BAB II
STUDI LITERATUR
Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton semen,
dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam konstruksi
perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis pondasi,
yang tinggi, akan mendistribusikan beban lalu lintas ke tanah dasar yang
melingkupi daerah yang cukup luas. Dengan demikian, bagian terbesar dari
kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton itu sendiri. Hal ini berbeda
dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis
Yang sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan dalam memikul beban lalu
lintas adalah kekuatan beton itu sendiri. Sedangkan kekuatan dari tanah dasar
kaku.
Lapis pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk
sebagai lantai kerja, dan untuk drainase dalam menghindari terjadinya "pumping".
II-1
Bab II Studi Literatur
melalui sambungan dan retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat
gerakan lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah
adanya air bebas yang terakumulasi di bawah plat beton. Pumping dapat
aplikasinya ke beton perkerasan jalan akan mempengaruhi beban beton itu itu
sendiri
styrofoam digunakan sebagai pengisi beton pada jalan raya, yang memiliki sifat
sangat ringan, mengurangi beban yang harus ditanggung oleh tanah. sehingga
dapat mengurangi terjadinya settlement pada tanah dasar dan infra srtuktur di
2.2 Beton
Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang dieratkan oleh
bahan pengikat. Terdiri dari campuran agregat halus dan agregat kasar berupa
pasir, kerikil, batu pecah, atau jenis agregat lainnya dengan semen yang
sebagai bahan bangunan yang sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan
II-2
Bab II Studi Literatur
digunakan.
Untuk menjamin agar mutu beton yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang
yang akan digunakan, kemudian membuat uji coba beton atau campuran uji beton
1. Mutu agregat;
2. Jenis/mutu semen;
6. Perawatan beton.
Beton segar merupakan campuran antara air, semen, agregat kasar dan agregat
halus dan bahan tambah jika diperlukan, dalam keadaan plastis (sebelum semen
sudah mencapai waktu ikat awal, beton tersebut sudah tidak dapat dirubah
bentuknya, maka penanganan pada waktu beton masih segar perlu diperhatikan.
- Workability
keadaan segar (plastis). Sifat ini dipengaruhi oleh jumlah air, bahan
tambah yang dipakai dan pada waktu pelaksanaan pembuatan beton. Sifat
- Kadar udara
Jumlah persen udara yang terdapat pada beton segar, dapat mempengaruhi
kualitas beton yang sudah keras. Kadar udara dalam beton dipengaruhi
oleh bahan yang terdapat dalam beton itu sendiri, terutama susunan gradasi
agregat. Agregat dengan gradasi yang jelek menghasilkan beton yang tidak
Banyaknya kadar udara dalam beton harus dibatasi jumlahnya karena akan
beton yang sudah keras. Oleh karena itu sebelum beton menjadi keras
harus diketahui dahulu kadar udara yang terkandung dalam beton segar,
II-4
Bab II Studi Literatur
- Waktu ikat
Waktu ikat pada beton ada dua macam, yaitu waktu ikat awal dan waktu
ikat akhir. Waktu ikat awal adalah waktu dimana beton segar mengalami
tidak plastis, sedangkan waktu ikat akhir adalah waktu dimana beton segar
mengalami perubahan dari beton yang bersifat plastis menjadi bentuk yang
kaku.
Jika beton telah mencapai waktu ikat awal maka beton sudah tidak dapat
diubah, karena semua bahan campuran sudah kaku sehingga jika diaduk
Pada saat ini beton belum boleh menerima beban, baik beban akibat berat
Sifat-sifat beton yang sudah mengeras mempunyai arti penting selama masa
pakainya. Sifat-sifat penting dari beton keras adalah kuat tekan, kuat tarik,
II-5
Bab II Studi Literatur
a. Kuat Tekan
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan
Adalah nilai kuat tarik benda uji beton berbentuk silinder yang diperoleh
dari hasil pembebanan benda uji tersebut yang diletakkan mendatar sejajar
air karena penyerapan dari acuan atau penguapan. Selain itu curing juga
Curing normal
Yaitu suatu proses dimana beton harus cukup diberi air atau
kelembaban yang cukup agar tidak terjadi pelepasan air pada beton.
