Hidrologi
Hidrologi
Deskripsi Singkat
Presipitasi (hujan) merupakan salah satu komponen hidrologi yang paling penting. Hujan
adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan
merupakan salah satu komponen input dalam suatu proses dan menjadi faktor pengontrol
yang mudah diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasan (DAS). Peran hujan
sangat menentukan proses yang akan terjadi dalam suatu kawasan dalam kerangka satu
sistem hidrologi dan mempengaruhi proses yang terjadi didalamnya. Mahasiswa akan
belajar tentang bagaimana proses terjadinya hujan, faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya, bagaimana karakteristik hujannya dan mempelajari cara menghitung
rata-rata hujan pada sutau kawasan dengan berbagai model penghitungan rata-rata hujan.
Relevansi
Dengan mempelajari proses terjadinya, faktor yang berpengaruh dan karakteristik hujan
mahasiswa memahami berbagai fenomena alam yaitu hujan dan dapat melakukan
penghitungan karakteristik hujan untuk dapat digunakan sebagai suatu data input dari
sistem hidrologi dengan menempatkan stasiun pengukuran hujan yang tepat dan efektif
sehingga mahasiswa mampu melakukan analisis hujan untuk pembangunan kawasan
hutan.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa akan mengerti dan memahami proses terjadinya
hujan, faktor-faktor yang mempengaruhi, mampu memilih lokasi pemasangan stasiun
hujan dan mampu melakukan perhitungan data hujan untuk analisis hidrologi suatu
kawasan, sehingga tujuan proses pembelajaran dapat tercapai.
Pengertian
Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair atau beku) dari
atmosphere ke permukaan bumi. Presipitasi cair dapat berupa hujan dan embun dan
presipitasi beku dapat berupa salju dan hujan es. Dalam uraian selanjutnya yang
dimaksud dengan presipitasi adalah hanya yang berupa hujan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya presipitasi diantara lain berupa :
Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, alat pengukur hujan ada 2 macam yaitu alat
pengukur hujan manual dan alat pengukur hujan otomatik.Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi pada saat menempatkan alat pengukur hujan yaitu :
1. Harus diletakkan di tempat yang bebas halangan atau pada jarak 4 kali tinggi
obyek penghalang.
2. Alat harus tegak lurus dan tinggi permukaan penakar antara 90-120 cm di atas
permukaan tanah.
3. Bebas dari angin balik
4. Alat harus dilindungi baik dari gangguan binatang maupun manusia.
5. Secara teknis alat harus standart.
6. Dekat dengan tenaga pengamat.
Kepadatan minimum jaringan hujan berikut ini telah direkomendasi guna maksud-
maksud hidro meteorologis umum (Linsley, et-al, 1982) :
1. Untuk daerah datar, beriklim sedang, mediteranean dan zona tropis 600 - 900 km2
untuk setiap stasiun
2. Untuk daerah-daerah pegunungan beriklim sedang, mediteranean dan zone tropis,
100 - 250 km2 untuk setip stasiun.
3. Untuk pulau-pulau dengan pegunungan kecil dengan hujan yang beraturan, 25
km2 untuk setiap stasiun.
4. Untuk zone-zone kering dan kutub, 1500-10.000 km2 untuk setiap stasiun.
Hasil pengukuran data hujan dari masing-masing alat pengukuran hujan adalah
merupakan data hujan suatu titik (point rainfall). Padahal untuk kepentingan analisis yang
diperlukan adalah data hujan suatu wilayah (areal rainfall). Ada beberapa cara untuk
mendapatkan data hujan wilayah yaitu :
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu hanya dengan membagi rata
pengukuran pada semua stasiun hujan dengan jumlah stasiun dalam wilayah tersebut.
Sesuai dengan kesederhanaannya maka cara ini hanya disarankan digunakan untuk
wilayah yang relatif mendatar dan memiliki sifat hujan yang relatif homogen dan tidak
terlalu kasar.
