Disusun Oleh :
Adithia Budiman (Tubel)
K11111631
PEMBAHASAN
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.[1]
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-
budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang
lain.
a. Holisme / Seutuhnya
b. Enkulturasi
c. Etnosentris
Adalah suatu kepercayaan bahwa hanya sendiri yang terbaik. Sangat penting bagi
perawat untuk tidak berpendapat bahwa hanya caranya sendiri yang terbaik dan menganggap
ide orang lkain tidak diketahui atuau di pandang rendah.
d. Stereotip
Stereotip atau sesuatu yang bersifat statis / tetap merupakan kepercayaan yang
dibeasar besarkan dan gambaran yang dilukiskan dengan populer dalam media massa dan
ilmu kebangsaan. Sifat ini juga menyebabkan tidak bekembangnya pemikiran seseorang.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.alat-alat teknologi
2.sistem ekonomi
3.keluarga
4.kekuasaan politik
4. Perbedaan Budaya
Sesungguhnya karena tradisi berbeda budaya dan peningkatan mobilitas dan memiliki
standart pereilaku yang sama. Individu yang dibesarkan dalam kelompok seperti itu
mengikuti budaya oleh norma-norma yang menentukan jalan pikiran dan perilaku mereka.
a. Kolektifitas Etnis
Adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan identitas dan memiliki standart
perilaku yang sama. Individu yang bedasarkan dalam kelompok seperti itu mengikuti budaya
oleh norma-norma yang menentukan jalan ikiran dan perilaku mereka ( Harwood, 1981 )
b. Shok Budaya
Adalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang latar belakang kulturnya
ber beda. Shock budaya sebagai perasaan yang tidak ada yang menolong ketidaknyamanan
dan kondisi disoirentasi yang dialami oleh orang luar yang berusaha beradaptasi secara
komprehensif atau secara efektif dengan kelompok yang berbeda akibat akibat paraktek nilai-
nilai dan kepercayaan.( Leininger, 1976).
Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan bahasa ang
berbeda. Kebiasaan berbahasa dari klien adalah salah satu cara untuk melihat isi dari budaya.
Menurut Kluckhohn,1972, bahwa tiap bahasa adalah merupakan jalan khusus untuk
meneropong dan interprestasi pengalaman tiap bahasa membuat tatanan seluruhnya dari
asumsi yang tidak disadari tetang dunia dan penghidupan. Kendala untuk komunkasi bisa saja
terjadi walaupun individu berbicara dengan bahasa yang sama. Perawat kadang kesulitan
untuk menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang sederhana, bebas dari bahasa yang jlimet
yang klien bisa menagkap. Sangat penting untuk menentukan ahwa pesan kita bisa diterima
dan dimengerti maksudnya.
Jarak pribdi adalah ikatan yang tidak terlihat dan flesibel. Pengertian tentang jarak
pribadi bagi perawat kesehatan masyarakat memungkinkan proses pengkajian dan
peningkatan interaksi perawat klien. Profesional kesehatan merasa bahwa mereka mempunyai
ijin keseluruh daerah badan klien. Kontak yang dekat sering diperlukan perawat saat
pemeriksaan fisik, perawat hendaknya berusaha untuk mengurangi kecemasan dengan
mengenal kebutuhan individu akan jarak dan berbuat yang sesuai untuk melindungi hak
privasi.
Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala cra memberi etika
kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana, dan kepada siapa mereka harus
mengkomunikasikan masalah masalah kesehatan dan berapa lama mereka berada dalam
pelayanan. Karena kesehatan dibentuk oleh faktor faktor budaya, maka terdapat variasi dari
perilaku pelayanan kesehatan, setatus kesehatan, dan pola pola sakit dan pelayanan didalam
dan diantara budaya yang berbeda beda.
Definisi Politik
Politik merupakan Ilmu yang mempelajari Politik, untuk mengetahui lebih lanjut
maka perlulah diketahui definisi Politik itu sendiri, yaitu:
1. Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang
menyangkut proses menetukan tujuan-tujuan dari sistem tersebut dan melaksanakan tujuan-
tujuan tersebut. (Miriam Budiarjo)
2. Politik menyangkut who gets what, when, and how (Harold Laswell)
3. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses pembuatan
dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masayarakat yang
tinggal dalam suatu wilayah tertentu. ( Ramlan Surbakti )
Dari bermacam- macam definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Politik merupakan
suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu yang di kehendaki.
Sehubungan dengan definisi yang telah dikemukakan di atas, maka kita mengenal
adanya konsep-konsep dasar Politik, yaitu:
1. Negara
Menurut Prof. Miriam Budiarjo, Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga
negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (control)
monopolistis dari kekuasaan yang sah.