5) Menutup beton dengan pasir basah/ kain basah/ meyerap air yang
basah
II-6
Bab II Studi Literatur
Curing dipercepat
rendah dan juga untuk beton yang dibuat di pabrik seperti beton
2.5.1 Semen
Semen adalah suatu bahan konstruksi yang penting dan memperlihatkan sifat-sifat
- Semen non hidrolis. Merupakan semen yang tidak mengikat dan mengeras
Semen Portland merupakan salah satu dari semen hidrolis dari bahan berkapur dan
lempung yang dibakar sampai meleleh untuk dibentuk klingker yang kemudian
dihancurkan (dihaluskan), digerus dan ditambah gips dalam jumlah yang sesuai.
setiap semen yang diproduksi dan beredar dipasaran harus memenuhi standard
mutu tertentu. Standard yang berlaku untuk semen adalah SII 0013-81 (Standard
Industri Indonesia).
Pada umumnya, Semen Portland yang biasa kita jumpai di pasaran adalah jenis
Semen Portland biasa (ordinary portland cement), yaitu Semen Portland yang
digunakan untuk tujuan umum. Jenis Semen Portland dibagi menurut beberapa
Merupakan semen yang memiliki kadar C3S atau C3A tinggi dan
Portland Tipe III. Adapun semen untuk tujuan umum termasuk semen
Tipe I.
Tahan Sulfat
kadar C3A rendah. Kadar maksimum untuk semen tahan sulfat sedang
adalah 8%, dan untuk semen tahan sulfat adalah maksimum 5%.
Dalam ASTM, semen jenis ini termasuk Semen Portland Tipe IIA dan
II-8
Bab II Studi Literatur
tidak berarti tahan terhadap asam sulfat. Yang dimaksud sulfat di sini
adalah garam sulfat yang larut, misalnya air laut, rawa, dan
maksimum 35% dan kadar C3A maksimum 7%. Semen ini biasanya
biasa dengan bubuk halus trass atau pozzolan, atau benda-benda yang
antara 10% - 30% dari berat. Berat jenis semen ini biasanya kurang
mendapat gangguan garam sulfat atau panas rendah. Bila bahan yang
tinggi.
e. Masonry Cement
II-9
Bab II Studi Literatur
Semua jenis ini adalah Semen Portland yang dicampur dengan bubuk
batu atau batuan kapur sampai 50%. Penggunaan semen jenis ini
mengandung senyawa besi yang rendah. Kadar Fe2O3 pada semen ini
tinggi dan bahan dasarnya mahal. Oleh karena itu, harga semen putih
g. Semen Alumunium
sifat dan pemakaian seperti Semen Portland. Semen ini terbuat dari
II-10
Bab II Studi Literatur
2. Segi Penggunaan
panas sedang. Mempunyai C3S kurang dari 50% dan C3A kurang dari
8%.
Tipe III: Semen Portland tipe III mempunyai kekuatan awal yang
II-11
Bab II Studi Literatur
(%)
Allumuniumm oksida/tanah liat (AL2O3) 6 *)
maks. (%)
Ferioksida/bijih besi (Fe2O3) maks. (%) 6 6,5 *)
Magnesium oksida (MgO) maks. (%) 5 5 5 5 4
Sulfat (SO3) Maks. (%) bila :
C3A sampai 8% 2 2 2,5 2 2
C3A lebih dari 8% 2,5 2 3 2 2
Kadar hilang pijar maks. (%) 3 3 3 2,3 3
Endapan tak terlarutkan maks. (%) 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
C3S maks. (%) 50 35 50
C2S maks. (%) 40
C3A maks. (%) 8 15 7 5
*) Catatan : Kadar C3A tidak boleh melebihi 5% dan C4AF ditambah dua kali jumlah C3A
kadarnya tidak boleh melebihi 20%.
Selain itu, Semen Portland itu sendiri masih memiliki beberapa sifat sebagai
berikut :
1. Kehalusan butir
Pada umumnya semen memiliki kehalusan kurang lebih 80% dari butiran
dapat menembus ayakan 44 mikron, makin halus semen, makin cepat pula
persenyawaannya.
