Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL KEGIATAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB I

PENDAHULUAN

A. DASAR PEMIKIRAN
Siswa kelas X adalah siswa yang sedang dalam masa transisi dari SMP
menuju SMA. Relasi sosial yang dibentuk oleh siswa saat bervariasi. (1) Ada
sekelompok siswa yang mampu berkomunikasi dengan baik tetapi cukup banyak pula
siswa yang mengalami kesulitan komunikasi antarpribadi. (2) Beberapa siswa yang
lebih suka menggunakan bahasa gaul untuk berkomunikasi, (3) Sebagian siswa pasif
dan memilih diam ketika diberi kesempatan untuk berargumen dan bertanya, (4) Dan
ada sejumlah siswa yang menggunakan pernyataan dan pertanyaan yang buruk dan
tidak sopan kepada guru, teman dan orang-orang di lingkungan sekitarnya. (5)
Masih ada perilaku komunikasi antarpribadi siswa yang kurang baik dengan teman
sekelas maupun kelas lain. (6) Masalah perilaku komunikasi antar pribadi ini masih
dirasakan sebagai suatu masalah di SMAn 1 Papar, karena mayoritas siswa tidak
dapat menggunakan komunikasi antarpribadi yang positif.. Indikasi perilaku
komunikasi antarpribadi yang masih kurang terdapat siswa dari kelas X, memotivasi
konselor untuk meningkatkan perilaku komunikasi antar pribadi siswa tersebut
dengan melaksanakan kegiatan yang mengarah pada peningkatan perilaku-perilaku
komunikasi antarpribadi siswa yang lebih baik.
Konselor telah melakukan menyebarkan angket, wawancara dan observasi
pada siswa, konselor dan wali kelas X untuk memperoleh data awal tentang perilaku
komunikasi antarpribadi siswa. Hal ini dilakukan untuk menegaskan kembali kondisi
faktual siswa serta menindaklanjuti dengan upaya peningkatan perubahan perilaku
komunikasi antarpribadi yang rendah siswa kelas X SMAN 1 Papar.

B. JENIS KELOMPOK
Kelompok ini akan tepat untuk pertumbuhan pribadi dan eksplorasi diri bagi
anggota dengan usia 15 sampai 16 tahub. Kelompok terdiri dari 10 sampai 20 siswa.
Kelompok ini akan bertemu selama satu jam setiap minggunya selama 2 bulan (8
minggu), dari 13: 00 - 14:00 WIB. Kelompok ini akan menjadi kelompok tertutup
dengan anggota heterogen. Selama pertemuan kelompok, anggota akan berpartisipasi
dalam kegiatan dan diskusi yang fokus pada topik tertentu yang berkaitan dengan
perubahan dalam komunikasi antar pribadi mereka. Sebuah prasyarat untuk
bergabung dengan kelompok adalah Kritis, rasa ingin tahu tinggi, sensitif, egosentris,
terbuka. Kehadiran yang teratur akan diperlukan untuk keefektifan kelompok.

C. SASARAN DAN TUJUAN


Kelompok ini akan membantu remaja yang melalui proses penyesuaian dalam
komunikasi sosial. Setelah mereka selesai proses ini, mereka akan lebih mampu
menghadapi berkomunikasi secara baik dan positif. Tujuan dari kelompok ini adalah
mengembangkan kemampuan dasar komunikasi verbal dan nonverbal melalui
beberapa kegiatan bimbingan kelompok yang sangat interaktif, dengan harapan siswa
dapat mengenal pola-pola nilai-nilai, simbol, gaya atau penampilan dan gerakan tubuh
yang mereka terima melalui indera mereka

D. ATURAN DASAR
Kelompok ini akan bekerja di bawah aturan-aturan dasar berikut:
1. Anggota diharapkan untuk menghadiri semua sesi dan berpartisipasi dengan
mengungkapkan diri mereka dan memberikan umpan balik kepada orang lain.
2. Kerahasiaan akan ditegakkan, apa pun yang dikatakan atau dilakukan dalam
kelompok tidak boleh dibicarakan di luar kelompok.
3. Setiap peserta dapat berbagi hanya apa yang dia katakan atau apa yang dia lakukan.
4. Setiap peserta harus mendengarkan yang lain: sisi percakapan dan interupsi tidak
diperbolehkan.
5. Setiap orang akan mendapatkan kesempatan untuk bicara.
6. Anggota harus saling menghormati perasaan orang lain tanpa penilaian atau ejekan.
7. Setiap orang tetap pada topik yang sedang dibahas. Ketika diskusi keluar topik
peserta akan diingatkan bahwa mereka melenceng dari topik dan kelompok perlu
memfokuskan kembali.
8. Anggota akan diminta untuk mempertahankan sikap tidak menghakimi.
9. Anggota akan diminta untuk membuat komitmen untuk tetap dalam kelompok
selama kegiatan kelompok belum diakhiri.
10. Peserta akan bekerja untuk membantu satu sama lain sehingga setiap orang akan
memiliki atmosfir aman dan kohesif untuk penyembuhan.

E. METODE EVALUASI
Evaluasi akan diberikan pada awal kelompok dan pada saat pengakhiran
kelompok. Survei akan fokus pada perasaan saat ini dan sikap tentang diri sendiri dan
komunikasi sosial anggota. Evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas kelompok
akan dibuat dengan anggota memberikan umpan balik satu sama lain. Selain itu,
pertemuan lanjutan akan digelar sekitar delapan minggu setelah kelompok berakhir
untuk menilai dampak kelompok yang telah dimiliki klien. Pertemuan juga dapat
berfungsi sebagai penguat dan dukungan bagi anggota, terutama bagi mereka yang
memiliki kemunduran sejak kelompok itu dihentikan.

