Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN

METODE CERAMAH DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
KEBERSIHAN ALAT GENETALIA DI SMA NEGERI 1 UNGARAN

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti

ABSTRAK

Remaja putri sering mengalami masalah kesehatan reproduksi seperti keputihan. Ini dikarenakan
remaja putri kurang tahu cara menjaga kebersihan alat genetalia. Pengetahuan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja, salah satu
upaya yang bisa dilakukan adalah memberikan pendidikan kesehatan.Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok
terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat genetalia
Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimen dengan menggunakan suatu metode
penelitian non equivalent pretest-postest group. Populasi yaitu seluruh siswi SMA Negeri 1 Ungaran
kelas X sebanyak 200 orang. Teknik menggunakan propotional random sampling sebanyak 20 orang
kelompok ceramah dan 20 orang untuk kelompok diskusi. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner.
Data dianalisis dengan uji t-test dengan nilai = 0,05.
Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney, didapatkan nilai
p-value 0,002 < (0,05) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pengetahuan remaja putri
tentang kebersihan alat genetalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode ceramah,
p-value 0,000 < (0,05) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pengetahuan remaja putri
tentang kebersihan alat genetalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode diskusi
kelompok dan p-value 0,277 < (0,05) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh pendidikan
kesehatan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok terhadap peningkatan pengetahuan
remaja putri tentang kebersihan alat genetalia.
Saran, kepada guru Bimbingan Konseling diharapkan lebih memodifikasi atau mengkombinasikan
antara metode ceramah dan metode diskusi kelompok dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
remaja.

Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Ceramah, Diskusi Kelompok, Pengetahuan , Kebersihan


Alat Genetalia
Kepustakaan : 26 (2003 2012)

90 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 90-97


PENDAHULUAN Menurut hasil penelitian Wiwit (2008)
di salah satu SMA Negeri Semarang
Masa remaja disebut juga masa didapatkan dari 50 siswi yang di wawancarai
adolescence (tumbuh menjadi dewasa). terdapat 48 (96%) siswi yang mengalami
Remaja merupakan masa transisi antara keputihan. Sebanyak 23 (47,9%) siswi yang
masa kanak-kanak menuju masa dewasa, mengalami keputihan karena ketidaktahuan
dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri tentang merawat organ genetalia eksterna
seksual sekunder, tercapainya fertilitas, dan dan 25 (52,1%) siswi karena
terjadi perubahan-perubahan psikologi dan ketidakseimbangan hormon.
kognitif. Tercapainya tumbuh kembang yang Untuk meningkatkan pengetahuan
optimal tergantung pada potensi biologiknya remaja tentang kebersihan alat genetalia
(Soetjiningsih, 2007). salah satu yang upaya yang bisa dilakukan
Tidak semua remaja di Indonesia adalah memberikan pendidikan kesehatan
menyadari bahwa pada masa remaja terjadi tentang kebersihan alat genetalia.
perubahan fisik dan psikologi. Terjadinya Upaya peningkatan pengetahuan
perubahan ini umumnya membingungkan mengenai pendidikan kesehatan pada remaja
remaja yang mengalaminya. Saat inilah putri sangat diperlukan dukungan baik oleh
dalam kehidupan remaja diperlukan pemerintah, petugas kesehatan, serta
perhatian khusus agar mereka mempunyai keluarga. Upaya peningkatan pelayanan
pengetahuan yang baik tentang perubahan kesehatan pada remaja putri salah satunya
yang dialaminya, sehingga diharapkan adalah dengan pemberian pendidikan
mereka mempunyai perilaku yang baik kesehatan untuk lebih meningkatkan
terhadap kesehatan reproduksinya pengetahuan remaja putri tentang kebersihan
(Widyastuti, 2009). alat genatalia, sehingga pendidikan
Keadaan kesehatan reproduksi remaja kesehatan sangat penting dan bermanfaat
di Indonesia belum sesuai dengan harapan. bagi masyarakat. Terutama pengetahuan
Salah satu masalah kesehatan reproduksi tentang kebersihan alat genetalia yang juga
remaja putri adalah keputihan, dimana member banyak manfaat bagi remaja putri
keputihan adalah cairan putih yang keluar (Wawan dan Dewi, 2010).
dari liang senggama secara berlebihan. Pendidikan kesehatan bukanlah suatu
Keputihan dapat dibedakan dalam beberapa yang dapat diberikan oleh seseorang kepada
jenis diantaranya keputihan normal dan orang lain dan bukan pula sesuatu rangkaian
keputihan abnormal. Keputihan normal tata laksana yang akan dilaksanakan ataupun
dapat terjadi pada masa menjelang dan hasil yang akan dicapai, melainkan suatu
sesudah menstruasi juga terjadi melalui proses perkembangan yang selalu berubah
rangsangan seksual, keputihan abnormal secara dinamis dimana seseorang dapat
dapat terjadi pada semua infeksi alat menerima atau menolak keterangan baru
kelamin (Manuaba, 2005). Masalah yang diterimanya, sikap baru dan perilaku
keputihan adalah masalah yang sudah lama baru yang ada hubungannya dengan tujuan
menjadi persoalan bagi kaum wanita. hidup (Rakhmat, 2011).
Penyakit keputihan merupakan masalah Faktor-faktor yang mempengaruhi
yang spesifik pada wanita, dan remaja pengetahuan remaja antara lain pendidikan,
merupakan salah satu bagian dari populasi pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial
yang beresiko terkena keputihan yang perlu budaya. Salah satu sumber pengetahuan
mendapat perhatian khusus (Selvanita, dapat diperoleh dari pendidikan kesehatan.
2012). Pendidikan kesehatan tersebut dapat berupa
Di Jawa Tengah sekitar 65% wanita demonstrasi, ceramah, diskusi, simulasi,
juga mengalami keputihan yang disebabkan bermain peran, simposium dan seminar.
oleh jamur, parasit, seperti cacing kremi atau Pendidikan kesehatan metode ceramah dan
kuman. Remaja umumnya bersifat kurang diskusi kelompok merupakan metode yang
peduli dengan keputihan pada dirinya. umum digunakan dalam pendidikan
Padahal seharusnya remaja lebih waspada kesehatan. Pada metode ceramah dan diskusi
terhadap gejala keputihan (Sianturi, 2005). kelompok dapat terjadi proses perubahan