Menurut Roger H. Soltau, Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority)
yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat.
Syarat berdirinya suatu negara adalah memiliki wilayah, penduduk, pemerintah, dan
kedaulatan. Sifatsifat Negara adalah memaksa, monopoli, dan mencakup semua. Sedangkan
tujuan akhir negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya (bonum publicum,
common good, common wealth).
2. Kekuasaan
Menurut Harold D. Laswell dan A. Kaplan dalam Power and Society: Ilmu Politik
mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan.
Sedangkan menurut W.A Robson dalam The University Teaching of Social Sciences:
Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat hakiki, dasar, proses-
proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Focus perhatian sarjana ilmu politiktertuju pada
perjuangan untuk mencapai atau mempertahankan kekuasaan, melaksanakan kekuasaan atau
pengaruh atas orang lain, atau menentang pelaksanaan kekuasaan itu.
3. Pengambilan Keputusan
Merupakan suatu keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau oleh kelompok
politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan caa-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Pada
prinsipnya pihak yang membuat kebijsanaan tersebut memiliki kekuasaan untuk
melaksanakannya. (Miriam Budiarjo)
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan No.23 tahun 1992
dalam bukunya Soekidjo Notoatmodjo, 2007 :3).Hal tersebut berarti bahwa kesehatan
seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan social saja, tetapi juga diukur dari
produktifitasnya.
Dalam rangka untuk mewujudkan kesehatan dilakukan upaya kesehatan, yaitu setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat (Soekidjo Notoatmodjo, 2007 : 8).Upaya mewujudkan kesehatan dilihat dari
dua aspek yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.Pemeliharaan kesehatan
mencakup dua aspek yaitu aspek kuratif dan rehabilitative sedangkan peningkatan kesehatan
mencakup dua aspek juga yaitu aspek preventif dan promotif.Hal tersebut dapat diartikan
bahwa upaya untuk mewujudkan kesehatan dilakukan secara komprehensif, oleh sebab itu
upaya kesehatan promotif mengandung makna bahwa kesehatan seseorang, kelompok, atau
individu harus selalu diupayakan sampai tingkat yang optimal.
Menjadi sakit memang tidak diharapkan oleh semua orang apalagi penyakit-
penyakit yang berat dan fatal. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana
penyakit itu dapat menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap merka terhadap
penyakit tersebut. Ada kebiasaan dimana setiap oang sakit diisolasi dan dibiarkan saja.
Kebiasaan ini ini mungkin dapat mencegah penularan dari penyakit-penyakit infeksi
seperti cacar dan TBC.
Bentuk pengobatan yang di berikan biasanya hanya berdasarkan anggapan
mereka sendiri tentang bagaimana penyakit itu timbul. Kalau mereka menganggap
penyakit itu disebabkan oleh hal-hal yang supernatural atau magis, maka digunakan
pengobatan secara tradisional. Pengobatan modern dipilih bila meraka duga
penyebabnya adalah fator ilmiah. Ini dapat merupakan sumber konflik bagi tenaga
kesehatan, bila ternyata pengobatan yang mereka pilih berlawana denganpemikiran
secara medis.
Didalam masyarakat industri modern iatrogenic disease merupakan problema.
Budaya menuntut merawat penderita di rumah sakit, pada hal rumah sakit itulah tempat
ideal bagi penyebaran kuman-kuman yang telah resisten terhadp anti biotika.
Bila suatu bentuk pelayanan kesehatan baru di perkenalkan kedalam suatu
masyarakat dimana faktor-faktor budaya masih kuat. Biasanya dengan segera mereka
akan menolak dan memilih cara pengobatan tradisional sendiri. Apakah mereka akan
memilih cara baru atau lama, akan memberi petunjuk kepada kita akan kepercayaan
dan harapan pokok mereka lambat laun akan sadar apakah pengobatan baru tersebut
berbeda , sama sekali tidak berguna, atau lambat memberi pegaruh. Namun mereka
lebih menyukai pengobatan tradisional karena berhubungan erat dengan dasar hidup
mereka. Maka cara baru itu akan dipergunakan secara sangat terbatas, atau untuk
kasus-kasus tertentu saja.
