Anda di halaman 1dari 4

JURNAL DAN TELAAH JURNAL INTERNASIONAL

SISTEM PRESEPSI SENSORI ANAK


TULI PADA ANAK

Stigma in Mothers of Deaf Children

Dosen Pembimbing :Rika Maya Sari, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Nefri Arshinta D (14631432)


Kelas : S1 Keperawatan 4A

Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2016
Stigma in Mothers of Deaf Children
Alamat Web :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4409955/

Unsur Telaah Hasil Telaah

Tuli adalah salah satu cacat yang paling signifikan


Latar Belakang Penelitian Pada persalinan, ketulian anak tidak hanya masalah medis
tetapi juga masalah sosial .Beberapa studi telah menunjukkan
bahwa meskipun tuli tidak cacat, individu yang terkena sering
dicap sebagai orang cacat .Secara historis,masyarakat
dikaitkan perilaku stereotip untuk orang tuli. Individu tuna
rungu tidak selalu diperlakukan dengan baik, dan umumnya
kemampuannya tidak diakui dalam masyarakat, memang,
orang kadang-kadang tuli diduga memiliki IQ yang rendah
karena mereka mempunyai masalah pada pendengaran,dari
penilaian orang pada anak tuli selalu terkait dengan prasangka
negatif, karena itu anak jadi malu, depresi, rendah diri, dan
isolasi sosial.
Stigma pada ibu dengan anakcacat, mempengaruhi stress dari
aspek objektif dan subjektif. Hal ini jelas bahwa stigma adalah
social Fenomena nyata yang melibatkan psikologis anak tuli
dan anak yang berkebutuhan khusus

Pertanyaan Penelitian 1 Apa yang dimaksuddenganstigma ?


2 Bagaimana penilaian masyarakat terhadap anak tuli?
3 Bagaimana perasaan ibu anak tuli?

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi


sejauhmana stigma pada ibu dengan anak-anak tuna rungu.

DesainPenelitian Penelitian ini menggunakan cross-sectional, ini dilakukan


pada tahun 2013. Melalu imetodesensus sampling, ibu (N =
90) dengan anak tuli bawaan,di diagnosis selama minimal 6
bulan. Ibu yang memiliki anak dengan cacat ganda dan ibu
dengan lebih dari satu anak cacat. Sebuah kuesioner
digunakan sebaga iinstrumen evaluasi. Bagian pertama
Termasuk karakteristik demografi para ibu dan anak-anak,
termasuk usia,pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin anak dan
usia, serta yang dirasakan ibu.

Populasi Penelitian ini dilakukan pada ibu-ibu seorang anak tuli yang
mengacu rehabilitasi di pusat Organisasi Kesejahteraan
Ardabil.

SempledanJumlah Sample Penelitian ini Melalui metode sensus sampling,


Pada 90 ibu dengan anak tuli bawaan, pada penilitian ini
72,97% dari ibu merasa bahwa ketulian anak adalah tanda
Allah hukuman untuk perbuatan burukdan 78,38% merasa
kasihan pada anaktuli. 25% dari ibu merasa malu atau tertekan
untuk anak mereka yang tuli.

WaktuPenelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013.


Tempat Penelitian Penelitian inibertempat di dipusat Organisasi Kesejahteraan
Ardabil.

Hasil Penelitian Usia rata-rata dari ibu adalah 29,97 5,91 tahun, dengan
kisaran 18-39 tahun. Secara total 15,6% dari peserta berusia
lebih dari 35 tahun selama kehamilan,
45,6% tinggal di rumah pribadi mereka sendiri, dan
30,3% memiliki riwayat keluarga positif tuli. Usia rata-rata
anak-anak tuna rungu adalah 4.10 1.44 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25,6% dari ibu-ibu malu
memiliki anaktuli, dan ini bervarias berdasarkan tingkat dari
pendidikan ibu. Ibu dengan pendidikan yang kurang akan
lebih malu (59,3 vs 40,7%;P <0,025). Rata-rata skor stigma di
ibu dengan rasa malu memiliki anak tuli (120,70vs 88,16)
adalah lebih besar dari pada yang lain (P <0,001). Sebagai
tambahan,31,1% dari ibu-ibu iri dengan anak-anak lain,42,2%
dari ibu disayangkan anak mereka sendiri,
Sedangkan mayoritas ibu (72,2%)percaya bahwa orang lain
berpikiran anak mereka perlu disayangkan. Sebanyak 47,8%
dari ibu-ibu kesal tentang perasaan kasihan orang lain skor
anakdan stigma rata mereka adalah lebih tinggi dari yang lain
(P <0,001); sedangkan 84,4%ibu percaya bahwa ketulian anak
adalah masalah yang menyiksa .

Kesimpulan Studi ini menunjukkan bahwa separuh dari semua ibu dengan
anak-anak tuli dicemooh dan merasa malu memiliki anak
tuna rungu karena itu merupakan aib. Mayoritas ibu anak
dengan tuli merasa malu, dan terpengaruh masalah
ini. Dengan demikian, pendidikan ibu dan Masyarakat luas
lebih
Efektif dalam meningkatkan kesadaran dan mengurangi
stigma dialami oleh ibu-ibu dengan anak tuli.

Anda mungkin juga menyukai