Anda di halaman 1dari 8

JURNAL GUNUNG API INDONESIA :GUNUNG SALAK

FARSA RANDITAMA
Randitama@outlook.com | Teknik Geofisika Universitas Jambi | F1D314022

Abstract
Mount Salak is a complex volcano located in Bogor, West Java, Java. This mountain
range region included in Sukabumi and Bogor, West Java. Mount Salak relatively old age so
it has several peaks. The highest peak of this mountain is 6 43 'latitude and 106 44' E and
called peak Salak I with a summit elevation of 2,211 m above sea level.
Since the year 1600 recorded eruption occurred several times, including a series of
eruptions between 1668 to 1699, 1780, 1902-1903, and 1935. The last eruption occurred in
1938, in the form of phreatic eruption that occurred in the crater Putri Cikuluwung .
Until today, activities in this mountain volkanologis still be blowing solfatara and
fumarole in the Kawah Ratu, Kawah hirup dan Kawah Paeh

Keyword: Mount Salak, Kawah Ratu, Eruption, VolcanoAbstrak

Abstrak
Gunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak Bogor Jawa Barat,
di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten
Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Gunung Salak berusia relatif tua sehingga
memiliki beberapa puncak. Puncak tertinggi gunung ini ialah 643' LS dan 10644' BT dan
dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari permukaan laut.
Semenjak tahun 1600 tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian
letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun
1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.
Sampai saat ini, kegiatan volkanologis di gunung ini masih berupa hembusan solfatara
dan fumarola di Kawah Ratu, Kawah Hirup dan Kawah Paeh.

Keyword: Gunung Salak, Kawah Ratu, Erupsi, Gunung Berapi

PENDAHULUAN
Gunung api Salak merupakan gunung api strato aktif tipe A di Provinsi Jawa Barat
yang terletak tidak jauh (60 km) dari Jakarta, ibu kota Negara Indonesia. Jarak yang tidak
jauh ini menyebabkan gunung api ini dapat menjadi ancaman bagi Jakarta jika terjadi letusan.
Pada dasarnya Analisis maupun prediksi bahaya erupsi gunung api selalu dihadapkan pada
ketidakpastian, baik dari segi waktu, besaran letusan, serta pola sebaran bahaya vulkaniknya.
Ketidakpastian tersebut dapat menjadikan penilaian bahaya menjadi lebih rumit dan
kompleks.
Kondisi alam gunung ini terkenal beranomali dengan cepat. Cuaca yang semula cerah
dapat berubah cepat menjadi ektrem dan berkabut. Tekanan angin dan udara di gunung tua ini
kerap berubah-ubah. Sulit dideteksi dan tanpa bisa diprediksi sewaktu-waktu suhu di kawasan
gunung ini melesat sangat tinggi. Adanya tekanan suhu tiba-tiba mengakibatkan perubahan
cuaca ekstrem yang menumbuhkan gumpalan awan konvektif di sekitar Gunung Salak.

METODE PENELITIAN
Jurnal ini dibuat berdasarkan studi literature dari jurnal yang telah terbit, artikel, dan media
yang penulis anggap komperhensif.

PEMBAHASAN
PEMBENTUKAN GUNUNG SALAK
Cekungan Bogor yang pada Kala Eosen Tengah-Oligosen merupakan cekungan depan
busur magmatik, berubah menjadi cekungan belakang busur magmatik pada kala Miosen
Awal-Pliosen. Pada Plio-Plistosen, sebagian Cekungan Bogor terangkat menjadi daratan dan
merupakan jalur magmatis aktifitas vulkanisme, dan hal tersebut mengakibatkan adanya
endapan-endapan Gunungapi Kuarter (Martodjojo, 1984). Berdasarkan sejarah cekungan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa zona antiklinonium bogor terdiri dari perlapisan-
perlapisan berumur Miosen yang kemudian terlipatkan kuat pada masa Plio-Plistosen yang
kemudian pada sebagian kecilnya ditutupi oleh endapan gunungapi kuarter,
Menurut van Bemmelen (1949), secara fisiografis daerah Jawa Barat dibagi
menjadienam zona, yaitu Zona Dataran Aluvial Jawa Barat Utara, Zona Antiklinorium Bogor,
Zona Gunungapi Kuarter, Zona Depresi Tengah Jawa Barat, Kubah dan Pegunungan pada
Zona Depresi Tengah, dan Zona Pegunungan Selatan.

