Anda di halaman 1dari 31

Pertemuan I: Pengantar Asesmen dan Konntrak

Hari/tanggal: Rabu/22-02-217

A. Pengertian Assesmen
Palomba and Banta (1999), Assessment is the systematic
collection, review, and use of information about educational
programs undertaken for the purpose of improving student
learning and development (Artinya: asesmen adalah
pengumpulan, reviu, dan penggunaan informasi secara
sistematik tentang program pendidikan dengan tujuan
meningkatkan belajar dan perkembangan siswa).Menurut Robert
M Smith (2002), Assesmen merupakan suatu penilaian yang
komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat
digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak
sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan
pembelajaran.Sedangkan menuru Richard I. Arends
(2008),Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi tentang
siswa dan kelas untuk maksud-maksud pengambilan keputusan
instruksional.
Asesmen merupakan metode dan proses yang digunakan
untuk mengumpulkan umpan balik tentang seberapa baik siswa
belajardan dapat dilakukan di awal, di akhir (sesudah), maupun
saat pembelajaran sedang berlangsung. Asesmen dapat berupa
tes atau nontes, asesmen berupa nontes misalnya penggunaan
metode observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dsb yang
hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan
bertujuan meningkatkan belajar (pembelajaran) dan
perkembangan siswa.
Maka disimpulkan bahwa asesmen adalah proses
mengumpulkan informasi tentang objek (siswa) dengan
menggunakan alat dan teknik yang sesuai untuk membuat
penilaian atau keputusan mengenai objek tersebut. Berdasarkan
kesimpulan definisi asesmen tersebut, maka untuk melakukan
asesmen diperlukan suatu alat atau instrumen dan teknik
sebagai pengumpul informasi dan pertimbangan penilaian
mengenai objek.

B. Pengertian Tes

Istilah tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti


sebuah piringan atau jambangan dari tanah liat. Istilah ini
dipergunakan dalam lapangan psikologi dan selanjutnya hanya
dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk
menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai
dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pada hakikatnya tes
adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik
untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu.

Overton, Terry (2008), test is a method to determine a


students ability to complete certain tasks or demontstrate
mastery of a skill or knowledge of content. Some types would be
multiple choice tests or a weekly spelling test. While it commonly
used interchangeably with assesment, or even evaluation, it can
be distinguished by the fact that a test is one form of an
assesment. (Tes adalah suatu metode untuk menentukan
kemampuan siswa menyelesaikan sejumlah tugas tertentu atau
mendemonstrasikan penguasaan suatu keterampilan atau
pengetahuan pada suatu materi pelajaran. Beberapa tipe tes
misalnya tes pilihan ganda atau tes mengeja mingguan.
Seringkali penggunaannya tertukar dengan asesmen, atau
bahkan evaluasi (penilaian), yang mana sebenarnya tes dapat
dengan mudah dibedakan berdasarkan kenyataan bahwa tes
adalah salah satu bentuk asesmen.)

Tes adalah suatu cara atau alat (instrumen) dan teknik


yang digunakan untuk mendapatkan informasi objek (siswa)
yang berbentuk suatu tugas dengan aturan tertentu. Fungsi dari
tes adalah sebagai alat ukur dan pengumpul informasi untuk
asesmen dan evaluasi. Hasil dari tes tersebut berupa pengukuran
dan umumnya mendapatkan informasi secara kuantitatif yang
diolah untuk penilaian atau asesmen. Umumnya informasi hasil
dari asesmen bersifat kualitatif atau deskripsi mengenai objek
yang di asesmen. Dan dari hasil asesmen akan ada suatu
keputusan untuk evaluasi objek berdasarkan tujuan yang telah
difokuskan.

C. Perbedaan Pengkuran dan Penilaian

Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian


angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu
tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu. Pengukuran merupakan proses atau
kegiatan untuk memberi kuantitas terhadap seusatu. Contoh:
Seorang pendidik memberikan tes. Hasil tes tersebut akan
menghasilkan nilai berdasarkan kriteria pengskoran. Pengukuran
berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai
kuantitatif tersebut.

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara


dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta
didik.Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil
atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat
berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan
nilai kuantitatif (berupa angka). Penilaian hasil belajar pada
dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar
(guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Penilaian merupakan proses atau kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi
dalam rangka untuk mengambil keputusan dengan kriteria
tertentu. Contoh: Si pendidik melakukan pengolahan skor
dengan pendekatan tertentu sehingga nilai-nilai itu memiliki
makna tidak menguasai, mengusai dan sangat menguasai.

D. Fungsi Penilaian

Fungsi penilaian dalam pembelajaran adalah:

1. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan


pembelajaran. Dengan fungsi ini maka penilaian harus
mengacu pada rumusan-rumusan tujuan pembelajaran
sebagai penjabaran dari kompetensi mata pelajaran.
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.
Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan
pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar siswa,
strategi pembelajaran yang digunakan guru, media
pembelajaran, dll.
3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa
kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut
dikemukakan kemampuan dan kecakapan pelajar siswa
dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam
bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
4. Menggambarkan sejauh mana peserta didik telah
menguasai suatu kompetensi.
5. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka
membantu memahami dirinya, membuat keputusan tentang
langkah berikutnya, baik untuk perencanaan program
belajar, pengembangan kepribadian, maupun untuk
penjurusan (sebagai bimbingan).
6. Menemukankesulitanbelajar,kemungkinanprestasiyangbisa
dikembangkan peserta didik, dan sebagai alat diagnosis
yang membantu pendidik/guru menentukan apakah
seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
7. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajara
n yang sedang berlangsung guna perbaikan proses
pembelajaran berikutnya.
8. Pengendalibagipendidik/gurudansekolahtentangkemajuanpe
rkembangan peserta didik.