BAB II
PELAKSANAAN

A. PERSIAPAN KEGIATAN BIMBINGAN KELOMPOK


1. Konsultasi

Kegiatan konsultasi dilakukan oleh konselor kepada kepala sekolah, wakil


kepala sekolah dan koordinator kurikulum dengan harapan dapat mempertegas,
bahwa :

a. Bimbingan dan Konseling memiliki program-program bimbingan yang


diupayakan untuk memaksimalkan potensi siswa dalam mendukung
kegiatan pembelajaran.
b. Menginformasikan kepada beberapa pihak tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh konselor.
c. Dengan pemahaman yang sama, diharapkan kegiatan yang dilaksanakan
mempunyai legalitas dan dukungan dari seluruh guru dan karyawan.
2. Pengajuan Proposal
Jika kita ingin kegiatan pembentukan kelompok bimbingan diketahui dan
disetujui oleh pimpinan dan personil-personil di tempat kita bekerja, maka kita
harus mengembangkan ketrampilan bekerja di dalam sebuah sistem. Kita harus
melibatkan staf/administrator dan personil lainnya dalam kegiatan tersebut, atau
minimal menginformasikan kepada mereka bahwa kita akan membentuk sebuah
kelompok bimbingan dengan susunan kegiatan yang terjadwal. Hal ini perlu
dilakukan untuk menghindari kecemburuan profesi, persepsi negatif, ketidak-
sepahaman dan ketidaktahuan rekan kerja atau staf/administrator lainnya.

Dalam lingkup sekolah, kegiatan bimbingan kelompok akan dipandang


sinis karena dianggap kegiatan itu tidak akan meningkatkan kualitas kognitif siswa.
Itu tidak penting dan buang-buang waktu, karena hanya mengurusi emosi dan
masalah-masalah pribadi orang lain. Staf dan personil sekolah tidak dapat
mempertanggungjawabkan kegiatan kelompok bimbingan tersebut jika itu
berkenaan dengan komplain orang tua atau masyarakat. Sehingga dapat dikatakan,
dari rencana pembentukan kelompok bimbingan tersebut harus disikapi secara
profesional dan prosedural guna menghadapi masalah-masalah yang mungkin
muncul. Langkah yang harus dilaksanakan berkenaan dengan prosedur birokrasi
adalah :

a. Mengajukan proposal
b. Diketahui kepala sekolah dan pejabat di sekolah
c. Kegiatan menjadi legal karena berstatus resmi dan disetujui.
d. Pengajuan proposal berkaitan dengan penggunaan sarana dan pra sarana yang tersedia di
sekolah, yang akan digunakan selama kegiatan bimbingan dilaksanakan.
3. Koordinasi dengan Tim BK

Dalam kegiatan bimbingan kelompok, konselor dapat melibatkan konselor lain.


Peran mereka dapat menempati posisi asisten leader atau sebagai pengamat,
dimana peran tersebut akan memaksimalkan peran konselor selaku pemimpin
kelompok. Dengan koordinasi tersebut, konselor bersama tim BK dapat
bekerjasama dalam mengevaluasi dan melakukan follow up pada anggota
kelompok bimbingan, karena kemungkinan salah satu siswa yang menjadi anggota
kelompok adalah salah satu siswa yang menjadi kliennya, siswa binaannya, atau
rujukan yang akan menjadi sumber informasi di kelas binaan mereka.

4. Koordinasi dengan Wali Kelas


Bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan yang paling banyak
dipakai karena lebih efektif. Banyak orang yang mendapatkan layanan sekaligus
dalam satu waktu melalui kegiatan kelompok. Layanan ini juga sesuai dengan teori
belajar, karena mengandung aspek sosial yaitu belajar bersama. Peserta layanan
akan berbagi ide dan saling mempengaruhi untuk berkembang menjadi manusia
seutuhnya. Masalah Bimbingan kelompok biasanya membahas masalah-masalah
umum bagi peserta layanan. Masalah-masalah yang dialami mungkin dapat
terungkap melalui bimbingan, muncul sebagai kebiasaan yang negatif di kelas,
informasi dari teman-teman siswa dan lain-lain. Sehingga dengan kegiatan
bimbingan yang akan dilaksanakan oleh konselor, keberadaan wali kelas menjadi
sangat penting untuk menggali informasi tentang siswa yang layak diberi
bimbingan. Wali kelas berhak merekomendasi siswa di kelas binaannya untuk
bergabung dan segera dibina melalui kegiatan layanan bimbingan dan konseling
individu maupun kelompok.

B. PENENTUAN ANGGOTA KELOMPOK


1. Pengumuman

Pembentukan kelompok dapat dilakukan dengan cara

a. Meminta rekomendasi dari guru bidang studi, wali kelas dan konselor,
b. Mengumumkan rencana kegiatan bimbingan kelompok di kelas-kelas binaan;
c. Setelah jumlah peserta memenuhi target, konselor segera mengumumkan daftar
nama peserta kegiatan di papan bimbingan atau di papan pengumuman.
Dalam menginformasikan nama peserta kegiatan bimbingan kelompok, para
peserta dibagi dalam kelompok-kelompok dengan kriteria tertentu seperti: hasil
DCM atau Need Asessment, hasil interview, jenis kelamin, hasil sosiometri.

2. Interview dengan Calon Peserta

Ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dalam upaya


pembentukan kelompok/tim, yaitu :

a. Adanya ketergantungan yang sifatnya positif (positive


interdependency).
b. Keandalan individu (individual accountability).
c. lnteraksi langsung (face-to-face interaction).
d. Ketrampilan kerjasama (collaborative skills).
e. Proses kelompok (group processing).
Pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan
atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya.
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama
dalam memenuhi kebutuhan. Yaitu persepsi tentang menurunnya etika
berkomunikasi siswa SMA baik secara verbal maupun non verbal, sehingga hasil
yang diharapkan adalah perbaikan tata cara berkomunikasi siswa, baik verbal
maupun non verbal.

Motivasi yang timbul untuk memenuhinya adalah menentukan langkah


awal pembentukan kelompok dengan merekrut peserta, penentuan tujuan bersama,
dan bekerja bersama dengan para anggota untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan.

Dari hasil rekruitmen anggota kelompok di atas, konselor perlu melakukan


interview ulang dengan para calon anggota kelompok. Interview ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang maksud dan tujuan dari
kegiatan bimbingan kelompok ini.

