PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara negara maju dan sedang berkembang, kematian maternal
masih merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab kematian perinatal
itu terjadi. Istilah kesatuan penyakit harus diartikan bahwa kedua peristiwa
dasarnya sama dan bahwa eklampsia merupakan peningkatan yang lebih berat
sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonates
1
hipertensi dan infeksi menyumbang 65% kematian ibu setelah pertengahan
125.000 ibu nifas dengan angka kematian sebanyak 7%. Sedangkan pada
tahun 2011 jumlah ibu nifas sebanyak 176.000 dengan angka kematian
sebanyak 4%. Sementara pada tahun 2012 ibu nifas sebanyak 198.300
persalinan sebagian besar berlanjut pada masa nifas (Fraser, 2009), pada ibu
nifas kejang dapat terjadi untuk pertama kalinya setelah melahirkan. Kejang
dapat juga terjadi kembali seteleh melahirkan. Oleh karena itu pasien harus
eklampsia dibagi menjadi pre eklampsia ringan dan berat. (WHO, 2001). Jika
dengan pre eklamsia, bidan harus waspada kemungkinan tersebut dan harus
melakukan observasi tekanan darah dan urine dan mencari bantuan medis
2
(Fraser, 2009). Pentingnya diagnosa secara dini membantu penatalaksanaan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi
masih adanya pengaruh sosial budaya yang turun menurun masih dianut
sampai saat ini. Selain itu ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan
tiap daerah sesuai kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku (Perry, 2005).
Budaya memiliki nilai-nilai tersendiri tergantung dengan budaya yang
dianut oleh seseorang dan dianggapnya benar secara turun temurun atau
3
menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena
pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya perhatian dari instansi
di sumatera barat sebesar 212/ 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2012, jumlah
kematian ibu di provinsi sumatera barat sudah mengalami penurunan dari 129
orang pada tahun 2011 menjadi 99 orang pada tahun 2012 dan tahun 2013
hidup.
Menurut laporan tahunan dinas kesehatan kota padang tahun 2011
eklampsia 37,5%, sepsi 37,5 %, dan perdarahan 25%. Pada tahun 2012
penyebab utama kematian maternal msih sama dengan tahun 2011 yaitu
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PEB dan masa nifas ?
2. Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan PEB ?
4
C. Tujuan
1. TujuanUmum
kompetensi bidan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data tentang PEB
b. Mampu melaksanakan interpretasi data dalam asuhan kebidanan
terhadap PEB
c. Merumuskan diagnosa, mengidentifikasi masalah dan menentukan
penatalaksanaan PEB
e. Menyusun rencana kebidanan terhadap PEB
f. Melaksanakan tindakan kebidanan terhadap PEB
g. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan terhadap PEB.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang
artinya bayi dan partus yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah
yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan
sistolik lebih dari 160 mmHg atau diastolik lebih dari 110 mmHg pada dua
6
kali pemeriksaan yang setidaknya berjarak 6 jam dengan ibu posisi tirah
baring (Bobak,2004).
Preeklamsi merupakan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin
dan dalam masa nifas, yang terdiri dari 3 tanda yaitu hipertensi, roteinuria,
dan oedema yang kadang-kadang konfulsi sampai koma, ibu tersebut tidak
(Muhtar, 1998)
Post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia berat adalah masa
setelah proses pengeluaran janin yang dapat hidup di luar kandungan dari
dalam uterus ke dunia luar dengan menggunakan insisi pada perut dan uterus
C. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab pre eklamsi dan eklamsi sampai sekarang
sebab-musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi
(wiknjosastro, 1999)
2. Peran faktor genetik
3. Peran faktor imunologis
D. Klasifikasi
1. Pre Eklamsi Ringan, bila disertai keadaan berikut:
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih diukur pada posisi berbaring
7
systole 30 mmHg atau lebih. Penentuan tekanan darah dilakukan
E. Pathofisiologi
Pada pre eklamsi terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi, jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik,
terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema yang terjadi pada otak
8
dapat menimbulkan kelainan cerebral dan gangguan visus, bahkan pada
b. Ginjal
Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun,
dapat turun sampai 50% dari normal pada keadaan lanjut dapat terjadi
berat. Pada eklamsi dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan edema
retina.
e. Keseimbangan Air dan Elektrolit
Pada pre eklamsi ringan biasanya tidak dijumpai perubahan yang nyata
pada metabolisme air, elektrolit, kritaloid, dan protein serum. Jadi, tidak
bikarbonat, dan pH darah berada pada batas normal. Pada pre eklamsi
berat dan eklamsi, kadar gula darah naik sementara, asam laktat dan asam
9
organik lainnya naik, sehingga cadangan alkali akan turun. Setelah
F. Manifestasi klinis
timbul proteinuria.
pemeriksaan laboratorium.
G. Penatalaksanaan
dianjurkan.
d. Pemberian cairan parenteral seperti Ringer Laktat dan NaCl.
2. Penatalaksanaan secara keperawatan
a. Periksa dan catat tanda tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam
10
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari tempat
tidur dengan dibantu paling sedikit 2 kali. Pada hari kedua penderita
2002 )
3. Manajemen umum perawatan preeklampsi berat
a. Pengobatan medisinal
1. Infus RL
2. Pemberian MgSO4
Cara pemberian MgSO4:
a) intravena kontinue (infusion pump)
Dosis awal :
Dosis pemeliharaan :
Dosis awal:
3) Respirasi >16x/menit
11
2) Setelah 24 jam pasca salin
diukur 5 menit.
- Bila tekanan darah tetap, sisa 5 cc di i.v-kan selama 5
menit.
- Dilanjutkan 7 ampul dalam 500cc D5%. Jumlah tetes titrasi
Lain-lain:
- Antiperetik: bila suhu diatas 38,50
- Antibiotik atas indikasi
- Anti nyeri: pethidin 50-75 mg sekali saja (PPGD-ON RSHS
2014)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
dan atau disertai udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Asuhan
B. Saran
1. Rumah sakit umum daerah ahmad muchtar bukit tinggi
Lebih meningkatkkan produktifitas dalam mendeteksi masalah
13