E. Tokoh perintis Pengukuran pendidikan

Horace Mann (1796-1859) dikenal sebagai bapak


pendidikan di Amerika Serikat yang mempelopori berdirinya
sekolah negeri. Mann menyatakan bahwa sekolah negeri
haruslah bersifat bebas, universal, non-partai, dan merupakan
lembaga publik yang mampu menaikkan kualitas moral dan
ekonomi sosial seluruh Amerika. Mann juga menyatakan bahwa
dengan menempatkan semua murid dalam kelas bersama-sama
akan memberikan para murid pengalaman belajar yang sama,
hal ini juga akan memberikan kesempatan yang sama kepada
murid yang berasal dari kelas sosial yang berbeda. Hal inilah
yang dia sebut sebagai menyetarakan kondisi setiap orang
dalam bidang pendidikan.
F. Validitas dan Realibilitas

Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari


kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Menurut Arikunto (1999) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Menurut Nursalam
(2003) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian


validitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas
adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan
kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (1999) suatu tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai
dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan
kriteria.

Asosiasi Psikologi Amerika (APA) (1974; dalam Anastasia,


1982) membedakan tiga tipe validitas, yaitu validitas isi, yang
dikaitkan dengan criteria, dan konnstrak. Ketiga tipe validitas
tersebut dapat diuji dengan dan atau tanpa menggunakan

instrument yang telah teruji validitas maupun reabilitasnya.

Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah


serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang
memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat
ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat
keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes
dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak
berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.
Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa
besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang
diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya
sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi.

G. Prinsip Evaluasi

Prinsip-prinsip Evaluasi menurut Rubiyanto, Rubini, dan Sri Hartini.


Menurut Rubiyanto (2005), evaluasi memiliki beberapa prinsip, di antaranya
adalah sebagai berikut:
a. Prinsip totalitas, keseluruhan, atau komprehensif. Evaluasi hasil belajar
harus dilakukan untuk menggambarkan perkembangan atau perubahan
tingkah laku peserta didik secara menyeluruh. Artinya, evaluasi mempu
mengungkapkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Prinsip kesinambungan. Evaluasi yang baik dilakukan secara teratur,
berkesinambungan dari waktu ke waktu, terencana dan terjadwal. Evaluasi
yang demikian akan menggambarkan perkembangan peserta didik dari
waktu ke waktu.
c. Prinsip Oblejtivitas. Evaluasi yang baik harus terlepas dari kepentingan
subyek. Hasil evaluasi tersebut harus menggambarkan kondisi peserta
didik secara obyektif.
H. Teknik Evaluasi

Dalam evaluasi secara garis besar, mempunyai dua macam


teknik evaluasi, yaitu: teknik tes dan teknik non tes.

Tes sebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa


macam model menurut pemakain dan waktu atau kapan
digunakannya tes tersebut. Model-model tes tersebut, yaitu: tes
seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif dantes
sumatif.
Non tes adalah alat mengevaluasi yang biasanya di
gunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat,
dan motivasi. Ada beberapa non-tes sebagai alat evaluasi,
diantaranya: skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok,
wawancara, pengamatan dan riwayat hidup.

Pertemuan II: Strategi Bertanya dan Penilaian


Berdasarkan

Hari/tanggal: Rabu/01-03-217

Strategi Bertanya

A. Defenisi Strategi Bertanya

Dalam proses pembelajaran, bertanya memainkan peranan


penting dan suatu hal yang lazim dilakukan dalam proses
pembelajaran.Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia (1985) Bertanya merupakan proses meminta ketarangan atau
penjelasan. Bertanya pada kondisi pembelajaran merupakan proses meminta
ketarangan atau penjelasan untuk mendapatkan informasi yang belum diketahui
dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Strategi bertanya merupakan pendekatan secara
keseluruhan dengan menggunakan kecakapan dan sumber daya
yang dimiliki untuk memperoleh informasi dan meminta
keterangan atau penjelasan dalam pembelajaran.
B. Strategi Bertanya yang Baik
1. Kriteria pertanyaan yang baik yaitu:
a. Singkat dan jelas
b. Menginspirasi jawaban
c. Memiliki fokus
d. Bersifat probing atau divergen
e. Bersifat validatif atau penguatan
f. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
g. Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
h. Merangsang proses interaksi

Komponen-komponen keterampilan bertanya sebagaimana disampaikan


Usman (2010), adalah:
1 Keterampilan Bertanya Dasar
2 Keterampilan Bertanya Lanjutan
Menurut Zaini (2008) teknik-teknik bertanya yang harus dimilki oleh
guru adalah:
1 Menghindari pertanyaan ganda
2 Memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir
3 Mengatur lalu lintas bertanya jawab
4 Menunjukkan keantusiasan dan kehangatan