GEOLOGI REGIONAL
Jawa Barat memiliki tatanan tektonik yang rumit dan tidak memiliki arah umum
tektonik seperti halnya Sumatra. Pola struktur pada bagian timur Jawa Barat memiliki arah
baratlaut tenggara, pada daerah Banten berarah baratdaya-timurlaut, sedangkan pada
dataran rendah Jakarta pola strukturnya berarah utara-selatan.
Pada bagian tengah Jawa Barat, sebelah barat dari Bandung, pola stukturnya memiliki
arah baratdaya-timurlaut. Hal ini dapat dilihat pada punggungan Rajamandala yang
kemenerusannya dapat ditarik dari Sukabumi hingga Lembah Cimandiri di daerah Pelabuhan
Ratu. Tatanan tektonik yang rumit dan tidak memiliki pola umum ini menunjukan struktur
batuan dasar yang diperkirakan tersusun atas blok-blok batuan yang saling bergerak satu
sama lain dan tersesarkan
KAJIAN LETUSAN
Gunung Salak merupakan gunung api yang masih aktif dengan tipe strato yang hasil
letusannya merupakan selang seling antara aliran lava dan endapan piroklastik. Geologi dan
stratigrafi tentatif berdasarkan hasil pemetaan terdahulu bahwa urutan batuan dari tua ke
muda terdiri dari 16 satuan batuan dan 7 satuan produk batuan bukan G. Salak. Hasil kegiatan
G. Salak tertua adalah lava G. Salak I dan yang termuda adalah kolorium dan endapan
aluvial. Genetika G. Salak menurut Hartman (1938) adalah sebagai berikut: Pertama muncul
G. Salak I yang merupakan tubuh yang paling tua dan kemudian disusul oleh G. Salak II,
kemudian muncul G. Sunbul, sedangkan Kawah Ratu diperkirakan merupakan produk akhir
dari G. Salak, Kawah Cikulung Putri dan Kawah Hirup yang masih merupakan bagian dari
Kawah Ratu. Sejarah letusan gunung salak yang tercatat adalah sebagai berikut

KARAKTERISTIK LETUSAN
Karakter letusan Gunung Salak adalah letusan freatik di kawah pusat dan erupsi
samping. Letusan freatik terjadi apabila terjadi akumulasi tekanan uap air yang sangat kuat di
bawah permukaan bumi yang melebihi daya tahan dari lapisan permukaan tanah di atasnya.
Akumulasi uap air ini bisa terbentuk akibat sentuhan secara langsung atau tidak langsung
aliran air dengan magma. Erupsi samping merupakan erupsi yang terjadi pada daerah lereng
gunungapi.

AKTIVITAS KEGEMPAAN VULKANIK


Hingga saat ini kegempaan di G. Salak dipantau/dimonitor secara terus menerus
dengan menggunakan seismograf MEQ-800 yang dioperasikan secara telemetri. Seismometer
dipasang 3 Km dari Pos Pengamatan Gunungapi. Dari hasil perekaman seismograf hingga
Mei 2007 tampak bahwa, beberapa jenis gempa yang dominan terekam oleh seismograf
antara lain ; gempa Vulkanik-Dalam, Tektonik-Jauh, gempa Tektonik-Lokal, serta jenis
gempa Low Frekuensi. Pada kurun waktu 29 Desember 2006 hingga 12 Mei 2007 tampak
bahwa, tingkat kejadian jenis gempa Tektonik-Jauh lebih besar dibanding jenis gempa
Vulkanik-Dalam maupun Tektonik-Lokal.
Dalam kurun waktu 135 hari tersebut terekam 28 kejadian gempa Vulkanik-Dalam, 45
kejadian gempa Tektonik-Lokal, dan 65 kejadian gempa TektonikJauh. Namun rata-rata
kejadian jenis gempa Vulkanik-Dalam, Tektonik-Lokal, maupun Tektonik-Jauh adalah kurang
dari 1 kejadian per hari.
Jika diamati tingkat kegempaan jenis gempa vulkanik, ditinjau setiap 136 hari hingga
periode pengamatan tampak jumlah gempa Vulkanik-Dalam tersebut hanya berkisar antara 12
hingga 28 kejadian per 136 hari atau kurang dari 1 kejadian per hari. Sedangkan jenis gempa
Vulkanik-Dangkal tidak terekam.

