Anda di halaman 1dari 33

Presipitasi

Kategori: | 18 December 2006 | 9:54 am |

Deskripsi Singkat

Presipitasi (hujan) merupakan salah satu komponen hidrologi yang paling penting. Hujan
adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan
merupakan salah satu komponen input dalam suatu proses dan menjadi faktor pengontrol
yang mudah diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasan (DAS). Peran hujan
sangat menentukan proses yang akan terjadi dalam suatu kawasan dalam kerangka satu
sistem hidrologi dan mempengaruhi proses yang terjadi didalamnya. Mahasiswa akan
belajar tentang bagaimana proses terjadinya hujan, faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya, bagaimana karakteristik hujannya dan mempelajari cara menghitung
rata-rata hujan pada sutau kawasan dengan berbagai model penghitungan rata-rata hujan.

Relevansi

Dengan mempelajari proses terjadinya, faktor yang berpengaruh dan karakteristik hujan
mahasiswa memahami berbagai fenomena alam yaitu hujan dan dapat melakukan
penghitungan karakteristik hujan untuk dapat digunakan sebagai suatu data input dari
sistem hidrologi dengan menempatkan stasiun pengukuran hujan yang tepat dan efektif
sehingga mahasiswa mampu melakukan analisis hujan untuk pembangunan kawasan
hutan.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa akan mengerti dan memahami proses terjadinya
hujan, faktor-faktor yang mempengaruhi, mampu memilih lokasi pemasangan stasiun
hujan dan mampu melakukan perhitungan data hujan untuk analisis hidrologi suatu
kawasan, sehingga tujuan proses pembelajaran dapat tercapai.

Pengertian

Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair atau beku) dari
atmosphere ke permukaan bumi. Presipitasi cair dapat berupa hujan dan embun dan
presipitasi beku dapat berupa salju dan hujan es. Dalam uraian selanjutnya yang
dimaksud dengan presipitasi adalah hanya yang berupa hujan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya presipitasi diantara lain berupa :

1. Adanya uap air di atmosphere


2. Faktor-faktor meteorologis
3. Lokasi daerah
4. Adanya rintangan misal adanya gunung.
Jaringan Pengukur Hujan

Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, alat pengukur hujan ada 2 macam yaitu alat
pengukur hujan manual dan alat pengukur hujan otomatik.Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi pada saat menempatkan alat pengukur hujan yaitu :

1. Harus diletakkan di tempat yang bebas halangan atau pada jarak 4 kali tinggi
obyek penghalang.
2. Alat harus tegak lurus dan tinggi permukaan penakar antara 90-120 cm di atas
permukaan tanah.
3. Bebas dari angin balik
4. Alat harus dilindungi baik dari gangguan binatang maupun manusia.
5. Secara teknis alat harus standart.
6. Dekat dengan tenaga pengamat.

Kepadatan minimum jaringan hujan berikut ini telah direkomendasi guna maksud-
maksud hidro meteorologis umum (Linsley, et-al, 1982) :

1. Untuk daerah datar, beriklim sedang, mediteranean dan zona tropis 600 - 900 km2
untuk setiap stasiun
2. Untuk daerah-daerah pegunungan beriklim sedang, mediteranean dan zone tropis,
100 - 250 km2 untuk setip stasiun.
3. Untuk pulau-pulau dengan pegunungan kecil dengan hujan yang beraturan, 25
km2 untuk setiap stasiun.
4. Untuk zone-zone kering dan kutub, 1500-10.000 km2 untuk setiap stasiun.

Penghitungan Hujan Rata-Rata Suatu Daerah

Hasil pengukuran data hujan dari masing-masing alat pengukuran hujan adalah
merupakan data hujan suatu titik (point rainfall). Padahal untuk kepentingan analisis yang
diperlukan adalah data hujan suatu wilayah (areal rainfall). Ada beberapa cara untuk
mendapatkan data hujan wilayah yaitu :

1. Cara rata-rata aljabar


2. Cara poligon thiessen
3. Cara isohiet
1. Cara Rata-rata Aljabar

Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu hanya dengan membagi rata
pengukuran pada semua stasiun hujan dengan jumlah stasiun dalam wilayah tersebut.
Sesuai dengan kesederhanaannya maka cara ini hanya disarankan digunakan untuk
wilayah yang relatif mendatar dan memiliki sifat hujan yang relatif homogen dan tidak
terlalu kasar.
2.Cara Poligon Thiessen

Cara ini selain memperhatikan tebal hujan dan jumlah stasiun, juga memperkirakan luas
wilayah yang diwakili oleh masing-masing stasiun untuk digunakan sebagai salah satu
faktor dalam menghitung hujan rata-rata daerah yang bersangkutan.

Poligon dibuat dengan cara menghubungkan garis-garis berat diagonal terpendek dari
para stasiun hujan yang ada.
3. Cara Isohiet

Isohiet adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tinggi hujan
yang sama. Metode ini menggunakan isohiet sebagai garis-garis yang membagi daerah
aliran sungai menjadi daerah-daerah yang diwakili oleh stasiun-stasiun yang
bersangkutan, yang luasnya dipakai sebagai faktor koreksi dalam perhitungan hujan rata-
rata.
Alat-alat Klimatologi Konvensional
1. ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA

Tekanan udara adalah gaya berat/ gaya tekan udara pada suatu luasan tertentu. Persamaan
fisis untuk mengetahui tekanan udara adalah :

Perhitungan dilakukan dengan metode pipa U, dimana tekanan pada pipa A akan sama
dengan tekanan di pipa B, sehingga bila kolom udara pada salah satu kolom difakumkan
dan massa fluida (m) serta konstanta grafitasi (g) diketahui maka tekanan pada pipa
terbuka (identik dengan tekanan udara lingkungan) akan diketahui.