Pelayanan kesehatan yang moderen oleh sebab itu harus disesuaikan dengan
kebudayaan setempat, akan sia-sia jika ingin memaksakan sekaligus cara-cara
moderen dan menyapu semua cara-cara tradisional. Bila tenaga kesehatan berasal dari
lain suku atau bangsa, sering mereka merasa asing dengna penduduk setempat . ini
tidak aan terjadi jika tenaga kesehatan tersebut berusaha mempelajari kebudayaan
mereka dan menjembatani jarak yang ada diantara mereka. Dengan sikap yang tidak
simpatik serta tangan besi, maka jarak tersebut akan semakin lebar. Setiap masyarakat
mempunyai cara pengobatan dan kebiasaan yang berhubungan dengan ksehatan
masing-masing. Sedikit usaha untuk mempelajari kebudayaan mereka . akan
mempermudah memberikan gagasan yang baru yang sebelumnya tidak mereka terima.
Pemuka-pemuka didalam masyarakat itu harus di yakinkan sehingga mereka
dapat memberikan dukungan dan yakin bahwa cara-cara baru tersebut bukan untuk
melunturkan kekuasaan mereka tetapi sebaliknya akan memberika manfaat yang lebih
besar.pilihan pengobatan dapat menimbulkan kesulitan. Misalnya bila pengobatan
tradisional biasanya mengunakan cara-cara menyakitkan seperti mengiris-iris bagian
tubuh atau dengan memanasi penderita,akan tidak puas hanya dengan memberikan pil
untuk diminum. Hal tersebut diatas bisa menjadi suatu penghalang dalam memberikan
pelayanan kesehatan, tapi dengan berjalannya waktu mereka akan berfikir dan
menerima.
Hubungan antara faktor sosial budaya dan pelayanan kesehatan sangatlah
penting untuk di pelajari khususnya bagi tenaga kesehatan. Bila suatu informasi
kesehatan yang baru akan di perkenalkan kepada masyarakat haruslah di barengi
dengan mengetahui terlebih dahulu tentang latar belakang sosial budaya yang dianut di
dalam masyarakat tersebut.
Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa untuk
di rubah, tantangannya adalah mampukah tenaga kesehatan memberikan penjelasan
dan informasi yang rinci tentang pelayanan kesehatan yang akan di berikan kepada
masyarakat. Ada banyak cara yang bisa dilakukan ,mulai dari perkenalan program
kerja, menghubungi tokoh-tokoh masyarakat maupun melakukan pendekatan secara
personal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
pelayanan kesehatan di indonesia dinilai sangat buruk. Meskipun telah di
undangkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan namun
pelayanan kesehatan di Indonesia masih menuai banyak permasalahan. Buruknya
pelayanan publik (termasuk pelayanan kesehatan) di Indonesia bukanlah hal baru di
negeri ini. Bahkan survey internasional mengungkap hal tersebut, World Development
Report 2004 dan hasil penelitian Governance and Desentralization Survey (GDS) tahun
2002 menyimpulkan bahwa pelayanan publik di Indonesia masih sangat rendah
Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa untuk
di rubah, tantangannya adalah mampukah tenaga kesehatan memberikan penjelasan
dan informasi yang rinci tentang pelayanan kesehatan yang akan di berikan kepada
masyarakat. Ada banyak cara yang bisa dilakukan ,mulai dari perkenalan program
kerja, menghubungi tokoh-tokoh masyarakat maupun melakukan pendekatan secara
personal.
Permasalahan dalam pelayanan kesehatan saat ini berkutat masalah buruknya
pelayanan, harga obat-obatan yang mahal, mal praktik hingga diskriminasi pelayanan.
Tentu saja ini menyangkut permasalahan regulasi pemerintah khususnya pedoman
teknis pelaksanaan sebuah kebijakan
B. Saran
Pelayanan kesehatan sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam menciptakan
kesejahteraan membutuhkan daya dukung yang memadai, baik sarana dan prasarana
maupun kualitas sumberdaya. Menyikapi hal tersebut kiranya perlu dilakukan reformasi
birokrasi guna menciptakan birokrasi yang bersih, akuntabel dan transparan dalam
memberikan pelayanan. Lingkungan pemerintah yang bersih dan bertanggung jawab
akan menciptakan budaya kerja yang bersih juga, termasuk dalam pelayanan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Definisi_Budaya
2. http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html#cara
3. http://www.teguhsantoso.com/2011/04/pengertian-dan-definisi-politik.html
4. http://roudhzmee.wordpress.com/2009/01/01/pengertian-ilmu-politik-politik-dan-konsep-
dasar-ilmu-politik/
5. http://carapedia.com/pengertian_definisi_politik_menurut_para_ahli_info483.html .Senin,
6. http://sosialcorner.com/buruknya-pelayanan-kesehatan-sebuah-anomali-pelayanan-
sosial-di-indonesia .
7. http://www.masbied.com/2011/09/09/pengaruh-sosial-budaya-terhadap-pelayanan-
kesehatan/