Anda di halaman 1dari 9

Tehnik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif

A. Pendahuluan
Penelian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk
mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta,
kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga
dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama. Menurut
Sugiyono, (2008: 205) Masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentative dan
akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada dilapangan.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Cresswell,
1998: 15). Bogdan dan Taylor (Moleong,2007: 3) mengemukakan bahwa metodologi
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata
tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang
akan diteliti yaitu (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir
penelitian sama, sehingga judul proposal dengan judul laporan penelitian sama, (2) masalah
yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu diperluas/diperdalam
masalah yang telah disiapkan dan tidak terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian
cukup disempurnakan, (3) masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah
total sehingga harus diganti masalah sebab judul proposal dengan judul penelitian tidak sama
dan judulnya harus diganti.
Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah
memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai merupakan peneliti kualitatif yang lebih
baik, karena dipandang mampu melepaskan apa yang dipikirkan sebelumnya, dan selanjutnya
mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan
berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Asumsi tentang gejala dalam penelitian kulitatif
adalah bahwa gejala dari suatu obyek itu sifatnya tunggal dan parsial. Berdasarkan gejala
tersebut peneliti dapat menentukan variable-variabel yang akan diteliti. Gejala itu bersifat
holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) yaitu situasi sosial yang meliputi (1)
aspek tempat place, (2) aspek pelaku actor, (3) aspek aktifitas activity, yang ketiganya
berinteraksi secara sinergis.
Kegiatan yang harus dilakukan pada penelitian kualitatif pada tahap pra-lapangan
adalah menyusun rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah dan alasan
pelaksanaan penelitian, studi pustaka, penentuan lapangan penelitian, penentuan jadwal
penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur
analisa data, rancangan perlengkapan yang diperlukan dilapangan, rancangan pengecekan
kebenaran data.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian.
Hal ini karena tujuan utama dari penelitian itu sendiri adalah untuk memperoleh data. Dengan
demikian, maka tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
memperoleh data yang memenuhi standar yang ditetapkan.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas, dan berdasarkan
pula topik pembahasan, maka permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai
berikut :
1. Metode apa saja yang digunakan dalam penelitian kualitatif?
2. Tehnik apa saja yang digunakan dalam penelitian kualitatif ?

C. Tujuan penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan dari
penulisan ini adalah :
1. Untuk mengethui berbagai metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif
2. Untuk mengetahui berbagai tehnik yang digunakan dalam penelitian kualitatif