(A) (B) (C)


Prinsip Barometer Air Bentuk Fisik Barometer
Prinsip Bejana Pipa U
Raksa Air Raksa

1.1. BAROMETER AIR RAKSA

Membandingkan perbedaan tinggi air raksa dalam tabung gelas dan di dalam bejana.
Barometer air raksa berfungsi untuk mengukur tekanan udara. Terdiri dari tabung gelas
berisi air raksa, bagian atasnya tertutup dan bagian bawahnya terbuka dimasukkan ke
dalam bejana air raksa.
Syarat penempatan :

a. Ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu tetap (Homogen)

b. Tidak boleh kena sinar matahari langsung

c. Tidak boleh kena angin langsung

d. Tidak boleh dekat lalu-lintas orang

e. Tidak boleh dekat meja kerja

f. Penerangan jangan terlalu besar, maximum 25 watts

Cara pemasangan :

a. Dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat

b. Tinggi bejana + 1 m dari lantai

c. Sebaiknya dipasang di lemari kaca

d. Latar belakang yang putih untuk memudahkan pembacaan

Cara membaca :

a. Baca suhu yang menempel pada Barometer

b. Naikkan air raksa dalam bejana, sehingga menyinggung jarum taji

c. Skala Nonius (Vernier) sehingga menyinggung permukaan air raksa

d. Baca skala Barometer dan skala Nonius

e. Gunakan koreksi yang telah disediakan

Cara membawa (Transport) :

a. Barometer dibalik pelan-pelan sehingga bejana berada di atas.

b. Masukkan dalam kotak transport, dengan bejana tetap diatas

c. Membawanya bejana harus tetap berada diatas


Koreksi-koreksi :

a. Koreksi Index
b. Koreksi Lintang
c. Koreksi Tinggi : Untuk membandingkan tempat-tempat tertentu diperlukan
tekanan udara diatas permukaan laut.
d. Koreksi Suhu : Jika pembacaan lebih tinggi dari 0 0C, maka pembacaan
Barometer dikurangi dengan koreksi suhu ini, jika lebih rendah dari 0 0C
koreksi ditambah.

1.2. BAROMETER ANEROID

Barometer ini menggunakan prinsip perubahan bentuk tabung/ kapsul logam akibat
adanya perubahan tekanan udara. Sedikitnya ada 2 jenis barometer aneroid, yaitu:

1. Jenis Bourdon : Terdiri dari sebuah pipa besi/ baja yang melengkung, berbentuk
oval. Gaya pegas pipa ini sama dengan tekanan udara. Perubahan tekanan udara
menyebabkan perubahan bentuk ke-oval-an dari pipa, sehingga jarum penunjuk akan
bergerak. Pergerakan jarum tersebut kemudian dikonversi dalam skala tekanan udara.

2. Jenis Vidi : Bagian terpenting ialah kapsul/ cell dari besi/baja, isinya dikosongkan/
hampa udara, permukaan atas dan bawah bergelombang. Kapsul/ cell ini biasanya terdiri
dari 7 atau 8 lapisan. Jika tekanan udara naik, maka kapsul/ cell ini tertekan dan menarik
sebagian dari tuas (lever) ke bawah, bagian lainnya akan naik menggerakkan jarum
penunjuk. Jika tekanan turun, akan terjadi sebaliknya. Pergerakan kapsul/ cell aneroid ini
kemudian dihubungkan denga pena/ jarum yang akan menunjukan pergeseran/
simpangan. Besarnya simpangan yang terjadi selanjutnya dikonversi ke dalam skala
tekanan udara (mb).

2.3. BAROGRAPH

Barograph adalah istilah lain untuk barometer yang dapat merekam sendiri hasil
pengukurannya. Barograph umumnya menggunakan prinsip Barometer Aneroid, dengan
menghubungkan beberapa kapsul/ cell aneroid dengan sebuah pena untuk membuat track
pada kerta pias yang diletakkan pada tabung yang berputar 24 jam per rotasi. Pada pias
terdapat garis-garis tegak menunjukkan waktu dan garis mendatar menunjukkan tekanan
udara.Tingkat keakuratan dari barograph, salah satunya ditentukan oleh jumlah kapsul/
cell aneroid yang digunakan. Semakin banyak kapsul aneroid yang digunakan maka
semakin peka barograph tersebut terhadap perubahan tekanan udara.
Contoh Fisik Barograph Tipe Aneroid Bagian Dasar Barograph

2.4. ALTIMETER

Altimeter adalah alat untuk mengetahui ketinggian suatu


tempat terhadap MSL (mean sea level = 1013,25 mb = 0 mdpl). Altimeter sebenarnya
adalah barometer aneroid yang skala penunjukkannya telah dikonversi terhadap
ketinggian. Sebagaimana kita ketahui bahwa 1 mb sebanding dengan 30 feet (9 meter)
atau dapat dicari dengan pendekatan rumus:

H = 221.15 Tm log (Po / P)

2.5. KALIBRATOR BAROMETER/ BAROGRAPH

Alat yang sering digunakan untuk mengkalibrasikan


sebuah barometer/ barograph adalah Vacuum Chamber. Alat ini sebenarnya adalah sebuah
tabung tertutup dengan tingkat hampa udara yang dapat diatur (udara didalam tabung
dikeluarkan secara perlahan dengan pompa penghisap udara).
Barometer standar dan barometer/ barograph yang dikalibrasi harus diletakan dalam
tabung secara bersamaan, kemudian dibandingkan penunjukannya untuk mendapatkan
nilai koreksi (seiring dengan pengaturan tekanan udara).

