Anda di halaman 1dari 6

makalah sistem

politik di indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul Pentingnya
Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Budaya Politik.
Sholawat dan Salam semoga tercurahkan keharibaan junjungan alam yakni Nabi
Muhammad saw. yang telah membawa ajaran yang benar semoga kita diberi syafa'at di
yaumil akhir nanti.
Penyusun berusaha semaksimal mungkin agar penyajian Makalah ini dapat
bermanfaat mengenai pengetahuan tentang pentingnya sosialisasi politik dalam
pengembangan budaya politik baik bagi penyusun sendiri maupun bagi para pembaca.
Di dalam Makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang bersifat perbaikan dari Guru Pembimbing dan teman-teman
sekalian akan kamiterima dengan senang hati.
Mudah-mudahan, Makalah ini dapat bermanfaat dalam menjalankan sosialisasi politik
kepada masyarakat.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 1
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosialisasi Politik............................................................................ 2
B. Metode Sosialisasi Politik................................................................................ 3
C. Proses Sosialisasi Politik................................................................................... 3
D. Pentingnya Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Budaya Politik.............. 5
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................... 7
B. Saran................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik
suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi
dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia
tidak cukup yang bersifat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah). Lebih
dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang lain
dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota masyarakat, anggota suatu
partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek
politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi
secara langsung atau tidak langsung dengan praktek-praktek politik. Jika secara tidak langsung, hal
ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang terjadi. Dan jika
secara langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.

B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis akan membahas materi mengenai pentingnya sosialisasi
politik dalam pengembangan budaya politik yang terbagi beberapa bahasan yaitu pengertian
sosialisasi politik, metode sosialisasi politik, proses sosialisasi politikdan pentingnya
sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik.

C. Tujuan Penulisan
1. Sebagai tugas untuk mengikuti mata pelajaran PKn
2. Untuk melatih penulis agar memudahkan dalam membuat Makalah
3. Agar masyarakat tahu tentang politik yang benar dengan sosialisasi politik kepada
masyarakat
4. Supaya masyarakat tidak awam dengan kehidupan politik

BAB II
PENTINGNYA SOSIALISASI POLITIK DALAM PENGEMBANGAN
BUDAYA POLITIK
A. Pengertian Sosialisasi Politik
Ada beberapa pengertian sosialisasi politik menurut para ahli yaitu:
1. Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya.
Dengan memberikan penekanan pada cara masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya.
Pengertian ini dikemukakan oleh Kenneth P. Langton.
2. Sosialisasi politik merupakan proses di mana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku
politik diperoleh atau dibentuk dan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-
patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya (Gabriel
A. Almond, 1974: 44).
3. Sosialisasi politik adalah suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan
politik dari orang tua, guru dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya kepada warga negara
baru dan mereka yang menginjak dewasa (Richard E. Dawson, dalam Haryanto, 1992: 37).
4. Sosialisasi politik istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu proses di mana
seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik (Dennis Kavanagh,
1982: 37).
5. Sosialisasi politik yaitu proses pembentukkan sikap dan orientasi politik dan anggota
masyarakat (Ramlan Surbakti, 1992: 117).
6. Sosialisasi politik adalah segenap proses di mana individu, yang dilahirkan dengan banyak
sekali jajaran potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya
yang dibatasi di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bias diterima olehnya
sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya (Irvin L. Child).
Greenstein dalam karyanya International Encyolopedia of The Social
Sciences, adadua definisi sosialisasi politik:
1. Definisi sempit, sosialisasi politik adalah penanaman informasi politik yang disengaja, nilai-nilai dan
praktek-praktek yang oleh badan-badan instruksional secara formal ditugaskan untuk tanggung
jawab ini.
2. Definisi luas, sosialisasi politik merupakan semua usaha mempelajari politik baik formal maupun
informal, disengaja ataupun terencana pada setiap tahap siklus kehidupan dan termasuk di
dalamnya tidak hanya secara eksplisit masalah belajar politik tetapi juga secara nominal belajar
bersikap non politik mengenai karakteristik-karakteristik kepribadian yang bersangkutan.
Dari segi metode penyampaian pesan, sosialisasi politik dibagi dua, yaitu:
a. Pendidikan politik merupakan proses dialogis di antara pemberi dan penerima pesan.
b. Indoktrinasi politik merupakan proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan
memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma dan simbol yang dianggap
pihak berkuasa ideal dan baik.