Menurut Uno (2009), strategi bertanya yang efektif dalam


proses pembelajaran adalah:

1. Menggunakan bahasa yang bisa dimengerti siswa


2. Mengajukan pertanyaan yang memiliki lebih dari satu
jawaban yang benar
3. Mendorong berbagai jawaban dengan rekan atau kelompok
kecil sebelum kelompok yang lebih besar
4. Memanggil siswa secara acak dan menginjinkan siswa
untuk meminta siswa lain untuk memberi tanggapan
5. Mendengarkan secara aktif apa yang dikatakan siswa
6. Menghindari godaan untuk memotong atau memperbaiki
kesalahan dengan segera
7. Menahan diri dalam memberikan penilaian dan
menanggapi dengan cara yang tidak menghakimi
8. Mengarahkan kembali jawaban yang salah
9. Menyuruh satu siswa untuk merangkum gagasan siswa lain
10. Meminta kelanjutan, seperti mengapa? Bisa cerita
lebih jauh lagi? Mungkin ada contoh yang lain?
11. Mengundang siswa untuk membuka pemikiran
mereka dan mendiskusikan bagaimana mereka sampai
pada jawaban tersebut
12. Membiarkan siswa mengembangkan pertanyaan
untuk saling bertanya.
Guru harus menguasai teknik dan strategi bertanya dalam berlangsungnya
proses pembelajaran sebab mengajukan pertanyaan yang baik kepada siswa
merupakan mengajar yang baik. Penguasaan keterampilan bertanya bagi guru
adalah salah satu komptensi pedagogik guru yang harus dikuasai. Menurut
Djamarah (2000),bertanya dalam pembelajaran berfungsi untuk:
1 Mengembangkan minat dan keingintahuan
2 Memusatkan perhatian pada pokok masalah
3 Mendiagnosis kesulitan belajar
4 Menguatkan kadar CBSA
5 Kemampuan memahami informasi
6 Kemampuan mengemukakan pendapat
7 Mengukur hasil belajar

Penilaian Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom

A. Pengertian Penilaian
MenurutAkhmatSudrajatpenilaian (assessment)
adalahpenerapanberbagaicaradanpenggunaanberagamalatpenila
ianuntukmemperolehinformasitentangsejauhmanahasilbelajarpes
ertadidikatauketercapaiankompetensi (rangkaiankemampuan)
pesertadidik. Sementara menurut Asmawi Zainul dan Noehi
Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang
menggunakan tes maupun nontes. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat
kualitatif.
Penilaian Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru.
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik dengan memiliki beberapa tujuan.
B. Tujuan Penilaian
Kellough dan Kellough (Rasyid, 2007) mengidentifikasi tujuan penilaian
adalah sebagai berikut:
1. Membantu belajar siswa
2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
3. Menilai efektivitas strategi pengajaran
4. Menilai dan meningkatkan efektivitas program kurikulum
5. Menilai dan meningkatkan efektivitas pengajaran
6. Menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan
7. Komunikasi dan melibatkan orang tua siswa.
C. Taksonomi Bloom
Sudah banyak diketahui bahwa mula-mula taksonomi Bloom terdiri dari
dua aspek yaitu ranah kognitif dan ranah afektif. Pencipta dari kedua taksonomi
tersebut merasa tidak tertarik pada ranah psikomotor karena menurut mereka
hanya ada sedikit kegunaannya di sekolah menengah atau universitas (Bloom
1956). Akhirnya Simpson melengkapi dua ranah yang ada dengan ranah
psikomotor (1966).

Prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh Bloom dan Krathwohl adalah


sebagai berikut:

