Anda di halaman 1dari 13

Pengenalan Teori Akuntansi Keuangan dan Lingkungan

Pelaporan Keuangan
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi

Disusun Oleh:
Fitrarena Widhi Rizkyana 12030116420034
Puspita Dewi Wulandari 12030116420049
Rini Meliana 12030116420035

Magister Akuntansi Angkatan 36


Universitas Diponegoro
2017
Abstrak
Tulisan ini memiliki tujuan untuk pengenalan tentang teori akuntansi keuangan yang berguna
bagi mahasiswa akuntansi dan para praktisi dalam memahami teori dan sebagai dasar
terlaksananya praktisi akuntansi. Tulisan ini berisi tinjauan singkat teori akuntansi, evaluasi teori
berdasarkan pertimbangan logika dan fakta. Selain itu tulisan ini juga berisikan tentang
lingkungan pelaporan keuangan yang meliputi tinjauan atas perkembangan dan regulasi dari
praktik akuntansi, rasionalitas atas regulasi, praktik akuntansi keuangan, dan peran penilaian
profesional dalam akuntansi keuangan, serta kekuatan yang dimiliki seorang akuntan. Beberapa
hal tersebut diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu teori akuntansi.

Abstract

This paper has a point to the introduction of concerning the theory finance accounting which is
good for students accounting and the practitioners of in understanding the theory and as a basis a
practitioner of the success of accounting .This paper contains a brief review of the theory of
accounting , evaluation theory based on the consideration logic and the facts .In addition this
writing also contained on the environmental financial reporting which includes a review of the
development and regulations of accounting practices , rationality over regulations , financial
accounting practices of the , and the role of professional judgment in financial accounting , as
well as the power possessed an accountant .A few things it was expected that useful for the
development of the science of the theory of accounting .

2
Chapter 1
Introduction to Financial Accounting Theory

Pengantar
Pengenalan Teori Akuntansi diawali dengan pembahasan isu-isu yang terkait didalamnya.
Isu-isu tersebut antara lain mengapa mahasiswa akuntansi perlu untuk memahami teori, bukan
hanya sebatas pada pemahaman terhadap standar akuntansi, mengapa teori akuntansi menjadi hal
yang sangat diperhatikan oleh para praktisi, serta bagaimana teori akuntansi dapat memenuhi
perannya sebagai dasar terlaksananya praktik akuntansi .

Memahami Teori
Sebelum membahas lebih jauh mengenai Teori Akuntansi, sebaiknya kita memahami dulu
pengertian atau definisi dari teori itu sendiri. Adapun terdapat beberapa pandangan mengenai
definisi dari teori. Menurut Oxford English Dictionary, Teori merupakan suatu skema atau sistem
dari suatu gagasan atau pernyataan yang berfungsi sebagai suatu penjelasan atau laporan dari
suatu kelompok fakta atau fenomena. Pandangan lain dari seorang peneliti Akuntansi,
Hendriksen (1970, p. 1) menyatakan bahwa teori merupakan kelompok hipotesis yang saling
berkaitan, konseptual dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka umum dari sebuah
referensi untuk suatu bidang penelitian. Adapun penelitian dari Hendriksen tersebut menyerupai
definisi teori dari US FASB dalam kerangka konseptualnya, dimana dijelaskan bahwa teori
merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dari objek yang saling berelasi dan fundamental
yang mengarah pada suatu standar yang konsisten (FASB, 1976). Dari ketiga definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya teori haruslah berdasarkan dari suatu alasan yang
berlogika, sistematik, dan saling berkaitan.
Demikian pula bila dikaitan dengan Teori Akuntansi itu sendiri, yang mana akuntansi
merupakan aktivitas manusia. Dimana akuntansi tidak dapat dilakukan tanpa adanya akuntan,
sehingga Teori Akuntansi Keuangan selanjutnya juga akan mempertimbangkan hal-hal terkait
tingkah laku dan kebutuhan manusia akan informasi akuntasi keuangan, atau alasan mengapa
orang-orang yang berperan penting dalam organisai menyediakan informasi penting bagi para
pemangku kepentingan organisasi. Contohnya antara lain, bahwa teori ;
Menentukan bagaimana, berdasarkan pada perspektif utama dari peran akuntansi, aset dinilai
untuk kepentingan pelaporan pada pihak eksternal.