II-12
Bab II Studi Literatur
Berat jenis semen umumnya berkisar antara 3,1 kg/l 3,3 kg/l. Semen yang
Semen & air saling bereaksi, reaksi ini dinamakan hidratasi, sedangkan hasil
reaksi ini adalah kehalusan semen, air semen, dan temperature. Waktu
pengerasan tersebut terdiri dari waktu ikat awal dan waktu ikat akhir. Bagi
jenis-jenis Semen Portland waktu pengikatan awal tidak boleh kurang dari 60
4. Kekekalan bentuk
Yang dimaksud disini adalah sifat dari bubur semen yang telah mengeras,
dimana bila adukan semen dibuat suatu bentuk tertentu bentuk itu tidak
berubah.
5. Kekuatan semen
Kekuatan mekanis dari semen yang telah mengeras merupakan sifat yang
Adakalanya waktu ikat awal semen kurang dari standar yang ditetapkan,
dimana setelah semen dicampur dengan air segera nampak mulai mengeras.
mengaduk kembali pasta semen dan semen akan mengeras seperti biasa.
II-13
Bab II Studi Literatur
7. Pengaruh suhu
2.5.2 Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar dan beton. Agregat biasanya mengisi 60% - 75% dari volume
beton. Dilihat dari jumlahnya, tampak jelas bahwa agregat sangat berpengaruh
Kadar agregat yang cukup besar pada beton (60%-75%), mengakibatkan mutu
agregat sangat berpengaruh terhadap sifat & mutu beton itu sendiri. Adapun
penggunaan agregat dalam beton selain untuk bahan pengisi adalah untuk:
o Mencapai susunan yang padat pada beton. Dengan gradasi agregat yang
o Mengontrol workability
Semakin banyak bahan yang dipakai semakin menghemat pemakaian semen. Juga
Sifat-sifat agregat yang perlu ditinjau sebagai bahan pada beton adalah :
II-14
Bab II Studi Literatur
1. Penyerapan air
2. Kadar air
kondisi lingkungan.
4. Reaksi Alkali-Silika
Yaitu partikel yang ringan berupa arang, kayu, dan atau mika. Partikel
yang lunak yang mengeras dan jika terkena air akan mengembang &
II-15
Bab II Studi Literatur
Salah satu cara untuk mengetahui gradasi agregat adalah dengan analisa
ayak/saringan.
#4 4,76
#8 2,36
#30 0,6
#40 0,42
#60 0,25
#80 0,177
#120 0,12
#140 0,105
#200 0,074
II-16
Bab II Studi Literatur
Dalam teknologi beton. agregat yang digunakan terdiri dari berbagai klasifikasi.
A. Berdasarkan Asalnya
1. Agregat Alam
Agregat alam pada umumnya bahan bakunya berasal dari alam atau
batuan beku. Jenis batuan endapan atau metamorph juga dapat dipakai,
a. Kerikil dan pasir alam adalah hasil dari penghancuran alam dari
batuan induknya, dan terdapat dekat atau seringkali jauh dari asalnya
karena terbawa oleh arus air atau angin, dan mengendap disuatu
tempat.
b. Agregat batu pecah adalah agregat terbuat dari batuan alam yang
dipecah. Kekerasan batuan pecah ini lebih baik dari agregat pasir
semen sama. Selain itu semen yang digunakan lebih banyak untuk
alam.
2. Agregat Buatan
1. Agregat ringan, yaitu agregat yang memiliki berat jenis kurang dari 2,4
adalah ringan.
2. Agregat normal, yaitu agregat yang memiliki berat jenis antara 2,4 2,9
3. Agregat berat, yaitu agregat yang memiliki berat jenis lebih dari 2,9
g/cm3 biasanya digunakan untuk beton mutu tinggi. Sementara itu ada
kering dengan berat air suling yang volumenya sama dengan agregat
agregat jenuh permukaan kering dengan berat air suling yang isinya
sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
II-18
Bab II Studi Literatur
dengan berat air suling yang volumenya sama dengan isi agregat
C. Berdasarkan Bentuknya
Agregat alam dan batu pecah memiliki berbagai bentuk butiran, bentuknya
terdiri dari :
1. Bulat
a. Bersudut
b. Pipih
c. Memanjang (lonjong)
Ditinjau dari besar butirnya, agregat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
a. Agregat Halus
Pasir galian, yaitu pasir yang diambil langsung dari permukaan tanah
Pasir sungai, yaitu pasir yang diperoleh dari dasar sungai, biasanya
Pasir laut, diperoleh dari pantai & biasanya kurang baik untuk
b. Agregat Kasar
Agregat ini adalah agregat dengan butiran tertinggal diatas ayakan 4,8
c. Batu
Banyak faktor yang membuat suatu beton memiliki mutu yang baik seperti
bahan terencana dengan baik sehingga dapat mencapai kekuatan yang disyaratkan.