2.Cara Poligon Thiessen
Cara ini selain memperhatikan tebal hujan dan jumlah stasiun, juga memperkirakan luas
wilayah yang diwakili oleh masing-masing stasiun untuk digunakan sebagai salah satu
faktor dalam menghitung hujan rata-rata daerah yang bersangkutan.
Poligon dibuat dengan cara menghubungkan garis-garis berat diagonal terpendek dari
para stasiun hujan yang ada.
3. Cara Isohiet
Isohiet adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tinggi hujan
yang sama. Metode ini menggunakan isohiet sebagai garis-garis yang membagi daerah
aliran sungai menjadi daerah-daerah yang diwakili oleh stasiun-stasiun yang
bersangkutan, yang luasnya dipakai sebagai faktor koreksi dalam perhitungan hujan rata-
rata.
Alat-alat Klimatologi Konvensional
1. ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA
Tekanan udara adalah gaya berat/ gaya tekan udara pada suatu luasan tertentu. Persamaan
fisis untuk mengetahui tekanan udara adalah :
Perhitungan dilakukan dengan metode pipa U, dimana tekanan pada pipa A akan sama
dengan tekanan di pipa B, sehingga bila kolom udara pada salah satu kolom difakumkan
dan massa fluida (m) serta konstanta grafitasi (g) diketahui maka tekanan pada pipa
terbuka (identik dengan tekanan udara lingkungan) akan diketahui.
Membandingkan perbedaan tinggi air raksa dalam tabung gelas dan di dalam bejana.
Barometer air raksa berfungsi untuk mengukur tekanan udara. Terdiri dari tabung gelas
berisi air raksa, bagian atasnya tertutup dan bagian bawahnya terbuka dimasukkan ke
dalam bejana air raksa.
Syarat penempatan :
Cara pemasangan :
Cara membaca :
a. Koreksi Index
b. Koreksi Lintang
c. Koreksi Tinggi : Untuk membandingkan tempat-tempat tertentu diperlukan
tekanan udara diatas permukaan laut.
d. Koreksi Suhu : Jika pembacaan lebih tinggi dari 0 0C, maka pembacaan
Barometer dikurangi dengan koreksi suhu ini, jika lebih rendah dari 0 0C
koreksi ditambah.
Barometer ini menggunakan prinsip perubahan bentuk tabung/ kapsul logam akibat
adanya perubahan tekanan udara. Sedikitnya ada 2 jenis barometer aneroid, yaitu:
1. Jenis Bourdon : Terdiri dari sebuah pipa besi/ baja yang melengkung, berbentuk
oval. Gaya pegas pipa ini sama dengan tekanan udara. Perubahan tekanan udara
menyebabkan perubahan bentuk ke-oval-an dari pipa, sehingga jarum penunjuk akan
bergerak. Pergerakan jarum tersebut kemudian dikonversi dalam skala tekanan udara.
2. Jenis Vidi : Bagian terpenting ialah kapsul/ cell dari besi/baja, isinya dikosongkan/
hampa udara, permukaan atas dan bawah bergelombang. Kapsul/ cell ini biasanya terdiri
dari 7 atau 8 lapisan. Jika tekanan udara naik, maka kapsul/ cell ini tertekan dan menarik
sebagian dari tuas (lever) ke bawah, bagian lainnya akan naik menggerakkan jarum
penunjuk. Jika tekanan turun, akan terjadi sebaliknya. Pergerakan kapsul/ cell aneroid ini
kemudian dihubungkan denga pena/ jarum yang akan menunjukan pergeseran/
simpangan. Besarnya simpangan yang terjadi selanjutnya dikonversi ke dalam skala
tekanan udara (mb).