Contoh pedoman interview :

1. Mengapa anda ingin dengan bergabung dalam kegiatan kelompok ini?


2. Pernahkah anda terlibat dalam kelompok sebelumnya? Pengalaman apa yang
sudah anda dapatkan?
3. Apakah anda mengerti tujuan kelompok ini?
4. Apakah anda memiliki ketakutan atau kecemasan-kecemasan saat bergabung
dengan kelompok yang baru?
5. Seberapa siapkah anda untuk mengkritisi hidup anda sendiri dan menceritakan
masalah yang sedang anda hadapi?
6. Masalah pribadi apa yang mungkin akan anda angkat sebagai topik diskusi
dalam kelompok?
7. Apa yang paling anda harap dapatkan dari kelompok?
8. Apa yang anda ingin ketahui tentang saya sebagai pemimpin kelompok?
Dengan komunikasi yang terbuka, diharapkan siswa mengetahui kondisi
dirinya sendiri, dan perubahan-perubahan yang diharapkan dan tujuan yang ingin
dicapai bersama teman-teman dalam kelompok bimbingan tersebut.
Apabila siswa tidak berkenan mengikuti kegiatan bimbingan kelompok
dengan alasan yang cukup kuat, siswa diperkenankan mengundurkan diri dari
kegiatan tersebut. (siswa mengisi inform consent)

C. TUJUAN BIMBINGAN

Mengembangkan kemampuan dasar komunikasi verbal dan nonverbal


melalui beberapa kegiatan bimbingan kelompok yang sangat interaktif, dengan
harapan siswa dapat mengenal pola-pola nilai-nilai, simbol, gaya atau penampilan
dan gerakan tubuh yang mereka terima melalui indera mereka

D. MENENTUKAN ALAT UKUR EVALUASI

Evaluasi akan diberikan pada awal kelompok dan pada saat pengakhiran
kelompok. Survei akan fokus pada perasaan saat ini dan sikap tentang diri sendiri
dan komunikasi sosial anggota. Evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas
kelompok akan dibuat dengan anggota memberikan umpan balik satu sama lain.
Selain itu, pertemuan lanjutan akan digelar sekitar delapan minggu setelah
kelompok berakhir untuk menilai dampak kelompok yang telah dimiliki klien.
Pertemuan juga dapat berfungsi sebagai penguat dan dukungan bagi anggota,
terutama bagi mereka yang memiliki kemunduran sejak kelompok itu dihentikan.

E. TEKNIK INTERVENSI
1. Videotherapy
Teknik intervensi yang digunakan adalah videotherapy yang memiliki tiga tahap,
sebagai berikut:
a. Identifikasi
Siswa mengidentifikasi dirinya dengan karakter dan peristiwa yang ada
dalam video, baik yang bersifat nyata atau fiksi. Bila bahan tontonan yang
disarankan tepat maka siswa akan mendapatkan karakter yang mirip atau
mengalami peristiwa yang sama dengan dirinya.
b. Katarsis
Siswa menjadi terlibat secara emosional dalam kisah dan menyalurkan
emosi-emosi yang terpendam dalam dirinya secara aman melalui diskusi (peer
group discussion).
c. Wawasan Mendalam (insight)
Siswa (dengan bantuan konselor) menjadi sadar bahwa
permasalahannya bisa disalurkan atau dicarikan jalan keluarnya. Permasalahan
klien mungkin saja dia temukan dalam karakter tokoh dalam video sehingga
dalam menyelesaikannya dia bisa mempertimbangkan langkah-langkah yang
ada dalam tontonan video.

2. Peer group discussion


Tahapan dalam pree group discussion meliputi:
a. Tahap awal, persiapan pemimpin dan anggota kelompok
b. Tahap kegiatan, anggota berdiskusi dan didorong untuk mengambil
keputusan.
c. Tahap pengakhiran, anggota kelompok melakukan refleksi selama proses
kelompok dan menentukan tujuan.

3. Sosiodrama
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan konselor menyusun dan menyiapkan sejumlah
permasalahan yang merupakan kebutuhan-kebutuhan siswa SMA. Khususnya
untuk sosidrama dengan topik mengelola emosi. Dalam mengembangkan
sebuah cerita konselor harus menggunakan tahap pengembangan alur cerita
yang meliputi eksposisi, konflik, komplikasi, klimaks dan solusi.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, ada tiga kegiatan yaitu pembukaan, kegiatan
inti dan penutup. Setiap kegiatan tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut
1) Pembukaan
Konselor menyampaikan pengantar, tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan, dan memberikan motivasi kepada para siswa mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga kegiatan dapat berjalan
secara maksimal.
2) Kegiatan Inti
Kelompok yang akan bermain peran (role playing) diberikan
kesempatan utnuk mempersiapkan diri di luar tempat sosiodrama.
3) Penutupan
Setelah selesai sosiodrama dilaksanakan, konselor menutup
sosiodrama dan memberikan motivasi atau reward secara lisan,
kemudian mengkondisikan siswa untuk ke tahap berikutnya yaitu
diskusi.
4) Evaluasi
Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai pelaksanaan
permainan berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan
penonton ataupun tanggapan dari para pemain.

F. TAHAPAN BIMBINGAN KELOMPOK

Hari/Tanggal Waktu Materi

Senin, 07 Januari - Konsultasi Program


2013
Selasa, 08 Januari Membuat Proposal
2013
Senin, 14 Januari Koordinasi dengan Tim BK
2013
Senin, 14 Januari Koordinasi dengan Wali Kelas
2013
Rabu, 16 Januari Pengumuman ke kelas
2013
Senin, 21 Januari Interview dengan calon peserta
2013
Kamis, 24 Januari Pertemuan awal dengan para
2032 anggota
Sabtu, 26 Januari 60 Appersepsi
2013 menit
Sabtu, 02 Februari 60 Pertemuan I
2013 menit
Sabtu, 09 Februari 60 Pertemuan II
2013 menit
Sabtu, 16 Februari 60 Pertemuan III
2013 menit
Sabtu, 23 Februari 60 Pertemuan IV
2013 menit
Sabtu, 02 Maret 60 Pertemuan V
2013 menit
Sabtu, 09 Maret 60 Pertemuan VI
2013 menit
Sabtu, 16 Maret 60 Pertemuan VII
2013 menit
Sabtu, 23 Maret 60 Tahap Terminasi
2013 menit
Senin, 25 Maret Evaluasi Program
2013
Selasa, 26 Maret Penyusunan Laporan
2013
Tabel 2.1 Rencana Jadwal Kegiatan Bimbingan Kelompok
1. Tahap Persiapan dan Pembentukan

a. Pertemuan Awal Dengan Para Peserta


Setelah proses rekruitmen dan seleksi dilaksanakan, tugas konselor berikutnya adalah
mengadakan pertemuan awal dengan para anggota kelompok untuk bersama-sama
mendiskusikan dan merumuskan bersama hal-hal yang berkaitan dengan kerja
kelompok, seperti :