II-20
Bab II Studi Literatur
Syarat susunan besar butir menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)
1971-NI-2 adalah jika agregat diayak dengan ayakan standar ISO, maka bagian
Sedangkan syarat susunan butiran agregat kasar menurut BS 882 : 1973 dan
Tabel 2.4. Syarat Besar Butir Agregat Kasar Menurut BS 882 : 1973
75 100 - -
14.0 - - 90 - 100
10.0 10 - 40 30 - 60 50 - 85
5.0 0-5 0 - 10 0 - 10
II-21
Bab II Studi Literatur
2.5.3 Air
Air adalah salah satu bahan yang penting dalam pembuatan beton, air diperlukan
agar terjadi reaksi kimia dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk
melumas agregat agar mudah dalam pengerjaanya. Air yang umumnya dapat
digunakan untuk beton adalah air yang dapat diminum. Tetapi tidak semua air
dapat memenuhi syarat tersebut karena mengandung berbagai macam unsur yang
dapat merugikan.
2. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat
4. Tidak mengandung garam garam yang dapat larut dan dapat merusak beton
klorida ( Cl ), tidak lebih dari 500 p.p.m dan senyawa sulfat tidak lebih dari
5. Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan dan beton yang memakai
air suling, maka penurunan kekuatan adukan dan beton yang memakai air
6. Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan
7. Khusus untuk beton pratekan, kecuali syarat syarat tersebut diatas tidak boleh
Yang dimaksud beton mutu tinggi didefisinikan sebagai beton yang memiliki
kuat tekan rata-rata > 41.4Mp a(>450 kg/cm2). Dalam metode ACI ini kuat
tinggi dapat dipilih umur 7, 14, 21, 28 hari. Untuk mencapi kuat tekan yg
tekan rata-rata dari hasil pengujian dilapangan lebih tinggi daripada kuat tekan
yang disyaratkan.
benda uji dengan ukuran yg berbeda-beda, disesuaikan dengan jenis uji yg akan
dilakukan.
II-23
Bab II Studi Literatur
a. Agregat
Catatan : Bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, melalui campuran percobaan, gradasi agregat kasar
Yang berada diluar Tabel 7.1.2-1 boleh digunakan.
Sumber : ASTM C33 - 93
baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-
II-24
Bab II Studi Literatur
ditinjau dari segi mekanis maupun suhu namun bersifat agak rapuh dan
lunak pada suhu dibawah 100 derajat. Berat jenis 12 kg/m3 kuat tarik
II-25
Bab II Studi Literatur
Polystyrene
EPS XPS
(Expanded polystyrene) (Extruded Polystyrene)
Polistirena foam dikenal luas dengan istilah styrofoam yang seringkali digunakan
secara tidak tepat oleh publik karena sebenarnya styrofoam merupakan nama
Polistirena foam dihasilkan dari campuran 90-95 persen polistirena dan 5-10
persen gas seperti n-butana atau n-pentana. Dahulu, blowing agent yang
digunakan adalah CFC (Freon), karena golongan senyawa ini dapat merusak
lapisan ozon maka saat ini tidak digunakan lagi, kini digunakan blowing agent
yang lebih ramah lingkungan. Polistirena dibuat dari monomer stirena melalui
proses polimerisasi.
Polistirena foam dibuat dari monomer stirena melalui polimerisasi suspensi pada
resin dan me-nguapkan sisa blowing agent. Polistirena bersifat kaku, transparan,
II-26
Bab II Studi Literatur
Sedangkan polistirena foam merupakan bahan plastik yang memiliki sifat khusus
dengan struktur yang tersusun dari butiran dengan kerapatan ren-dah, mempunyai
bobot ringan, dan terdapat ruang antar butiran yang berisi udara lemak rendah atau
tinggi.
