menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Kemenkes,
2011).
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan
organ di luar paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal
mikron x 0,3-0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok,
bergranular atau tidak mempunyai selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal
yang terdiri dari lipoid (terutama asam mikolat). Kuman ini terdapat dalam butir-
butir percikan dahak yang disebut droplet nuclei. Bakteri tuberkulosis ini akan
mati jika mendapat sinar matahari langsung pada pemanasan 100oC selama 5-10
menit atau pada pemanasan 60oC selama 30 menit dan dengan alkohol 70-95%
seorang pasien TB batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut
terhirup oleh orang lain saat bernapas. Bila penderita batuk, bersin, atau berbicara
saat berhadapan dengan orang lain, basil tuberkulosis tersembur dan terhisap ke
sumber infeksi dan tidak berhubungan dengan faktor genetik dan faktor pejamu
bawah 3 tahun, risiko rendah pada masa kanak-kanak, dan meningkat lagi pada
masa remaja, dewasa muda, dan usia lanjut. Bakteri masuk dalam tubuh manusia
melalui saluran pernapasan dan bisa ke bagian tubuh lain melalui peredaran
Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada 10-15 orang lainnya,
sehingga kemungkinan setiap kontak untuk tertular TB adalah 17%. Hasil studi
dua kali lebih berisiko dibandingkan kontak biasa (tidak serumah). Seorang
penderita dengan BTA (+) yang derajat positifnya tinggi berpotensi menularkan
penyakit ini. Sebaliknya, penderita dengan BTA (-) dianggap tidak menularkan.
Patofisiologi
Mycobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru
(lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian
tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas).
basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu
kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru
yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati
bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebutdisebut
ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri yang menjadi
nonaktif.
tidak adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah
dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif
kembali menjadi aktif, Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami ulserasi sehingga
sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang
biak di dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang
dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh
jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan memberikan
1) Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling
tanda telah terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada
dinding kavitas.
4) Sesak napas
Timbul pada tahap lanjutsaat infiltrasi radang sampai setengah paru.
5) Nyeri dada
Nyeri dada pada tuberkulosis paru termasuk nyeri nyeri pleuritik yang
ringan. Bila nyeri bertambah berat berarti telah terjadi pleuritis luas ( nyeri
b) TB ekstra paru adalah TB yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin,
dan lain-lain.
positif.
(2) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
(3) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB
positif.
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif. Kriteria
pengobatan.
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau
pengobatan.
d) Lain-lain:
paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh,
membawa sebuah pot dahak untuk menampung dahak pagi pada hari
kedua.
fasyankes.
2) Pemeriksaan Biakan
b) Pasien TB anak
negatif
Pemeriksaan ini dilakukan disarana laboratorium yang terpantau mutunya.
Penatalaksanaan Pasien TB
strategi DOTS secara bertahap sejak tahun 1995 dimulai dari Puskesmas. Pada
tahun 2000, strategi DOTS dalam Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dilaksanakan
1) Prinsip Pengobatan TB
resistensi
2) Tahapan Pengobatan TB
sebagai berikut :
a) Tahap Awal
b) Tahap Lanjutan
kekambuhan.
Dosis
Harian 3x/minggu
OAT Kisaran
Maksimum Kisaran dosis Maksimum/har
dosis
(mg) (mg/kg BB) i(mg)
(mg/kg BB)
Isoniazid 5 (4 - 6) 300 10 (8 12) 900
Rifampisin 10 (8 12) 600 10 (8 12) 600
Pirazinamid 25 (20 30) - 35 (30 40) -
Etambutol 15 (15 20) - 30 (25 35) -
Streptomisin 15 (12 18) - 15 (12 18) 1000
Catatan :
Pemberian Streptomisin untuk pasien yang berumur >60 tahun atau pasien
dengan berat badan <50kg mungkin tidak dapat mentoleransi dosis >500 mg/hari.
Golongan 3 :
Fluorokuinolon
Levofloaksasin (Lfx) Bakterisidal Mual, muntah sakit kepala, pusing
sulit tidur, ruptur tendon (jarang)
Moksifloksasin (Mfx) Bakterisidal Mual, muntah, diare sakit kepala,
pusing, nyeri sendi ruptur tendon
(jarang)
Golongan 4 : OAT lini
kedua oral
Para-aminosalicylic acid Bakteriostatik Gangguan gastrointestinal,
(PAS) gangguan fungsi hati, dan
pembekuan darah (jarang),
hipotiroidisme yang reversible
Cycloserine (Cs) Bakteriostatik Gangguan sistem saraf pusat: sulit
konsentrasi dan lemah, depresi,
bunuh diri, psikosis. Gangguan
lain adalah neuropati perifer,
Stevens Johnson Syndrome
Ethionamide (Etio) Bakterisidal Gangguan gastrointestinal,
anoreksia, gangguan fungsi ahti,
jerawatan, rambut rontok,
ginekomasti, impotensi, gangguan
siklus menstruasi, hipotiroidisme
yang reversible
Golongan 5 : obat yang masih belum jelas manfaatnya dalam pengobatan TB
resisten obat. Clofazimine (Cfz), Linezolid (Lzd), Amoxicilin/Clavulanate
(Amx/Clv), Thioacetazone (Thz), Imipenem/Cilastatin (Ipm/Cln), Isoniazid
dosis tinggi (H), Clarithromycin (Clr), Bedaquilin (Bdq).
a) Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
b) Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri
dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan
dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk
satu pasien.
Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid,
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari
berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu
pasien.
resep
c) Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat
sebelumnya
(3) Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-
up)
Tahap Lanjutan 3
Tahap Intensif tiap hari RHZE
Berat kali seminggu RH
(150/75/400/275) + S
badan (150/150) + E(400
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu
2 tab 4KDT 2 tab 2KDT
30 -37 kg 2 tab 4KDT
+ 500 mg Streptomisin inj + 2 tab Etambutol
3 tab 4KDT 3 tab 2KDT
38 54 kg 3 tab 4KDT
+ 750 mg Streptomisin inj + 3 tab Etambutol
4 tab 4KDT
4 tab 2KDT
55 70 kg + 1000 mg Streptomisin 4 tab 4KDT
+ 4 tab Etambutol
inj
71 kg 5 tab 4KDT 5 tab 4KDT 5 tab 2KDT
+ 1000 mg Streptomisin (> do maks) + 5 tab Etambutol
inj
Tablet Etambutol
Tablet Jumlah
Tahap Lama Kaplet Pirazin Strepto
Isoniasid Tablet Tablet hr/kali
Peng Peng Rifampisin amid misin
@300 @250 @400 menelan
obatan obatan @450 mgr @500 injeksi
mgr mgr mgr obat
mgr
Tahap
2
awal 1 1 3 3 - 0,75 56
bulan
(dosis gr
1
harian 1 1 3 3 - - 28
bulan
)
Tahap
Lanjut
an
5
(dosis 2 1 - 1 2 - 60
bulan
3x
semin
ggu)
Catatan:
pasien baru tanpa indikasi yang jelas karena potensi obat tersebut jauh
lebih rendah daripada OAT lini pertama. Disamping itu dapat juga
kesehatan, misalnya bidan di desa, perawat dan sanitarian. Bila tidak ada petugas
kesehatan yang menjadi PMO, maka PMO boleh berasal dari kader kesehatan,
secara teratur sampai selesai pengobatan; memberi dorongan kepada pasien agar
mau berobat teratur; mengingatkan pasien untuk periksa ulang sputum pada waktu
2011).