3
Memprediksi, bahwa manajer yang memberikan bonus berdasarkan suatu capaian, misalnya
profit, akan cenderung mengadopsi metode akuntansi yang akan menghasilkan laba dalam
laporan keuangan yang lebih tinggi.
Berusaha menjelaskan bagaimana latar belakang budaya individu dapat mempengaruhi tipe
informasi akuntasi yang diperlukan untuk membuktikan pada pihak-pihak diluar organisasi.
Menentukan informasi akuntansi yang perlu disajikan pada pemangku kepentingan
berdasarkan kebutuhan dari tiap pemangku kepentingan.
Memprediksikan bahwa kekuatan relative dari pemangku kepentingan menentukan informasi
keuangan mana yang berhak didapatkan.
Memprediksikan bahwa organisasi berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat
sebagai organisasi yang sah dan bahwa laporan keuangan dapat digunakan organisasi untuk
membuktikan legitimasinya.

Pentingnya Memahami Teori Akuntansi bagi Mahasiswa Akuntansi


Sebagai mahasiswa akuntansi, akan muncul tuntutan untuk dapat menyusun dan membaca
laporan keuangan yang disusun dengan berbagai standar dan aturan-aturan lain yang digunakan,
dan lebih mendalam lagi mahasiswa akuntansi juga dituntut untuk bisa menganalisis laporan
keuangan tersebut yang diperlukan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Untuk dapat
menganalisis suatu laporan keuangan, teori akuntasi merupakan hal yang harus menjadi dasar
pemahaman seorang akuntan dalam membaca laporan keuangan agar analisisnya menjadi lebih
logis. Pemahaman akan teori akuntansi menjadi sangat penting untuk menjaga reputasi dari
profesi akuntan tersebut.

Tinjauan Singkat Teori Akuntansi


Teori Akuntansi bukanlah teori yang hanya terdiri atas satu teori yang dapat diterima secara
universal. Tiap peneliti memiliki perspektif yang berbeda mengenai peran dan kebutuhannya
akan Teori Akuntansi. Beberapa peneliti memandang bahwa Teori Akuntansi harus dapat
menjelaskan dan memprediksikan fenomena-fenomena utama terkait akuntansi, sedangkan
peneliti lain memandang bahwa Teori Akuntansi harus dapat digunakan untuk menentukan
pendekatan-pendekatan yang seharusnya digunakan dalam akuntansi. Untuk itu, secara garis
besar terdapat 3 jenis teori akuntansi:

4
a. Inductive Accounting Theory
Awal pengembangan teori akuntansi bergantung pada proses induksi. Dimana proses
induksi disini berarti pengembangan gagasan atau teori dilakukan melalui observasi terhadap
praktik yang sesungguhnya dilakukan oleh akuntan.
b. Predictive Accounting Theory
Pada pertengahan 1970 terjadi perubahan sudut pandang oleh para peneliti akuntansi,
dimana mereka mulai berfokus pada suatu teori yang dapat menjelaskan (describe) dan
memprediksikan praktik akuntansi yang sebelumnya lebih terarah pada teori akuntansi yang
menentukan (prescribe) pendekatan yang harus dilakukan. Dapat dikatakan perubahan sudut
pandang ini terjadi dari yang dulunya descriptive research menjadi predictive research.
Penelitian akuntansi sendiri secara umum dibagi menjadi positive research dan normative
research. Dimana penelitian yang bertujuan menjelaskan dan memprediksikan fenomena
penting diklasifikasikan ke dalam positive research dan teori yang terkait disebut sebagai
positive theory. Sehingga predictive accounting theory umumnya disebut pula positive
theory. Menurut Henderson, Peirson, and Brown (1992, p. 326) positive theory dimulai
dengan beberapa asumsi dan deduksi logis yang memungkinkan munculnya suatu prediksi.
Jika prediksi tersebut cukup akurat terhadap hasil pengamatan dari fakta yang sesungguhnya
terjadi, maka prediksi tersebut dianggap mampu menjelaskan mengapa hal-hal tersebut
terjadi.
c. Prescriptive (Normative) Accounting Theory
Normative Accounting Theory didasari oleh norma (nilai/keyakinan) dari peneliti teori
tersebut, bukan berdasarkan observasi. Oleh karena itu Normative Accounting Theory tidak
dapat dievaluasi berdasarkan praktik akuntansi yang sesungguhnya. Dan faktanya bahwa
teori ini mungkin menyajikan sudut pandang lain dari praktik akuntansi pada umumnya.

Mengevaluasi Teori Akuntansi


Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa terdapat 2 teori akuntansi secara umum yaitu
positive theory dan normative theory. Dimana masing-masing peneliti memiliki pandangannya
sendiri terhadap kedua teori tersebut. Terdapat beberapa argumen para peneliti yang menentang
positive theory, diantaranya;
It is a dead philosophical movement (Christenson, 1983, p.7)

5
It has provided no accomplishments (Sterling, 1990, p. 97)
It is marred by oversight, inconsistencies and paradoxes (Chambers, 1993, p. 1)
It is imperiously dictatorial (Sterling, 1990, p. 130)
Dan masih banyak kritik lainnya terhadap pandangan dari positive theory yang bagi sebagian
peneliti dianggap sebagai teori yang tidak lebih baik dari normative theory. Demikian juga
sebaliknya, para peneliti dari golongan positive theory banyak mengkritik pandangan dari
normative theory. Namun hal tersebut kembali lagi kepada sudut pandang dan tujuan
digunakannya teori tersebut dan pilihan akan teori tersebut bergantung pada value judgement dari
tiap penggunanya.