3. ALAT PENGUKUR SUHU UDARA

Suhu (temperatur) adalah suatu besaran panas yang dirasakan oleh manusia. Satuan suhu
yang biasa digunakan di Indonesia adalah derajat celcius (0C). Mengingat pentingnya
faktor suhu terhadap kehidupan dan aktifitas manusia menyebabkan pengamatan suhu
udara yang dilakukan oleh stasiun meteorologi dan klimatologi memiliki beberapa
kriteria diantaranya:

Suhu udara permukaan (suhu udara aktual, rata-rata, maksimum dan minimum).
Suhu udara di beberapa ketinggian/ lapisan atmosfer (hingga ketinggian
35 Km).
Suhu tanah di beberapa kedalaman tanah (hingga kedalaman 1 m).
Suhu permukaan air dan suhu permukaan laut.

Alat ukur yang umum digunakan oleh BMG untuk mengamati suhu udara akan dijelaskan
lebih rinci pada pokok bahasan selanjutnya.

3.1. THERMOMETER BOLA BASAH DAN BOLA KERING

Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual
yang terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah adalah
thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu
yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di
udara dapat berkondensasi.
3.2. THERMOMETER MAXIMUM

Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil


(pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila
suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin.
Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan
berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet.

Dari gambar disamping dapat diilustrasikan bahwa apabila temperatur naik dan kolom air
raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian yang sempit. Ujung kolom
menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada bagian
yang sempit setelah air raksa dalam bola temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom air
raksa tetap pada tempatnya.

Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena
penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan
suhu udara tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan
setelah dibaca.

3.3. THERMOMETER MINIMUM

Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara


yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air
raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer
minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol,
sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun
bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan
thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di
bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik
kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).

Untuk mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan


memiringkan/ membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari
alkohol (posisi suhu aktual).
3.4. THERMOGRAPH

Alat ini mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini adalah
logam panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk bimetal merupakan
spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak Thermograph. Satu ujung
bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga letak pena dapat
diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena melalui sumbu horizontal sehingga dapat
menimbulkan track/ rekaman pada kertas pias yang berputar 24 jam per rotasi. Jika
temperatur naik, ujung bimetal menggerakkan tangkai pena keatas, dan sebaliknya.
Sebelum dipakai, thermograph harus dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus
ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk mengukur atmospher.

(A) (B)
Contoh Thermograph Contoh Thermohygrograph

3.5. THERMOMETER TANAH

Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan
untuk mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk
kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan
thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm,
cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman
yang diperlukan.
3.6. THERMOMETER APUNG

Thermometer ini merupakan bagian/ kelengkapan dari


alat evaporasi panci terbuka. Berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air yang
terjadi di permukaan bumi/ tanah. Terdiri dari thermometer maksimum (thermometer air
raksa) dan thermometer minimum (thermometer alcohol). Suhu rata-rata air didapat
dengan menambahkan suhu makimum dan minimum, kemudian dibagi dua. Letak
thermometer harus terapung tepat di permukaan air, sehingga dilengkapi dengan
pelampung dibagian depan dan melakang yang terbuat dari bahan yang tahan air/ karat
(biasanya almunium). Setelah dilakukan pembacaan, posisi indek pada thermometer
minimum harus dikembalikan ke suhu actual dengan memiringkannya. Sedangkan untuk
thermometer maksimum, tinggi air raksa juga dikembalikan pada suhu actual dengan
menggunakan magnet.

3.7. KALIBRATOR THERMOMETER

Alat ini ini berfungsi untuk menguji/ mengkalibrasi thermometer/ thermograph dengan
kendali temperatur elektronik, lampu indikator dan satu set termometer standard.
Temperature test cabinet biasanya terbuat dari baja tahan-karat dengan kamar uji yang
dilengkapi dengan tameng kaca dibagian depan. Dapat digunakan untuk mengkalibrasi 4
termograph/ thermohygrographs secara bersamaan, atau instrumen serupa. Nilai
temperatur ditentukan melalui papan tombol dan DPC [DIODE PEMANCAR CAHAYA]

4. ALAT PENGUKUR KELEMBABAN UDARA


Alat-alat untuk mengukur Relative Humidity dinamakan Psychrometer atau Hygrometer.
Pada umumnya alat bola kering dan bola basah dinamakan Psychrometer. Dengan
Hygrometer, Relative Humidity dapat langsung dibaca. Hygrometer ialah alat yang
mencatat Relative Humidity.

4.1 PSYCHROMETER BOLA BASAH DAN BOLA KERING

Psychrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu :

1. Thermometer Bola Kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya.

2. Thermometer Bola Basah : tabung air raksa dibasahi


agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar
uap air dapat berkondensasi.

Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan RH (kelembaban
udara) didapat dengan perhitungan:

Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan


mempergunakan Psychrometer ialah :
a. Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer

b. Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah

c. Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain

d. Letak bola kering atau bola basah

e. Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain

4.2 PSYCHROMETER ASSMANN

Psychrometer assmann terdiri dari 2 buah thermometer air raksa dengan


pelindung logam mengkilat. Kedua bola thermometer terpasang dalam tabung logam
mengkilat. Kipas angin terletak diatas tabung pada tengah alat. Gunanya untuk
mengalirkan (menghisap) udara dari bawah melalui kedua bola. Thermometer langsung
menuju keatas. Alat dipasang menghadap angin dan sedemikian sehingga logam
mengkilat mencegah sinar matahari langsung ke Thermometer, terutama pada angin
lemah dan sinar matahari yang kuat.

4.3 PSYCHROMETER PUTAR (WHIRLING)

Disebut juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari
2 Thermometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang
tegak lurus pada panjangnya. Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air murni.
Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik).

Selama + 2 menit, dihentikan dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan
dan dibaca seterusnya sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola basah
terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.
Keuntungan : bentuknya yang portable dan kemurahan harganya dibandingkan
dengan Psychrometer Assmann.
Kerugian :

a. Karena harus diputar diluar sangkar, kedua Thermometernya dipengaruhi radiasi

dan dari badan si pengamat.

b. Waktu hujan tetesan air hujan bias melekat sehingga merendahkan pembacaan.

c. Kecepatan udara (ventilasi) mungkin terlalu kecil.

4.4 HYGROMETER RAMBUT

Rambut menunjukkan perubahan dimensi jika kelembaban udara


berubah-ubah. Perubahan dimensi dapat dipakai sebagai indikasi kelembaban nisbi udara.

Hygrometer rambut ada yang bersifat non recording dan recording (Hygrograph).

5. ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN

5.1

PENAKAR CURAH HUJAN BIASA

Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat
sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :
Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat.
Bak tempat penampungan air hujan.
Kaki yang berbentuk tabung silinder.
Gelas penakar hujan.

5.2 PENAKAR HUJAN BIASA TANAH

Penakar hujan biasa biasa tanah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah curah hujan
yang jatuh pada permukaan tanah. Pada bagian tanah reservoir, terdapat tangkai yang
digunakan untuk mengangkat penakar hujan jika akan dilakukan pembacaan. Tepat
disekitar corong penakar hujan terdapat lapisan ijuk yang disusun pada lapisan kayu yang
berbentuk lingkaran yang dimaksudkan untuk mengurangi percikan air hujan. Selain itu
terdapat jaringan kawat/ besi yang berbentuk bujur sangkar dan digunakan sebagai
tempat berpijak ketika akan mengangkat lapisan ijuk dan penakar hujan. Pada kedua tepi/
lapisan ijuk terdapat dua kaitan/ pegangan untuk memudahkan mengangkatnya.

5.3 PENAKAR HUJAN DENGAN WIND-SHIELD

Pemasangan Wind-Shield pada penakar hujan dimaksudkan untuk meniadakan angin


putar, sehingga angin yang bertiup melewati corong sedapat mungkin menjadi horizontal.

5.4 PENAKAR HUJAN JENIS HELLMAN


Penakar hujan jenis
Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan
masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini
menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai
pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung.
Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat
berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan
mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak
lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang
dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias
merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/
ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.

5.5 PENAKAR HUJAN JENIS TIPPING BUCKET

Bertujuan untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang jatuh


pada periode dan tempat-tempat tertentu. Pada bagian muka terdapat sebuah pintu untuk
mengeluarkan alat pencatat, silinder jam dan ember penampung air hujan. Jika dilihat
dari atas, ditengah-tengah dasar corong terdapat saringan kawat untuk mencegah benda-
benda memasuki ember (bucket).
Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk melalui corong
besar dan corong kecil, kemudian terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas (kanan).
Jika air yang tertampung cukup banyak menyebabkan ember bertambah berat, sehingga
dapat menggulingkan ember kekanan atau kekiri, tergantung dari letak ember tersebut.
Pada waktu ember terguling, penahan ember ikut bergerak turun naik. Penahan ember
mempunyai dua buah tangkai yang berhubungan dengan roda bergigi. Gerakan turun naik
penahan ember menyebabkan kedua tangkainya bergerak pula dan bentuknya yang
khusus dapat memutar roda bergigi berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
Perputaran roda bergigi diteruskan ke roda berbentuk jantung. Roda yang berbentuk
jantung mempunyai sebuah per yang menghubungkan kedua pengatur kedudukan pena
yang letak ujungnya selalu bersinggungan dengan tepi roda. Perputaran roda berbentuk
jantung akan menyebabkan kedudukan pena bergerak sepanjang tepi roda.