Pembahasan
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi
tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan
yang dibuat tentang desain riset.
Menurut Sutopo (2006: 9), metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
secara umum dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik yang bersifat interaktif
dan non-interaktif. Metode interaktif meliputi interview dan observasi berperanserta,
sedangkan metode noninteraktif meliputi observasi takberperanserta, tehnik kuesioner,
mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan.
Sedangkan Sugiyono (2008: 63) ada empat macam tehnik pengumpulan data, yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan /triangulasi.
Teknik Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah
kontak langsung dengan tatap muka (face to face relation ship) antara si pencari informasi
(interviewer atau informan hunter) dengan sumber informasi (interviewee) (Sutopo 2006:
74).
Jenis interview meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas
terpimpin (Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan
apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu
interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap
dan terperinci. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden
adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan
kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara,
yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan
aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227). Beberapa tips
saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan mudah, mulai dengan informasi
fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building
raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi
negatif.
Teknik Observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi
penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi
pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan
kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa
digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-
lain.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti
melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,
untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi
yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap
pengukuran tersebut.
a. Observasi partisipatif
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam
keseharian responden.
b. Observasi terus terang atau tersamar
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada
sumber data, bahwa ia akan melakukan penelitian, sehingga mereka yang diteliti mengetahui
sejak awal sampai akhir tentang aktivitas si peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga
tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data
yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau si peneliti
menyatakan terus terang maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan penenlitian.
c. Observasi tak berstruktur
Observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti
atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu
objek.
Manfaat dari observasi ini aantara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks
data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau
menyeluruh, dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh
konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan
penemuan atau discovery.
Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya
dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap permaknaan dari
suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.
FGD juga dimaksudkan untuk menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti
terhadap focus masalah yang sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).
FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD
yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam atau
observasi) adalah interaksi. Tanpa sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara
terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu
menkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD
secara bergilir diminta responnya untuk setiap topik, sehingga tidak terjadi dinamika
kelompok. Komunikasi hanya berlangsung antara moderator dengan informan A, informan A
ke moderator, lalu moderator ke informan B, informan B ke moderator, dst. Kondisi idealnya,
informan A merespon topik yang dilemparkan moderator, disambar oleh informan B,
disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh informan D,
disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator kembali. Diskusi seperti
itu sangat interaktif, hidup, dinamis.
Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat
pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan
untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006:
87). Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu
langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal.
Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk
pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata
yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga, untuk setiap
pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan
jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Teknik Dokumen
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar.
Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan
para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah
sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan
petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan
surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih
lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih
luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu
yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 )
menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang
meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu
yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang
meliputi surat-surat resmi dan surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang
konsesi, hibah dan sebagainya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa
dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa
sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu
menberikan informasi bagi proses penelitian.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau
human resources, melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan
manusia, non human resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Studi
dokumen yang dilakukan oleh para peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai
nara sumber yang dapat menjawab pertanyaan; Apa tujuan dokumen itu ditulis?; Apa latar
belakangnya?; Apa yang dapat dikatakan dokumen itu kepada peneliti?; Dalam keadaan apa
dokumen itu ditulis?; Untuk siapa?; dan sebagainya.(Nasution, 2003; 86).
Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil
penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen
ini dalam metode penelitian kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip
Sugiyono) in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used
broadly lo refer to any first person narrative produce by an individual which describes his or
her own actions, experience, and beliefs.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif,
seperti yang dikemukakan Nasution (2003; 85); a) Bahan dokumenter itu telah ada, telah
tersedia, dan siap pakai; b) penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan
waktu untuk mempelajarinya; c) banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila
dianalisis dengan cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan; d) dapat memberikan
latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian; e) dapat dijadikan bahan
triangulasi untuk mengecek kesesuaian data; dan f) merupakan bahan utama dalam penelitian
historis.
Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum
digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam
Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan. Teknik triangulasi
yang dapat digunakan menurut Patton meliputi: a) triangulasi data; b) triangulasi peneliti; c)
triangulasi metodologis; d) triangulasi teoretis. Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik
yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, guna menarik
suatu kesimpulan yang mantap diperlukan berbagai sudut pandang berbeda.
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka
sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
a. Triangulasi Data
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan
peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang
ada. Teknik triangulasi model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

b. Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan
mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006:
93). Triangulasi peneliti dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan
beberapa peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi.

c. Triangulasi Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi
menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93).

d. Triangulasi Teoretis
Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu
teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh
karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang
digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu
menghasilkan simpulan yang mantap.
E. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan tentang
metode-metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut :
1. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan
dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset. Dalam penelitian
kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif.
2. Metode pengumpulan data dikelompokan menjadi dua, yaitu metode yang bersifat interaktif
dan non-interaktif. Metode yang bersifat interaktif meliputi teknik wawancara mendalam,
observasi berperan, dan focus group discussion. Sedangkan metode yang bersifat non-
interaktif meliputi teknik kuesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan.
Menurut Sugiyono teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam,
dokumentasi dan triangulasi atau gabungan.
3. Tehnik yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Teknik wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula dengan cirri utama berupa kontak
langsung dengan tatap muka (face to face relationship) antara si pencari informasi
(interviewer atau information hunter) dengan sumber informasi (interviewee).
b. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Ada 3 jenis observasi yaitu observasi
partisipatif, observasi terus terang atau tersamar, observasi tak terstruktur
c. Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan
pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok.
d. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya kepada responden.
e. Teknik dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan sumber bukan manusia, non
human resources, diantaranya dokumen, dan bahan statistik.
f. Teknik triangulasi, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Ada
beberapa jenis triangulasi antara lain : triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi
metodologis, triangulasi teoritis.

Daftar Pustaka
Bungin, M. Burhan, 2008. Penelitian kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana
Creswell, John W 2002. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage
Publications.
Gottschalk, Louis. 1986. Understanding History; A Primer of Historical Method (terjemahan Nugroho
Notosusanto). Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA.
Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press.

Anda mungkin juga menyukai