Anda di halaman 1dari 5

ANALISA JURNAL

A. Definisi
Meningitis neonatal adalah infeksi dan inflamasi meningen yang terjadi pada 28 hari
pertama kehidupan.
Insiden diperkirakan 0,18-0,45 per 1000 kelahiran hidup dan terjadi pada 5-30%
dari sepsis neonatal. 1-5 Mortalitas meningitis pada sepsis neonatal dilaporkan 23%, jauh
lebih besar dari mortalitas akibat sepsis yang sebesar 9%.6
Sebagian besar yang selamat juga mengalami gangguan perkembangan dan kognitif
berat. 7-11 Karena tingginya mortalitas dan morbiditas serta perbedaan terapi, maka
diagnosis meningitis neonatal pada sepsis neonatal harus ditegakkan secara dini.

B. Metode
Dilakukan studi kohort retrospektif pada infant 0-28 hari yang dirawat inap di Bagian
Neonatologi RSUP Sanglah antara Juni 2006 Februari 2008 dengan diagnosis sepsis
neonatal yang telah dilakukan analisis cairan serebrospinal dengan atau tanpa kultur cairan
serebrospinal. Indikasi pemeriksaan cairan serebrospinal adalah bila neonatus sudah
terdiagnosis sepsis dan pada kasus sepsis awitan lambat. Bila sebelum dilakukan pemeriksaan
cairan serebrospinal telah dilakukan tindakan pembedahan saraf seperti trepanasi atau shunt
intraventrikular maka dikeluarkan dari penelitian. Dengan 95% dan presisi absolut 15%
didapatkan jumlah sampel 132. Data dikumpulkan dari catatan medis.
Tujuan primer penelitian adalah mengetahui insiden meningitis pada
sepsis neonatal.
Tujuan sekunder adalah mencari faktor risiko, manifestasi klinik dan hasil
laboratorium yang membedakan sepsis neonatal dengan atau tanpa
meningitis. Sebelum dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal telah dilakukan informed
consent dan persetujuan dari orangtua. Penelitian ini telah disetujui oleh komite ethical
clearance RSUP Sanglah Denpasar.
Variabel yang diteliti antara lain usia, jenis kelamin, usia kehamilan (cukup atau
kurang bulan), berat badan lahir (< atau 2500 g), lama pecah ketuban sebelum partus (< atau
12 jam), riwayat demam selama persalinan pada ibu, awitan sepsis (dini atau lambat),
riwayat asfiksia, manifestasi klinis (distress napas, kejang, diare, muntah, gangguan suhu),
leukosit, neutrofil, trombosit, rasio neutrofil imatur dibandingkan dengan matur/IT-ratio (<
atau 0,2), gukosa darah, luaran meninggal atau hidup, analisis cairan serebrospinal : jumlah
sel dan differential, glukosa, dan protein.

Sepsis didefinisikan sebagai adanya kuman pada biakan darah, dikatakan awitan dini
bila gejala timbul dalam 72 jam pertama kehidupan dan lambat bila 72 jam.12 Meningitis
bakterial adalah bila ditemukan dua dari : jumlah sel >20/mm3, glukosa cairan serebrospinal
<60% serum, dan protein
>200 mg/dL.
C. Hasil
Dari 198 catatan medis, 132 memenuhi kriteria eligibilitas. Empat catatan medis tidak
dianalisis karena tidak ada hasil kultur darah, 15 karena tidak ada pertumbuhan kuman, dan
47 karena tidak dilakukan analisis cairan serebrospinal. Insiden meningitis pada sepsis
neonatal adalah 21,2%. Usia rata-rata saat diagnosis meningitis adalah 9,7 hari. Hasil analisis
cairan serebrospinal pada kelompok meningitis: rata-rata jumlah sel 56.6 sel/uL; glukosa
38,29 g/dL; protein 152m3 g/dL, dan seluruhnya memiliki rasio glukosa cairan serebrospinal
terhadap darah < 0,6. Perbandingan faktor risiko, manifestasi klinis dan laboratorium antara
kelompok A dan B ditampilkan dalam tabel 1 di bawah ini.
Table 1. Perbandingan faktor risiko, manifestasi klinis dan laboratorium