5.6 RAINGAUGE TEST EQUIPMENT

Raingauge test equipment adalah alat yang ini digunakan untuk menguji/mengkalibrasi
peralatan penakar hujan, terutama dari jenis tipping bucket. Alat ini menggunakan prinsip
putaran pompa yang alirannya diukur dengan presisi flow meter. Air yang mengalir
melalui flow meter ini kemudian dialiri ketipping bucket (sebagai simulasi dari air hujan
yang jatuh ke dalam raingauge yang sedang dikalibrasi). Jumlah air yang tercatat di flow
meter harus sama dengan jumlah air yang keluar dari raingauge (harus seimbang antara
tabung penampungan sebelah kiri dan kanan). Selain itu jumlah tipping pada raingauge
juga harus menunjukan nilai yang sama dengan flow meter (tergantung tingkat
keakurasian raingauge).
6. ALAT PENGUKUR PENGUAPAN

Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap
permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara,
intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur
yang terkandung didalamnya.

Dalam meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan yaitu evaporasi


dan evapotranspirasi.

6.1 EVAPORIMETER PANCI TERBUKA

Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas


permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya
terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi
dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :

1. Panci Bundar Besar


2. Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air
dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara
pembacaannya berlainan.
3. Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan
mempunyai 3 buah kaki.
4. Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum
5. Cup Counter Anemometer
6. Pondasi/ Alas
7. Penakar hujan biasa

Alat Pengukur Penguapan


6.2 EVAPORIMETER JENIS PICHE

Piche Seperti panci penguapan terbuka, alat ini digunakan sebagai pengukur penguapan
secara relatif. Maksudnya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung evaporasi
ataupun evapotranspirasi yang sesungguhnya terjadi.

Hasil pembacaannya sangat tergantung terhadap angin, iklim dan debu. Pada prinsipnya
Piche evaporimeter terdiri dari:

Pipa gelas yang panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa
gelas terdapat skala, yang menyatakan volume air dalam Cm3 atau persepuluhnya.
Ujung bawah pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan dilenghkapi
dengan tempat menggantungkan alat tersebut.
Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga
mudah menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka.
Penjepit logam, yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung yang
melekat disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan
diameter pipa.

6.3 EVAPORASI JENIS KESHNER

Evaporasi jenis Keshner termasuk alat pengukur penguapan yang mencatat sendiri yang
disebut sebagai Evaporigraph. Alat ini dapat mencatat terus menerus penguapan yang
terjadi pada setiap saat.

6.4 EVAPORIMETER JENIS WILD

Evaporimeter jenis Wild termasuk alat pengukur penguapan (Evaporasi) yang tidak dapat
mencatat sendiri (Non Recording).
7. ALAT PENGUKUR RADIASI MATAHARI

Pengukuran lamanya sinar matahari bersinar dimaksudkan untuk mengetahui intensitas


dan berapa lama/ jam matahari bersinar mulai terbit hingga terbenam. Matahari dihitung
bersinar terang jika sinarnya dapat membakar pias Campble stokes. Lamanya matahari
bersinar dapat dinyatakan dalam presentase atau jam. Untuk keperluan pemasangan dan
pengamatan perlu diketahui hal-hal yang menyangkut waktu smeu lokal dan waktu rata-
rata lokal. True Solar Day yaitu waktu antara dua gerakan matahari melintasi meridian.
Waktu yang didasarkan panjang hari ini disebut apparent solartime atau waktu semu
lokal. Waktu ini dapat ditunjukkan oleh sunshine recorder. Waktu semu lokal ialah waktu
yang ditentukan oleh gerakan relatif matahari terhadap horizon. Sepanjang tahun lamanya
(panjangnya) True Solar Day berbeda-beda. Untuk memudahkan perhitungan
dibayangkan adanya matahari fiktif yang beredar mengelilingi bumi dengan kecepatan
tetap selama setahun.

7.1 PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS CAMPBLE STOKES

Campbell Stokes

Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan)


sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai
pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias.
Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk
memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi
matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan
sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan
mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika
matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan
menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh
lamanya penyinaran matahari.
7.2 PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS JORDAN

Alat ini mencatat sendiri lamanya matahari bersinar dalam sehari yang terdiri dari dua
kotak berbentuk setengah silinder dan tertutup. Di bagian dalam dipasang kertas yang
sangat peka terhadap sinar matahari langsung.

Apabila seberkas matahari langsung mengenai kertas ini akan meninggalkan bekas yang
gelap. Alat ini diatur sedemikian sehingga satu pias dipakai untuk pagi dan pias lainnya
untuk siang hari.

7.3 PENGUKURAN INTENSITAS RADIASI MATAHARI

Untuk mengetahui intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung
maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. Intensitas radiasi matahari ialah jumlah energi
yang jatuh pada suatu bidang persatuan luas dalam satu satuan waktu. Dalam atmosfer
bumi terdapat bermacam-macam radiasi seperti :

a. Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari matahari yang sampai ke

permukaan bumi.

b. Radiation Difus (D) yang berasal dari pantulan-pantulan oleh awan dan pembauran

pembauran oleh partikel-partikel atmosfer.

c. Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal dari pantulan-pantulan oleh

permukaan bumi.

d. Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang berasal dari bumi yang berupa

gelombang panjang.

e. Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari awan-awan dan butir-butir uap

air dan CO2 yang terdapat dalam atmosfer.

f. Global (total) Radiation (Q)

g. Net Radiation (R)


Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat didalam atmosfer berarti banyak pula alat-
alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S). Misalnya :

Pyrheliometer untuk mengukur radiasi langsung (S)


Solarimeter dan Pyranometer untuk radiasi total (Q)
Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)
Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)

Pada prinsipnya sensor alat pengukur intensitas radiasi matahari dibagi 2 jenis :

a. Sensor yang dibuat dari bimetal yaitu 2 jenis logam yang mempunyai koefisien
muai panjang yang berbeda dan diletakkan satu sama lainnya. Alat yang memakai
sensor jenis ini ialah Actinograph.
b. Sensor yang dibuat dari Thermopile seperti yang terdapat pada Solarimeter,
Pyranometer dll

7.4 AMSTRONG PYRHELIOMETER

Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung (S).