1) Memahami bahwa anggota kelompok berasal dari berbagai latar belakang,


2) Mengidentifikasi elemen-elemen dalam proses pembentukan dan pengembangan
kelompok,
3) Membandingkan kelompok formal dan informal
4) Mendiskusikan alasan pembentuk kelompok,
5) Menjelaskan langkah-langkah kegiatan dalam bimbingan kelompok,
6) Mengidentifikasikan beberapa komitmen yang harus dipatuhi oleh anggota
kelompok.
7) Mendiskusikan jadwal relevan untuk efektivitas kelompok
8) Menggambarkan perbedaan tipe-tipe tim dan faktor-faktor penting untuk
kesuksesan tim
9) Anggota kelompok tidak ddiperkenankan mengkonsumsi obat terlarang atau
sedang dalam pengaruh alcohol
10) Kehadiran tiap anggota kelompok sangaat diharapkan, karena ketidakhadiran satu
anggota sangat mempengaruhi kelompok.
11) Setiap anggota diharapkan tidak menjalin hunbungan diluar hubungan kelompok.
12) Kekerasan verbal juga fisik tidak dibenarkan dalam kelompok.
13) Setiap anggota akan diberikan catatan tentang hak dan kewajiban yang harus
dilakukan selama dalam sesi kelompok.
14) Setiap anggota harus dapat menyimpan rahasia dari anggota lainnya.
15) Merumuskan tujuan bersama dengan cara menyampaikan opini mereka tentang
apa yang ingin mereka dapat dari kelompok bimbingan ini.
16) Seluruh anggota kelompok diminta untuk mengisi kontrak kerja (perjanjian) agar
mereka fokus dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap keterlibatan
perasaannya dalam kerja kelompok yang akan datang.

Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan Awal :

Tanggal : Sabtu, 26 Januari 2013

Pokok Bahasan : Pembukaan

Tujuan : Membangun hubungan pribadi antara konselor dengan


anggota bimbingan kelompok, dan antara sesama
anggota bimbingan kelompok.

Kegiatan Konselor : 1. Menyambut kedatangan siswa dengan ramah.

2. Memperkenalkan diri dan mempersilahkan para


siswa untuk saling memperkenalkan diri.
3. Memberikan game yang berupa Brain Game
dan Lempar Batu untuk mengakrabkan dan
menghangatkan suasana.
4. Memberikan rasionalisasi tentang bimbingan
kelompok dan penjelasan tentang tata cara, kode
etik serta peraturan-peraturan dalam bimbingan
kelompok.
5. Menanyakan kepada kelompok tentang kesediaan
anggota kelompok untuk mengikuti bimbingan
kelompok dan mengikuti aturan-aturan yang ada
di dalamnya.
6. Memberikan kebebasan pada anggota kelompok
dalam menentukan jadwal pertemuan bimbingan
kelompok.
7 Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada kelompok dalam pembuatan aturan
kelompok.
8 Menutup pertemuan pertama.
Kegiatan Siswa : 1. Menanggapi sambutan konselor.

2. Saling memperkenalkan diri.


3. Melaksanakan game-game sesuai dengan instruksi
konselor.
4. Mendengarkan penjelasan konselor.
5. Mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang
telah dijelaskan konselor.
6. Membuat pernyatakan tentang kesediaannya
berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan
kelompok dengan mengisi informed consent serta
mematuhi segala aturan-aturan dalam kegiatan
baik aturan bimbingan kelompok ataupun aturan
yang dibuat oleh kelompok sendiri.
7. Bersama dengan anggota kelompok lain membuat
jadwal pertemuan bimbingan kelompok.

b. Appersepsi
Suksesnya sebuah aktifitas pelatihan di tentukan oleh beberapa faktor, salah
satu diantaranya adalah terciptanya suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi
peserta pelatihan. Suasana awal sangat menentukan bagi proses belajar selanjutnya.
Artinya membangun suasana di awal merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam sebuah proses pelatihan. Para peserta pelatihan ini akan dilanda kecemasan
dan rasa penasaran sehingga muncul rasa tidak nyaman dan pertanyaan-pertanyaan
seperti :

Bagaimana rasanya berada dalam kelompok?


Bagaimana saya melihat orang orang dalam kelompok? Dan bagaimana saya
menempatkan diri saya dalam kelompok?
Cara cara apa yang harus saya hindari?
Bagaimana cara memanipulasi diri saya sendiri agar saya nyaman dan
mendapatkan apa yang saya inginkan?
c. Contoh Aplikasi Mengelola Suasana :
Salam yang menarik , yel yel
Senam tubuh dan senam otak
Energizer
Pertanyaan tebak-tebakan
Adanya role playing/pembagian peran untuk peserta
Games/permainan kebersamaan untuk menciptakan keakraban dan
meningkatkan konsentrasi.
bernyanyi bersama.
Pembagian reward/hadiah
menceritakan kisah kisah menarik, lucu atau yang mengesankan
memberikan pertanyaan yang sesuai dengan materi yang sudah diberikan.
Dalam kelompok akan terjadi proses kelompok artinya : selama proses belajar,
bekerja, mencari pengalaman bersama, terjadi interaksi diantara anggota
kelompok dengan mengalami berbagai macam dinamika. Kelompok yang baik
adalah ketika dinamika berjalan dengan baik dan terjadi produktivitas sehingga
kelompok memiliki kinerja dan performa yang tinggi.

2. Tahap Kerja

Tahap awal dan transisi telah dilalui. Tahap berikutnya yang harus dilalui kelompok
adalah tahap kerja. Tahapan ini dirancang 8 kali pertemuan. Menurut jadwal yang telah
diagendakan, kegiatan layanan bimbingan kelompok ini akan dilakukan setiap hari Sabtu,
pukul 13.00 WIB dengan durasi 60 menit. Pemilihan ini dilakukan dengan pertimbangan
bahwa hari Sabtu adalah hari libur kegiatan belajar mengajar siswa dan pada hari itu
hanya difokuskan untuk kegiatan pengembangan diri melalui ekstra kurikuler. Antara
07.00 12.00 adalah waktu efektif untuk kegiatan ekstra kurikuler, sehingga penetapan
jadwal bimbingan kelompok pada pukul 13.00 WIB dipertimbangkan tidak akan
mengganggu jadwal ekstra kurikuler.