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dan Diskusi Kelompok Terhadap 91
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Genetalia di SMA Negeri 1 Ungaran
Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti
perilaku kearah yang diharapkan melalui dalam meningkatkan remaja putri tentang
peran aktif sasaran dan saling tukar kebersihan alat genetalia.
pengalaman sesama sasaran Berdasarkan penelitian yang dilakukan
(Notoatmodjo,2003). oleh Purwono (2010) tentang efektifitas
Metode ceramah adalah suatu cara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
dalam menerangkan dan menjelaskan ide tentang stress melalui ceramah pada remaja
pengertian atau pesan secara lisan kepada di SMPN 34 Semarang, hasil penelitian
sekelompok sasaran sehingga memperoleh menunjukkan bahwa metode ceramah efektif
informasi tentang kesehatan. Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan remaja
metode ceramah merupakan metode yang tentang stress. Sedangkan penelitian yang
paling sering digunakan untuk memberikan dilakukan oleh Hanafi (2011) tentang
penyuluhan, tetapi metode ini biasanya perbedaan pengaruh pendidikan seks
kurang menarik bagi responden karena metode simulasi dan diskusi kelompok
hanya mendengarkan dan orang berbicara terhadap sikap remaja, hasil penelitian
sehungga terkesan membosankan. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Kelemahan metode ceramah ini salah pengaruh pendidikan seks metode simulasi
satunya juga menyebabkan pesan tidak dan metode diskusi kelompok dalam
tersampaikan dengan maksimal karena merubah sikap remaja ke arah sikap yang
pendengar merasa bosen dan kadang kurang lebih positif.
memperhatikan (Hasibuan,2009). Berdasarkan studi pendahuluan yang
Pemilihan metode pendidikan harus saya lakukan pada bulan Desember 2014
mempertimbangkan keterbatasan waktu, didapatkan keterangan dari guru Bimbingan
biaya, tenaga, sarana serta kondisi peserta Konseling (BK) bahwa di SMA Negeri 1
pendidikan. Diskusi kelompok telah terbukti Ungaran belum pernah dilakukan
manfaatnya sebagai alat untuk mencapai penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
suatu tujuan. Kelompok diskusi yang baik pada remaja putri seperti menjaga
akan dapat mendiskusikan suatu persoalan kebersihan alat genetalia. Sedangkan hasil
secara sungguh-sungguh sebagai suatu wawancara 4 dari 10 siswi di SMA Negeri 1
persoalan dan dapat memecahkan secara Ungaran menyatakan bahwa mereka yang
bersama-sama dengan tekun. Metode diskusi pernah mengalami keputihan mengatasinya
sering dianggap lebih unggul dibanding dengan cara menggunakan pantyliner.
dengan metode ceramah Kemudian 3 siswi yang juga pernah
(Notoatmodjo,2003). mengalami keputihan mengatakan bahwa
Pelaksanaan diskusi kelompok dapat mereka tidak pernah menggunakan
dipandu oleh fasilitator yang dapat pantyliner untuk mengatasinya tetapi
memfasilitasi diskusi agar dapat berjalan mereka menggunakan air hangat untuk
dengan lancar. Fasilitator juga dapat membersihkan alat genetalianya. Dan 3
berperan sebagai narasumber bagi peserta siswi lainnya mengatakan mereka lebih
diskusi. Pelaksanaan diskusi kelompok juga memilih menggunakan cairan pembersih
dapat dilaksanakan secara mandiri oleh kewanitaan. Dari 3 siswi tersebut
remaja tanpa fasilitator. Remaja dengan sebenarnya mereka mempunyai pengetahuan
kecenderungan yang dekat dengan yang cukup tentang perawatan kebersihan
kelompoknya, diharapkan dapat alat genetalianya, sedangkan 7 siswi lainnya
berpartisipasi lebih aktif tanpa merasa menyatakan bahwa mereka tidak
sungkan dan lebih memahami dalam diskusi mengetahui cara menjaga kebersihan alat
kelompok yang membahas tentang genetalia dengan benar sehingga mereka
kebersihan alat genetalia (Hasibuan,2009). menggunakan pantyliner dan cairan
Pendidikan kesehatan akan mempunyai pembersih kewanitaan untuk mengatasi
efek yang baik apabila dalam prosesnya keputihan tersebut.
menggunakan metode maupun media yang Berdasarkan uraian diatas pendidikan
baik. Penelitian ini memfokuskan pada kesehatan tentang kebersihan alat genetalia
pengaruh efektifitas pendidikan kesehatan sangatlah penting sebagai upaya pencegahan
dengan ceramah dan diskusi kelompok terjadinya masalah kesehatan reproduksi