B. Metode Sosialisasi Politik


Menurut Rush dan Althoff metode-metode sosialisasi politik ada tiga yaitu:
1. Imitasi
Peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain. Imitasi penting dalam
sosialisasi masa kanak-kanak. Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih banyak bercampur
dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada
instruksi maupun motivasi.
2. Instruksi
Peristiwa penjelasan diri seseorang dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu
situasi yang intruktif sifatnya.
3. Motivasi
Sebagaimana dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang
dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal (trial and error).

C. Proses Sosialisasi Politik


Proses sosialisasi dilakukan melalui berbagai tahap sejak dari awal masa kanak-kanak
sampai pada tingkat yang paling tinggi dalam usia dewasa. Sosialisasi beroperasi pada 2 tingkat:
1. Tingkat Komunitas, sosialisasi dipahami sebagai proses pewarisan kebudayaan, yaitu suatu sarana
bagi suatu generasi untuk mewariskan nilai-nilai, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik
kepada generasi berikutnya.
2. Tingkat Individual, proses sosialisasi politik dapat dipahami sebagai proses warga suatu negara
membentuk pandangan-pandangan politik mereka.
Proses sosialisasi politik tidak langsung meliputi metode belajar berikut:
1. Pengoperasian Interpersonal, mengasumsikan bahwa anak mengalami proses sosialisasi politik
secara eksplisit dalam keadaan sudah memiliki sejumlah pengalaman dalam hubungan-hubungan
dan pemuasan-pemuasan interpersonal.
2. Magang, metode belajar magang ini terjadi karena perilaku dan pengalaman-pengalaman yang
diperoleh di dalam situasi-situasi non politik memberikan keahlian-keahlian dan nilai-nilai yang
pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang lebih bersifat politik.
3. Generalisasi, terjadi karena nilai-nilai sosial diperlakukan bagi objek-objek politik yang lebih
spesifik dan dengan demikian membentuk sikap-sikap politik tertentu.
Proses sosialisasi langsung terjadi melalui:
1. Imitasi
Merupakan mode sosialisasi yang paling ekstensif dan banyak dialami anak sepanjang
perjalanan hidup mereka. Imitasi dapat dilakukan secara sadar dan secara tidak sadar.
2. Sosialisasi Politik Antisipatoris
Dilakukan untuk mengantisipasi peranan-peranan politik yang diinginkan atau akan diemban
oleh aktor. Orang yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaan-pekerjaan professional atau
posisi sosial yang tinggi biasanya sejak dini sudah mulai mengoper nilai-nilai dan pola-pola perilaku
yang berkaitan dengan peranan-peranan tersebut.
3. Pendidikan Politik
Inisiatif mengoper orientasi-orientasi politik dilakukan oleh socialiers daripada oleh
individu yang disosialisasi. Pendidikan politik dapat dilakukan di keluarga, sekolah, lembaga-
lembaga politik atau pemerintah dan berbagai kelompok dan organisasi yang tidak terhitung
jumlahnya.
4. Pengalaman Politik
Kebanyakan dari apa yang oleh seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada
kenyataannya berasal dari pengamatan-pengamatan dan pengalaman-pengalamannya di dalam
proses politik.