2.3. BAROGRAPH
Barograph adalah istilah lain untuk barometer yang dapat merekam sendiri hasil
pengukurannya. Barograph umumnya menggunakan prinsip Barometer Aneroid, dengan
menghubungkan beberapa kapsul/ cell aneroid dengan sebuah pena untuk membuat track
pada kerta pias yang diletakkan pada tabung yang berputar 24 jam per rotasi. Pada pias
terdapat garis-garis tegak menunjukkan waktu dan garis mendatar menunjukkan tekanan
udara.Tingkat keakuratan dari barograph, salah satunya ditentukan oleh jumlah kapsul/
cell aneroid yang digunakan. Semakin banyak kapsul aneroid yang digunakan maka
semakin peka barograph tersebut terhadap perubahan tekanan udara.
Contoh Fisik Barograph Tipe Aneroid Bagian Dasar Barograph
2.4. ALTIMETER
Suhu (temperatur) adalah suatu besaran panas yang dirasakan oleh manusia. Satuan suhu
yang biasa digunakan di Indonesia adalah derajat celcius (0C). Mengingat pentingnya
faktor suhu terhadap kehidupan dan aktifitas manusia menyebabkan pengamatan suhu
udara yang dilakukan oleh stasiun meteorologi dan klimatologi memiliki beberapa
kriteria diantaranya:
Suhu udara permukaan (suhu udara aktual, rata-rata, maksimum dan minimum).
Suhu udara di beberapa ketinggian/ lapisan atmosfer (hingga ketinggian
35 Km).
Suhu tanah di beberapa kedalaman tanah (hingga kedalaman 1 m).
Suhu permukaan air dan suhu permukaan laut.
Alat ukur yang umum digunakan oleh BMG untuk mengamati suhu udara akan dijelaskan
lebih rinci pada pokok bahasan selanjutnya.
Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual
yang terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah adalah
thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu
yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di
udara dapat berkondensasi.
3.2. THERMOMETER MAXIMUM
Dari gambar disamping dapat diilustrasikan bahwa apabila temperatur naik dan kolom air
raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian yang sempit. Ujung kolom
menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada bagian
yang sempit setelah air raksa dalam bola temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom air
raksa tetap pada tempatnya.
Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena
penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan
suhu udara tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan
setelah dibaca.
Alat ini mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini adalah
logam panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk bimetal merupakan
spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak Thermograph. Satu ujung
bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga letak pena dapat
diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena melalui sumbu horizontal sehingga dapat
menimbulkan track/ rekaman pada kertas pias yang berputar 24 jam per rotasi. Jika
temperatur naik, ujung bimetal menggerakkan tangkai pena keatas, dan sebaliknya.
Sebelum dipakai, thermograph harus dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus
ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk mengukur atmospher.
(A) (B)
Contoh Thermograph Contoh Thermohygrograph
Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan
untuk mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk
kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan
thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm,
cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman
yang diperlukan.
3.6. THERMOMETER APUNG
Alat ini ini berfungsi untuk menguji/ mengkalibrasi thermometer/ thermograph dengan
kendali temperatur elektronik, lampu indikator dan satu set termometer standard.
Temperature test cabinet biasanya terbuat dari baja tahan-karat dengan kamar uji yang
dilengkapi dengan tameng kaca dibagian depan. Dapat digunakan untuk mengkalibrasi 4
termograph/ thermohygrographs secara bersamaan, atau instrumen serupa. Nilai
temperatur ditentukan melalui papan tombol dan DPC [DIODE PEMANCAR CAHAYA]
Psychrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu :
1. Thermometer Bola Kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya.
Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan RH (kelembaban
udara) didapat dengan perhitungan:
Disebut juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari
2 Thermometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang
tegak lurus pada panjangnya. Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air murni.
Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik).
Selama + 2 menit, dihentikan dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan
dan dibaca seterusnya sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola basah
terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.
Keuntungan : bentuknya yang portable dan kemurahan harganya dibandingkan
dengan Psychrometer Assmann.
Kerugian :
b. Waktu hujan tetesan air hujan bias melekat sehingga merendahkan pembacaan.