Pyrheliometer terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor yang menghasilkan gaya gerak
listrik dan recorder yang berisi battery, galvanometer dan amperemeter. Sensor berada
didalam sebuah tabung/silinder logam yang dapat diputar horizontal dan vertikal. Tabung
diputar mengikuti gerakan matahari sehingga sinar selalu jatuh tegak lurus ke permukaan
sensor. Pada bagian ujung/ muka tabung terdapat tutup yang dapat diputar terhadap
permukaan silinder. Penutup ini berfungsi sebagai pelindung sensor terhadap matahari
dan juga sebagai pemutus dan penghubung kontak listrik.

7.5 SOLARIMETER DAN PYRANOMETER

Digunakan untuk mengukur radaiasi matahari total. Untuk memperoleh data intensitas
matahari secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat yang
dinamakan Chart Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing Potentiometric yaitu
suatu recorder yang bekerjanya berdasarkan keseimbangan antara signal (tenaga listrik
yang masuk berasal dari Solarimeter dengan tenaga listrik dari power supply. Gerakan
dan kedudukan pena ditentukan oleh keseimbangan kedua unsur tersebut.

Dengan demikian recorder ini memerlukan tenaga listrik yang


diperlukan selain untuk keseimbangan juga untuk menggerakkan pias (Chart) dan jam.
Recorder ini sangat peka terutama ketika sedang beroperasi, sedapat mungkin
dihindarkan terhadap getaran-getaran yang dapat mengganggu keseimbangan.
8. ALAT PENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN

Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan
udara di suatu tempat dengan tempat lain. Dengan adanya pergerakan udara di atmosfer
ini maka terjadilah distribusi partikel-partikel di udara, baik partikel kering (debu, asap,
dsb) maupun partikel basah seperti uap air. Pengukuran angin permukaan merupakan
pengukuran arah dan kecepatan angin yang terjadi dipermukaan bumi dengan ketinggian
antara 0.5 sampai 10 meter.

Alat-alat yang paling baik untuk mengukur angin (permukaan) ahla Wind Vane dan
Anemometer. Alat-alat pengukur kecepatan angin di bagi dalam 3 bagian :

1. Anemometer Cup dan Vane, alat ini mengukur banyaknya udara yang melalui alat

per satuan waktu.

2. Pressure Tube Anemometer, alat ini bekerja disebabkan oleh tekanan dari aliran

udara yang melalui pipa-pipanya.

4. Pressure Plate Anemometer, lembaran logam tertentu, ditempatkan tegak lupus angin.

Lembaran logam ini akan berputar pada salah satu sisinya sebagai sumbu. Besar

penyimpangan (sudut) menjadi kecepatan angin.

8.1 CUP COUNTER DAN WIND VANE ANEMOMETER

Anemometer

Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang
didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup - propeller sensor untuk kecepatan angin dan
vane/ weather cock sensor untuk arah angin.

Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter


dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari
tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang
anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah
satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang
membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan
faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer
memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan
terhadap sambaran petir.

Posted in Klimatologi | Tagged Alat-alat Klimatologi, Konvensional

Pengenalan Alat-alat
By KlimatPress on 22 Desember 2008

Bab I [ Pengenalan Alat-alat]


Pendahuluan
A. SIFAT-SIFAT ALAT

Sifat-sifat alat-alat meteorologi atau klimatologi pada pokoknya sama dengan alat-alat
ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya bersifat
peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya.

Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan
debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian
sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas
yang menggunakan.

Sifat-sifat itu antara lain :

1. Kuat, agar alat-alat ini dapat tahan terhadap perubahan cuaca serta tahan lama,
misalnya sangkar meteorologi dibuat dari bahan yang awet seperti kayu jati atau
kayu ulin, dicat, diberi pondasi beton agar tidak dimakan rayap. Pan Evaporimeter
dibuat dari bahan anti karat.
2. Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya. Bentuk sederhana agar
mudah dalam hal pemeliharaan dan perbaikan, bisa dilakukan sendiri jika terdapat
kerusakan-kerusakan kecil mengingat letak stasiun pengamatan meteorologi dan
klimatologi pada umumnya terpencil.

Cara penggunaannya pun sederhana mengingat dasar pendidikan para pemakainya.


Bagian alat-alat yang perlu disetel dalam penggunaanya dilengkapi dengan sekrup-sekrup
atau tanda-tanda yang mudah dilihat dan di mengerti. Bagian-bagian yang sudah disetel/
ditera sebaiknya dikunci atau disekrup keras agar tidak mudah berubah.

B. JENIS ALAT-ALAT

Ditinjau dari segi cara pembacaanya, alat-alat Meteorologi terbagi menjadi 2 ( dua ) jenis,
yaitu bersifat Recording dan non-recording.

Yang dimaksud dengan non-recording adalah alat-alat yang harus dibaca pada saat-saat
tertentu untuk memperoleh data, dengan kata lain alat ini tidak bisa mencatat
dengan sendirinya.