1. Prinsip metodologis, perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksikan


kepada cara-cara guru dalam mengajar.
2. Prinsif psikologi, taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena
kewajiban yang ada sekarang
3. Prinsip logis, taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan
konsisten
4. Prinsiptujuan, tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-
tingkatannilai-nilai.Tiap-tiapjenistujuan pendidikan hendaknya
menggambarkan corak yang netral.
Saat ini sudah banyak diketahui oleh umum bahwa apa yang dikenal
sebagai taksonomi Bloom sebenarnya merupakan hasil kelompok penilai di
universitas yang terdiri dari B.S. Bloom editor M.D. Engelhart E. Furst, W.H.
Hill, dan D.R. Krathwohl, yang kemudian didukung pula oleh Ralp W. Tyler. Ada
tiga ranah atau domain besar yang terletak pada tingkatan kedua yang selanjutnya
disebut taksonomi yaitu:
1. Kognitif, (Menurut Bloom, Englehart, Furst, Hill, Krathwohl) meliputi:
a Pengetahuan (recalling), kemampuanmengingat (misalnya:
namaibukota, rumus).
b Pemahaman (Comprehension), kemampuanmemahami (misalnya:
menyimpulkansuatuparagraf)
c Aplikasi (application), kemampuanpenerapan (misalnya:
menggunakansuatuinformasi / pengetahuan yang
diperolehnyauntukmemecahkanmasalah).
d Analisis (Analysis), kemampuanmenganalisasuatuinformasi yang
luasmenjadibagian-bagiankecil (misalnya: menganalisisbentuk,
jenisatauartisuatupuisi).
e Sintesis (syntesis).
Kemampuanmenggabungkanbeberapainformasimenjadisuatukesimpul
an (misalnya: memformulasikanhasilpenelitian di laboratorium)
f Evaluasi (Evaluation), kemampuanmempertimbangkanmana yang
baikdanmana yang
burukldanmemutuskanuntukmengambiltindakantertentu.
2. Afektif
a. Menerima (receiving) termasukkesadaran, keinginanuntukmenerima
stimulus, respon, control danseleksigejalaataurangsangandariluar.
b. Menanggapi (responding): reaksi yang diberiokan: ketepatanaksi,
perasaan, kepuasandll.
c. Menilai (evaluating):kesadaranmenerimanorma, system nilaidll.
d. Mengorganisasi (organization):
pengembangannormadannilaiorganisasi system nilai
e. Membentukwatak (characterization): system nilai yang
terbentukmempengaruhipolakepribadiandantingkahlaku
3. Psikomotor
Psikomotormerupakantindakanseseorang yang
dilandasipenjiwaanatasdasarteori yang dipahamidalamsuatumatapelajaran.
Ranahpsikomotoryaitu:
a. Meniru (perception)
b. Menyususn (Manipulating)
c. Melakukandenganprosedur (precision)
d. Melakukandenganbaikdantepat (articulation)
e. Melakukantindakansecaraalami (naturalization)
D. Revisi Taksonomi Bloom
Salah seorang murid Bloom yang bernama LorinAnderson
merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya
dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi
Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, masing-
masing kategori masih diurutkan secara hirarkis dari urutan
terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan
berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja.
Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah
jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating
yang sebelumnya tidak ada.
Taksonomi Hasil revisi Anderson pada Ranah Kognitif adalah:
1. Mengingat, kata-kata operasional yang digunakan adalah mengurutkan,
menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi,
menemukan kembali.
2. Memahami, kata-kata operasional yang digunakan adalah menafsirkan,
meringkas mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan,
membeberkan.
3. Menerapkan, kata-kata operasional yang digunakan adalah melaksanakan,
menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih,
menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi.
4. Menganalisis, kata-kata operasional yang digunakan adalah menguraikan,
membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur,
mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan,
menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan.
5. Mengevaluasi, kata-kata operasional yang digunakan adalah menyusun
hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan,
menyalahkan.
6. Berkreasi, kata-kata operasional yang digunakan adalah merancang,
membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui,
menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.

Tabel 2.1 Perbandingan Taksonomi Bloom dan hasil


revisinya untuk ranahkognitif.
Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom
Hasil Revisi
Pengetahuan Mengingat
Pemahaman Memahami
Penerapan Menerapkan
Analisis Menganalisi
Sintesis Mengevaluasi
Evaluasi Berkreasi/Mencipta

Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap
menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi
sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip
didalamnya adalah (1) Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus
mengingatnya terlebih dahulu, (2) Sebelum kita menerapkan maka kita harus
memahaminya terlebih dahulu, (3) Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka
kita harus mengukur atau menilai, (4) Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita
harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi,
serta memperbaharui.

E. Aplikasi Taksonomi Bloom


MenurutWidodo (2003),
penggunaantaksonomirevisisangatmembantudalampenyusunans
oaluntukmengukurtingkatkeberhasilansiswa.
TerdapatduakelebihanTaksonomi Bloom
hasilrevisidalamkaitannyadenganasesmen.Pertama,
dengandipisahnyapengetahuandengan proses kognitif, guru
dapatsegeramengetahuijenispengetahuanmana yang
belumdiukur.
Pengetahuanproceduraldanmetakognitifmerupakanpengetahuan
yang dalamTaksonomi Bloom lama
kurangmendapatperhatian.Kedua, dengantaksonomirevisi, guru
dapatmengembangkanpembuatansoalkarenasetiapjenis proses
kognitifdapatdivariasikanmenjadiempatjenissoaldenganpengetah
uan yang berbeda.
Proses penerapan taksonomi Bloom Revisi tentu saja harus
dianalisis berdasarkan tingkat kebutuhan dan karakteristis
siswa/peserta didik yang kita ajar, proses pengetahuan
gambaran awal kemampuan siswa tertera dalam Kriteria
Ketuntasan minimal (KKM) khususnya intake siswa.

Gambar 2. 1 Alur sederhana aplikasi revisi Taksonomi Bloom


Pertemuan III: Sistem Kategori Pertanyaan untuk Sains

Hari/tanggal: Rabu/08-03-217

A. Defenisi Strategi Bertanya


Menurut pendapat Brown pengertian bertanya adalahany statement
which tests or creates knowledge in the learner (setiap pertanyaan yang mengkaji
atau menciptakan ilmu pada diri siswa-siswi merupakan pengertian dari bertanya)
(Brown dalam Purwati, 2009).Menurut Hyman, bahwa pertanyaan dapat berupa
susunan kata atau kalimat yang digunakan utnuk memperoleh respon secara
verbal yang dapat merujuk pada pemenuhan yang diharapkan dari sebuah
pertanyaan yaitu jawaban (Uno, 2009).