SUMBERDAYA GUNUNG API


Bahan galian yang ditemukan di sekitar G. Salak yang dianggap ekonomis antara lain
tufa pasiran yang terdapat di Desa Kutajaya, Tugujaya dan Cidahu. Batu pecah andesit
terdapat di Desa Logi. Batu ceper andesit terdapat di Desa Cidahu dan Batu Gamping
terdapat di Desa Bojong Pangkas.

GEOTHERMAL DI AREA GUNUNG SALAK


Di area gunung salak terdapat apangan panas bumi awi yang beroperasi Lapangan
panas bumi ini terdapat di kawasan panas bumi Awi Bengkok, yang secara administratif
berada di dua wilayah kabupaten yaitu kabupaten Sukabumi dan kabupaten Bogor, Jawa
Barat.

Sistem panas bumi disini adalah sistem panas bumi hidrotermal yaitu sistem panas
bumi yang mempunyai satu kesatuan antara sumber panas, reservoir dan batuan penudung.
Berdasarkan asosiasi terhadap tatanan geologinya, sistem panas bumi disini termasuk
vulkanik. Sistem panas bumi vulkanik adalah sistem panas bumi yang berasosiasi dengan
gunungapi api Kuarter yang umumnya terletak pada busur vulkanik Kuarter Prospek gunung
salah merupakan contoh tipe sistem komplek gunung api di lingkungan pulaupulau besar
akibat aktivitas vulkatektonik.
Model hidrotermal Lapangan Awibengkok, Komplek Gunung Salak (CGI, 2002)

Kapasitas pembangkitan listrik yang telah terpasang di lapangan panas bumi ini
mencapai 330 MW. Proyek pengembangannya dimulai sejak penandatanganan kontrak
operasi bersama/Joint Opeation Contract (JOC) antara Unocal Geothermal Indonesia, Ltd
dan Pertamina sekitar tahun 1980.

Chevron Geothermal saat ini sudah memproduksi listrik dari PLTP Gunung Salak,
Jawa Barat dengan kapasitas 330 MW. Proyek tersebut merupakan proyek listrik swasta
pertama dan memproduksi panas bumi dengan kapasitas terbesar di Indonesia. Sejak 1994,
PLTP Gunung Salak sudah beroperasi sekitar 110 MW. Pada 1997, kapasitas PLTP tersebut
kemudian ditambah menjadi 220 MW, dan 330 MW pada 2002.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Kasbani , Tipe Sistem Panas Bumi Di Indonesia Dan Estimasi Potensi Energinya. Kelompok
Program Penelian Panas Bumi, PMG Badan Geologi

Citra Nurwani. 2010. Sebaran Geologi Leuwiliang Leuwisadeng, Cekungan Bogor. JbptItb
Digillib itb

PVMBG Badan Geologi ESDM. Kajian tentang Gunung salak. (dapat diakses di web
kementiran ESDM www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/200-g-
salak )

Irfa Hamzah 2011. Geologi Regional Jawabarat. JbptItb Digilib itb Bandung

Boedi Tjahjono. Penilaian bahaya lahar Gunung Salak. Jurnal Lingkungan dan Bencana
Geologi, Vol. 5 No. 2 Agustus 2014: 93 110

Pri Utami. 1998. Model Perencanaan Energi: Energi Panasbumi. ENERGI No 2 Noverber
1998.

Anda mungkin juga menyukai