D. Pentingnya Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Budaya Politik


Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat membentuk
danmentransmisikan (menyampaikan) kebudayan politik suatu bangsa. Dan budaya politik
juga dapat memelihara kebudayaan politik suatu bangsa dalam bentuk penyampaian
kebudayaan itu dari generasi tua ke generasi muda.
Agar dapat membentuk dan mentransmisikan, memelihara dan mengubah nilai, sikap,
pandangan maupun keyakinan politik diperlukan sarana-sarana atau agen-agen. Ada 6 sarana
atau agen dalam sosialisasi politik, yaitu:
1. Keluarga
Merupakan agen sosialisasi pertama yang dialami seseorang. Keluarga memiliki
pengaruh besar terhadap anggota-anggotanya. Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal
pembentukan sikap terhadap wewenang kekuasaan. Bagi anak, keputusan bersama yang
dibuat di keluarga bersifat otoritatif, dalam arti keengganan untuk mematuhinya dapat
mendatangkan hukuman. Pengalaman berpartisipasi dalam pembuatan keputusan keluarga
dapat meningkatkan perasaan kompetensi politik si anak, memberikannya kecakapan-
kecakapan untuk melakukan interaksi politik dan membuatnya lebih mungkin berpartisipasi
secara aktif dalam sistem politik sesudah dewasa.
2. Sekolah
Sekolah memainkan peran sebagai agen sosialisasi politik melalui kurikulum
pengajaran formal, beraneka ragam kegiatan ritual sekolah dan kegiatan-kegiatan guru.
Sekolah melalui kurikulumnya memberikan pandangan-pandangan yang kongkrit
tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik. Ia juga dapat memegang
peran penting dalam pembentukan sikap terhadap aturan permainan politik yang tak tertulis.
Sekolah pun dapat mempertebal kesetiaan terhadap sistem politik dan memberikan simbol-
simbol umum untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap sistem tersebut.
Peranan sekolah dalam mewariskan nilai-nilai politik tidak hanya terjadi melalui
kurikulum sekolah. Sosialisasi juga dilakukan sekolah melalui berbagai upacara yang
diselenggarakan di kelas maupun di luar kelas dan berbagai kegiatan ekstra yang
diselenggarakan oleh OSIS.

3. Kelompok Pergaulan
Kelompok pertemanan mulai mengambil penting dalam proses sosialisasi politik
selama masa remaja dan berlangsung terus sepanjang usia dewasa. Takott Parsonmenyatakan
kelompok pertemanan tumbuh menjadi agen sosialisasi politik yang sangat penting pada
masa anak-anak di SMA. Selama periode ini, orang tua dan guru-guru sekolah sebagai figur
otoritas pemberi transmitter proses belajar sosial, kehilangan pengaruhnya. Sebaliknya
peranan kelompok-kelompok klik, gang-gang remaja dan kelompok-kelompok remaja yang
lain menjadi semakin penting.
4. Tempat Kerja
Organisasi-organisasi formal maupun non formal yang dibentuk berdasarkan
lingkungan pekerjaan, seperti serikat buruh, klub sosial dan yang sejenisnya merupakan
saluran komunikasi informasi dan keyakinan yang jelas.
5. Media Massa
Media massa seperti surat kabar, radio, majalah, tv dan internet memegang peran
penting dalam menularkan sikap-sikap dan nilai-nilai modern kepada bangsa-bangsa baru
merdeka. Selain memberikan informasi politik, media massa juga menyampaika nilai-nilai
utama yang dianut oleh masyarakatnya.
6. Kontak-kontak Politik Langsung
Tidak peduli betapa positifnya pandangan terhadap sistem politik yang telah
ditanamkan oleh keluarga atau sekolah, tetapi bila seseorang diabaikan oleh partainya, ditipu
oleh polisi, kelaparan tanpa ditolong, mengalami ketidakadilan, atau teraniaya oleh militer,
maka pandangan terhadap dunia politik sangat mungkin berubah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosialisasi politik adalah suatu proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai atau budaya
politik ke dalam suatu masyakat, sehingga masyarakat menjadi mengerti tentang politik
tersebut. Ada beberapa metode sosialisasi politik diantaranya yaitu; metode imitasi
(peniruan), instruksi (perintah) dan motivasi (dorongan). Adapun sarana-sarana untuk
mensosialisasikan politik kepada masyarakat yaitu melalui; keluarga, sekolah, kelompok
pergaulan, tempat kerja, media massa dan kontak-kontak politik secara langsung.

B. Saran
Dalam makalah ini, penulis menyarankan agar kita dapat mensosialisasikan politik
kepada masyarakat dengan sosialisasi yang benar dan tepat sehingga masyarakat dengan
mudah menerimanya. Oleh karena itu, untuk politikus disarankan agar dapat menjalankan
politik itu sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku dan tidak menjadikan
politik untuk kepentingan pribadi.

DAFTAR PUSTAKA
Suteng, Bambang. Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2007.
Budiyanto. Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2007.
http://zanas.wordpress.com/pentingnya-sosialisasi-politik-dalam-pengembangan-budaya-politik/

Anda mungkin juga menyukai