BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR PEMIKIRAN
Siswa kelas X adalah siswa yang sedang dalam masa transisi dari SMP
menuju SMA. Relasi sosial yang dibentuk oleh siswa saat bervariasi. (1) Ada
sekelompok siswa yang mampu berkomunikasi dengan baik tetapi cukup banyak pula
siswa yang mengalami kesulitan komunikasi antarpribadi. (2) Beberapa siswa yang
lebih suka menggunakan bahasa gaul untuk berkomunikasi, (3) Sebagian siswa pasif
dan memilih diam ketika diberi kesempatan untuk berargumen dan bertanya, (4) Dan
ada sejumlah siswa yang menggunakan pernyataan dan pertanyaan yang buruk dan
tidak sopan kepada guru, teman dan orang-orang di lingkungan sekitarnya. (5)
Masih ada perilaku komunikasi antarpribadi siswa yang kurang baik dengan teman
sekelas maupun kelas lain. (6) Masalah perilaku komunikasi antar pribadi ini masih
dirasakan sebagai suatu masalah di SMAn 1 Papar, karena mayoritas siswa tidak
dapat menggunakan komunikasi antarpribadi yang positif.. Indikasi perilaku
komunikasi antarpribadi yang masih kurang terdapat siswa dari kelas X, memotivasi
konselor untuk meningkatkan perilaku komunikasi antar pribadi siswa tersebut
dengan melaksanakan kegiatan yang mengarah pada peningkatan perilaku-perilaku
komunikasi antarpribadi siswa yang lebih baik.
Konselor telah melakukan menyebarkan angket, wawancara dan observasi
pada siswa, konselor dan wali kelas X untuk memperoleh data awal tentang perilaku
komunikasi antarpribadi siswa. Hal ini dilakukan untuk menegaskan kembali kondisi
faktual siswa serta menindaklanjuti dengan upaya peningkatan perubahan perilaku
komunikasi antarpribadi yang rendah siswa kelas X SMAN 1 Papar.
B. JENIS KELOMPOK
Kelompok ini akan tepat untuk pertumbuhan pribadi dan eksplorasi diri bagi
anggota dengan usia 15 sampai 16 tahub. Kelompok terdiri dari 10 sampai 20 siswa.
Kelompok ini akan bertemu selama satu jam setiap minggunya selama 2 bulan (8
minggu), dari 13: 00 - 14:00 WIB. Kelompok ini akan menjadi kelompok tertutup
dengan anggota heterogen. Selama pertemuan kelompok, anggota akan berpartisipasi
dalam kegiatan dan diskusi yang fokus pada topik tertentu yang berkaitan dengan
perubahan dalam komunikasi antar pribadi mereka. Sebuah prasyarat untuk
bergabung dengan kelompok adalah Kritis, rasa ingin tahu tinggi, sensitif, egosentris,
terbuka. Kehadiran yang teratur akan diperlukan untuk keefektifan kelompok.
D. ATURAN DASAR
Kelompok ini akan bekerja di bawah aturan-aturan dasar berikut:
1. Anggota diharapkan untuk menghadiri semua sesi dan berpartisipasi dengan
mengungkapkan diri mereka dan memberikan umpan balik kepada orang lain.
2. Kerahasiaan akan ditegakkan, apa pun yang dikatakan atau dilakukan dalam
kelompok tidak boleh dibicarakan di luar kelompok.
3. Setiap peserta dapat berbagi hanya apa yang dia katakan atau apa yang dia lakukan.
4. Setiap peserta harus mendengarkan yang lain: sisi percakapan dan interupsi tidak
diperbolehkan.
5. Setiap orang akan mendapatkan kesempatan untuk bicara.
6. Anggota harus saling menghormati perasaan orang lain tanpa penilaian atau ejekan.
7. Setiap orang tetap pada topik yang sedang dibahas. Ketika diskusi keluar topik
peserta akan diingatkan bahwa mereka melenceng dari topik dan kelompok perlu
memfokuskan kembali.
8. Anggota akan diminta untuk mempertahankan sikap tidak menghakimi.
9. Anggota akan diminta untuk membuat komitmen untuk tetap dalam kelompok
selama kegiatan kelompok belum diakhiri.