92 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 90-97


pada remaja. Karena kurangnya pengetahuan 2. Pengetahuan Remaja Putri Sesudah
remaja mengenai cara membersihkan Diberi Pendidikan Kesehatan Metode
genetalia, sehingga akan mempengaruhi Ceramah tentang Kebersihan Alat Genetalia
perilaku menjaga kebersihan alat genetalia. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Sehingga penulis tertarik untuk mengadakan Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri
penelitian dengan judul Pengaruh Sesudah Diberi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah tentang Kebersihan
Metode Ceramah dan Diskusi Kelompok Alat Genetalia di SMA Negeri 1 Ungaran,
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja 2015
Putri Tentang Kebersihan Alat Genetalia Di
SMA Negeri 1 Ungaran Tahun 2015. Pengetahuan
tentang
Persentase
METODE PENELITIAN Kebersihan Frekuensi
(%)
Metodelogi yang digunakan dalam Alat
penelitian ini adalah quasi eksperimen atau Genetalia
eksperimen semu, disebut eksperimen semu Kurang 5 25,0
karena desain ini mempunyai kelompok Cukup 8 40,0
kontrol tetapi tidak dapat berfungsi Baik 7 35,0
sepenuhnya untuk mengontrol variabel- Jumlah 20 100,0
variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Desain penelitian Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui
ini adalah Non Equivalent Pretest-Postest bahwa sesudah diberikan pendidikan
Group. kesehatan menggunakan metode ceramah,
lebih banyak responden memiliki
HASIL PENELITIAN pengetahuan cukup tentang kebersihan alat
A. Analisis Univariat genetalia, yaitu sejumlah 8 orang (40,0%).
1. Pengetahuan Remaja Putri Sebelum
Diberi Pendidikan Kesehatan Metode 3. Pengetahuan Remaja Putri Sebelum
Ceramah tentang Kebersihan Alat Genetalia Diberi Pendidikan Kesehatan Metode
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Diskusi tentang Kebersihan Alat Genetalia
Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Sebelum Diberi Pendidikan Kesehatan Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri
Metode Ceramah tentang Kebersihan Sebelum Diberi Pendidikan Kesehatan
Alat Genetalia di SMA Negeri 1 Ungaran, Metode Diskusi tentang Kebersihan Alat
2015 Genetalia di SMA Negeri 1 Ungaran, 2015