Styrofoam adalah bahan yang tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari.
insulasi suhu (thermal insulation) yang baik, seperti pengepakan ikan segar, bahan
makanan perishable lainnya, es krim, dan sebagainya. Sebagian dari kita juga
sudah tahu bahwa styrofoam adalah limbah (waste) yang semakin hari semakin
secara profesional. Sebenarnya istilah styrofoam ini adalah merek dagang milik
Dow Chemical Corp dari Amerika Serikat. Jadi, untuk menghargai hak cipta
mereka, dari titik ini, artikel ini akan membahas bahan tersebut dengan nama
penelitian akan kegunaan EPS terakhir ini, penggunaan EPS sudah jauh lebih
pembungkus (packaging) dan dekorasi. Salah satu contoh penggunaan baru EPS
II-27
Bab II Studi Literatur
yang mulai adalah untuk bahan panel bangunan. Penggunaan EPS untuk bahan
selama bangunan digunakan), dan bukannya sekali pakai buang seperti EPS
untuk packaging. Selain itu, sewaktu bangunan suatu hari dibongkar, proses daur
ulang EPS dapat dilaksanakan secara sistematis. Salah satu perusahaan EPS
hanya untuk packaging, tetapi saat ini sudah lebih dari 70% omzetnya di Eropa
adalah dari penjualan EPS untuk keperluan non-packaging, seperti untuk aplikasi
bahan konstruksi
serta keawetan dan kekuatan pekerjaan beton. Cara ACI melihat bahwa dengan
ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik akan menentukan tingkat konsistensi
dibutuhkan harus dicari. Jika data - data yang dibutuhkan tidak ada, dapat diambil
data dari tabel yang telah dibuat untuk membantu penyelesaian perancangan cara
ACI ini.
II-28
Bab II Studi Literatur
MULAI
Tentukan ukuran maksimum Agregat (Tebel 2.9) atau mengikuti ketentuan tidak
lebih dari 1/5 dimensi terkecil bekisting, 1/3 tebal plat dan jarak bersih antar
tulangan
Campuran Percobaan
SELESAI
Menghitung kuat tekan rata rata beton, berdasarkan kuat tekan rencana dan
b. Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan atau jarak
bersih antar baja tulangan, tendon, bundle bar, atau ducting dan atau 1/5
jarak terkecil bidang bekisting ambil yang terkecil, atau lihat pada tabel
2.9.
Tabel 2.11. Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk
Berbagai Slump dan Ukuran Nominal Agregat Maksimum
Air (lt/m3)
Slump (mm) 9.5 12.7 19.1 25.4 38.1 50.8 76.2 152.4
25.4 s/d 50.8 210 201 189 180 165 156 132 114
76.2 s/d 127 231 219 204 195 180 171 147 126
152.4 s/d 177.8 246
231 216 204 189 180 162 -
Mendekati jumlah kandungan
(%)
3.0
2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.3 0.2
25.4 s/d 50.8 183 177 168 162 150 144 123 108
76.2 s/d 127 204 195 183 177 165 159 135 120
152.4 s/d 177.8
219 207 195 168 174 168 156 -
Kandungan udara total rata-rata
Diekspose sedikit 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5ef) 1.0ef)
Diekspose menengah 6.0 5.5 5.0 4.5 4.5 4.0 3.5ef) 3.0ef)
Sangat akspose
Keterangan :
a) Banyaknya air campuran disini dipakai untuk menghitung faktor air semen untuk suatu campuran percobaan
(trial batch). Harga-harga ini adalah maksimal butirnya 1.5 in ( 40 mm), untuk suatu agregat kasar bentuk dan
gradasinya cukup baik dan dalam batas yang diterima oleh spesifikasi.
b) Nilai slump untuk beton yang mengandung agregat dengan ukuran maksimum 1.5 inch (38.1 mm atau 40 mm)
ini adalah berdasarkan percobaan-percobaan yang dibuat setelah membung partikel agregat yang lebih besar
dari 38 atau 40 mm
II-31
Bab II Studi Literatur
c) Banyaknya air campuran disini dipakai untuk menghitung faktor air semen untuk suatu campuran percobaan
(trial batch). Jika digunakan butiran maksimum agregat 3 inch (76.2 mm) atau 6 inch (152.4 mm). Harga-harga
ini adalah maksimal untuk suatu agregat kasar bentuk dan gradasinya cukup baik dari halus sampai kasar.
