Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Potensi Wilayah Pesisir yang dapat Dikembangkan untuk Media


Pembelajaran
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika yang diampu oleh
Maharani Izzatin, M. Pd

Disusun oleh:
Kelompok 6 (A1)

1. Ashar 15.601040.005
2. Hulwanun L.H 15.601040.007
3. Ridwan 15.601040.042
4. Nuraini Umar 15.601040.053
5. Ayatusy Syifa 15.601040.077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika dengan judul Potensi Wilayah Pesisir yang dapat Dikembangkan
untuk Media Pembelajaran.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika yang telah diberikan. Selain itu,
juga dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain dalam rangka pemahaman
materi mengenai potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan untuk media
pembelajaran.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Maharani Izzatin, M.Pd., selaku Dosen Pengampu Pengembangan Media
Pembelajaran Matematika yang telah memberikan tugas ini.
2. Orang tua kami yang telah membantu dalam hal materiil sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
untuk pembuatan makalah selanjutnya.

Tarakan, 09 Maret 2016

Kelompok 6

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
BAB 1.............................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................2
BAB 2.............................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Pengertian Potensi Wilayah Pesisir..............................................3
2.2 Potensi Wilayah Pesisir............................................................4
2.3 Potensi Wilayah Pesisir yang Dapat Dikembangkan untuk Media
Pembelajaran..................................................................................8
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Potensi Wilayah Pesisir yang dapat
Dikembangkan untuk Media Pembelajaran...........................................13
BAB 3...........................................................................................14
PENUTUP......................................................................................14
3.1 Kesimpulan.............................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati


tertinggi di dunia. Tingginya keanekaragaman hayati tersebut bukan hanya
disebabkan oleh letak geografis yang sangat strategis melainkan juga
dipengaruhi oleh iklim, arus, masa air laut, dan keanekaragaman ekosistem
yang terdapat di dalamnya. Keanekaragaman hayati dan lautan Indonesia
hadir dalam berbagai bentuk ekosistem, diantaranya adalah ekosistem
mangrove, padang lamun, dan ekosistem terumbu karang. Tingginya
keanekaragaman hayati di wilayah pesisir dan lautan Indonesia dalam bentuk
keanekaragaman genetik, spesies, maupun ekosistem, merupakan aset yang
paling berharga untuk menunjang berbagai kegiatan pembangunan termasuk
di dalamnya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yakni
pendidikan.

Keberhasilan tujuan pendidikan sangat ditentukan oleh implementasinya


(proses), dan implementasinya sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan
segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya implementasi (proses).
Proses belajar mengajar merupakan proses yang terpenting karena dari sinilah
terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Di sini pula
campur tangan langsung antara pendidik dan peserta didik berlangsung
sehingga dapat dipastikan bahwa hasil pendidikan sangat tergantung dari
perilaku pendidik dan perilaku peserta didik.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar


mengajar, berupa segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Oleh karena proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu

1
sistem maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting
sebagai salah satu komponen dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran


menjadi komponen yang sangat penting dalam menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik dapat mendorong
proses belajar pada peserta didik. Dengan kondisi ini jika dihubungkan
dengan potensi wilayah pesisir maka pemanfaatan potensi wilayah pesisir
sebagai media pembelajaran dapat menjadi salah satu strategi yang dapat
dilakukan dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan untuk media pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian potensi wilayah pesisir?


2. Bagaimana potensi wilayah pesisir?
3. Potensi wilayah pesisir apa saja yang dapat dikembangkan untuk media
pembelajaran?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan potensi wilayah pesisir yang dapat
dikembangkan untuk media pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian potensi wilayah pesisir.
2. Mengetahui potensi wilayah pesisir.
3. Mengetahui potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan untuk
media pembelajaran.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan potensi wilayah pesisir yang dapat
dikembangkan untuk media pembelajaran.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Potensi Wilayah Pesisir

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, potensi diartikan sebagai


kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan,
kesanggupan, daya; wilayah diartikan sebagai daerah (kekuasaan,
pemerintahan, pengawasan, dan sebagainya), lingkungan daerah (provinsi,
kabupaten, kecamatan); dan pesisir diartikan sebagai tanah datar berpasir di
pantai (di tepi laut).

Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan


dengan laut, batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air
maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
laut seperti pasang surut, angin laut, dan instrusi air laut, sedangkan batas di
laut ialah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan
seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah
laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan (Bengen,
dalam Tulungen, J. Johnnes, dkk, 2003). Menurut Masyhudzulhak (2011),
wilayah pesisir adalah pertemuan antara pengaruh daratan dan lautan, ke arah
darat sampai pengaruh perembesan air laut dan angin laut, dan ke arah
daratan sampai pengaruhnya air tawar dan memiliki beragam sumber daya
yang pulih dan tidak pulih.