Pengetahuan Pengetahuan
tentang tentang
Persentase Persentase
Kebersihan Frekuensi Kebersihan Frekuensi
(%) (%)
Alat Alat
Genetalia Genetalia
Kurang 11 55,0 Kurang 11 55,0
Cukup 7 35,0 Cukup 8 40,0
Baik 2 10,0 Baik 1 5,0
Jumlah 20 100,0 Jumlah 20 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan pendidikan bahwa sebelum diberikan pendidikan
kesehatan menggunakan metode ceramah, kesehatan menggunakan metode diskusi,
sebagian besar responden memiliki sebagian besar responden memiliki
pengetahuan kurang tentang kebersihan alat pengetahuan kurang tentang kebersihan alat
genetalia, yaitu sejumlah 11 orang (55,0%). genetalia, yaitu sejumlah 11 orang (55,0%).

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dan Diskusi Kelompok Terhadap 93
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Genetalia di SMA Negeri 1 Ungaran
Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti
4. Pengetahuan Remaja Putri Sesudah Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari
Diberi Pendidikan Kesehatan Metode hasil uji Mann Whitney, didapatkan p-value
Diskusi tentang Kebersihan Alat Genetalia 0,904 > (0,05), maka dapat disimpulkan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri pengetahuan remaja putri tentang kebersihan
Sesudah Diberi Pendidikan Kesehatan alat genetalia sebelum pendidikan kesehatan
Metode Diskusi tentang Kebersihan Alat antara kelompok ceramah dan kelompok
Genetalia di SMA Negeri 1 Ungaran, 2015 diskusi di SMA Negeri 1 Ungaran. Ini juga
menunjukkan kedua kelompok dapat
Pengetahuan dinyatakan homogen atau setara.
tentang
Persentase
Kebersihan Frekuensi 2. Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri
(%)
Alat Sebelum dan Sesudah Diberikan
Genetalia Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah
Kurang 1 5,0 tentang Kebersihan Alat Genetalia
Cukup 10 50,0 Tabel 4.6 Perbedaan Pengetahuan
Baik 9 45,0 Remaja Putri Sebelum dan Sesudah
Jumlah 20 100,0 Diberikan Pendidikan Kesehatan Metode
Ceramah tentang Kebersihan Alat
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Genetalia di SMA Negeri 1 Ungaran, 2015
sesudah diberikan pendidikan kesehatan
menggunakan metode diskusi, lebih banyak p-
Variabel Perlakuan N
responden memiliki pengetahuan cukup value
tentang kebersihan alat genetalia, yaitu Pengetahuan Sebelum 20 0,002
sejumlah 10 orang (50,0%). Sesudah 20

B. Analisis Bivariat Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa


1. Uji Kesetaraan Pengetahuan Remaja dari hasil uji Wilcoxon, didapatkan bahwa p-
Putri tentang Kebersihan Alat Genetalia value 0,002 < (0,05), ini menunjukkan
Sebelum Diberikan Pendidikan bahwa ada perbedaan yang signifikan
Kesehatan Metode Ceramah dan metode pengetahuan remaja putri tentang kebersihan
Diskusi alat genetalia sebelum dan sesudah diberikan
Uji kesetaraan dilakukan dengan menguji pendidikan kesehatan metode ceramah di
pengetahuan remaja putri tentang kebersihan SMA Negeri 1 Ungaran.
alat genetalia sebelum perlakuan antara
kelompok metode ceramah dan metode 3. Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri
diskusi. Hasilnya dikatakan setara atau Sebelum dan Sesudah Diberikan
homogen apabila tidak ada perbedaan secara Pendidikan Kesehatan Metode Diskusi
bermakna antara pengetahuan responden tentang Kebersihan Alat Genetalia
antara kelompok ceramah dan diskusi Tabel 4.7 Perbedaan Pengetahuan
sebelum perlakuan (p > 0,05), begitu juga Remaja Putri Sebelum dan Sesudah
sebaliknya. Diberikan Pendidikan Kesehatan Metode
Diskusi tentang Kebersihan Alat
Tabel 4.5 Uji Kesetaraan Genetalia di SMA Negeri 1 Ungaran, 2015
Pengetahuan Remaja Putri tentang
Kebersihan Alat Genetalia Sebelum
Diberikan Pendidikan Kesehatan Metode Variabel Perlakuan N p-value
Ceramah dan metode Diskusi di SMA Pengetahuan Sebelum 20 0,000
Negeri 1 Ungaran, 2015 Sesudah 20
Variabel Kelompok N p-value
Pengetahuan Ceramah 20 0,904 Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa
Diskusi 20 dari hasil uji Wilcoxon, didapatkan bahwa p-

