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
.......
........
- 136 -
Pasal 6
LAIN-LAIN
(1) Apabila terjadi hal-hal yang diluar kekuasaan kedua belah pihak atau forcemajeure,
dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan
tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak.
(2) Yang termasuk force majeure adalah :
a. bencana alam;
b. tindakan pemerintah dibidang fiskal dan moneter;
c. keadaan keamanan yang tidak mengizinkan.
(3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap piagam kerja sama ini akan
diatur bersama kemudian oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.
Pasal 7
PENUTUP
.........
...............................................................................................................................
.........................................
.
Nama Nama
- 137 -
Contoh 17
SURAT KUASA
NOMOR ../../../../..
nama : .
NIP : .
jabatan : .
alamat : .
nama : .
NIP : .
jabatan : .
alamat : .
untuk....................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Surat kuasa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta,
..
Contoh 18
BERITA ACARA
NOMOR........./......./.......
1. ............... (nama pejabat) .............. (NIP dan jabatan), selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA. dan
2. .......... (pihak lain) .., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA,
telah melaksanakan
1. ...............
2. Dan seterusnya.
Dibuat di..
TandaTangan TandaTangan
NamaLengkap NamaLengkap
Mengetahui/Mengesahkan
Nama Jabatan,
Tanda tangan
NamaLengkap
- 139 -
Contoh 19
SURAT KETERANGAN
NOMOR////
Nama :
NIP :
Jabatan : ...
nama : .
NIP : .
pangkat/golongan : .
jabatan : .
..
..
..
............
..
..
Jakarta,..
Pejabat Pembuat Keterangan,
TandaTangan dan Cap Instansi
Nama Lengkap
- 140 -
Contoh 20
(Tgl,Bln,Thn).
Yth. ....................................
............................................
............................................
SURAT PENGANTAR
NOMOR////
Diterima tanggal..
Penerima Pengirim
Nama jabatan, Nama jabatan,
No.Telepon.
- 141 -
Contoh 21
PENGUMUMAN
NOMOR////
TENTANG
...............................
............................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.........................................................................................
............................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.........................................................................................
............................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.................
Dikeluarkan di..
Pada tanggal..
Nama jabatan,
Nama Lengkap
- 142 -
Contoh 22
SURAT IZIN
Nomor : SI. ..../..................
untuk
...........................................................................................................................
Nama Lengkap
NIP. ...........
Tembusan :
1. ...............
2. ..............
- 143 -
Contoh 23
SURAT PANGGILAN
Nomor : SG. ..../..................
pada
Hari, tanggal : ............., ..................
Waktu : pukul ........................
Tempat : .................................
Nama Lengkap
NIP. ...........
Tembusan :
1. ...............
2. ..............
Contoh 24
Tempat, Tanggal
Nama Lengkap
NIP. ..................
Tembusan :
1. Kepala BKN
2. Bendahara
- 145 -
Contoh 25
Tempat, Tanggal
Nama Lengkap
NIP. ..................
Tembusan :
1. Kepala BKN
2. Bendahara
- 146 -
Contoh 26
Tempat, Tanggal
Yang Membuat Pernyataan,
Nama Lengkap
NIP. ..................
Tembusan :
1. Kepala BKN
2. Bendahara
- 147 -
Contoh 27
LAPORAN
TENTANG
...............................
A. Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
B. Kegiatan dilaksanakan
.......................................................................................................................
...............................................................................................................................
E. Penutup
....................................................................................................................
.............................................................................................................................
Dikeluarkan di..
pada tanggal..
Nama Lengkap
- 148 -
Contoh 28
TELAAHAN STAFF
TENTANG
.....................................................................
A. Persoalan
Bagian persoalan memuat pemyataan singkat dan jelas tentang persoalan yang akan
dipecahkan.
B. Praanggapan
Praanggapan memuat dugaan yang beralasan berdasarkan data dan saling berhubungan
sesuai dengan situasi yang dihadapi dan merupakan kemungkinan kejadian dimasa
mendatang.
D. Analisis
Bagian ini memuat analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap persoalan serta
akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya, serta pemecahan atau cara
bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan.
E. Simpulan
Bagian simpulan memuat intisari hasil diskusi dan pilihan dan salu cara bertindak atau
jalan keluar sebagai pemecahan percoalan yang dihadapi.