B. Kategori Pertanyaan untuk Sains Menurut Para Ahli


Morgan&Sutton(dalamWidodo,2006)melakukanpengelompokanpertanya
anmenjadi questions which elicit information, shape understanding, press for
reflection.
Jenis-jenis pertanyaan berdasarkan pola interaksi guru
dengan siswa yaitu sebagai berikut:
1. Pertanyaan Probing (melacak atau menggali)
2. Pertanyaan Prompting (menuntun)
3. Pertanyaan Redirecting (melengkapi)
4. Pertanyaan Compliance (permintaan)
5. Pertanyaan Retoric (tidak menghendaki jawaban siswa)
Jenis-jenis pertanyaan berdasarkan luassempitnya jawaban
yaitu sebagai berikut:

1. Pertanyaan konvergen (memerlukan satu jawaban benar)


2. Pertanyaan divergen (memerlukan beberapa alternatif
jawaban benar)
Jenis-jenis pertanyaan berdasarkan taksonomi BLOOM yaitu
sebagai berikut:

1. Pertanyaan Hafalan (C1)


2. Pertanyaan Pemahaman (C2)
3. Pertanyaan Aplikasi (C3)
4. Pertanyaan Analisis (C4)
5. Pertanyaan Sintesis (C5)
6. Pertanyaan Evaluasi (C6)
Jenis-jenis pertanyaan berdasarkan taksonomi BLOSSER
(Empat Aspek Berpikir) untuk merangsang siswa yaitu:

1. Ingatan (Recallthinking) dalam mengingat /tahu apa yang


tersimpan dalam struktur intelektual siswa.
2. Konvergen (Convergentthinking) merangsang kemampuan
siswa dalam memanipula si fakta dan dituntut menyusun
ide secara logis untuk satu jawaban yang benar.
3. Divergen (Divergentthinking) kemampuan siswa dalam
menemukan kemungkinan jawaban berdasarkan informasi
yang ada. Cirinya lebih dari satu jawaban yang benar.
4. Evaluatif (Evaluativethinking) pertanyaan divergen, siswa
harus memilih di antara jawaban-jawaban yang mungkin
disertai alasannya jadi bersifat open-ended.
Kriteria pertanyaan yang baik yaitu sebagai berikut:
1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
2. Memberikan informasi yang cukup untuk menjawab
pertanyaan.
3. Terfokus pada suatu masalah atau tugas tertentu.
4. Memberi waktu berpikir yang cukup.
5. Ditujukan kepada seluruh siswa agar terjadi pemerataan.
6. Menuntun siswa agar dapat menemukan sendiri
jawabannya.
7. Disajikan oleh guru dengan perangai wajah (mimik) ramah
dan menyenangkan.

Pertemuan IV: Penerapan Teknik Bertanya dalam Kelas


IPA
Hari/tanggal: Rabu 15/-03-217

A. Pengertian Teknik Bertanya


Menurut Mansur (2015), Teknikbertanyaadalahmetode ataucara
pengajuanpertanyaandi dalamkelas. Teknik bertanya guru akan
mempengaruhi partisipasi siswadalam proses pembelajaran.
Teknik bertanya yang efektif sangat penting dikuasai oleh guru untuk mengontrol
proses pembelajaran agar mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Teknik bertanya adalah pertanyaan yang dirumuskan dan
digunakan dengan tepat dan merupakan alat komunikasi yang
ampuh antara guru dan siswa sehinggadapatmendorong,membimbing
danmengarahkanpeserta didikuntukmenemukansetiapmateriyangdipelajarinya
B. Pentingnya Teknik Bertanya dalam Pembelajaran IPA
Teknikbertanya guru dalam mengajukanpertanyaan
menjadi aspek yang pentinguntuk diperhatikan. Tujuan
daripenggunaan teknik bertanya yang efektifadalah untuk
meningkatkan partisipasisiswa dalam proses
pembelajaran.Bertanya merupakan ciri dalam pembelajaran IPA,
menemukan merupakan kegiatan inti dari pembelajaran IPA.
Teknikbertanya dalampembelajaranmerupakansalah
satuunsurdalamranahkompetensipedagogik yangharusdipahamiolehguru
dalammengelolakegiatanpembelajarandikelas.
Metode tanya jawab banyak digunakan dalamproses pembelajaran di
sekolah. Kegiatan tanya jawab dalam pembelajaran IPA digunakan untuk
mengetahui atau mengecek pemahaman peserta didik mengenai suatu konsep dan
merangsang peserta didik untuk berfikir kritis serta memperoleh umpan balik.
Melalui penerapan metode tanya jawab, baik guru guru maupun peserta didik
sama sama aktif, namun perlu diperhatikan dengan baik agar pemanfaatan metode
tanya jawab dalam pembelajaran IPA lebih bermakna (Nurhayati, 2011).
Untuk mengefektifkan pertanyaan guru dalam
pembelajaran IPA dapat dipilih suatu alternatif yaitu penggunaan
teknik probing/beberapa pertanyaan berseri yang terprogram,
saling berhubungan dan berkesinambungan agar konpetensi
siswa dapat tercapai.
C. Penerapan Teknik Bertanya pada Kelas IPA
Menurut Nana Sumarna (2010), terdapat tiga aspek penting yang perlu
dipertimbangkan dalam mengkontruksi dan mengimplementasikan pertanyaan
yang efektif yaitu: bentuk, waktu dan isi. Ketiga aspek tersebut dikonstruksi dan
berkomfigurasi secara efektif dalam pembelajaran.
Teknik bertanya dalam pembelajaran IPA yaitu sebagai berikut:
1. Teknik jeda/waktu tunggu
2. Teknik pengarahan ulang
3. Teknik membimbing atau probing
4. Teknik pelacakan
Menanggapijawabansiswamerupakansuatuhalyang ikutmenentukan
efektifitasdarikegiatanbertanyadalampembelajaran.Jika gurumampumemberikan
tanggapandengantepatterhadapjawabansiswa,maka motivasibelajarsiswa akan
meningkatdantentunyaakanberpengaruhpositifterhadaphasilbelajarnya
Penerapan teknikbertanyayang tepat,akanberdampak padaterciptanya
pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
siswauntukberpartisipasiaktif,sertamemberikanruangyangcukupbagiprakarsadan
kreativitas. Dengan demikianpembelajaran akan lebihproduktif dan efektif.
Jika gurumenerapkanteknikbertanyadengantepat,makakegiatan
pembelajaranakanberlangsungsecarainteraktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang,danmemotivasisiswa dalamkegiatanpembelajaran.