94 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 90-97


value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan kebersihan alat genetalia, yaitu sejumlah
bahwa ada perbedaan yang signifikan 8 orang (40,0%).
pengetahuan remaja putri tentang kebersihan 3. Pengetahuan remaja putri sebelum diberi
alat genetalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan
pendidikan kesehatan metode diskusi di metode diskusi kelompok, sebagian besar
SMA Negeri 1 Ungaran. responden memiliki pengetahuan kurang
tentang kebersihan alat genetalia, yaitu
4. Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri sejumlah 11 orang (55,0%).
Sesudah Diberikan Pendidikan 4. Pengetahuan remaja putri sesudah diberi
Kesehatan Menggunakan Metode pendidikan kesehatan menggunakan
Ceramah dan Metode Diskusi metode diskusi kelompok, lebih banyak
responden memiliki pengetahuan cukup
Tabel 4.8 Perbedaan Pengetahuan tentang kebersihan alat genetalia, yaitu
Remaja tentang Kebersihan Alat sejumlah 10 orang (50,0%).
Genetalia Putri Sesudah Diberikan 5. Ada perbedaan yang signifikan
Pendidikan Kesehatan Menggunakan pengetahuan remaja putri tentang
Metode Ceramah dan Metode Diskusi di kebersihan alat genetalia sebelum dan
SMA Negeri 1 Ungaran, 2015 sesudah diberikan pendidikan kesehatan
metode ceramah tentang kebersihan alat
p- genetalia dengan p-value 0,002 <
Variabel Kelompok N (0,05).
value
Pengetahuan Ceramah 20 0,277 6. Ada perbedaan yang signifikan
Diskusi 20 pengetahuan remaja putri tentang
kebersihan alat genetalia sebelum dan
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui sesudah diberikan pendidikan kesehatan
bahwa dari hasil uji Mann Whitney, metode diskusi kelompok tentang
didapatkan nilai p-value 0,277 > (0,05), kebersihan alat genetalia dengan p-value
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada p-value 0,000 < (0,05).
perbedaan yang signifikan pengetahuan 7. Tidak ada perbedaan yang signifikan
remaja putri tentang kebersihan alat antara pengetahuan responden antara
genetalia antara sesudah diberikan kelompok ceramah dan diskusi kelompok
pendidikan kesehatan menggunakan metode sebelum diberi pendidikan kesehatan
ceramah dan menggunakan metode diskusi tentang kebersihan alat genetalia dengan
di SMA Negeri 1 Ungaran. Ini juga
p-value 0,904 > (0,05)
menunjukkan tidak ada perbedaan pengaruh
8. Tidak ada perbedaan pengaruh
pendidikan kesehatan menggunakan metode
pendidikan kesehatan menggunakan
ceramah dan diskusi kelompok terhadap
metode ceramah dan diskusi kelompok
peningkatan pengetahuan remaja putri
terhadap peningkatan pengetahuan
tentang kebersihan alat genetalia di SMA
remaja putri tentang kebersihan alat
Negeri 1 Ungaran tahun 2015.
genetalia dengan p-value 0,277 >
(0,05).
KESIMPULAN
1. Pengetahuan remaja putri sebelum diberi
pendidikan kesehatan menggunakan SARAN
1. Bagi Responden (Remaja Putri)
metode ceramah, sebagian besar
Diharapkan remaja putri dapat
responden memiliki pengetahuan kurang
menambah pengetahuan tentang
tentang kebersihan alat genetalia, yaitu
kesehatan reproduksi khususnya
sejumlah 11 orang (55,0%)
kebersihan alat genetalia dengan banyak
2. Pengetahuan remaja putri sesudah diberi
membaca buku atau melalui media
pendidikan kesehatan menggunakan
informasi lainnya, sehingga dapat
metode ceramah, lebih banyak responden
meningkatkan pemahaman tentang
memiliki pengetahuan cukup tentang