Pada tahap kerja ini, aktivitas kelompok ditekankan pada program pengubahan tingkah
laku dan praktek pengubahan tingkah laku baru yang diharapkan. Jadwal tahap kerja
ditetapkan 8 kali pertemuan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan I

Hari/ Tanggal : Sabtu, 02 Februari 2013

Pokok Bahasan : Studi Kasus

Kegiatan Kelompok : Pembinaan hubungan baik, diskusi tentang studi kasus

Tujuan : Agar masing-masing anggota kelompok mengemukakan masalahnya


dan menciptakan perasaan saling percaya pada anggota kelompok.

Kegiatan Konselor : 1. Membuka bimbingan kelompok pertemuan pertama tahap kerja.

2. Mereview kegiatan pada pertemuan awal dengan anggota


kelompok.
3. Mengungkap suatu kasus yang berkaitan dengan perilaku
komunikasi antar pribadi yang negatif untuk dijadikan bahan
diskusi.
4. Membantu siswa dalam mengemukakan masalahnya.
5. Mendengarkan ungkapan masing-masing anggota kelompok
dengan penuh perhatian, mereview dan menyimpulkan setelah
semua anggota kelompok mengungkapkan masalahnya.
6. Memberikan tugas rumah membuat rancangan komunikasi
yang akan dipraktekkan pada pertemuan berikutnya.
7. Menutup pertemuan kedua.
Kegiatan Siswa : 1. Masing-masing siswa mengungkapkan masalahnya secara
bergantian.

2. Mendengarkan masalah masing-masing anggota dengan


seksama.
3. Mendengarkan serta merespon penjelasan, review serta
kesimpulan yang disampaikan kelompok.
4. Menjadikan masalah masing-masing anggota sebagai
masalah kelompok yang harus diselesaikan bersama.

Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan II

Hari/ Tanggal : Sabtu, 09 Februari 2013

Pokok Bahasan : Analisis tugas rumah

Kegiatan Kelompok : Share dan diskusi

Tujuan : Agar masing-masing siswa dapat menentukan akar dari


permasalahan-permasalahan yang dihadapinya serta dapat
menganalisis self talk yang muncul.

Kegiatan Konselor : 1. Membuka pertemuan dua.

2. Mereview pertemuan sebelumnya.


3. Meminta siswa menjelaskan latar belakang masalahnya secara
detail serta bersama siswa menentukan masalah inti masing-
masing siswa.
4. Share tentang salah satu masalah anggota pertama.
5. Menganalisa dan mendiskusikan kemungkinan penyebab
masalah dan alternatif penyelesaian masalah siswa yang
memiliki keterkaitan yaitu rendahnya cara berkomunikasi.
6. Memberikan tugas rumah yang berupa mencatat komunikasi
antarpribadi yang rendah yang terjadi di lingkungan anggota
keluarga sebagai bahan/materi pertemuan berikutnya.
7. Mereview pertemuan ketiga serta menutup pertemuan ketiga.
Kegiatan Siswa : 1. Saling mendengarkan dan memahami masalah masing-masing
anggota kelompok.

2. Mentukan titik permasalahan masing-masing anggota


kelompok.
3. Memberikan argumen, saran atau pendapat.
4. Menganalisis tugas rumah masing-masing dan membuat
rencana jadwal kegiatan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.

Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan III

Hari/ Tanggal : Sabtu, 16 Februari 2013

Pokok Bahasan : Refleksi tugas mandiri

Kegiatan Kelompok : Diskusi bersama kelompok.

Tujuan : Untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap tata cara
berkomunikasi yang baik dan benar di lingkungan keluarga.

Kegiatan Konselor : 1. Membuka pertemuan ketiga.

2. Mereview kegiatan pada pertemuan kedua.


3. Melihat perkembangan siswa dengan mendengarkan data hasil
diskusi dan penjelasan masing-masing siswa.
4. Memberikan reward kepada anggota kelompok yang telah
berhasil mengidentifikasi tugas dan melaksanakan rencana
kegiatannya.
5. Memberikan tugas rumah yang sama dengan pertemuan
sebelumnya sebagai kelanjutan usaha penyelesaian masalah
siswa.
6. Menyimpulkan hasil pertemuan ketiga
7. Menutup kegiatan.
Kegiatan Siswa : 1. Menjelaskan hasil tugas rumah masing-masing.

2. Mendengarkan seksama dan memberikan tanggapan pada


setiap penjelasan yang diungkapkan oleh masing-masing
anggota.
Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan IV

Hari/ Tanggal : Sabtu, 23 Februari 2013

Pokok Bahasan : Melihat contoh komunikasi melalui film Maid In Manhattan

Kegiatan Kelompok : Melihat film, Refleksi diri, Share

Tujuan : Memahami contoh komunikasi sosial dan merefleksi komunikasi


diri siswa.

Kegiatan Konselor : 1. Membuka kegiatan pertemuan keempat.

2. Mereview kegiatan pertemuan sebelumnya.


3. Memutarkan film Maid In Manhattan.
4. Memberikan tugas refleksi film dengan menganalisis
komunikasi antar tokohnya.
5. Meminta siswa merefleksi cara berkomunikasi mereka
6. Menutup kegiatan bimbingan.
Kegiatan Siswa : 1. Mengamati cara komunikasi antar rokoh dalam film

2. Merefleksi cara berkomunikasi mereka


3. Mengevaluasi cara komunikasi mereka berdasarkan analisis
film yang mereka lihat.
4. Mendengarkan penjelasan masing-masing anggota kelompok
dan memberi tanggapan.

SINOPSIS :

Marisa Ventura (Jennifer Lopez) adalah orang tua tunggal ( Single Parent ), ia bekerja
di sebuah hotel Mewah di Manhattan dan berjuang untuk meraih mimpi akan kehidupan yang
lebih baik untuknya dan putranya yang masih muda Ty Ventura (Tyler Posey), di masa yang
akan datang.

Suatu hari, ketika Marisa dan patner kerjanya Stevanie Kehoe (Marissa Matron)
membersihkan kamar VIP di hotel tersebut, dengan iseng temannya menyuruh Marisa untuk
mencoba mengenakan pakaian elegan yang super mahal yang dimiliki oleh pengunjung hotel
yang sedang menginap di kamar tersebut. Ukuran pakaian dan sepatu tersebut cocok dengan
ukuran Marisa, Tiba-tiba Ty anak Marisa datang menemuinya di ruang kerja bersama salah
satu tamu hotel yang baru di kenalnya dan orang tersebut adalah calon senator, Christopher
Marshall (Ralph Fiennes).Ty mengajak mamanya untuk mencari udara segar sebentar dengan
jalan-jalan diluar ruangan Hotel. Secara spontan sandiwara Marisa jadi orang kaya barjalan
seiring dengan ajakan Christopher.