Pertemuan V: Perencanaan Penyusunan dan


Pegadministrasian Tes Pilihan Ganda Serta
Pengelolaan Nilainya
Hari/tanggal: Rabu/22-03-217

A. Pengertian Tes Pilihan Ganda


Soal pilihan ganda merupakan bentuk soal yang
jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban
yang telah disedikan. Kontruksinya terdiri dari pokok soal dan
pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas kunci dan pengecoh.
Kunci jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling
benar sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar,
namun daya jebaknya harus berfungsi, artinya siswa
memungkinkan memilihnya jika tidak menguasai materinya
(Balitbang Depdiknas, 2007).

B. Perencanaan dalam Membuat Tes Pilihan Ganda


Menurut Purwanto (2010) perencanaan tes yang dilakukan ialah sebagai
berikut:
1 Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
2 Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan diukur
dengan tes itu.
3 Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang spesifik
4 Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur dengan tes
itu.
5 Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint).
6 Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.
C. Penyusunan Tes Pilihan Ganda
Langkah-langkah penyusunan tes berdasarkan pedoman
yang disusun Balitbang Depdiknas tahun 2007, adalah sebagai
berikut:
1 Menentukan tujuan penilaian.
2 Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi
dasar (KD).
3 Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes
atau mempergunakan keduanya.
4 Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta
pedoman penskorannya. Dalam menulis soal, penulis soal
harus memperhatikan kaidah penulisan soal.
D. Pengadministrasian Tes Pilihan Ganda
Pengadministrasian tes adalah proses kegiatan pelaksanaan tes yang
dimulai dari proses perencanaan, penyusunan naskah tes sampai dengan
pelaksanaan tes (mengerjakan tes).Pertama,
penyusunanperangkattes, dalam penyusunan perangkat tes yang
akan digunakan harus mempertimbangkan dua hal utama, yaitu:
penyuntingandan penggandaan naskah tes. Kedua, pelaksanaan
tes, dalam pengadministrasian tes haruslah mempertimbangkan
berbagai cara dalam pelaksanaan tes.
E. Pengelolaan Nilai Tes Pilihan Ganda
Setelahmelakukankegiatantesterhadapsiswa,kegiatanberikutnyaadalah
memberikan skor pada setiap lembar jawaban siswa. Kegiatan ini harus
dilakukandengancermatkarenamenjadidasarbagikegiatanpengolahan hasil
tessampai menjadi nilai prestasi siswa.
Menurut Rofieq (2009) carapenskoran tes bentuk pilihan ganda ada
tiga macam, yaitu:
1 Penskoran tanpa ada koreksi jawaban
B
Skor =
x 100( skala 0100)
N
Keterangan:
B = banyaknya butir yang dijawab benar
N = adalah banyaknya butir soal
2 Penskoran disertaikoreksi jawaban
S
Skor = [(B- P1 /N)] x 100

Keterangan:
B = banyaknya butir soal yang dijawab benar
S = banyaknya butir yang dijawab salah
P = banyaknya pilihan jawaban tiap butir
N = banyaknya butir soal
3 Penskorandenganbutirbedabobot, pemberian skor dengan
memberikan bobot berbeda pada sekelompok butir soal.
Biasanya bobot butir soal menyesuaikan dengan tingkatan
kognitif. (metode yang ketiga ini jarang diaplikasikan
dalam pengolahan nilai hasil belajar).