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dan Diskusi Kelompok Terhadap 95
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Genetalia di SMA Negeri 1 Ungaran
Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti
bagaimana cara menjaga kebersihan alat
genetalianya. Manuaba.2005. Kebidanan Penyakit
2. Bagi SMA Negeri 1 Ungaran Kandungan dan Keluarga berencana
Kepada guru Bimbingan dan Konseling untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC.
(BK) diharapkan lebih memodifikasi atau
mengkombinasikan antara metode
ceramah dan metode diskusi kelompok Notoatmodjo.2003. Pengetahuan Sikap dan
dalam memberikan pendidikan kesehatan Perilaku Manusia. Jakarta : Rineka
pada remaja. Cipta.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya Notoatmodjo.2007. Promosi Kesehatan dan
dapat meningkatkan kemampuan dalam Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
memberikan penyuluhan, sehingga dapat
menambah pengalaman dan wawasan Notoatmodjo.2010. Ilmu Perilaku
peneliti serta dapat menerapkan ilmu Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
kesehatan yang telah didapatkan selama
kuliah dan dapat menggunakan media Notoatmodjo .2012. Pendidikan dan
yang lebih menarik. Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta

DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo. 2009. Ilmu kebidanan.


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Arikunto. 2006. Prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik. Jakarta : PT. Prihandini.2009. Pengaruh Pendidikan
Rineka Cipta. Kesehatan dengan Metode Demonstrasi
dan Metode Leaflet Terhadap Motivasi
Hanafi. 2011. Perbedaan Pengaruh Ibu dalam Pemberian Makanan Bergizi
Pendidikan Seks Metode Simulasidan Bagi Balita di Posyandu Kunthisari
Diskusi Kelompok Terhadap Sikap Jetak Kabupaten Semarang. [Jurnal]:
Remaja Pada Upaya Pencegahan STIKES Karya Husada Semarang
Periaku Seks Menyimpang. [Jurnal] :
FK Keperawatan Unibraw. Purwono.2010. Efektifitas Pendidikan
Kesehatan Terhadap Peningkatan
Handayani. 2012. Efektifitas Metode Diskusi Pengetahuan Tentang Stress Melalui
Kelompok Dengan Dan Tanpa Ceramah Pada Remaja di SMPN 34
Fasilitator Pada Peningkatan Semarang. [Jurnal]: Universitas
Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Diponegoro Semarang.
Remaja Tentang Periaku Seks Menikah.
[Jurnal] : FK UGM. Rakhmat.2011. Pendidikan Kesehatan
dalam Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Hasibuan.2009. Proses Belajar Medika
Mengajar.Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya. Ratna. 2010. Pentingnya menjaga organ
kewanitaan. Jakarta : PT. Indeks.
Jayanti.2010. Efektifitas Penyuluhan dan
Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Riyanto A. (2013). Metodologi Penelitian
dan Sikap Ibu Balita Gizi Buruk di Kesehatan dan Kedokteran.
Kecamatan Medan Denai. [Tesis]. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sumatera Utara : Perpustakaan USU
Roestiyah.2008. Strategi Belajar Mengajar.
Machfoedz.2008. Pendidikan Kesehatan Jakarta : Rineka Cipta.
Bagian dari Promosi Kesehatan edisi
ke-1. Yogyakarta: Fitramaya Sari, 2009, Gejala Keputihan. Diakses

96 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 90-97


tanggal 11 Desember 2013. From:
http://tanyadokter.com Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Sarwono. 2006. Pelayanan kesehatan Bandung : Alfabeta
maternal dan neonatal. Jakarta : YBP- Sugiyono. 2012. Statistika untuk penelitian.
SP. Bandung : CV. Alfabeta.

Selvanita, 2012, Waspadai Gejala Uliyah. 2009. Ketrampilan dasar praktik


Keputihan, Diakses tanggal 7 Desember klinik kebidanan. Jakarta : Salemba
2013. From: http://bidankita.com Medika.

Wawan dan Dewi. 2010. Teori &


Sianturi. 2005. Keputihan Pada Remaja. Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Diakses tanggal 09 Desember 2014. Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
From: Medika
http://72.14.203.104/search?q=bkkbn.g
o.id Widyastuti. 2009. Kesehatan reproduksi.
Yogyakarta : Fitramaya.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh kembang
remaja dan permasalahannya. Jakarta : Wiwit.2008. Hubungan Pengetahuan dan
Sagung Seto. Sikap Remaja Putri dengan Kejadian
Keputihan di SMA Negeri 3 Semarang.
Soetjiningsih . 2007. Buku ajar tumbuh [Sripsi]: STIKES Karya Husada
kembang remaja dan Semarang
permasalahannya. Jakarta : Sagung
Seto.

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dan Diskusi Kelompok Terhadap 97
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Genetalia di SMA Negeri 1 Ungaran
Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti

Anda mungkin juga menyukai