PENDAHULUAN
sedangkan pada anestesi regional terjadi pada sekitar 56,7% pasien selama
operasi. Menggigil terjadi pada 40% pasien yang tidak dihangatkan yang sedang
dalam pemulihan dari anestesi umum dan pada 50% pasien dengan suhu tubuh inti
35,5oC dan pada 90% pasien dengan suhu tubuh inti 34,5 oC. Menggigil adalah
aktivitas otot yang involunter dan berulang yang dapat meningkatkan produksi
panas metabolik sampai 500600% dari nilai basal. Kejadian ini merupakan salah
Pasien yang mengalami menggigil merasa sangat tidak nyaman dan pada
beberapa pasien bahkan sensasi dingin yang terjadi dirasakan lebih berat daripada
oksigen dan produksi karbon dioksida dapat meningkat sebanyak dua sampai tiga
kali lipat, dan dapat terjadi asidosis laktat. Dengan demikian, hal ini akan menjadi
1
2
irigasi atau karena efek anestesi spinal yang merupakan teknik anestesi terpilih
untuk operasi ini. Mekanisme terjadinya menggigil pada anestesi spinal belum
diketahui secara pasti. Diperkirakan anestesi regional merubah fungsi sistem saraf
terjadi redistribusi suhu tubuh inti, yang terbatas pada tungkai bawah sehingga
anestesi spinal adalah dengan pemantauan suhu tubuh intraoperatif, suhu kamar
operasi yang optimal, deteksi dini dan tindakan untuk mencegah kondisi
pencegahan menggigil.1,3
klonidin, fisostigmin, ketamin, dan magnesium sulfat (MgSO 4). Pethidin sampai
3
saat ini masih merupakan obat pilihan untuk mengatasi menggigil dan sering
jelas dan diduga efek anti menggigil terjadi melalui reseptor .2,4,5
reseptor dan , tetapi tidak dihambat oleh nalokson dosis rendah, yang hanya
magnus dan tanduk dorsal medula spinalis. Pethidin juga memodulasi neuron-
magnus dan tanduk dorsalis di saraf spinal. Reseptor NMDA di daerah tanduk
dorsal saraf spinal juga memodulasi transmisi nyeri dari reseptor nyeri di kulit,
dimana diketahui bahwa transmisi nyeri dan jalur aferen dari reseptor suhu
melalui jalur yang sama di saraf spinal. Oleh karena itu secara otomatis pethidin
dan depresi napas. Kerugian pemberian pethidin adalah interaksinya dengan obat-
obatan opioid ataupun anestesi yang digunakan sebelumnya yang akan makin
masih terasa kurang memuaskan karena efek samping pethidin yang merugikan.
Oleh karena itu diperlukan obat alternatif lain yang mempunyai efektivitas lebih
akan memodulasi termoregulasi pada area preoptik hipotalamus anterior dan locus
asenden.1,2,4
meningkat dan dalam keadaan panas akan menurun. Dengan demikian magnesium
efektif dalam menurunkan ambang menggigil. Obat ini tidak hanya memiliki efek
sentral tetapi juga memiliki efek relaksasi otot ringan sehingga secara simultan
perasaan hangat dan kemerahan, mual-muntah, kelemahan otot, pusing, dan iritasi
pada tempat penyuntikan. Efek samping mayor yang dapat terjadi adalah depresi
MgSO4, yaitu 4% dibandingkan 36% pada kelompok plasebo. Dosis bolus yang
digunakan dalam penelitian ini berhubungan dengan 75% dosis MgSO4 yang biasa
digunakan berhubungan dengan 25% dosis rumatan MgSO4 pada pasien yang
sama. Pada dosis ini, kemungkinan untuk terjadinya toksisitas magnesium dapat
diabaikan.7,8
dilanjutkan dosis rumatan 2 g/jam untuk mencegah menggigil pada pasien yang
selama operasi lebih sedikit, yaitu pada 6,7% pasien, dibandingkan dengan
kelompok kontrol, yaitu pada 66,7% pasien. Penelitian lain yang membandingkan
menggigil selama operasi yang lebih sedikit, yaitu 28% pada kelompok MgSO 4
yang merugikan bagi pasien, oleh karena itu upaya pencegahan yang tepat dan
memperberat keadaan pasien. Telah diketahui bahwa pethidin dan MgSO 4 efektif
mencegah kejadian menggigil pada anestesi. Sejauh ini belum ada penelitian
Menilai efek pencegahan kejadian menggigil selama operasi TURP dalam anestesi
IV.
mencegah kejadian menggigil selama operasi dengan anestesi spinal serta dapat
menggigil selama operasi dengan anestesi spinal selain sebagai adjuvant untuk