Hygrometer rambut ada yang bersifat non recording dan recording (Hygrograph).
5.1
Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat
sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :
Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat.
Bak tempat penampungan air hujan.
Kaki yang berbentuk tabung silinder.
Gelas penakar hujan.
Penakar hujan biasa biasa tanah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah curah hujan
yang jatuh pada permukaan tanah. Pada bagian tanah reservoir, terdapat tangkai yang
digunakan untuk mengangkat penakar hujan jika akan dilakukan pembacaan. Tepat
disekitar corong penakar hujan terdapat lapisan ijuk yang disusun pada lapisan kayu yang
berbentuk lingkaran yang dimaksudkan untuk mengurangi percikan air hujan. Selain itu
terdapat jaringan kawat/ besi yang berbentuk bujur sangkar dan digunakan sebagai
tempat berpijak ketika akan mengangkat lapisan ijuk dan penakar hujan. Pada kedua tepi/
lapisan ijuk terdapat dua kaitan/ pegangan untuk memudahkan mengangkatnya.
Raingauge test equipment adalah alat yang ini digunakan untuk menguji/mengkalibrasi
peralatan penakar hujan, terutama dari jenis tipping bucket. Alat ini menggunakan prinsip
putaran pompa yang alirannya diukur dengan presisi flow meter. Air yang mengalir
melalui flow meter ini kemudian dialiri ketipping bucket (sebagai simulasi dari air hujan
yang jatuh ke dalam raingauge yang sedang dikalibrasi). Jumlah air yang tercatat di flow
meter harus sama dengan jumlah air yang keluar dari raingauge (harus seimbang antara
tabung penampungan sebelah kiri dan kanan). Selain itu jumlah tipping pada raingauge
juga harus menunjukan nilai yang sama dengan flow meter (tergantung tingkat
keakurasian raingauge).
6. ALAT PENGUKUR PENGUAPAN
Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap
permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara,
intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur
yang terkandung didalamnya.
Piche Seperti panci penguapan terbuka, alat ini digunakan sebagai pengukur penguapan
secara relatif. Maksudnya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung evaporasi
ataupun evapotranspirasi yang sesungguhnya terjadi.
Hasil pembacaannya sangat tergantung terhadap angin, iklim dan debu. Pada prinsipnya
Piche evaporimeter terdiri dari:
Pipa gelas yang panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa
gelas terdapat skala, yang menyatakan volume air dalam Cm3 atau persepuluhnya.
Ujung bawah pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan dilenghkapi
dengan tempat menggantungkan alat tersebut.
Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga
mudah menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka.
Penjepit logam, yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung yang
melekat disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan
diameter pipa.
Evaporasi jenis Keshner termasuk alat pengukur penguapan yang mencatat sendiri yang
disebut sebagai Evaporigraph. Alat ini dapat mencatat terus menerus penguapan yang
terjadi pada setiap saat.
Evaporimeter jenis Wild termasuk alat pengukur penguapan (Evaporasi) yang tidak dapat
mencatat sendiri (Non Recording).
7. ALAT PENGUKUR RADIASI MATAHARI
Campbell Stokes
Alat ini mencatat sendiri lamanya matahari bersinar dalam sehari yang terdiri dari dua
kotak berbentuk setengah silinder dan tertutup. Di bagian dalam dipasang kertas yang
sangat peka terhadap sinar matahari langsung.
Apabila seberkas matahari langsung mengenai kertas ini akan meninggalkan bekas yang
gelap. Alat ini diatur sedemikian sehingga satu pias dipakai untuk pagi dan pias lainnya
untuk siang hari.