S
Skor = [(B- P1 /N)] x 100

Keterangan:
B = banyaknya butir soal yang dijawab benar
S = banyaknya butir yang dijawab salah
P = banyaknya pilihan jawaban tiap butir
N = banyaknya butir soal
Butirsoal yang tidak dijawab diberi skor 0
Pertemuan VI: Perencanaan Penyusunan dan
Pegadministrasian Tes Essay danRubrik Penilaiannya

Hari/tanggal: Rabu/29-03-217

A. Pengertian Tes Essay


Tes essay adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik untuk menjawab
dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Tes esai digunakan
untuk mengatasi kelemahan daya ukur soal objektif yang terbatas pada hasil
belajar rendah. Soal tes bentuk ini cocok untuk mengukur hasil belajar yang level
kognisinya lebih dari sekedar memanggil informasi, karena hasil belajar yang
diukur bersifat kompleks (Silverius, 1991).Bentuk-bentuk pertanyaannya biasanya
meminta pada peserta didik untuk menjelaskan, membandingkan,
menginterpretasikan dan mencari perbedaan. Semua bentuk pertanyaan tersebut
mengharapkan agar peserta didik menunjukkan pengertian mereka terhadap
materi yang dipelajari.
Tes essay adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan yang
menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang relative panjang. Bentuk-bentuk
pertanyaan yang mengharuskan siswa untuk menjelaskan, membandingkan,
menginterpretasikan atau mencari perbedaan. Semua bentuk pertanyaan
mengharuskan siswa untuk mampu menunjukkan pengertian atau pemahaman
mereka terhadap materi yang dipelajari (Nurkancana dan Sumartana, 1986).
B. Jenis-jenis Pertanyaan dalam Tes Esai (Essay Test)
Pertanyaan essay dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Tes Uraian Terbatas (Restricted Response Essays). Peserta tes dibatasi
oleh rambu-rambu yang ditemukan dalam butir soal. Keterbatasan
mencakup format isi, dan ruang lingkup jawaban. Jadi soal tes uraian ini
harus menentukan batas jawaban yang dikehendaki.
2. Tes Uraian Bebas (Extended Response Essays).Jawaban yang diberikan
oleh peserta tes hampir tidak ada batasan. Peserta tes memiliki kebebasan
yang luas sekali untuk mengorganisaikan dan mengekspresikan gagasan
pikirannya dan gagasan dalam menjawab soal tersebut. Jadi jawaban
siswa bersifat terbuka, fleksibel, dan tidak berstruktur.
C. Perencanaan dalam Membuat Tes Essay
Secara umum perencanaan itu mencakup:
1. Merumuskantujuantes, untukapatesitudilakukan.
2. Mengkaji/menganalisis: GBPP, pokokbahasan/topik/tema/konsep,
bukusumber, rencanapembelajaran/satuanpelajaran, danmateri-
materipelajaranmana yang cocokuntukdibuatdengansoaluraian.
3. Membuatkisi-kisi
4. Penulisansoaldisertaipembuatankuncijawabandanpedomanpenskoran
5. Penelaahankembalirumusansoal (olehsendiriatau orang lain)
Selain itu, kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam
rangka perencanaan yaitu:
1. Menentukan cakupan materi yang akan di ukur,
Langkahinibiasanyadilakukandenganmenyusunkisi-
kisisoalyaitudaftarspesifikasi,
2. Memilih bentuk tes yang akan digunakan,
Pemilihanbentuktesakandapatdilakukandengantepatbiladidasarkanpadatuju
antes, jumlah peserta tes, waktu yang
tersediauntukmemeriksalembarjawabantes, cakupanmaterites,
dankarakteristikmatapelajaran yang diujikan.
3. Menetapkan panjang tes, langkahmenetapkanpanjangtes,
meliputiberapawaktu yang tersediauntukmelakukantes,
haliniterkaiteratdenganpenetapanjumlah item-item tes yang
akandikembangkan. Ada tigahal yang
harusdipertimbangkandalammenentukanjumlahsoal, yaitubobotmasing-
masingbagian yang telahditentukandalamkisi-kisi, keandalan yang
diinginkan, danwaktu yang tersedia.
D. Penyusunan Tes Essay

Kaidah menyusun soal uraian/esay yang baik adalah sebagai berikut :


1. Menentukanpengetahuan/ kecakapanapa yang akankitaevaluasi
2. Menentukanbahwasiswatidakakanmenjawabterlalubanyakatauterlalupanja
ngsehinggawaktutidakcukup. Tes essay bukanteskecepatanmenulis.
3. Memulailahpertanyaandengan bandingkan, berilahalasan, jelaskan,
terangkanbagaimana janganmulaipertanyaandengan apa, siapa,
berapa, kapan
4. Jikaadabeberapasoalusahakanadarentangankesukarandankekompleksansoa
l. Kalimatjelastidakmengandungartiganda
5. Panjangpendekdankompleksitasjawabandisesuaikandengantingkatkematan
gansiswa
Ada paling tidak tiga syarat yang harus dipenuhi soal essay yang baik,
yaitu: aspek materi soal, aspek konstruksi soal essay dan aspek bahasa soal.
E. Pengadministrasian Tes Essay