Perkenalan yang singkat tapi telah menjalin komunikasi yang lumayan hangat, karena
adanya kesamaan, kecocokan dan ketertarikan antara Marisa dan Christopher. Marisa
menyadari dirinya yang hanya seorang pelayan di sebuah hotel, suatu hal yang mustahil
untuk dirinya bisa menjalin cinta dengan calaon senator yang status sosialnya berada di kelas
atas.

Setelah malam yang menawan hati bersama-sama, keduanya jatuh cinta. Tetapi ketika
identitas Marisa yang sesungguhnya terungkap, masalah kelas dan status sosial mengancam
untuk memisahkan mereka. Cinta dan pekerjaan Marisa menjadi taruhannya, Marisa
dikeluarkan dari pekerjaan, impiannya menjadi Mananger di hotel itu hancur sudah.
Christopher yang tadinya jatuh cinta akhirnya berubah haluan, ia merasa dipermainkan
dengan sandiwara Marisa, harga dirinya sebagai calon senator jatuh apalagi wartawan sempat
meliput dan mempublikasikan kisahnya.

Ditengah-tengah kekisruhan hubungan Marisa dan Chistopher, Caroline Lane


memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapatkan Christoper, merasa bahwa dirinya
cocok bersanding dengan pria tersebut karena berasal dari kalangan atas juga. Namun
Christopher tidak menggubris karena ia hanya ingin dekat dengan orang ia cintai, tanpa ada
kepura-puraan dan kemunafikan.

Cinta sejati memang sudah ditakdirkan, teori ini dibuktikan ketika beberapa waktu
setelah kejadian tersebut, Christopher Marshall kembali akan menginap di hotel tempat kerja
yang baru Marisa. Ty yang masih berusia 10 tahunpun bisa merasakan kejadian kenapa bisa
terjadi pertemuan tak disengaja tersebut, dia merasa ada ikatan antara dia, mamanya dengan
calon senator Christopher.

Dengan semangat dan keyakinan Ty berusaha mempertemukan Christopher dengan


mamanya, ia menghadiri persconfers yang diadakan Chistopher dengan wartawan di hotel
tempat mamanya bekerja, ia menjadi salah satu yang mengajukan pertanyaan resmi, yang
tujuannya adalah menyadarkan Chistopher bahwa manusia tidak ada yang sempurna, semua
manusia pernah melakukan kesalahan dan selalu ada kesempatan kedua untuk
memperbaikinya, menekannya agar manusia mencoba berempati terhadap orang lain,
sehingga mengerti apa yang yang akan orang lain perbuat dengan keadaan yang dialami
terhadap masalah yang menghadang, dengan cara pandang tersebut perbedaan antara
manusiapun bisa dihapuskan. Kata-kata Ty yang bisa digolongkan pidato tersebut secara
tenang lancar keluar dari mulutnya (berkat mengepal / memegang penjepit kertas untuk
menghilangkan grogi saat berbicara di depan umum) menjadi insfirasi buat Christopher untuk
mengikuti kata hatinya dan menemui Marisa.

Cinta memang tak pernah memandang status sosial. Karena cinta Marisa dan
Christopher akhirnya bisa bersatu lagi.

KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL YANG DITAMPILKAN OLEH PARA


TOKOH
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang mengunakan kata-kata atau bahasa yang
mengandung arti. Bisa dipastikan di dunia ini tidak ada film yang tidak menggunakan
komunikasi verbal ( karena film adalah jiblakan dari kehidupan nyata, sementara dalam
kehidupan komunikasi adalah nafas masyarakat ), apalagi film dengan gender drama,
hampir sepanjang film di bumbui komunikasi verbal oleh para tokoh-tokoh yang
memainkan film. Yang menjadi sorotan dalam ulasan ini adalah penempatan bahasa yang
dipergunakan ketika hendak menghadapi komunikan. Dalam film ini pemilihan katakata
yang dipakai boleh mendapat ancungan jempol, peran yang dimainkan semua terlihat
alami, misalnya ketika Marisa Ventura hendak berbicara dengan anaknya ia menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti anak-anak, kemudian ketika ia berkomunikasi dengan
teman kerjanya ia bisa menggunakan kata-kata yang hangat, jauh dari formal dan apa
adanya, berbeda ketika Marisa berkomunikasi dengan atasan (managernya) ia begitu
sopan.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari komunikasi verbal yang ada dalam film Maid in
Manhattan :
Marisa Ventura : dia bukan bagian dari hidup kita, tapi kita berharap bisa sukses.
Kata-kata ini di ucapkan marisa kepada anaknya Ty, ketika ia sudah mengakhiri
hubungannya denga Christopher, kata-kata yang sederhana tapi maknanya dalam,
mengajarkan agar selalu berpikiran positif.

Christopher Marshall : apakah kamu mau berlari ke suatu tempat yang tidak kamu mau
? atau berlari kesuatu tempat yang takut kamu miliki ? bahasa verbal ini ditujukan kepada
Marisa, saat ia sedang jatuh cinta hendak meninggalkan Christopher sebelum acara makan
malam pengumpulan dana sosial. Meembuat Marisa enggan menyia-nyiakan malam indah
tersebut.

Ty Ventura : Setiap manusia tidak ada yang sempurna, semua manusia pernah
melakukan kesalahan, dan selalu ada kesempatan kedua. bagai mana kalau seandainya
posisi anda sebagai pelayan hotel ? Dan melakukan kesalahan apakah berhak mendapat
kesempatan kedua bukan ? pertanyaan Ty ditujukan kepada Christopher didepan publik
saat mengadakan konprensi pers

Stevanie Kehoe : Kalian dari dua dunia yang berbeda Stevanie berusaha menyadarkan
Marisa akan status sosialnya yang berbeda dengan Christopher.

Lionel Bloch :
terkadang kita terpaksa dalam arahan dimana kita harus dapati diri kita.
yang terpenting bagaimana bangkit setelah gagal.
saya bangga pernah bekerja dengan anda.
Jika satu pintu ditutup akan ada pintu yang lain yang terbuka, maka lompatlah.
Komunikasi verbal ini terjadi antara Lionel bloch yang merupakan manager Marisa, ketika
mereka berhenti dari pekerjaannya, kata-kata yang membangun, bijak dan menajadi
semangat buat Marisa untuk melanjutkan hidup.

Komunkasi non verbal adalah komunikasi yang tidak mengunakan kata-kata yang
mengandung arti, bisa menggunakan tanda atau simbol atau biasa disebut bahasa isyarat
atau bahasa diam (silent language). Komunikasi non verbal dalam film ini juga
terperagakan dengan sempurna, setiap bahasa verbal diiringi oleh non verbalnya, mulai
dari gerakan-gerakan anggota tubuh. ini menjadikan setiap akting yang diperankan benar-
benar totalitas oleh aktor dan aktrisnya yang diarahkan oleh sutradara Wayne Wang.
Warna, bunyi, Diam, jarak, artefak / hasil tehknologi dll pun ikut mendukung komunikasi
non verbal yang ada dalam film ini. Beberapa contoh komunikasi non verbal dalam film
Maid in Manhattan :
- Menangis. Ketika marisa sedang di PHK dan putus hubungan dengan Christopher
menandakan sedih
- Berpelukan. Banyak adegan berpelukan, Menunjukkan kasih sayang dan kepedulian
- Berjabat tangan. Banyak adegan berjabat tangan, Sebagai tanda salam.
- Celemek yang dipakai pelayan saat bekerja. Menandakan mereka adalah pelayan
- Pelayan menunggu di depan pintu kamar setelah mengahantarkan tamu ke kamar hotel.
Menandakan supaya ia diberi uang tip
- Pakain terbuka dengan bra berwarna cerah, menandakan selera busana orang tua.
Pakaina yang di pakai teman dari Caroline.
- Ty bersifat cuek sama mamanya, menandakan ia lagi kecewa.
- Hiasan natal di hotel tempat marisa bekerja. Menandakan hari natal.
- Jarak marisa dan Christopher lebih dari 18 inci, menandakan mereka smasih belum
akrab.

Hubungan Antar Pribadi

Marisa Ventura dengan Ty Ventura

Hubungan diantara mereka terjalin sejak Ty lahir, Ibu dan anak ini memiliki komunikasi
yang lancar, terlihat banyak adegan yang menunjukkan betapa sayangnya Marisa kepada
anaknya. Diantara mereka telah terjalin komunikasi pribadi sejak Ty lahir kedunia. Marisa
selalu menggunakan kalimat yamg mudah di mengerti anak, bahasa non verbalnya juga
bisa menggambarkan kedekatan hubungan mereka, mulai dari cium pipi, pelukan bahkan
tatapan mata yang penuh kasih sayang ibu dan anak.
Komunikasi mereka beberapa kali mengalami gangguan, saat Ty tidak bisa melanjutkan
pidatonya pada saat lomba pidato yang di adakan oleh sekolahnya, Ty merasa kecewa dan
memilih diam, tidak mau berkomunikasi dengan ibunya, tetapi Marisa akhirnya
menemukan cara untuk menyemangati Ty untuk bangkit kembali.

Marisa Ventura dengan Christopher Marshall.

Awal dari pertemuan tak terduga diantara keduanya, yang tanpa sengaja Marisa harus
berakting menjadi wanita kelas atas, yang menjadi landasan pertemanan mereka ketika ada
kesamaan status sosial (Christopher tidak tahu kalau Marisa hanya seorang pelayan di
hotel). Pola pikir dengan wawasan yang luas dan saling cocok juga pendorong sehingga
mereka semakin dekat ditambah keduanya memiliki phisic dan wajah yang menarik. Ada
keinginan untuk ingin selalu bertemu, rasa suka dan kehangatan menyelimuti hati
keduanya.
Ketika status Marisa sebagai pelayan hotel terbongkar, hubungan diantara keduanya putus,
marisa menyadari kalau ia tidak mungkin untuk memiliki pasangan dari kelas atas,
sementara Chrismarsall merasa dibohongi.
Christopher mengikuti nalurinya untuk mendapatkan cinta Marisa kembali setelah tersadar
oleh kata-kata Ty
Christopher akhirnya menyadari untuk menenggapai cinta sejatinya setelah ia mengikuti
nalurinya berkat kata-kata dari TY. Marisa dan Christopher pun akhirnya memulai
hubungan yang baru tanpa ada sandiwara. Bahkan dengan berani cinta mereka ikut di
publikasikan oleh para wartawan, tapi cinta mereka menghancurkan perbedaan status
sosial. Komunikasi antar pribadi keduanya pun akhirnya bisa tersambung lagi.

Marisa Ventura dengan Veronica Ventura

Veronica Ventura adalah ibunda dari Marisa, mereka memiliki komunikasi antar pribadi.
Terlihat dari komunikasi di antara mereka, saling mendukung dan memberi perhatian
kepada Ty. Hubungan diantara mereka sempat bermasalah ketika Veronica marah-marah
atas hubungan Marisa dengan calon senator itu, veronica tidak berempati dengan Marisa.
Hubungan Kelompok

Keempat sahabat saat bersantai dengan guyonan

Dalam Film Maid in Manhattan komunikasi kelompok juga bisa dilihat dari beberapa
pelayan yang bekerja dihotel tempat Marisa bekerja, Marisa memiliki 3 orang teman yang
peduli dengan sesama sahabat, bahkan salah satu teman Marisa mendaftarkan Marisa
untuk menjadi calon Manager di hotel tersebut, tanpa persetujuan Marisa, karna ia merasa
Marisa pantas untuk posisi tersebut. Diantara kesibukan untuk bekerja ke empat orang
yang bersahabat tersebut beberapa kali bergoship, bercanda dan saling mendukung.
Komunikasi ini terjadi karena ada kesamaan di antara mereka, yakni sama-sama pekerja di
hotel yang sama.
Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan V

Hari/ Tanggal : Sabtu, 2 Maret 2013

Pokok Bahasan : Sosiodrama, Analisis Perilaku, Analisis SWOT

Kegiatan Kelompok : Play Therapy

Tujuan : Melihat perkembangan akhir masalah siswa.

Kegiatan Konselor : 1. Membuka kegiatan pertemuan kelima.

2. Mereview kegiatan pertemuan sebelumnya.


3. Mengamati peran yang dimainkan para anggota kelompok.
4. Memandu kelompok untuk menganalisa dan mendiskusikan
dan kemungkinan-kemungkinan perbaikan.
5. Mendengarkan penjelasan masing-masing siswa mengenai
perkembangan masalahnya.
6. Menyimpulkan hasil pertemuan kelima.
7. Menutup kegiatan bimbingan.
Kegiatan Siswa : 1. Mengamati peran yang dimainkan para anggota kelompok

2. Memberikan respon atas peran yang dimainkan anggota lain


melalui diskusi serta.
3. Menunjukkan sejauh mana perubahan perilakunya secara
positif dan terbuka.
4. Mendengarkan penjelasan masing-masing anggota kelompok
dan memberi tanggapan.
Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan VI

Hari/ Tanggal : Sabtu, 23 Februari 2013

Pokok Bahasan : Reduksi Bahasa Pada Lingkungan Formal

Kegiatan Kelompok : Latihan Komunikasi I

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar setelah diberikan


perlakuan.

Kegiatan Konselor : 1. Membuka kegiatan pertemuan keenam.

2. Mereview kegiatan pertemuan sebelumnya.


3. Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok
mengemukakan pengalaman-pengalaman yang didapatkan
ketika mengikuti bimbingan kelompok melalui komunikasi
pada lingkungan formal.
4. Menyimpulkan hasil pertemuan keenam.
5. Menutup kegiatan bimbingan kelompok.
Kegiatan Siswa : 1. Menggunakan kesempatan kesempatan sebaik-baiknya de- ngan
berlatih mengemukakan pengalaman-pengalaman yang
didapatkan ketika mengikuti bimbingan kelompok melalui
komunikasi pada lingkungan formal.

2. Mendengarkan cerita masing-masing anggota kelompok dan


memberi tanggapan.
Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan VII

Hari/ Tanggal : Sabtu, 16 Maret 2013

Pokok Bahasan : Reduksi Bahasa Dengan Teman sebaya

Kegiatan Kelompok : Latihan Komunikasi II

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar setelah diberikan


perlakuan

Kegiatan Konselor : 1. Membuka kegiatan pertemuan ketujuh.

2. Mereview kegiatan pertemuan sebelumnya.


3. Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok
mengemukakan pengalaman-pengalaman yang didapatkan
ketika mengikuti bimbingan kelompok melalui komunikasi
pada lingkungan teman sebaya.
4. Menyimpulkan hasil pertemuan ketujuh.
5. Menutup kegiatan bimbingan kelompok.
Kegiatan Siswa : 1. Menggunakan kesempatan kesempatan sebaik-baiknya de- ngan
berlatih mengemukakan pengalaman-pengalaman yang
didapatkan ketika mengikuti bimbingan kelompok melalui
komunikasi pada lingkungan formal.

2. Mendengarkan cerita masing-masing anggota kelompok dan


memberi tanggapan.
3. Tahap Terminasi

Adalah tahap akhir kegiatan bimbingan kelompok, dimana pertemuan ini digunakan
untuk mengevaluasi proses kegaiatan kelompok yang sudah dilaksanakan sejak akhir
bulan Januari. Langkah-langkah tahap terminasi teranggum dalam satlan bimbingan
kelompok berikut ini :

Satuan Layanan Bimbingan Kelompok pada Pertemuan VIII :

Tanggal : Sabtu, 23 Maret 2013

Pokok Bahasan : Mengakhiri Kegiatan Kelompok

Kegiatan Kelompok : Post Test

Tujuan : Untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil


belajar dalam kegiatan kelompok bimbingan.

Kegiatan Konselor : 1. Membuka kegiatan pertemuan kedelapan

2. Mereview kegiatan pertemuan sebelumnya.


3. Memberi/membacakan petunjuk/cara mengerjakan alat evaluasi
(post test)
4. Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok mengisi
lembar post test.
5. Memberi kesempatan kepada tiap anggota kelompok untuk
mengungkapkan pengalaman mereka selama mereka mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok.
6. Memberi kesempatan kepada tiap anggota kelompok untuk
mengungkapkan kesan mereka selama mereka mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok.
7. Menutup kegiatan bimbingan kelompok.
Kegiatan Siswa : 1. Menggunakan kesempatan sebaik-baiknya dengan mengak-
tualisasikan hasil belajarnya.

2. Mengerjakan alat evaluasi (post test)


3. Mengungkapkan pengalaman mereka selama mereka mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok.
4. Mengungkapkan kesan mereka selama mereka mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok.
Tahap pemberian Post-test

Pemberian post-test bertujuan untuk mengetahui :

1. Tingkat motivasi belajar siswa dalam kelompok


2. Keberhasilan intervensi konselor dengan menggunakan teknik
pendekatan kelompok yang dipilih
3. Perubahan tingkah laku komunikasi antar pribadi yang positif siswa
setelah diberikan layanan bimbingan kelompok.
Post-test disajikan dengan memberikan angket kepada anggota kelompok dengan tujuan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Profil Kelompok yang Dibentuk


1. Alasan membentuk : Penggunaan komunikasi Antar pribadi yang
kelompok rendah pada siswa kelas X SMAN 1 Papar
2. Pemimpin kelompok : Konselor dibantu oleh konselor lain yang
kapasitasnya sebagai co-leader
3. Komposisi peserta : Siswa kelas X SMAN 1 Papar
4. Tipe kelompok : menekankan pertumbuhan pribadi,
menyelesaikan masalah yang dialami oleh
komunitas, mengubah perilaku, tujuan jangka
panjang
5. Tujuan kelompok : mengembangkan kemampuan dasar
komunikasi verbal dan nonverbal melalui
beberapa kegiatan bimbingan kelompok yang
sangat interaktif, dengan harapan siswa dapat
mengenal pola-pola nilai-nilai, simbol, gaya
atau penampilan dan gerakan tubuh yang
mereka terima melalui indera mereka
6. Pendekatan konseling : Teori Kebutuhan dan Aktualisasi Diri Abraham
Maslow

8. Tempat Bimbingan : Aula SMAN 1 Papar


9. Struktur kelompok : Heterogen
a. Usia: : Usia 15 17 Tahun
b. Jenis kelamin : Laki-laki, perempuan
c. Ciri-ciri kepribdian : Kritis, rasa ingin tahu tinggi, sensitif,
egosentris, terbuka

d. Ukuran kelompok : antara 10 sampai 20 orang


e. Sifat anggota kelompok : Sukarela, tertutup
f. Lama dan frekeunsi : 60 menit setiap sesi, 8 kali
pertemuan
g. Durasi pertemuan : 2 bulan, 1 kali seminggu

Anda mungkin juga menyukai