F. Saran
Bagian saran memuat secara ringkas dan jelas tentang saran tindakan untuk mengatasi
persoalan yang dihadapi.
Tanda Tangan
Nama Lengkap
- 149 -
Contoh 29
KARTU TAMU
Guest Form
1. Nama : ......................................................
Name
2. Instansi : ......................................................
Company
3. Jabatan : ......................................................
Position
4. Alamat : ......................................................
Address
5. Perihal : ..........................................................................................
Subject ..........................................................................................
..........................................................................................
Tempat, Tanggal
Tanda Tangan
Nama
- 150 -
Contoh 30
PIAGAM PENGHARGAAN
NOMOR : PI. ..... /Menlhk-..../.....
Menganugerahkan
Kepada :
Nama : .................................................
Tempat, tanggal lahir : .................................................
Pekerjaan : .................................................
Alamat : .................................................
Atas ................................................................................................................................................................
...............................................................................................................
Tempat, tanggal
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
(tanda tangan dan cap jabatan)
Nama
- 151 -
Contoh 31
SERTIFIKAT
NOMOR : ST. ..../................/....
Nama : .................................................
NIP : .................................................
Tempat, tanggal lahir : .................................................
Jabatan : .................................................
Unit Kerja : .................................................
TELAH MENGIKUTI :
Format 1
KODE JENIS NASKAH DINAS
1 PERATURAN P
2 PERATURAN BERSAMA PB
3 INSTRUKSI INS
4 PROSEDUR TETAP PTA
5 SURAT EDARAN SE
6 KEPUTUSAN SK
7 SURAT PERINTAH PT
8 SURAT TUGAS ST
9 NOTA DINAS ND
10 MEMORANDUM M
11 SURAT DINAS S
12 SURAT UNDANGAN UN
13 SURAT PERJANJIAN / SURAT PERJANJIAN KERJASAMA PKS
14 SURAT KUASA KS
15 BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG BA
16 BERITA ACARA SERAH TERIMA JABATAN BJ
17 SURAT KETERANGAN KT
18 SURAT PENGANTAR SP
19 PENGUMUMAN PG
20 SURAT IJIN SI
21 SURAT PANGGILAN SG
22 SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN SMP
23 SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS SMT
24 SURAT PERNYATAAN MENDUDUKI JABATAN SMJ
25 LAPORAN LP
26 TELAAHAN STAF TS
27 PIAGAM PI
28 SERTIFIKAT ST
29 BERITA TELEPON TLP
30 FAKSIMILE FAK
- 153 -
Format 2
NO ESELON I KODE
NO ESELON II KODE
1. Sekretariat Jenderal :
a. Biro Kepegawaian dan Organisasi Ropeg
b. Biro Perencanaan Rocan
c. Biro Umum Roum
d. Biro Hukum Rokum
e. Biro Keuangan Rokeu
f. Biro Hubungan Masyarakat Humas
g. Biro Kerja Sama Luar Negeri Rokln
h. Pusat Standarisasi Lingkungan dan Kehutanan DAR
i. Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan P2H
j. Pusat Keteknikan Kehutanan dan Lingkungan TekKL
k. Pusat Data dan Informasi Datin
l. Pusat Kebijakan Strategis Pusjak
m. Pusat Pengendalian Pengembangan Ekoregion Sumatera P3E.Sum
n. Pusat Pengendalian Pengembangan Ekoregion Jawa P3E.Jw
o. Pusat Pengendalian Pengembangan Ekoregion Bali dan P3E.Bali
Nusa Tenggara
p. Pusat Pengendalian Pengembangan Ekoregion Kalimantan P3E.Kal
q. Pusat Pengendalian Pengembangan Ekoregion Sulawesi P3E.Sul
dan Maluku
r. Pusat Pengendalian Pengembangan Ekoregion Papua P3E.Papua
2. Inspektorat Jenderal
a. Sekretariat Inspektorat Jenderal Setitjen
b. Inspektorat Wilayah I Itwil 1
c. Inspektorat Wilayah II Itwil 2
d. Inspektorat Wilayah III Itwil 3
e. Inspektorat Wilayah IV Itwil 4
f. Inspektorat Investigasi Itves
- 155 -
NO ESELON II KODE
NO ESELON II KODE
NO ESELON II KODE