d) Rekomendasi lainnya tentang kandungan air dan toleransi yang diperlukan untuk control di lapangan tercantum
dalam sejumlah dokumen ACI, seperti ACI 201, 345, 318, 301, dan 302. Batas-batas kandungan air dalam beton
juga diberikan oleh ASTM C-94 untuk beton ready mix. Persyaratan-persyaratan ini bias saja tidak sama untuk
masing-masing peraturan, sehingga perancangan beton perlu ditinjau lebih lanjut dalam menentukan kandungan
air yang memenuhi syarat untuk pekerjaan yang juga memenuhi syarat peraturan.
e) Untuk beton yang menggunakan agregat lebih besar dari 1.5 inch (40mm) dan tertahan di atasnya, prosentase
udara yang diharapkan pada 1.5 inch. Dikurangi material ditabelkan dikolom 38.1. Akan tetapi, dalam
perhitungan komposisi awal seharusnya kandungan udara juga ada sebagai suatu persen keseluruhan.
f) Jika menggunakan agregat besar pada beton dengan FAS besar, gelembung udara yang ada bias saja tidak
mengurangi kekuatan. Dalam banyak hal, persyaratan air campuran akan berkurang jika FAS bertambah, artinya
pengaruh reduksi kekuatan akibat air entrained akan berkurang.
g) Harga-harga ini berdasarkan criteria 9% udara di perlukan pada fase mortar. Jika volume mortar sangat berbeda
dengn yang ditentukan dalam rekomendasi praktis ini, besarnya dapat dihitung dengan mengambil 9% dari
volume mortar sesungguhnya.
Menentukan nilai Faktor Air Semen dari tabel 2.11 untuk menentukan nilai
kuat tekan dalam Mpa yang berada diantara nilai yang diberikan dilakukan
interpolasi.
FAS
Kuat tekan (Mpa) Beton Beton
Air - entrained non- entrained
41.4 0.41 -
34.5 0.48 0.4
27.6 0.57 0.48
20.7 0.68 0.59
13.8 0.62 0.74
*)Besar kekuatan tekan diestimasi atas beton yang mempunyai kandungan udara tidak
melebihi seperti yang tercantum dalam Tabel 3.4. untuk harga FAS yang konstan,
kekuatan tekan beton akan berkurang jika kandungan udara bertambah. Kekuatan ini
berdasarkan beton yang kelembabannya dijaga (curing) pada temperature 23+- 1.7oC,
sesuai dengan ASTM C-31 membuat dan merawat benda uji tekan dan lentur di lapangan,
dengan uji silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm
modulus halus butir agregat halus nya sehingga didapat persen agregat kasar
.Volume agregat kasar = persen agregat kasar dikalikan dengan berat kering
agregat kasar.
Halus Butir (MHB) agregat halusnya sehingga didapat persen agregat kasar
agregat halus, yaitu berat beton segar (berat air + berat semen + berat
agregat kasar).
Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar dan agregat halus, kemudian
(1) Semen
(2) Air
II-33
Bab II Studi Literatur
0.44
*) Volume ini didasarkan atas agregat kasar kondisi kering oven (dry-rodded) sesuai
dengan ASTM C-29, Satuan Berat Agegat. Volume ini dihasilkan dari hubungan
empiris yang menghasilkan beton dengan tingkat kemudahan pengerjaan yang tinggi,
cocok untuk beton biasa. Untuk beton yang kurang mudah dikerjakan dalam syarat
konstruksi maka nilai ini dapat dinaikan sekitar 40%. Untuk beton yang lebih mudah
dikerjakan kandungan agregat kasarnya dapat dikurangi sekitar 10%, apabila nilai
slump dan FAS telah dipenuhi.
II-34
Bab II Studi Literatur
*)Harga-harga yang dicantumkan adalah untuk beton dengan semen sedang (Bj 3.14) dan
agregat sedang (Bj 2.7), Persyaratan air campuran dengan slump 3-4 in atau 76.2 mm
12.5 mm, dari tabel 5.5.2, ASTM C.143.
II-35