Anda di halaman 1dari 13

MODUL

SILUET
Siluet merupakan salah satu teknik dalam fotografi yang didasarkan pada
perbedaan arah pantulan cahaya dengan objek di bagian depan dengan latar
dibelakangnya. Untuk menghasilkan siluet, cahaya dari belakang objek haru
sangat terang. Siluet juga dapat dihasilkan dengan menghalangi pantulan
cahaya objek utama.

Berikut adalah beberapa contoh siluet:

Untuk menghasilkan foto seperti diatas, dapat dilakukan dengan cara:

Matikan fungsi flash.


Cari kondisi cahaya yang tepat. Cahaya pada latar objek harus lebih
terang. Contohnya pada foto siluet yang diambil saat sunset. Matahari
memancarkan cahaya di belakang objek yang akan difoto.
Usahakan mencari background yang tepat. Yang terang tetapi tidak terlalu
ramai agar hasil foto terlihat menarik.
Lebih bagus memnggunakan mode manual. Lakukan set metering pada
background yang akan difoto bagian paling terang. Ubah kombinasi
aperture dengan shutter speed sesuai dengan kondisi cahaya. Baru
arahkan kamera pada objek.

BULB
Bulb merupaka salah satu teknik pengambilan gambar pada fotografi dengan
menggunakan speed yang sangat lambat. Dengan shutter speed yang sangat
lambat tersebut, kita harus menggunakan tripod untuk menghasilkan gambar
yang bagus. Fungsinya agar tidak terjadi guncangan pada kamera saat
pengambilan gambar yang dapat membuat gambar berbayang. Tidak hanya
dengan tripod, monopod atau alas lain seperti meja juga dapat digunakan agar
kamera tidak terguncang.

Berikut adalah contoh foto bulb:


Teknik bulb juga sering disebut teknik melukis dengan cahaya seperti halnya
menggambar di atas kertas. Perbedaannya terletak pada media yang digunakan.

Teknik menciptakan foto bulb:

Shutter speed rendah, lebih dari 3 detik atau bisa memakai bulb.
Biasanya terdapat pada kamera-kamera DSLR.
Diafragma kecil, untuk mendapatkan gambar yang lebih tajam dan
memungkinkan memakai shutter speed yang rendah.
ISO serendah mungkin dang menggunakan tripod.
Memfokuskan objek, tidak hanya sekedar foto view saja, tetapi sebuah
objek foto dengan background efek cahaya bergerak (moving lights)
Metering objek, dimaksukan agar objek yang difoto dapat tergambar jelas
dengan pencahayaan yang cukup.

Landscape
Pencabangan full auto, tetapi lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto
pemandangan. Dalam foto landscape, semua lensa dapat dipergunakan, dari
lensa super wide (14mm,16mm,dst), wide (20mm-35 mm), medium (50mm-
85mm), hingga tele/super tele (100mm-600mm)

Contoh dari foto landscape adalah sebagai berikut:

Modelling
Teknik modeling adalah memfoto yang objeknya adalah manusia.

Biasanya lensa yang digunakan adalah lensa Fix dengan panjang fokal 50 mm
hingga 135 mm dan bukaan diafragma sekitar f:2 atau f:1.8. Jangan
membelakangi sumber cahaya.
Movement
Bertentangan dengan foto freeze, foto movement bertujuan memperlihatkan
pergerakan objek dengan shutter speed yang rendah, sehingga pergerakan objek
dapat tampak pada hasil foto. Shutter speed yang digunakan cenderung rendah
agar pergerakan objek dapat terekam ( misal 1/5 detik, 1 detik, dst ).

MACAM-MACAM KAMERA:
1. Kamera lubang jarum (Pinhole Camera)
Kamera model lubang jarum merupakan kamera handmade yang bisa
dibuat dari bahan apa pun. Kamera ini dibuat mengikuti sistem yang dibuat oleh
view finder kamera, yaitu memasukkan cahaya secara langsung dari lensa ke
film. Namun, kamera ini tidak memiliki view finder dan shutter speed. Jadi,
fotografer harus mengandalkan feelingnya untuk merekam gambar.

Pinhole Camera merupakan sebuah alat memotret yang mengedepankan


artistik dan efek-efek seperti vignette dan fish eye. Kamera jenis ini jelas di
peruntukkan untuk memotret objek yang tidak bergerak. Pinhole akan sulit untuk
menangkap objek-objek yang bergerak (bahkan hampir tidak mungkin). Kamera
lubang jarum biasanya dibuat dari barang-barang bekas. Umumnya adalah
kaleng bekas.