Alat yang termasuk jenis ini umumnya digunakan dalam meteorologi Synoptik atau
penerbangan, misalnya Barometer, Thermometer, Anemometer, dan lain-lain.

Yang bersifat recording dapat mencatat data secara terus menerus sejak pemasangan,
sampai penggantian pias yang berikutnya. Dari data yang diperoleh dapat ditentukan
harga maksimum dan minimum saat-saat terjadinya.

Alat ini banyak digunakan untuk keperluan pengamatan klimatologi misalnya Barograph,
Thermohygrograph, Actinograph, dan lain sebagainya.

Ditinjau dari segi penggunaanya alat meteorologi untuk pengamatan rutin dapat dibagi
menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. Alat meteorologi yang dapat digunakan dipermukaan bumi.


Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun-stasiun meteo Synoptic, meteo
pertanian, klimatologi dan maritim. Misalnya : Barometer, Anemometer,
Solarimeter, dan lain-lainnya.
2. Alat meteorologi dipakai untuk pengamatan lapisan udara atas.
Alat ini umumnya terdapat pada stasiun-stasiun meteo synoptic dan penerbangan,
yang memerlukan pengamatan Aerologi.
Yang termasuk alat-alat ini misalnya pilot balon dengan menggunakan Theodolite,
Radio Sonde, Rawin, dan sebagainya.
3. Alat meteorologi khusus.
Alat ini banyak dipergunakan dalam penelitian lapangan. Unsur yang diamati
sama, tapi dengan menggunakan alat dan metode yang berbeda-beda, disesuaikan
dengan maksud dan sifat penelitian itu sendiri.

Pada umumnya alat-alat ini berbentuk sederhana, mudah dibuat dan diperbaiki, dan tidak
mempunyai standar tertentu seperti alat meteorologi lainnya.
Sensor jenis alat ini kebanyakan terdiri dari Thermocouple, yang mempunyai instruksi
yang bermacam-macam seperti Hot Wire Anemometer (=Pengukur angin lemah),
Thermocouple Psychrometer (=Pengukur Kelembaban), Ribbon Thermopile (=pengukur
Radiasi), dan lain-lain.

C. KETELITIAN PADA PENGAMATAN DENGAN ALAT

Ketelitian pada pengamatan dengan alat tergantung :

1. Ketelitian dari alat pengukur yang dipergunakan dan pembacaannya.


2. Tetapnya besaran yang diukur.
3. Kecepatan Reaksi dari alat ukur pada pengukuran besaran-besaran yang berubah-
ubah.
4. Daya, agar penunjuk alat ukur itu memberi penyimpangan yang kecil sekali.

Jelas, bahwa ketelitian pengamatan elemen meteorologi tertentu terbatas. Semua


pengamatan mempunyai kesalahan masing-masing atau setiap pengamatan selalu
mendekati kebenaran.

Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada setiap pengamatan dapat dibagi sebagai berikut:

a. KESALAHAN SISTEMATIK

Hal ini dapat terjadi pada penyimpangan-penyimpangan dari alat yang digunakan,
gangguan yang mungkin timbul dan metode/prosedur yang keliru.

1. Kesalahan Instrument.
Pada neraca misalnya, kesalahan-kesalahan dapat disebabkan oleh lengan-lengan
yang tidak sama, penyimpangan-penyimpangan dari batu-batu timbangan atau
pembagian skala yang kurang baik. Ini dapat dikurangi dengan membuat
koreksi umpannya.
2. Kesalahan Gangguan.
Ini disebabkan oleh getaran bumi, arus angin, penyinaran panas dan sebagainya.
Gangguan ini dapat dikurangi dengan misalnya menimbang dalam almari tertutup,
menghindari penyinaran panas dengan memakai penyekat dan sebagainya.
3. Kesalahan Methodiek.
Kesalahan disebabkan cara (metode) pengamatan (pengukuran) yang kurang baik
dan harus diatasi dengan cara yang lebih sempurna agar dapat
mendekati kebenaran.
b. KESALAHAN YANG TAK TERDUGA

Hal ini dapat terjadi karena :

1. Kesalahan Penyetelan. Yang terpenting disini adalah penyetelan dari hubungan-


hubungan dan caranya harus tetap.
2. Kesalahan pembacaan. Disebabkan kurang meratanya barang yang diukur dan
pembacaan dari instruksi.

D. SATUAN-SATUAN DALAM METEOROLOGI

Dengan banyaknya unsur-unsur meteorologi yang diamati, berarti banyak pula alat-alat
dan satuan-satuan yang dipergunakan untuk unsur-unsur tersebut.

Dibawah ini terdapat beberapa contoh satuan yag digunakan dalam meteorologi.