Sehingga potensi wilayah pesisir dapat diartikan sebagai segala


sumberdaya alam dan manusia pesisir yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan bagi kesejahteraan hidup masyarakat pesisir.

3
2.2 Potensi Wilayah Pesisir

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.508


pulau dengan total panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km. Sepanjang
garis pantai ini terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit, tetapi memiliki
potensi sumberdaya alam yang sangat banyak seperti ekosistem mangrove,
terumbu karang, dan padang lamun yang sangat luas dan beragam. Selain itu
pula terdapat berbagai kekayaan pesisir lainnya seperti pasir, kerang, jenis-
jenis ikan pelagis, ikan dumersal, kepiting, udang, teripang, air laut, kerikil,
kelapa, dan ketapang.

Dalam UU RI No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-


pulau Kecil disebutkan bahwa potensi di kawasan pesisir sangatlah besar,
baik potensi sumberdaya alam maupun potensi buatan. Potensi sumberdaya
kawasan pesisir menurut UU ini yaitu sumberdaya hayati (ikan, terumbu
karang, padang lamun, mangrove, dan biota laut lain), sumberdaya nonhayati
(pasir, air laut, mineral dasar laut), sumberdaya buatan (infrastruktur laut
yang terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa lingkungan berupa
keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait
dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di
wilayah pesisir).

Potensi wilayah pesisir dan sekitarnya memiliki nilai ekonomis dan


edukasi jika dimanfaatkan dengan baik. Berdampak ekonomis ketika potensi
tersebut dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, maka akan
meminimalkan pengeluaran anggaran pengadaan sarana pembelajaran,
sedangkan berdampak edukasi ketika potensi tersebut dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran, maka akan meningkatkan ketercapaian perkembangan
peserta didik.

4
Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh potensi wilayah pesisir :

2.2.1 Hutan Mangrove


Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung
kehidupan yang penting di wilayah pesisir. Selain mempunyai
fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan,
tempat pemijahan dan asuhan bagi bermacam biota, penahan
abrasi, penahan amukan angin taufan, dan tsunami, penyerap
limbah, pencegah intrusi air laut, dan lain sebagainya, hutan
mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis seperti penyedia
kayu, daun-daunan sebagai bahan baku obat obatan, dan lain-lain.

2.2.2 Terumbu Karang


Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang
bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga. Terumbu karang
mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota
perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan
asuhan berbagai biota, terumbu karang juga menghasilkan
berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti
berbagai jenis hasil perikanan, batu karang untuk konstruksi. Dari

5
segi estetika, terumbu karang dapat menampilkan pemandangan
yang sangat indah.

2.2.3 Rumput Laut


Rumput laut adalah anggota dari kelompok vegetasi yang
dikenal sebagai alga. Potensi rumput laut (alga) di perairan
Indonesia mencakup areal seluas 26.700 ha dengan potensi
produksi sebesar 482.400 ton/tahun. Pemanfaatan rumput laut
untuk industri terutama pada senyawa kimia yang terkandung di
dalamnya, khususnya karegenan, agar, dan algin.

6
2.2.4 Padang Lamun
Padang lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidup di
dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta
berbiak dengan biji dan tunas. Tumbuhan tersebut terdapat
diperairan dekat pantai yang dangkal, baik di daerah tropis maupun
di daerah temperatur.

2.2.5 Kerang
Kerang merupakan hewan bertubuh lunak (moluska).
Pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara
biologi namun penggunaannya luas dan dipakai dalam kegiatan
ekonomi. Dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua
moluska dengan sepasang cangkang. Dalam pengertian paling
sempit, yang dimaksud sebagai sebagai kerang adalah kerang
darah, sejenis kerang budidaya yang umum dijumpai di wilayah
Indo-Pasifik dan banyak dijual di warung atau rumah makan yang
menjual hasil laut.

7
2.2.6 Jasa-jasa Lingkungan
Jasa-jasa lingkungan yang dimaksud meliputi fungsi
kawasan pesisir dan lautan sebagai tempat rekreasi dan
pariwisata, media transportasi dan komunikasi, sumber energi,
sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan,
penampungan limbah, pengatur iklim, kawasan lindung, dan
sistem penunjang kehidupan serta fungsi fisiologis lainnya.

