Halaman Judul
BAB I Pendahuluan
A Kesimpulan .................................................................... 16
B Saran ............................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurang lebih sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil
setiap tahunnya. Pada umumnya kehamilan ini berlangsung dengan
aman. Tetapi, sekitar 1554 menderita komplikasi berat, dengan
sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu.
Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu
setiap tahun.
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu
sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari setelah sesudah berakhirnya
kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator
yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu
(Maternal Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 1.000.000
kelahiran hidup. Angka ini mencerminka risiko obstetri yang dihadapi oleh
seorang ibu sewaktu ia hamil. Jika ibu tersebut hamil beberapa kali,
risikonya meningkat dan digambarkan sebagai risiko kematian ibu
sepanjang hidupnya, yaitu pribabilitas menjadi hamil dan probabilitas
kematian karena kehamilan sepanjang masa reproduksi.
Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsug.
Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan,
persalinan, atau masa nifas dan segala intervensi atau penanganan tidak
tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan
akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang sudah timbul
sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya
malaria, anemia, HIV/AIDS dan penyakit kardiovaskular.
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian langsung.
Pola penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu perdarahan (25 %,
biasa perdarahan pascapersalinan), sepsis (15 %), hipertensi dalam
kehamilan (12 %), partus macet (8 %), komplikasi aborsi tidak aman (13
%), dan sebab-sebab lain (8 %).
Mengenal kasus gawatdarurat obstetri secara dini sangat penting
agar pertolongan yang cepat dan tepat dapat dilakukan. Dalam
menangani kasus gawatdarurat, penentuan permasalahan utama
(diagnosis) dan tindakan pertolongannya harus dilakukan dengan cepat,
cermat, dan terarah. Dengan diagnosis yang tepat maka
penatalaksanaan yang dilakukan juga dapat tepat mengenai sasaran, hal
ini dapat memprkecil angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB).
C. Tujuan pembahasan
1. Mengetahui prinsip dasar kegawatdaruratan obstetri
2. Mengetahui penilaian awal kegawatdaruratan obstetri
3. Mengetahui penilaian klinik lengkap kegawatdaruratan obstetri
4. Mengetahui penilaian masalah pada kehamilan
5. Mengetahui asuhan keperawatan pada kegawatdaruratan obstetrik
D. Manfaat penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dengan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Sebagai informasi mengenai kegawatdaruratan obstetri.
2. Menjadi pembelajaran bagi penulis agar lebih baik dalam penulisan-
penulisan berikutnya.
PEMBAHASAN
A. PRINSIP DASAR
Kasus gawat darurat obstetri ialah kasus obstetri yang apabila
segera tidak ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus
ini menjadi penyebab utama kematian ibu, janin dan bayi baru lahir.
Empat penyebab utama kematian ibu ialah :
1. Perdarahan
2. Infeksi atau sepsis
3. Hipertensi dan preeklamsia/eklamsia
4. Persalinan macet (distosia)
B. PENILAIAN AWAL
Dalam menentukan kondisi kasus obstetri yang dihadapi apakah
dalam keadaan gawat darurat atau tidak harus dilakukan pemeriksaan
secara sistematis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan
pemeriksaan obstetrik.
E. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Biodata:
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama,
umur, agama, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, perkawinan dan alamat.
2. Keluhan utama:
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang
3. Riwayat Kesehatan:
Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien
pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti
perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran
uterus lebih besar dari usia kehamilan.
Riwayat kesehatan masa lalu
4. Riwayat pembedahan:
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan , kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Devisit Volume Cairan s.d perdarahan pervagina
2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kontraksi uterus
3. Cemas s.d kurang pengetahuan tentang abortus
4. Berduka b.d kehilangan
5. Resiko tinggi syok hipovolemik b.d perdarahan pervagina
c. Intervensi
1. Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan
Tujuan : Dalam 1x24 jam tidak terjadi devisit volume cairan,
seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Kriteria hasil: Tidak ada perdarahan, intake dan output dalam
rentan normal
No Intervensi Rasional
.
1 Kaji kondisi status Pengeluaran cairan pervaginal
hemodinamika sebagai akibat
abortus memiliki karekteristik
bervariasi
2 Ukur pengeluaran harian Jumlah cairan ditentukan dari jumlah
kebutuhan harian ditambah dengan
jumlah
cairan yang hilang pervaginal
3 Berikan sejumlah cairan Tranfusi mungkin diperlukan pada
pengganti kondisi
Harian perdarahan massif
4 Evaluasi status hemodinamika Penilaian dapat dilakukan secara
harian
melalui pemeriksaan fisik
4. Berduka bd kehilangan
Tujuan : Dalam perawatan 1x24 jam, klien dapat mengatasi rasa
berdukanya
Kriteria Hasil: Klien tidak marah, menangis, dan menyesali rasa
berduka terlalu larut.
No Intervensi Rasional
.
1 Kembangkan hubungan Rasa percaya merupakan dasar unutk
saling percaya dengan suatu kebutuhan yang terapeutik.
pasien. Perlihatkan empati
dan perhatian. Jujur dan
tepati semua janji
2 Perlihatkan sikap menerima Sikap menerima menunjukkan kepada
dan pasien
membolehkan pasien untuk bahwa anda yakin bahwa ia merupakan
mengekspresikan seseorang pribadi yang bermakna.
perasaannya secara terbuka Rasa
percaya meningkat.
3 Bantu pasien untuk Pengetahuan tentang perasaan-
mengerti bahwa perasaan yang
perasaan seperti rasa wajar yang berhubungan dengan
bersalah dan berduka
marah terhadap konsep yang normal dapat menolong
kehilangan mengurangi
adalah perasaan yang wajar beberapa perasaan bersalah
dan dapat menyebabkan
diterima selama proses timbulnya respon-respon ini.
berduka.
4 Bantu pasien menentukan Umpan balik positif meningkatkan
metode metode koping harga diri
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kasus kegawatdarurat obstetri menjadi penyebab utama kematian
ibu, janin, dan bayi baru lahir. Penilaian awal ialah langkah pertama untuk
menentukan dengan cepat kasus obstetri yang dicurigai dalam keadaan
gawatdarurat dan membutuhkan pertolongan segera dengan
mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi.
Pemeriksaan klinik lengkap meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
umum, dan pemeriksaan obstetri termasuk pemeriksaan panggul.
B. Saran
Mahasiswi harus dapat melatih diri untuk dapat melakukan penilaian
awal dan penilaian klinik untuk menentukan suatu kegawatdaruratan
obstetri. Selain itu, mahasiswi harus benar-benar mengetahui klasifikasi
dari kasus gawatdarurat pada kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Mahasiswi diharapkan dapat menerapkan penatalaksanaan
gawatdaruratan perdarahan pada obstetri baik dalam kehamiFrlan,
persalinan, dan masa nifas.