PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, perekonomian negara Indonesia menunjukkan kondisi yang kurang
menggembirakan bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Tingginya angka inflasi nasional
pada bulan April 2008 yang mencapai 4,01% dan di Lampung yang mencapai 3,07 % dan isu
kenaikan maupun kelangkaan harga BBM menjadi bukti adanya kurang kondusifnya kondisi
perekonomian negara. Dalam kondisi yang seperti ini, masyarakat semakin terpuruk ketika
harga kebutuhan beberapa bahan pokok mengalami peningkatan dan tidak lagi terjangkau
yang juga tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Bagi para pelaku usaha, kondisi yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimana
daya beli masyarakat di sekitar sehingga bisa memunculkan permintaan dari beberapa
penawaran yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila permintaan meningkat memungkinkan
pasar menjadi potensial dan ketika kondisi permintaan menurun menyebabkan kondisipasar
berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Yang perlu diperhatikan adalah mengenai
bagaimana tingkat persaingan, daya beli masyarakat, dan hukum permintaan maupun
penawaran itu terjadi pada kondisi yang demikian.
Jenis usaha fotocopy merupakan salah satu langkah yang tepat dilakukan. Sebab
fotocopy adalah salah satu kebutuhan sebagian besarpelajar, mahasiswa, dosen,
karyawan maupun masyarakat di sekitar lingkungan kampus yang sirkulasi permintaannya
dilakukan setiap hari. Daya saing yang dimiliki usaha fotocopy cukup tinggi sehingga
kebutuhan relatif stabil.
Usaha yang ingin maju dan terus berkembang memerlukan manajemen dan sistem
produksi yang baik dan tangguh, langkah yang diambil yaitu perencanaan awal, rencana
pemasaran, rencana operasi, rencana SDM, dan rencana keuangan.
A. Perencanaan Awal
Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Penataan Tempat Usaha.
2. Berdasarkan tempat yang telah ditentukan oleh pemilik, pengelola melakukan penataan
usaha yang menjadi prioritas utama atas dasar penyesuaian situasi dan kondisi yang nyata.
3. Penyediaan Sarana dan Prasarana yang Mendukung.
a. Kertas HVS dengan berbagai ukuran dan ketebalan.
b. Penyediaan mesin fotocopy.
c. Penyediaan tinta mesin fotocopy.
d. Penyediaan etalase.
e. Penyediaan meja.
f. Penyediaan alat-alat untuk menjilid berupa:
1) Staples besar
2) Staples kecil
3) Cutter
4) Mistar
g. Sarana dan prasarana penunjang lainnya yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Opportunity (Peluang)
a. Kecenderungan mahasiswa memfotocopy materi kuliah daripada membeli buku.
b. Dekat dengan pangsa pasar dan aktivitas administrasi.
c. Mampu mengerjakan pekerjaan dalam partai besar karena pengelola memiliki akses yang
banyak.
4. Threats (Tantangan)
a. Mengalami kesulitan dalam perkembangan usaha, karena usaha baru berada pada fase
perintis.
b. Tingginya biaya operasional ketika usaha baru mulai berdiri.
c. Belum memahami karakter konsumen.
B. Perkiraan Break Event Point (BEP)
Perkiraan dihitung melalui rata-rata penghasilan bersih perbulan:
Pendapatan Rata-rata:
350 X 500 X 95 = Rp 16.625.000,-
Biaya yang dikeluarkan selama satu bulan:
Tinta : 350 rim X 4600/kg = Rp 1.610.000,-
Kertas : 350 rim X Rp 22.500,- = Rp 7. 875.000,-
Listrik : Selama 1 bulan = Rp 270.000,-
Tenaga Kerja = Rp 500.000,-
Total pengeluaran = (Rp 10.255.000,-)
Laba bersih = Rp 6.370.000,-
Jadi BEP dapat dilakukan pada 3 bulan bisnis berjalan dengan operasi mesin sebanyak 350
rim/bulan.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha fotocopy mampu memberikan hasil
yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Mengingat adanya peluang yang besar
dalam usaha fotocopy pada masa yang akan datang Dewasa ini, kalau kita cermati,
permintaan akan fotocopy semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kepentingan
masyarakat dan meminimalisasi biaya.
B. Saran
Dalam menjalankan usaha fotocopy, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai
bagaimana menjaga kualitas hasil fotocopy yang baik.dan menjaga stabilitas stock kertas
serta mencari segmen yang tepat.juga menentukan dalam harga pasar.