2.3 Potensi Wilayah Pesisir yang Dapat Dikembangkan untuk Media


Pembelajaran

Potensi yang dimiliki di daerah pesisir dan sekitarnya perlu dipilah untuk
dikembangkan sebagai media pembelajaran, karena dari seluruh potensi
tersebut harus dilihat dari segi keamanan dan kenyamanan peserta didik.
Selain itu, potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan menjadi media
pembelajaran juga murah dalam hal ekonomis agar mudah dijangkau.
Berikut merupakan potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan
untuk media pembelajaran, diantaranya adalah:
2.3.1 Pasir
Pasir adalah salah satu jenis material yang terhampar
sepanjang pesisir pantai dan mudah dijangkau oleh siapapun. Pasir
sebagai media pembelajaran dapat mengembangkan kreatifitas dan
imajinasi peserta didik tentang karya yang ia buat dengan media
pasir. Tentu saja media pasir yang digunakan harus dipastikan
bersih dan aman digunakan. Contoh media pembelajaran dari pasir
adalah:
- Pasir Warna-warni
Pasir yang diwarnai dapat menjadi media pembelajaran
dalam melukis dengan pasir, mengenal warna, selain itu pasir
yang dibasahi dengan air dapat dibentuk sesuai dengan yang kita
inginkan, seperti bola, kubus, balok, segitiga, piramida, dan
sebagainya.

8
2.3.2 Kerang
Kerang adalah jenis hewan laut yang mempunyai beragam
ukuran, jenis, dan warnanya. Ada yang berukuran besar atau kecil,
memiliki tekstur kasar dan ada juga yang teksturnya halus, serta
memiliki warna putih, cokelat, hitam-bertotol. Contoh media
pembelajaran dari kerang adalah:
- Sebagai Media Pembuatan Kolase
- Berhitung Menggunakan Kerang
Pada pelajaran matematika kerang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran dalam operasi penambahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
- Mencari FPB dan KPK menggunakan kerang
Untuk menjadi media pembelajaran FPB dan KPK,
diperlukan kerang dengan tekstur yang halus dan berukuran
kecil. Penggunaannya pun dibantu dengan batok kelapa sebagai
wadah dimana batok kelapa dituliskan angka yang lebih dari 0.
Cara mencari FPB adalah, menuliskan beberapa bilangan yang
ingin dicari FPB nya. Kemudian mengambil kerang dan
meletakkan kerang tersebut pada batok kelapa sesuai dengan
faktor bilangan tersebut. Selanjutnya, mengamati batok kelapa
yang mempunyai jumlah kerang terbanyak. Lalu, untuk
menentukan FPB dari bilangan tersebut adalah dengan melihat
kerang yang berada di batok kelapa yang memiliki angka

9
tertinggi. Sedangkan untuk mencari KPK, proses awalnya
hampir sama dengan mencari FPB, hanya saja penempatan
kerang berdasarkan kelipatan bilangan tersebut. Untuk
menentukan KPK dari bilangan adalah dengan mengamati batok
kelapa yang mempunyai jumlah kerang terbanyak. Lalu, untuk
menentukan KPK dari dua bilangan tersebut adalah dengan
melihat kerang yang berada di batok kelapa yang memiliki
angka terkecil.

2.3.3 Tumbuhan Kelapa


Tumbuhan kelapa adalah salah satu jenis tumbuhan yang
tumbuh subur di pesisir pantai. Jenis tumbuhan pesisir ini memiliki
banyak manfaat mulai dari akar, batang, daun, dan buah. Contoh
media pembelajaran tumbuhan kelapa adalah :
- Lidi sebagai alat hitung dan dapat dibentuk bangun datar seperti
layang-layang, persegi panjang, segiempat, dan lain-lain.
- Daun kelapa dapat dianyam membentuk suatu bangun ruang
seperti kubus, bola, belah ketupat, dan lain-lain.

10
11
2.3.4 Kerikil
Kerikil adalah salah satu jenis material seperti pasir yang
terdapat di pesisir pantai dan mudah dijangkau oleh siapapun.
Potensi kerikil untuk media pembelajaran sama dengan potensi
kerang. ontoh media pembelajaran dari kerikil adalah berhitung
menggunakan kerikil.

Selain potensi wilayah pesisir yang telah dijelaskan sebelumnya,


sebenarnya ekosistem yang ada pada wilayah pesisir tersebut juga dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran langsung di luar kelas seperti
ekosistem hutan mangrove. Ekosistem hutan mangrove dapat dimanfaatkan
sebagai tempat pariwisata untuk pembelajaran biologi. Karena dalam
ekosistem hutan mangrove terdapat banyak makhluk hidup yang hidup
berdampingan dalam ekosistem tersebut seperti, pohon bakau, kepiting, ikan,
dan bekantan.