10. Peserta akan bekerja untuk membantu satu sama lain sehingga setiap orang akan
memiliki atmosfir aman dan kohesif untuk penyembuhan.
E. METODE EVALUASI
Evaluasi akan diberikan pada awal kelompok dan pada saat pengakhiran
kelompok. Survei akan fokus pada perasaan saat ini dan sikap tentang diri sendiri dan
komunikasi sosial anggota. Evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas kelompok
akan dibuat dengan anggota memberikan umpan balik satu sama lain. Selain itu,
pertemuan lanjutan akan digelar sekitar delapan minggu setelah kelompok berakhir
untuk menilai dampak kelompok yang telah dimiliki klien. Pertemuan juga dapat
berfungsi sebagai penguat dan dukungan bagi anggota, terutama bagi mereka yang
memiliki kemunduran sejak kelompok itu dihentikan.
BAB II
PELAKSANAAN
a. Mengajukan proposal
b. Diketahui kepala sekolah dan pejabat di sekolah
c. Kegiatan menjadi legal karena berstatus resmi dan disetujui.
d. Pengajuan proposal berkaitan dengan penggunaan sarana dan pra sarana yang tersedia di
sekolah, yang akan digunakan selama kegiatan bimbingan dilaksanakan.
3. Koordinasi dengan Tim BK
a. Meminta rekomendasi dari guru bidang studi, wali kelas dan konselor,
b. Mengumumkan rencana kegiatan bimbingan kelompok di kelas-kelas binaan;
c. Setelah jumlah peserta memenuhi target, konselor segera mengumumkan daftar
nama peserta kegiatan di papan bimbingan atau di papan pengumuman.
Dalam menginformasikan nama peserta kegiatan bimbingan kelompok, para
peserta dibagi dalam kelompok-kelompok dengan kriteria tertentu seperti: hasil
DCM atau Need Asessment, hasil interview, jenis kelamin, hasil sosiometri.
C. TUJUAN BIMBINGAN
Evaluasi akan diberikan pada awal kelompok dan pada saat pengakhiran
kelompok. Survei akan fokus pada perasaan saat ini dan sikap tentang diri sendiri
dan komunikasi sosial anggota. Evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas
kelompok akan dibuat dengan anggota memberikan umpan balik satu sama lain.
Selain itu, pertemuan lanjutan akan digelar sekitar delapan minggu setelah
kelompok berakhir untuk menilai dampak kelompok yang telah dimiliki klien.
Pertemuan juga dapat berfungsi sebagai penguat dan dukungan bagi anggota,
terutama bagi mereka yang memiliki kemunduran sejak kelompok itu dihentikan.
E. TEKNIK INTERVENSI
1. Videotherapy
Teknik intervensi yang digunakan adalah videotherapy yang memiliki tiga tahap,
sebagai berikut:
a. Identifikasi
Siswa mengidentifikasi dirinya dengan karakter dan peristiwa yang ada
dalam video, baik yang bersifat nyata atau fiksi. Bila bahan tontonan yang
disarankan tepat maka siswa akan mendapatkan karakter yang mirip atau
mengalami peristiwa yang sama dengan dirinya.
b. Katarsis
Siswa menjadi terlibat secara emosional dalam kisah dan menyalurkan
emosi-emosi yang terpendam dalam dirinya secara aman melalui diskusi (peer
group discussion).
c. Wawasan Mendalam (insight)
Siswa (dengan bantuan konselor) menjadi sadar bahwa
permasalahannya bisa disalurkan atau dicarikan jalan keluarnya. Permasalahan
klien mungkin saja dia temukan dalam karakter tokoh dalam video sehingga
dalam menyelesaikannya dia bisa mempertimbangkan langkah-langkah yang
ada dalam tontonan video.
3. Sosiodrama
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan konselor menyusun dan menyiapkan sejumlah
permasalahan yang merupakan kebutuhan-kebutuhan siswa SMA. Khususnya
untuk sosidrama dengan topik mengelola emosi. Dalam mengembangkan
sebuah cerita konselor harus menggunakan tahap pengembangan alur cerita
yang meliputi eksposisi, konflik, komplikasi, klimaks dan solusi.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, ada tiga kegiatan yaitu pembukaan, kegiatan
inti dan penutup. Setiap kegiatan tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut
1) Pembukaan
Konselor menyampaikan pengantar, tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan, dan memberikan motivasi kepada para siswa mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga kegiatan dapat berjalan
secara maksimal.
