Pelaksanaan:
1. Pengkajian
a. Kaji persepsi pasien tentang penyakit yang
dialaminya.
b. Kaji persepsi pasien tentang tindakan
pengobatan yang dijalaninya mencakup dosis
obat, jadwal pemakaian obat, dan aturan
pemakaian obat (sebelum atau sesudah
makan).
c. Kaji pengetahuan dan persepsi pasien tentang
pentingnya melaporkan kepada dokter/tenaga
medis tanda bahaya yang dialami setelah
berada di rumah.
d. Kaji pengetahuan dan persepsi pasien tentang
pentingnya pembatasan aktivitas di rumah.
Kaji pengetahuan pasien tentang pembatasan
aktivitas setelah pasien berada di rumah.
e. Kaji persepsi pasien tentang pentingnya
melaksanakan diet yang dianjurkan setelah
berada di rumah mencakup jenis makanan,
kandungan nutrisi tiap jenis makanan,
makanan yang dilarang, jumlah makanan, dan
minuman yang harus dikonsumsi.
f. Kaji persepsi pasien tentang pentingnya
perawatan lanjutan
2. Perencanaan
Bersama-sama dengan pasien dan keluarga
menetapkan hasil yang akan dicapai, antara lain:
a. Pasien mampu menjelaskan tentang penyakit
yang dialaminya.
b. Pasien mampu menjelaskan tentang tindakan
pengobatan yang dijalaninya setelah berada di
rumah.
c. Pasien dan keluarga mampu mengenali tanda
bahaya yang perlu dilaporkan kepada
dokter/tenaga medis.
d. Pasien dan keluarga mengerti pentingnya
pembatasan aktivitas di rumah sehingga
berkeinginan untuk melakukan hal tersebut
setelah berada di rumah.
e. Pasien dan keluarga mengetahui dan mematuhi
diet yang harus dilaksanakan setelah berada di
rumah mencakup jenis makanan, kandungan
nutrisi tiap jenis makanan, makanan yang
dilarang, jumlah makanan dan minuman yang
harus dikonsumsi.
f. Pasien dan keluarga akan menghadiri janji
pertemuan dengan dokter/tenaga medis untuk
keperluan perawatan berkelanjutan.
3. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan kepada pasien dan keluarga
tentang penyakit yang dialami sehingga pasien
membutuhkan perawatan di Rumah Sakit.
b. Mengajarkan tindakan pengobatan yang akan
dijalani pasien setelah berada di rumah
mencakup dosis obat, jadwal pemakaian obat,
dan aturan pemakaian obat (sebelum atau
sesudah makan).
c. Memberitahukan kepada pasien dan keluarga
tanda-tanda bahaya yang mungkin dijumpai
pasien dan keluarga setelah berada di rumah,
antara lain: sesak nafas, nyeri dada, batuk
darah, drainase purulen pada luka insisi post
WSD.
d. Melakukan sesi pengajaran tentang
pembatasan aktivitas di rumah yaitu
menganjurkan agar pasien mulai beraktivitas
melakukan kegiatan sehari-hari secara bertahap
seperti mandi, berpakaian, makan, toileting
sesuai toleransi. Minta pasien untuk segera
istirahat jika sudah merasa lelah.
Mengingatkan pasien supaya banyak istirahat
dan dapat bekerja kembali setelah beristirahat
di rumah.
e. Mengajarkan pasien tentang diet yang harus
dilaksanakan setelah berada di rumah
mencakup jenis makanan (daging, telur, dan
ikan; buah dan sayuran; susu dan produknya;
roti atau nasi) dan minuman cairan yang
adekuat (sedikitnya 2-3 L/hari). Kandungan
nutrisi tiap jenis makanan: daging, telur, ikan
merupakan sumber protein yang diperlukan;
buah dan sayuran merupakan sumber vitamin
dan mineral yang diperlukan untuk keperluan
metabolisme tubuh, dan meningkatkan daya
tahan tubuh agar tidak mudah terkena
penyakit; susu dan produk susu merupakan
sumber gizi lengkap yang dibutuhkan tubuh;
nasi dan roti merupakan sumber energi.
f. Memberi tahu pasien dan keluarga tentang
pentingnya perawatan lanjutan, dan member
tahu nama dokter yang akan dijumpai, alamat,
dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
4. Evaluasi
a. Meminta pasien dan keluarga menjelaskan
tentang penyakit yang dialaminya.
b. Meminta pasien dan keluarga menjelaskan
tentang tindakan pengobatan yang dijalaninya
setelah berada di rumah, tanda bahaya yang
mungkin dijumpai setelah berada di rumah,
pembatasan aktivitas, diet, dan janji perawatan
lanjutan.
c. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya.
d. Memotivasi pasien untuk melakukan dan
menerapkan tiap pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimilikinya.
5. Dokumentasikan tindakan.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
perencanaan pasien pulang adalah:
a. Discharge planning harus disesuaikan dengan
kebutuhan pasien, dimulai sejak awal masuk,
disusun oleh tim.
b. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan
kemampuan pasien, dan jangan sampai
melelahkan karena dapat mempengaruhi
proses pembelajaran pasien.
c. Lakukan evaluasi tiap kali selesai mengadakan
sesi pertemuan dengan pasien untuk
mengetahui sejauh mana pasien mengikuti
pertemuan.
V UNIT TERKAIT 1. Unit keperawatan gawat darurat, ruang
rawat inap, ruang intermediet