2. Twins Lens Reflex Camera (Kamera TLR)

Kamera TLR merupakan kamera dengan lensa ganda yang menggunakan


format medium. Dalam kamera yang mempunyai sistem ini, gambar yang di lihat
oleh mata di view finder akan berbeda dengan yang aslinya. Gambar akan
terlihat secara terbalik. Hal ini di sebabkan oleh jatuhnya cahaya yang
dipantulkan oleh cermin pada kamera TLR. Apabila satu cermin tidak fokus, yang
lainnya pun tidak akan fokus.

Kamera TLR memiliki view finder dan lensa yang terpisah. Letak lensa
biasanya ada di bawah view finder. Pada kedua bagian tersebut memilki cermin
yang memantulkan objek untuk dilihat dalam view finder. Oleh karena itu,
kamera ini disebut dengan jenis Twins Lens Reflex. Disamping itu, kamera TLR
memiliki hasil gambar yang baik, tapi dilihat cara pengambilan gambar yang
rumit membuat fotografer menjadi bingung dan merasa aneh.

3. Single Lens Reflex Camera (Kamera SLR)

Ini adalah kamera yang paling sering digunakan oleh para fotografer.
Kamera SLR ini memiliki cermin datar yang membentuk sudut 45 derajat tepat di
belakang lensa. Hal ini membuat apa yang dilihat oleh fotografer dalam view
vinder akan sama dengan yang ditangkap oleh foto.

Kamera SLR akan dengan mudah kita jumpai di toko-toko kamera. SLR
memang yang paling laku di pasaran. Mulai dari kemunculannya sebagai kamera
manual hingga menjelma menjadi kamera digital. Kamera DSLR atau Digital
Single Lens Reflex merupakan bentuk SLR yang lebih canggih. Dengan fitur LCD
memudahkan orang yang ingin memfoto tanpa menggunakan view finder.

SLR digital mempunyai sistem yang hampir sama dengan SLR film atau
manual. Namun, cahaya dipantulkan ke media yang lain. Jika pada SLR manual
cahaya dipantulkan pada film, pada Digital SLR cahaya dipantulkan pada media
lain lalu direkam ke dalam memory card. Contoh kamera SLR digital dapat dilihat
dibawah ini.
Contoh kamera DSLR

4. Kamera View Finder

Pada tahun 80an kamera SLR hanya digunakan untuk golongan tertentu.
Dulu kamera ini diebut sebagai kamera saku, sekarang panggilannya berubah
menjadi toys camera. Kamera ini mempunyai sistem fokus yang sangat baik.
Apalagi, di tempat yang gelap. Selain itu, ukurannya yang mungil membuat
kamera ini praktis dibawa kemana-mana.

Namun, ruang ketajaman yang dipakai kamera ini sangat datar, tidak bisa
digunakan untuk bereksplorasi dalam depth of field. Biasanya, bukaan
diafragmanya dipaten di 5,6. Selain itu, jendela bidik yang sangat kecil bakal
menyulitkan fotografer untuk melihat objek.
5. Kamera Lomo

Kamera lomo lahir di Rusia pada dekade 80-an. Tepatnya di Kota ST Petersburg.
Lomo adalah nama merk yang disadur dari perusahaan pembuatnya LOMO PLC.
Awalnya, kamera ini banyak digunakan oleh intelejen Rusia untuk melakukan
tugas. Jenis kamera ini juga tidak hanya satu. Ada beberapa kamera lain yang
bisa Anda gunakan, seperti Holga Kit, Colorsplash Camera, Horizon 202, Pop 9,
Action Sampler.

Secara garis besar, lomo identik dengan kamera lubang jarum, dari sistem
perekaman cahaya dan bentuk yang tidak lebih besar dari kamera SLR. Salah
satu hal yang menarik dari kamera ini adalah lomo tidak mempunyai aturan
dalam memfoto sebuah objek.
WHITE BALANCE (WB)
White balance adalah alat untuk mengatur warna putih yang dihasilkan oleh
cahaya. Fitur ini digunakan untuk menyingkirkan warna yang tidak realistis
dalam kamera. Biasanya, white balance ditentukan oleh suhu ruangan atau
daerah sekitar fotografer. Alat ini mengukur suhu dengan satuan Kelvin.