2) Kegiatan Inti
Kelompok yang akan bermain peran (role playing) diberikan
kesempatan utnuk mempersiapkan diri di luar tempat sosiodrama.
3) Penutupan
Setelah selesai sosiodrama dilaksanakan, konselor menutup
sosiodrama dan memberikan motivasi atau reward secara lisan,
kemudian mengkondisikan siswa untuk ke tahap berikutnya yaitu
diskusi.
4) Evaluasi
Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai pelaksanaan
permainan berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan
penonton ataupun tanggapan dari para pemain.
b. Appersepsi
Suksesnya sebuah aktifitas pelatihan di tentukan oleh beberapa faktor, salah
satu diantaranya adalah terciptanya suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi
peserta pelatihan. Suasana awal sangat menentukan bagi proses belajar selanjutnya.
Artinya membangun suasana di awal merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam sebuah proses pelatihan. Para peserta pelatihan ini akan dilanda kecemasan
dan rasa penasaran sehingga muncul rasa tidak nyaman dan pertanyaan-pertanyaan
seperti :
2. Tahap Kerja
Tahap awal dan transisi telah dilalui. Tahap berikutnya yang harus dilalui kelompok
adalah tahap kerja. Tahapan ini dirancang 8 kali pertemuan. Menurut jadwal yang telah
diagendakan, kegiatan layanan bimbingan kelompok ini akan dilakukan setiap hari Sabtu,
pukul 13.00 WIB dengan durasi 60 menit. Pemilihan ini dilakukan dengan pertimbangan
bahwa hari Sabtu adalah hari libur kegiatan belajar mengajar siswa dan pada hari itu
hanya difokuskan untuk kegiatan pengembangan diri melalui ekstra kurikuler. Antara
07.00 12.00 adalah waktu efektif untuk kegiatan ekstra kurikuler, sehingga penetapan
jadwal bimbingan kelompok pada pukul 13.00 WIB dipertimbangkan tidak akan
mengganggu jadwal ekstra kurikuler.
Pada tahap kerja ini, aktivitas kelompok ditekankan pada program pengubahan tingkah
laku dan praktek pengubahan tingkah laku baru yang diharapkan. Jadwal tahap kerja
ditetapkan 8 kali pertemuan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan I
Tujuan : Untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap tata cara
berkomunikasi yang baik dan benar di lingkungan keluarga.
SINOPSIS :
Marisa Ventura (Jennifer Lopez) adalah orang tua tunggal ( Single Parent ), ia bekerja
di sebuah hotel Mewah di Manhattan dan berjuang untuk meraih mimpi akan kehidupan yang
lebih baik untuknya dan putranya yang masih muda Ty Ventura (Tyler Posey), di masa yang
akan datang.
Suatu hari, ketika Marisa dan patner kerjanya Stevanie Kehoe (Marissa Matron)
membersihkan kamar VIP di hotel tersebut, dengan iseng temannya menyuruh Marisa untuk
mencoba mengenakan pakaian elegan yang super mahal yang dimiliki oleh pengunjung hotel
yang sedang menginap di kamar tersebut. Ukuran pakaian dan sepatu tersebut cocok dengan
ukuran Marisa, Tiba-tiba Ty anak Marisa datang menemuinya di ruang kerja bersama salah
satu tamu hotel yang baru di kenalnya dan orang tersebut adalah calon senator, Christopher
Marshall (Ralph Fiennes).Ty mengajak mamanya untuk mencari udara segar sebentar dengan
jalan-jalan diluar ruangan Hotel. Secara spontan sandiwara Marisa jadi orang kaya barjalan
seiring dengan ajakan Christopher.
Perkenalan yang singkat tapi telah menjalin komunikasi yang lumayan hangat, karena
adanya kesamaan, kecocokan dan ketertarikan antara Marisa dan Christopher. Marisa
menyadari dirinya yang hanya seorang pelayan di sebuah hotel, suatu hal yang mustahil
untuk dirinya bisa menjalin cinta dengan calaon senator yang status sosialnya berada di kelas
atas.