Variabel Group A Group B RR (IK95%) P


n (%) n (%)
Faktor risiko :
Laki-laki 17 (22,3) 59 (77,7) 1,1 (0,9-1,2) 0,70
Pecah ketuban 12 jam 5 (25,0) 15 (75,0) 1,2 (0,98-1,34)
0,77
Sepsis awitan lambat 1 (11,1) 8 (88,9) 0,5 (0,41-0,59)
0,68
Berat lahir < 2500g 13 (27,1) 35 (72,9) 1,5 (0,99-2,01)
0,21
Asfiksia berat 14 (19,7) 57 (80,3) 0,8 (0,74-0,86)
0,65
Manifestasi klinis
Kejang 3 (33,3) 6 (66,7) 1,6 (0,96-2,24)
0,06
Diare 3 (23,0) 10 (77,0) 1,1 (1,00-1,20) 1,0
Gangguan suhu 12 (30,7) 27 (69,3) 1,7 (0,92-2,48)
0,08
Distress napas 18 (21,1) 67 (78,9) 0,9 (0,88-0,92)
0,98
Laboratorium
Leukosit <5 / >30 k/uL 0 (0,0) 11 (100,0) 0,0 (0,00-0,00) 0,12
IT-ratio 0.2 3 (30,0) 7 (70,0) 1,4 (0,96-1,84)
0,44
Trombosit < 150 k/uL 9 (23,6) 29 (76,4) 1,1 (0,93-1,27)
0,66
Mortalitas 1 (8,3) 11 (91,7) 0,3 (0,21-0,39)
0,45

Mikroorganisme yang diisolasi dari biakan darah ditampilkan dalam


Table 2. Mikroorganisme yang diisolasi dari kultur darah kelompok A

Mikroorganisme n (%)

Staphylococcus coagulase positive 11 (39,3)


Enterobacter cloacae 4 (14,3)
Serratia marcesens 3 (10,7)
Serratia liquefaciens 3 (10,7)
Enterobacter spp 2 (7,1)
Flavimonas oryzhibita 2 (7,1)
Streptococcus haemolyticus 1 (3,6)
Klebsiella pneumoniae 1 (3,6)
Pantoea spp 1 (3,6)

D. Diskusi
Insiden pada studi ini serupa dengan yang dilaporkan oleh beberapa penelitian
lain.2,15 Dalam studi ini tidak ditemukan hubungan antara berat badan lahir rendah dengan
meningitis pada sepsis neonatal. Peran berat badan lahir dalam meningitis masih
menunjukkan hasil bervariasi.2,16 Hubungan lebih bermakna pada kelompok dengan berat
badan lahir < 1500 g.16,17 Pada penelitian ini tidak ditemukan peran bermakna berat badan
lahir sangat rendah karena tingginya mortalitas kelompok tersebut dan sebagian besar belum
dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal sebelum meninggal.
Lesi otak sering diakibatkan oleh asfiksia berat.18 Tetapi studi ini tidak menemukan
hubungan antara riwayat asfiksia berat dengan meningitis. Juga tidak ada hubungan antara
beberapa faktor risiko sepsis dengan kejadian meningitis pada sepsis neonatal.
Beberapa penelitian lain menemukan bahwa meningitis jarang terjadi pada sepsis
awitan dini karena waktu bagi mikroorganisme untuk mencapai susunan saraf pusat adalah 2-
3 minggu.19,20 Hasil studi ini menemukan bahwa awitan sepsis tidak mempengaruhi
kejadian meningitis. Hal ini kemungkinan karena pada neonatus, sawar darah otakbelum
matang sehingga waktu yang dibutuhkan mikroorganisme untuk mencapai susunan saraf
pusat tidak dapat diprediksi. 21
Manifestasi klinis neonatus dengan atau tanpa meningitis pada penelitian ini juga
serupa. Hasil yang sama juga telah dilaporkan penelitian lain.22
Angka mortalitas pada penelitian ini tidak setinggi yang dilaporkan oleh
penelitian lain.22,23 Hal ini dikarenakan pada sebagian besar neonatus dengan hasil akhir
meninggal tidak dapat dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal akibat kondisi klinis yang
tidak memungkinkan.

E.Kesimpulan
Studi ini tidak menemukan adanya perbedaan faktor risiko, manifestasi klinis, dan
laboratorium meningits dengan tanpa meningitis pada neonatus dengan sepsis. Mengingat
tingginya insiden meningitis pada sepsis neonatal, kami simpulkan bahwa analisis cairan
serebrospinal harus dilakukan pada neonatus yang telah terdiagnosis sepsis dengan atau tanpa
perbaikan klinis.
Tugas
Analisa Jurnal
Oleh:
Ferry Agusman
010111a033

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016

Anda mungkin juga menyukai