12
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Potensi Wilayah Pesisir yang dapat
Dikembangkan untuk Media Pembelajaran

Secara umum, kelebihan dan kekurangan potensi wilayah pesisir yang


dapat dikembangkan untuk media pembelajaran adalah :

2.4.1 Kelebihan
- Kegiatan lebih menarik dan tidak membosankan.
- Meningkatkan motivasi belajar serta keterampilan peserta didik.
- Meningkatkan kreativitas guru sebagai tenaga pendidik dalam
mengembangkan media pembelajaran.
- Meningkatkan keefektifan tujuan pembelajaran.
- Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah.
- Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar seperti,
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
2.4.2 Kekurangan
- Untuk media tertentu, seperti kerang dan kerikil terlampau kecil
untuk ditampilkan di kelas yang besar.
- Jika tidak dirawat dengan baik, maka media pembelajaran akan
cepat rusak atau hilang.
- Dapat menyebabkan tangan kotor untuk media pembelajaran
tertentu.
- Apabila penyajiannya tidak menarik, peserta didik akan mudah
bosan.

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Potensi wilayah pesisir dapat diartikan sebagai segala sumberdaya alam


dan manusia pesisir yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan
bagi kesejahteraan hidup masyarakat pesisir.

Dalam UU RI No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-


pulau Kecil disebutkan bahwa potensi di kawasan pesisir yaitu potensi
sumberdaya alam maupun potensi buatan. Potensi sumberdaya kawasan
pesisir menurut UU ini yaitu sumberdaya hayati, sumberdaya nonhayati,
sumberdaya buatan.

Potensi yang dimiliki di daerah pesisir dan sekitarnya perlu dipilah untuk
dikembangkan sebagai media pembelajaran, karena dari seluruh potensi
tersebut harus dilihat dari segi keamanan dan kenyamanan peserta didik.
Potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan untuk media pembelajaran
adalah pasir, kerang, tumbuhan kelapa, kerikil.

Potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan untuk media


pembelajaran juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

3.2 Saran

Sebaiknya potensi wilayah pesisir untuk media pembelajaran dapat lebih


dikembangkan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi para pendidik.
Selain itu, minimnya media pembelajaran dari potensi wilayah pesisir
membuktikan bahwa kurangnya perhatian pendidikan terhadap potensi
wilayah pesisir sebagai sarana pendidikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aman dan Dyah Kumalasari. 2008. Faktor-faktor Pendukung Kualitas


Pembelajaran Sejarah di SMA 5 Yogyakarta (Laporan Penelitian).
Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M.Pd./B-
13.PENELITIAN.pdf. Diunduh pada 11 Maret 2017.

Asmah, Ayu dan Mustaji. 2014. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Alam Pasir
sebagai Sumber Belajar terhadap Kemampuan Sains dan Motorik Halus
Anak Usia Dini. Jurnal Kwangsan. Volume 2, No. 1.
http://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/article/
download/12/pdf. Diunduh pada 12 Maret 2017.

Baransano, Hengky K., dan Jubhar C. Mangimbulude. 2011. Eksploitasi dan


Konservasi Sumberdaya Hayati Laut dan Pesisir di Indonesia. Jurnal
Biologi Papua. Volume 3, No. 1:39-45.
http://ejournal.unicen.ac.id/index.php/JBP/article/download/42/32.
Diunduh pada 11 Maret 2017.

Masyhudzulhak. 2011. Pengelolaan Usaha Mikro dan Kecil di Bengkulu


(Penguatan Ekonomi Lokal di Wilayah Pesisir). Dalam Procceeding
Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE FISIP Untirta
(hlm. 35-39). http://ejurnal.fisip-
untirta.ac.id/index.php/eJLAN/article/view/6. Diunduh pada 11 Maret
2017.

Sugandi, Dede. 2011. Pengelolaan Sumberdaya Pantai. Jurnal Gea. Volume 11,
No. 1. http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=436487&val=8426&title=PENGELOLAAN%20SUMBERDAYA
%20PANTAI. Diunduh pada 09 Maret 2017.

Tulungen, J. Johnnes. 2003. Panduan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir


Berbasis Masyarakat, terj. Kun S. Hidayat dan Ahmad Husein, Jakarta:
Indonesia, 2003. http://www.crc.uri.edu/download/Panduan_CB-CRM-
complete.pdf. Diunduh pada 11 Maret 2017.

Undang-undang Nomor 27, Tahun 2007, tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil.

http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/fl52199/parent/2689
8. Diunduh pada 11 Maret 2017.

15
Virgawati, Vita. 2015. Pengaruh Penggunaan Pasir Berwarna sebagai Media
Pembelajaran terhadap Perkembangan Kognitif (Pengenalan Sains) Anak
Usia 3-4 Tahun di PAUD Permata Bunda Kabupaten Sragen (Skripsi).
FKIP, Universitas Negeri Semarang.
http://lib.unnes.ac.id/22603/1/1601410019-s.pdf. Diunduh pada 11 Maret
2017.

16

Anda mungkin juga menyukai