Setelah malam yang menawan hati bersama-sama, keduanya jatuh cinta. Tetapi ketika
identitas Marisa yang sesungguhnya terungkap, masalah kelas dan status sosial mengancam
untuk memisahkan mereka. Cinta dan pekerjaan Marisa menjadi taruhannya, Marisa
dikeluarkan dari pekerjaan, impiannya menjadi Mananger di hotel itu hancur sudah.
Christopher yang tadinya jatuh cinta akhirnya berubah haluan, ia merasa dipermainkan
dengan sandiwara Marisa, harga dirinya sebagai calon senator jatuh apalagi wartawan sempat
meliput dan mempublikasikan kisahnya.
Cinta sejati memang sudah ditakdirkan, teori ini dibuktikan ketika beberapa waktu
setelah kejadian tersebut, Christopher Marshall kembali akan menginap di hotel tempat kerja
yang baru Marisa. Ty yang masih berusia 10 tahunpun bisa merasakan kejadian kenapa bisa
terjadi pertemuan tak disengaja tersebut, dia merasa ada ikatan antara dia, mamanya dengan
calon senator Christopher.
Cinta memang tak pernah memandang status sosial. Karena cinta Marisa dan
Christopher akhirnya bisa bersatu lagi.
Christopher Marshall : apakah kamu mau berlari ke suatu tempat yang tidak kamu mau
? atau berlari kesuatu tempat yang takut kamu miliki ? bahasa verbal ini ditujukan kepada
Marisa, saat ia sedang jatuh cinta hendak meninggalkan Christopher sebelum acara makan
malam pengumpulan dana sosial. Meembuat Marisa enggan menyia-nyiakan malam indah
tersebut.
Ty Ventura : Setiap manusia tidak ada yang sempurna, semua manusia pernah
melakukan kesalahan, dan selalu ada kesempatan kedua. bagai mana kalau seandainya
posisi anda sebagai pelayan hotel ? Dan melakukan kesalahan apakah berhak mendapat
kesempatan kedua bukan ? pertanyaan Ty ditujukan kepada Christopher didepan publik
saat mengadakan konprensi pers
Stevanie Kehoe : Kalian dari dua dunia yang berbeda Stevanie berusaha menyadarkan
Marisa akan status sosialnya yang berbeda dengan Christopher.
Lionel Bloch :
terkadang kita terpaksa dalam arahan dimana kita harus dapati diri kita.
yang terpenting bagaimana bangkit setelah gagal.
saya bangga pernah bekerja dengan anda.
Jika satu pintu ditutup akan ada pintu yang lain yang terbuka, maka lompatlah.
Komunikasi verbal ini terjadi antara Lionel bloch yang merupakan manager Marisa, ketika
mereka berhenti dari pekerjaannya, kata-kata yang membangun, bijak dan menajadi
semangat buat Marisa untuk melanjutkan hidup.
Komunkasi non verbal adalah komunikasi yang tidak mengunakan kata-kata yang
mengandung arti, bisa menggunakan tanda atau simbol atau biasa disebut bahasa isyarat
atau bahasa diam (silent language). Komunikasi non verbal dalam film ini juga
terperagakan dengan sempurna, setiap bahasa verbal diiringi oleh non verbalnya, mulai
dari gerakan-gerakan anggota tubuh. ini menjadikan setiap akting yang diperankan benar-
benar totalitas oleh aktor dan aktrisnya yang diarahkan oleh sutradara Wayne Wang.
Warna, bunyi, Diam, jarak, artefak / hasil tehknologi dll pun ikut mendukung komunikasi
non verbal yang ada dalam film ini. Beberapa contoh komunikasi non verbal dalam film
Maid in Manhattan :
- Menangis. Ketika marisa sedang di PHK dan putus hubungan dengan Christopher
menandakan sedih
- Berpelukan. Banyak adegan berpelukan, Menunjukkan kasih sayang dan kepedulian
- Berjabat tangan. Banyak adegan berjabat tangan, Sebagai tanda salam.
- Celemek yang dipakai pelayan saat bekerja. Menandakan mereka adalah pelayan
- Pelayan menunggu di depan pintu kamar setelah mengahantarkan tamu ke kamar hotel.
Menandakan supaya ia diberi uang tip
- Pakain terbuka dengan bra berwarna cerah, menandakan selera busana orang tua.
Pakaina yang di pakai teman dari Caroline.