Alasan kenapa kamera memerlukan setting white balance adalah karena kita
memotret dalam kondisi pencahayaan yang berubah-rubah. Mata telanjang kita
adalah alat yang super canggih dan mampu beradaptasi (menyeimbangkan)
terhadap perubahan warna cahaya, jadi kertas putih dimanapun akan tampak
putih bagi kita. Tapi lain halnya bagi kamera, kertas putih belum tentu terlihat
putih bagi kamera dalam warna pencahayaan yang berbeda.

Gambar diatas merupaka contoh foto dengan WB yang berbeda. Masing-masing


WB mempunyai warna tersendiri untuk memberikan sentuhan pada foto.
Jadi tujuan setting white balance adalah memerintahkan kamera agar mengenali
temperatur sumber cahaya yang ada. Supaya yang putih terlihat putih, merah
terlihat merah dan hijau terlihat hijau, atau dengan kata lain agar kamera
merekam warna obyek secara akurat dalam kondisi pencahaayan apapun.

Setting WB

- Auto kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang


ditanam dari sononya oleh pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya
pada kebanyakan situasi, namun tidak disetiap situasi (misal: memotret
saat sunset/sunrise)
- Tungsten disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan
saat anda memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.
- Fluorescent disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat
memotret di ruangan dengan pencahayaan lampu neon.
- Daylight biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di
bawah sinar matahari
- Cloudy disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca
mendung
- Flash simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe)
gunakan preset ini.
- Shade biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret
dalam rumah (siang hari) atau anda berada di daerah bayangan bukan
sinar matahari langsung.

Selain mode WB diatas, kita juga dapat mensetting WB secara manual.


Setting manual adalah cara paling akurat jika kita bingung dengan temperatur
warna sumber cahaya kita. Kita bisa memanfaatkan kertas putih untuk tujuan ini.
Set white balace mode di custom atau manual, kemudian arahkan kamera
supaya membidik kertas ini kemudian jepret. Kamera akan mendeteksi warna
putih dan menyimpan temperaturnya, akan muncul konfirmasi di layar LCD
kamera kalau setting sudah OK.
Konsep Exposure/Segitiga Fotograf

Untuk memahami eksposur ada tiga elemen yang harus diketahui yang
disebut segitiga fotografi, yaitu:

1. ISO/ASA
Semakin tinggi ISO semakin tinggi noise nya. Di era kamera analog, ISO
dikenal juga dengan ASA. Di jaman analog, ASA tergantung dari film yang
kita pasang di dalam kamera. Ukuran ISO dimulai dari angka 50, 80 atau
100 dan akan berlipat ganda sampai 3200 atau lebih besar lagi.ISO tinggi
digunakan untuk menangkap objek yang bergerakserta digunakan pada
saat diruangan yang bercahaya rendah.
2. Shutter Speed
Semakin tinggi shutter speed maka cahaya yang bias diakses oleh sensor
semakin kecil. Ukuran shutter speed dimulai dari 1/4000 detik sampai 30
detik. Selain mempengaruhi kuantitas cahaya yang masuk, shutter speed
mempengaruhi foto dalam dua hal:
a. Kecepatan rana yang cepat membekukan (freeze) objek yang bergerak.
b. Kecepatan rana yang lama menangkap gerakan (motion) objek secara
berkesinambungan.
3. Aperture
Aperture adalah besarnya lensa yang merupakan tempat lewatnya cahaya
pada saat foto diambil. Semakin kecil aperture berarti diafragma semakin
kecil. Ukuran aperture f/1, f/1.4, f/2, f/4. f/5.6, f/8, f/16, f/22 dan
seterusnya.Aperture kecil akan menghasilkan kedalaman gambar yang
tinggi yang diperlukan saat mengambil foto pemandangan.Sedangkan
aperture besar saat mengambil foto yang berfokus pada objek dan latar
belakangnya blur.

Untuk membantu fotografer mendapat setting paling tepat untuk


Exposure, digunakan lightmeter. Lightmeter, yang biasanya sudah ada di dalam
kamera, akan mengukur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera.

Exposure dipengaruhi oleh tujuh hal, yaitu:

1) Jenis dan intensitas sumber cahaya


2) Respon benda terhadap cahaya
3) Jarak kamera dengan benda
4) Shutter speed.
5) Bukaan.
6) Ukuran ISO/ASA film yang digunakan.
7) Penggunaan filter tertentu.

Anda mungkin juga menyukai