1. Satuan temperatur dalam derajat celcius (C).


2. Satuan tekanan udara dinyatakan dalam milibar (mb) atau cm.Hg.
3. Satuan curah hujan dan penguapan dalam milimeter (mm).
4. Satuan arah angin dinyatakan dalam arah mata angin seperti, Utara, Selatan,
Barat, Timur. selain itu dapat juga dinyatakan dalam derajat (0 - 360).
5. Satuan kecepatan angin dalam knots.
6. Satuan intensitas radiasi matahari dinyatakan dalam gram.cal/cm/menit
7. Satuan lamanya matahari bersinar dalam persen (%)
8. Satuan Relative Humidity dalam persen (%)
9. Satuan untuk menentukan jumlah awan dalam okta

Mengingat alat-alat meteorologi sebagian besar didatangkan dari luar negeri yang belum
menggunakan satuan metrik maka perlu diketahui stuan-satuan lain seperti dibawah ini

1 milimeter = 039 inch

1 meter = 3,28 feet

1 inch = 2,54 cm

1 yard = 91,44 cm

1 gallon = 3,79 Liter

1 nautical mile = 1,85 km


1 amstrong = 10-8 cm

1 square inch = 6,5146 cm

1 knot = 0,5 m/detik

1 milibar = 0,75 mm.hg

1 standard atmosphere = 1013,25 mb

1 pound ( lb ) = 0,4536 kg

Penakar Hujan Otomatis

Spesikasi

Jenis : Pelampung -siphon


Bahan :
Ring corong,pipa dan bejana terbuat dari kuningan
Pelampung terbuat dari logam anti karat
Badan terbuat dari seng kualitas baik dengan ketebalan
minimal 0.8 mm
Seluruh badan di cat luar dalam dengan cat anti karat warna
bronce metalic
Luas corong : 200 cm2 / diamter 159.6 mm
Diameter badan terlebar : 24 cm
Tinggi badan : 105 cm
Kertas Pias :
Rentang skala ukur : 0 s/d 10 mm hujan
Ketelitian : 0.05 mm hujan
Pembagian skala : 0.1 mm hujan
Lebar tiap skala : 0.8 mm linear
Perekaman :
Jangka waktu rekam adalah harian
Jam pias digerakkan dengan per (spring-wound)
Pena dengan sistem cartridge sebanyak 12 buah
Kertas pias harian sebanyak 800 (delapan ratus) buah,
kualitas baik
Gelas ukur 2 (dua) buah

CURAH HUJAN

Alat pengukur hujan, mengukur tinggi hujan seolah-olah air yang jatuh ke tanah
menumpuk ke atas merupakan kolom air. Bila air yang tertampung volumenya dibagi
dengan luas corong penampung maka hasilnya dalah tinggi. Satuan yang dipakai adalah
milimeter (mm).

Penakar hujan yang baku digunakan di Indonesia adalah tipe


observatorium. Semua alat penakar hujan yang beragam bentuknya atau yang otomatis
dibandingkan dengan alat penakar hujan otomatis (OBS). Penakar hujan OBS adalah
manual. Jumlah air hujan yang tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah
dikonversi dalam satuan tinggi atau gelas ukur yang kemudian dibagi sepuluh karena luas
penampangnya adalah 100 cm sehingga dihasilkan satuan mm.

Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada
pagi hari adalah hujan kemarin bukan hari ini.

Penakar hujan Hellman


Alat ini merupakan penakar hujan otomatis dengan tipe siphon. Bila air
hujan terukur setinggi 10 mm, siphon bekerja mengeluarkan air dari tabung
penampungan dengan cepat, kemudian siap mengukur lagi dan kemudian seterusnya. Di
dalam penampung terdapat pelampung yang dihubungkan dengan jarum pena penunjuk
yang secara mekanis membuat garis pada kertas pias posisi dari tinggi air hujan yang
tertampung. Bentuk pias ada dua macam, harian dan mingguan. Pada umumnya lebih
baik menggunakan yang harian agar garis yang dibuat pena tidak terlalu rapat ketika
terjadi hujan lebat. Banyak data dapat dianalisadari pias, tinggi hujan harian, waktu
datangnya hujan, derasnya hujan atau lebatnya hujan per satuan waktu.

Penakar hujan Bendix

Penakar hujan otomatis, prinsip secara menimbang air hujan yang ditampung. Melalui
cara mekanis timbangan ini ditransfer ke jarum petunjuk berpena di atas kertas pias.
Penakar hujan Tilting Siphon
Prinsip alat, air hujan ditampung dalam tabung penampung. Bila penampung penuh,
tabung menjadi miring dan siphon mulai bekerja megeluarkan air dari dalam tabung.
Setiap pergerakan air dalam tabung penampung tercatat pada pias sama seperti alat
penakar hujan otomatis lainnya.

Penakar hujan Tipping Bucket

Prinsip alat, air hujan ditampung pada bejana yang


berjungkit. Bila air mengisi bejana penampung yang setara dengan tinggi hujan 0,5 mm
akan berjungkit dan air dikeluarkan. Terdapat dua buah bejana yang saling bergantian
menampung air hujan. Tiap gerakan bejana berjungkit secara mekanis tercapat pada pias
atau menggerakkan counter (penghitung). Jumlah hitungan dikalikan dengan 0,5 mm
adalah tinggi hujan yang terjadi. Curah hujan di bawah 0,5 mm tidak tercatat.
Semua alat penakar hujan di atas harus diperhatikan penempatannya di lapangan terbuka
bebas dari halangan. Alat yang teliti dengan menempatkan yang salah akan mengukur
besaran yang salah pula. Alat yang otomatis, pemeliharaannya harus lebih intensif.
Keadaan alat baik yang manual ataupun yang otomatis harus diperiksa dari kebocoran,
saluran penampung yang tersumbat kotoran, tinta pena jangan sampai kering dan jam
pemutar silinder pias dalam keadaan berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai