TINJAUAN PUSTAKA
serupa dengan buah. Salah satu bagian penting tetapi lebih sering dibuang sebagai
limbah rumah tangga adalah getah buah pepaya. Komponen limbah ini juga
memiliki manfaat. Hal ini terkait dengan kandungan getah pepaya yang kurang
co.id/2012/10/membedah-kandungan-kulit-pepaya.html, 2012).
papain, kimopapain, dan lisozim. Komposisi enzim dalam getah pepaya adalah
1. Papain
Aktivitas papain dipengaruhi banyak faktor, seperti suhu, pH, dan sisi aktifnya
yang mengandung gugus sulfhidril. Papain mempunyai daya tahan panas lebih tinggi
daripada enzim lain. Keaktifan enzim papain hanya menurun 20% pada pemanasan 70 0C
Aktifitas enzim papain rendah pada suhu kamar, meningkat pada suhu 55oC, dan
5
mencapai optimum pada suhu 65oC 80oC. Aktifitas enzim papain akan berhenti
2. Kimopapain
Daya kerja enzim ini mirip dengan papain baik terhadap senyawa-senyawa
lebih besar. Disamping itu kimopapain lebih tahan pada pH rendah, dan punya
3. Lisozim
residu terminal karboksil leusin. Bagian dalam enzim bersifat polar sehingga
6
2.2. Hubungan Getah Pepaya dan Suhu dalam Ekstraksi
Krim santan adalah emulsi minyak dalam air. Minyak bukan merupakan
fasa molar (diskontinu) dan air merupakan fasa molar (kontinu). Diantara minyak
dan air terdapat pemantap yang berperan memantapkan system emulsi. Menurut
Karena protein dapat dipecah oleh enzim protease, maka digunakan getah
tidak dapat berfungsi sebagai zat pemantap. Enzim protease akan memecah
peptida menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (Wingrove dan Caret, 1981).
O O
O O
Gugus SH yang terdapat pada bagian aktif enzim ini, berperan sebagai katalisator
juga dipengaruhi oleh pH, adanya zat penghambat, kadar substrat, dan jenis
substrat.
7
1. Pengaruh Konsentrasi Enzim
atau reaksi katalis yang disebut kecepatan reaksi enzim (Winarno, 1983).
oleh konsentrasi zat itu sendiri. Kecepatan reaksi berbanding lurus dengan
K1 K3
E+S ES E+P
K2
-d (ES)/dt = K2 ES + K3 ES
K1 (Et ES) S = K2 ES + K3 ES
K 1 ( Et ES ) S
ES=
K 1 K 3
K 1+ K 3
Bila tetapan Michaelis-Menten (KM) =
K1
8
Et S
Maka ES =
K M+S
Oleh karena itu kecepatan reaksi mula-mula tergantung dari kadar kompleks ES.
Vo = K3 ES
Vo maks = K3 Et
Berpegang dari kedua persamaan itu maka diperoleh suatu rumus kecepatan awal
Vo = Vmaks . ES
Et
= Vmaks . S
KM + S
2. Pengaruh Temperatur
pengaruh temperature pada laju reaksi adalah koefisien suhu Q10, yaitu laju
kecepatan reaksi enzim pada suhu (to + 10oC) per laju kecepatan reaksi enzim
9
Temperatur mempunyai pengaruh yang saling berlawanan terhadap aktifitas
enzim. Naiknya temperature akan menaikkan atktifitas enzim dan sebaliknya akan
temperatur optimum antara 40oC sampai 50oC, tetapi kisaran ini bisa lebih tinggi
terutama pada enzim tanaman. Pada umumnya suhu kritis enzim menurut
3. Pengaruh pH
konstanta disolasi pada gugus asam maupun gugus basanya, terutama pada gugus
perubahan ionisasi enzim, substrat atau kompleks enzim substrat (Winarno, 1983).
optimum, yang umumnya pH 4,5 (Harrow dan Mazur, 1954). Diluar pH optimum
kecepatan reaksi enzim menjadi berkurang dan pad pH yang terlalu asam atau
basa enzim menjadi aktif. Suatu enzim mempunyai pH optimum yang berbeda-
beda tergantung pada berbagai bentuk buffer, partikel-partikel substrat dan asam
10
2.3. Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan ester dari gliserol dengan asam lemak yang
membentuk gliserida. Mutu minyak tergantung dari bahan baku dan proses
iod, maka minyak kelapa berkisar antara 7,5 sampai 10,5 (Ketaren, 1986).
Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada tabel 2.4. dari
tabel tersebut dapat dilihat bahwa minyak kelapa mempunyai asam lemak jenuh
oksidasi karena kadar asam tidak jenuhnya relatif rendah. Tetapi adanya asam
lemak bebas sangat mengganggu hasil minyak bila adanya dalam jumlah yang
11
cukup banyak. Karena asam lemak tersebut bersifat volatile dan larut dalam
255 sampai 265, kadar asam lemak bebas maksimum 5 persen dan tidak
12