Untuk mengetahui intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung
maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. Intensitas radiasi matahari ialah jumlah energi
yang jatuh pada suatu bidang persatuan luas dalam satu satuan waktu. Dalam atmosfer
bumi terdapat bermacam-macam radiasi seperti :
a. Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari matahari yang sampai ke
permukaan bumi.
b. Radiation Difus (D) yang berasal dari pantulan-pantulan oleh awan dan pembauran
c. Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal dari pantulan-pantulan oleh
permukaan bumi.
d. Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang berasal dari bumi yang berupa
gelombang panjang.
e. Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari awan-awan dan butir-butir uap
Pada prinsipnya sensor alat pengukur intensitas radiasi matahari dibagi 2 jenis :
a. Sensor yang dibuat dari bimetal yaitu 2 jenis logam yang mempunyai koefisien
muai panjang yang berbeda dan diletakkan satu sama lainnya. Alat yang memakai
sensor jenis ini ialah Actinograph.
b. Sensor yang dibuat dari Thermopile seperti yang terdapat pada Solarimeter,
Pyranometer dll
Digunakan untuk mengukur radaiasi matahari total. Untuk memperoleh data intensitas
matahari secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat yang
dinamakan Chart Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing Potentiometric yaitu
suatu recorder yang bekerjanya berdasarkan keseimbangan antara signal (tenaga listrik
yang masuk berasal dari Solarimeter dengan tenaga listrik dari power supply. Gerakan
dan kedudukan pena ditentukan oleh keseimbangan kedua unsur tersebut.
Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan
udara di suatu tempat dengan tempat lain. Dengan adanya pergerakan udara di atmosfer
ini maka terjadilah distribusi partikel-partikel di udara, baik partikel kering (debu, asap,
dsb) maupun partikel basah seperti uap air. Pengukuran angin permukaan merupakan
pengukuran arah dan kecepatan angin yang terjadi dipermukaan bumi dengan ketinggian
antara 0.5 sampai 10 meter.
Alat-alat yang paling baik untuk mengukur angin (permukaan) ahla Wind Vane dan
Anemometer. Alat-alat pengukur kecepatan angin di bagi dalam 3 bagian :
1. Anemometer Cup dan Vane, alat ini mengukur banyaknya udara yang melalui alat
2. Pressure Tube Anemometer, alat ini bekerja disebabkan oleh tekanan dari aliran
4. Pressure Plate Anemometer, lembaran logam tertentu, ditempatkan tegak lupus angin.
Lembaran logam ini akan berputar pada salah satu sisinya sebagai sumbu. Besar
Anemometer
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang
didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup - propeller sensor untuk kecepatan angin dan
vane/ weather cock sensor untuk arah angin.
Pengenalan Alat-alat
By KlimatPress on 22 Desember 2008
Sifat-sifat alat-alat meteorologi atau klimatologi pada pokoknya sama dengan alat-alat
ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya bersifat
peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya.
Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan
debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian
sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas
yang menggunakan.
1. Kuat, agar alat-alat ini dapat tahan terhadap perubahan cuaca serta tahan lama,
misalnya sangkar meteorologi dibuat dari bahan yang awet seperti kayu jati atau
kayu ulin, dicat, diberi pondasi beton agar tidak dimakan rayap. Pan Evaporimeter
dibuat dari bahan anti karat.
2. Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya. Bentuk sederhana agar
mudah dalam hal pemeliharaan dan perbaikan, bisa dilakukan sendiri jika terdapat
kerusakan-kerusakan kecil mengingat letak stasiun pengamatan meteorologi dan
klimatologi pada umumnya terpencil.
B. JENIS ALAT-ALAT
Ditinjau dari segi cara pembacaanya, alat-alat Meteorologi terbagi menjadi 2 ( dua ) jenis,
yaitu bersifat Recording dan non-recording.
Yang dimaksud dengan non-recording adalah alat-alat yang harus dibaca pada saat-saat
tertentu untuk memperoleh data, dengan kata lain alat ini tidak bisa mencatat
dengan sendirinya.
Alat yang termasuk jenis ini umumnya digunakan dalam meteorologi Synoptik atau
penerbangan, misalnya Barometer, Thermometer, Anemometer, dan lain-lain.