Langkah-
langkahpengadministrasiansoaluraian/esaiantaralainsebagaiberikut:
1. Merumuskantujuantes, tesuraiandapatdibuatuntukbermacam-macamtujuan,
seperti:
a. Pertama, tes yang
bertujuanuntukmengadakanevaluasibelajartahapakhir (EBTA)
atauujianlain yang sejenisdenganEBTA.
b. Kedua, tes yang bertujuanuntukmengadakanseleksi,
misalnyauntuksaringanmasukperguruantinggiatauuntukpenerimaanbea
siswauntukmurid yang berbakat.
c. Ketiga, tes yang bertujuanuntukmendiagnosiskesulitanbelajarmurid,
yang dikenaldengantes diagnostic.
2. Analisiskurikulumataugaris-garisbesar program pengajaran (GBPP).
Analisiskurikulumbertujuanuntukmenentukanbobotsetiappokokbahasan
yang akandijadikandasardalammenentukan item
ataubutirsoaldalammembuatkisi-kisisoal.
3. Analisisbukupelajarandansumberdarimateribelajarlainnya.
Analisisbukupelajarandigunakanuntukmenentukanbobotsetiappokokbahasa
nberdasarkanjumlahhalamanmateri yang
termuatdalambukupelajaranatausumbermateribelajarlainnya.
4. Mengidentifikasimateri-materi yang cocokuntukdibuatdengansoaluraian.
Tesuraianbiasanyadibuatdengantujuanuntukmengetahuikemampuanmenga
nalisis yang dimilikiolehsiswa, ataumenjelaskanprosedur, hubungansebab-
akibat, ataumemberikanargumen-argumen yang relevan.
5. Membuatkisi-kisi, Manfaatkisi-kisiadalahuntukmenjaminsampelsoal yang
baik, dalamartimencakupsemuapokokbahasansecaraproporsional.
6. Penulisansoaldisertaipembuatankuncijawabandanpedomanpenskoran
7. Penelaahankembalirumusansoal (bisadilakukansendiriatau orang lain)
F. Target yang Dapat Dinilai dalam Tes Essay (Essay Test)
Target yang dapat dinilai dalam tes essay yaitu:
1. Menilai Pengetahuan (Assessing Knowledge)
2. Menilai Kemampuan dalam Memberikan Alasan (Reasoning Assessment)
3. Menilai Keterampilan (Assessing Skill)
4. Menilai Produk (Assessing Product)
5. Menilai Tulisan sebagai Produk (Assessing Writing as a Product)
6. Menilai Sikap (Assesing Affect)
7. Rubrik Penilaian Tes Essay
Untuk melakukan penilaian terhadap jawaban siswa pada hasil tes essay,
sebaiknya mengikuti aturan-aturan berikut:
1. Penilaian berdasarkan tujuan pembelajaran yang diukur.
2. Gunakan kunci jawaban untuk soal essay tipe jawaban terbatas.
3. Gunakan metode peringkat berkriteria untuk soal essay tipe jawaban
bebas
4. Periksa semua jawaban soal yang sama, baru periksa nomor soal
berikutnya
5. Tutupi identitas siswa
6. Bila mungkin menggunakan dua penilai atau lebih
Tabel 6.1 Contoh Rubrik Penilaian
Kompetensi Dasar Indikator Butir Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
Mengaplikasikan pemahaman 1.1. Mengidentifikasi sistem Apa yang Anda ketahui tentang
tentang sistem imun untuk imun dalam tubuh. system imun?
meningkatkan kualitas hidup
manusia dengan kekebalan
yang dimilikinya melalui
program imunisasi sehingga
dapat terjaga proses fisiologis
di dalam tubuh.

1.4.Menjelaskan prinsip
program imunisasi dan
cara memberikan
imunisasi.

Analisislah gambar diatas,


aktivitas apa yang sedang
terjadi, dan sebutkan tujuan
dari kegiatan tersebut!
1.5.Menganalisis kelainan
dan permasalahan yang
bersangkutan dengan
system imun dan program
imunisasi.

Ciri-ciri: letih lesu, mata berair


dan meradang, filek serta
batuk, uncul demam yang
tinggi, timbul bercak-bercak
(bintik-bintik) berwarna merah
di badan.
Berdasarkan ciri-cirinya,
menurut Anda penyakit apakah
yang sedang menyerang anak
tersebut? Pertolongan pertama
yang seperti apa yang akan
Anda lakukan jika menumui
seseorang yang terkena
penyakit ini?
Kunci Jawaban

1. Sistem imun adalah sistem pertahanan yang ada pada tubuh manusia yang
berfungsi untuk menjaga manusia dari benda-benda yang asing bagi
tubuh manusia. Pada sistem imun ada istilah yang disebut Imunitas. Imunitas
sendiri adalah ketahanan tubuh kita atau resistensi tubuh kita terhadap
suatu penyakit. Jadi sistem imun pada tubuh kita mempunyai imunitas
terhadap berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan tubuh
kita. Fungsi sistem imun:
a. Pertahanan
b. Homeostasi tubuh
c. Peremajaan
2. Aktivitas yang sedang terjadi: Pemberian imunisasi, yakni pemberian
kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke
dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang melalui carapenyuntikan.
Tujuan: upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit.
3. Penyakit Campak.Pertolongan pertama yang dapat diberikan yaitu:
a. Beri obat penurun panas yang aman untuk anak-anak.
b. Banyak makan nutri yang bergizi, untuk menjaga daya tahan tubuhnya.
c. Banyak minum agar tidak dehidrasi.
d. Istirahat yang cukup untuk stamina tubuhnya.
e. Hindari terpapar angin, dan jauhkan anak atau orang lain untuk mencegah
penularan atau tertular penyakit lain.
f. Jika masih demam, sebaiknya tidak usah mandi dulu.
g. Pastikan secepatnya membawa anak ke dokter agar segera dapat
dilakukan tindakan medis atau pengobatan yang tepat.

Tabel 6.2 Pedoman Penskoran

Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor


Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 4
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 3
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 2
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 1
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0

Anda mungkin juga menyukai