- Ty bersifat cuek sama mamanya, menandakan ia lagi kecewa.
- Hiasan natal di hotel tempat marisa bekerja. Menandakan hari natal.
- Jarak marisa dan Christopher lebih dari 18 inci, menandakan mereka smasih belum
akrab.
Hubungan diantara mereka terjalin sejak Ty lahir, Ibu dan anak ini memiliki komunikasi
yang lancar, terlihat banyak adegan yang menunjukkan betapa sayangnya Marisa kepada
anaknya. Diantara mereka telah terjalin komunikasi pribadi sejak Ty lahir kedunia. Marisa
selalu menggunakan kalimat yamg mudah di mengerti anak, bahasa non verbalnya juga
bisa menggambarkan kedekatan hubungan mereka, mulai dari cium pipi, pelukan bahkan
tatapan mata yang penuh kasih sayang ibu dan anak.
Komunikasi mereka beberapa kali mengalami gangguan, saat Ty tidak bisa melanjutkan
pidatonya pada saat lomba pidato yang di adakan oleh sekolahnya, Ty merasa kecewa dan
memilih diam, tidak mau berkomunikasi dengan ibunya, tetapi Marisa akhirnya
menemukan cara untuk menyemangati Ty untuk bangkit kembali.
Awal dari pertemuan tak terduga diantara keduanya, yang tanpa sengaja Marisa harus
berakting menjadi wanita kelas atas, yang menjadi landasan pertemanan mereka ketika ada
kesamaan status sosial (Christopher tidak tahu kalau Marisa hanya seorang pelayan di
hotel). Pola pikir dengan wawasan yang luas dan saling cocok juga pendorong sehingga
mereka semakin dekat ditambah keduanya memiliki phisic dan wajah yang menarik. Ada
keinginan untuk ingin selalu bertemu, rasa suka dan kehangatan menyelimuti hati
keduanya.
Ketika status Marisa sebagai pelayan hotel terbongkar, hubungan diantara keduanya putus,
marisa menyadari kalau ia tidak mungkin untuk memiliki pasangan dari kelas atas,
sementara Chrismarsall merasa dibohongi.
Christopher mengikuti nalurinya untuk mendapatkan cinta Marisa kembali setelah tersadar
oleh kata-kata Ty
Christopher akhirnya menyadari untuk menenggapai cinta sejatinya setelah ia mengikuti
nalurinya berkat kata-kata dari TY. Marisa dan Christopher pun akhirnya memulai
hubungan yang baru tanpa ada sandiwara. Bahkan dengan berani cinta mereka ikut di
publikasikan oleh para wartawan, tapi cinta mereka menghancurkan perbedaan status
sosial. Komunikasi antar pribadi keduanya pun akhirnya bisa tersambung lagi.
Veronica Ventura adalah ibunda dari Marisa, mereka memiliki komunikasi antar pribadi.
Terlihat dari komunikasi di antara mereka, saling mendukung dan memberi perhatian
kepada Ty. Hubungan diantara mereka sempat bermasalah ketika Veronica marah-marah
atas hubungan Marisa dengan calon senator itu, veronica tidak berempati dengan Marisa.
Hubungan Kelompok
Dalam Film Maid in Manhattan komunikasi kelompok juga bisa dilihat dari beberapa
pelayan yang bekerja dihotel tempat Marisa bekerja, Marisa memiliki 3 orang teman yang
peduli dengan sesama sahabat, bahkan salah satu teman Marisa mendaftarkan Marisa
untuk menjadi calon Manager di hotel tersebut, tanpa persetujuan Marisa, karna ia merasa
Marisa pantas untuk posisi tersebut. Diantara kesibukan untuk bekerja ke empat orang
yang bersahabat tersebut beberapa kali bergoship, bercanda dan saling mendukung.
Komunikasi ini terjadi karena ada kesamaan di antara mereka, yakni sama-sama pekerja di
hotel yang sama.
Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan V
Adalah tahap akhir kegiatan bimbingan kelompok, dimana pertemuan ini digunakan
untuk mengevaluasi proses kegaiatan kelompok yang sudah dilaksanakan sejak akhir
bulan Januari. Langkah-langkah tahap terminasi teranggum dalam satlan bimbingan
kelompok berikut ini :