Yang bersifat recording dapat mencatat data secara terus menerus sejak pemasangan,
sampai penggantian pias yang berikutnya. Dari data yang diperoleh dapat ditentukan
harga maksimum dan minimum saat-saat terjadinya.
Alat ini banyak digunakan untuk keperluan pengamatan klimatologi misalnya Barograph,
Thermohygrograph, Actinograph, dan lain sebagainya.
Ditinjau dari segi penggunaanya alat meteorologi untuk pengamatan rutin dapat dibagi
menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
Pada umumnya alat-alat ini berbentuk sederhana, mudah dibuat dan diperbaiki, dan tidak
mempunyai standar tertentu seperti alat meteorologi lainnya.
Sensor jenis alat ini kebanyakan terdiri dari Thermocouple, yang mempunyai instruksi
yang bermacam-macam seperti Hot Wire Anemometer (=Pengukur angin lemah),
Thermocouple Psychrometer (=Pengukur Kelembaban), Ribbon Thermopile (=pengukur
Radiasi), dan lain-lain.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada setiap pengamatan dapat dibagi sebagai berikut:
a. KESALAHAN SISTEMATIK
Hal ini dapat terjadi pada penyimpangan-penyimpangan dari alat yang digunakan,
gangguan yang mungkin timbul dan metode/prosedur yang keliru.
1. Kesalahan Instrument.
Pada neraca misalnya, kesalahan-kesalahan dapat disebabkan oleh lengan-lengan
yang tidak sama, penyimpangan-penyimpangan dari batu-batu timbangan atau
pembagian skala yang kurang baik. Ini dapat dikurangi dengan membuat
koreksi umpannya.
2. Kesalahan Gangguan.
Ini disebabkan oleh getaran bumi, arus angin, penyinaran panas dan sebagainya.
Gangguan ini dapat dikurangi dengan misalnya menimbang dalam almari tertutup,
menghindari penyinaran panas dengan memakai penyekat dan sebagainya.
3. Kesalahan Methodiek.
Kesalahan disebabkan cara (metode) pengamatan (pengukuran) yang kurang baik
dan harus diatasi dengan cara yang lebih sempurna agar dapat
mendekati kebenaran.
b. KESALAHAN YANG TAK TERDUGA
Dengan banyaknya unsur-unsur meteorologi yang diamati, berarti banyak pula alat-alat
dan satuan-satuan yang dipergunakan untuk unsur-unsur tersebut.
Dibawah ini terdapat beberapa contoh satuan yag digunakan dalam meteorologi.
Mengingat alat-alat meteorologi sebagian besar didatangkan dari luar negeri yang belum
menggunakan satuan metrik maka perlu diketahui stuan-satuan lain seperti dibawah ini
1 inch = 2,54 cm
1 yard = 91,44 cm
1 pound ( lb ) = 0,4536 kg
Spesikasi
CURAH HUJAN
Alat pengukur hujan, mengukur tinggi hujan seolah-olah air yang jatuh ke tanah
menumpuk ke atas merupakan kolom air. Bila air yang tertampung volumenya dibagi
dengan luas corong penampung maka hasilnya dalah tinggi. Satuan yang dipakai adalah
milimeter (mm).
Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada
pagi hari adalah hujan kemarin bukan hari ini.
Penakar hujan otomatis, prinsip secara menimbang air hujan yang ditampung. Melalui
cara mekanis timbangan ini ditransfer ke jarum petunjuk berpena di atas kertas pias.
Penakar hujan Tilting Siphon
Prinsip alat, air hujan ditampung dalam tabung penampung. Bila penampung penuh,
tabung menjadi miring dan siphon mulai bekerja megeluarkan air dari dalam tabung.
Setiap pergerakan air dalam tabung penampung tercatat pada pias sama seperti alat
penakar hujan otomatis lainnya.