Dapatkan Teori Dibuktikan ?


Pandangan mengenai dapat atau tidaknya suatu teori dibuktikan kembali lagi tergantung pada
sudut pandang keilmuan yang digunakan oleh seseorang. Terlebih jika hal ini dikaitkan dengan
teori akuntansi dimana akuntansi merupakan human activity yang sangat bergantung dengan
peran seorang akuntan, dimana seorang akuntan kemungkinan besar akan memberikan respon
yang berbeda dengan akuntan lain terhadap suatu metode akuntansi. Oleh karena itu, teori
akuntansi secara logis tidak dapat memprediksi dengan tepat respon yang akan diberikan oleh
seorang akuntan ataupun pengguna teori lainnya. Menurut Deegan (2006, p. 14), jika teori
akuntansi ditujukan untuk menjelaskan dan memprediksikan aksi dan reaksi individu terhadap
informasi akuntansi, dan jika hasil prediksi tersebut mampu menjelaskan kondisi dalam beberapa
waktu, maka teori tersebut dapat digunakan meskipun tidak sempurna. Sementara kita dapat
menggunakan hasil observasi untuk dapat memperkuat teori, namun sangat mungkin suatu
observasi justru membuktikan ketidakonsistensian teori. Untuk itu banyak peneliti lebih memilih
untuk berpendapat bahwa fakta-fakta yang ada mendukung teori, namun sangat dimungkinkan
munculnya teori alternative dikemudian hari yang dapat memberikan penjelasan yang lebih baik
akan terjadinya suatu fenomena.

Mengevaluasi Teori Petimbangan Logika dan Fakta


Dalam memahami dan menerima suatu teori dan hipotesis yang menyertainya, kita harus
paling tidak menerima logika dari argumen tersebut, menerima asumsi yang mendasarinya, dan
fakta-fakta lain yang dapat dibuktikan.
a. Mengevaluasi Deduksi Logis

6
Deduksi logis dalam hal ini menekankan bahwa argumen dapat dikatakan logis jika hal
yang mendasarinya adalah benar, sehingga kesimpulan yang diambil menjadi benar pula.
Misalnya secara sederhana dikatakan bahwa seluruh A memiliki B, dan C adalah A. maka
dapat disimpulkan bahwa C memiliki B, dan hal ini adalah benar.
b. Mengevaluasi Asumsi yang Mendasari Teori
Dalam mengevaluasi asumsi yang mendasari suatu gagasan atau teori, yang perlu
diperhatikan adalah peneliti atau pengguna teori harus waspada dan memastiakn bahwa
penerimaan terhadap asumsi tersebut tidak sebatas dipengaruhi oleh penggunaan bahasa
asumsi tersebut. Peneliti harus memastikan apakah ia akan tetap menerima asumsi tersebut,
bila bahasa yang digunakan dalam menjelaskan diubah. Sehingga hasil evaluasi asumsi
tersebut dapat menjadi lebih berguna.
c. Penggunaan Teori secara Universal
Logika dari argumen dan asumsi yang disusun merupakan hal utama yang perlu
diperhatikan, namun disisi lain hal yang perlu diingat dalam social science secara alami,
teori merupakan abstrak dari suatu realita. Sehingga tidak sepenuhnya teori tersebut dapat
diaplikasikan secara umum, sepanjang waktu. Untuk itu, penggunaan teori secara universal
sebenarnya sulit diterapkan dan tidak mungkin satu teori dapat diterima oleh semua sudut
pandang, sehingga yang dimungkinkan dalam hal ini adalah adanya batas penerimaan
terhadap suatu teori yang setidaknya mampu menjelaskan fenomena dan kecenderungan
respon individu terhadap fenomena tersebut.
d. Generalisasi Teori dari Pengujian Sampel
Dalam menguji teori akuntansi, peneliti masih cenderung menggunakan metode dari
penelitian science yang berasumsi bahwa fenomena yang dipelajari akan memberikan hasil
yang sama pada semua situasi. Hal ini berarti bahwa dalam sudut pandang tersebut, teori
akuntansi dengan mudah dapat digeneralisasi pada semua kondisi. Namun sudut pandang
lain berpendapat bahwa hal tersebut tidak tepat, memandang bahwa akuntansi merupakan
human activity yang tidak dapat disamakan dengan penelitian yang bersifat science, dan
bahwa respon individu akan selalu berbeda dengan individu yang lain. Untuk itu dalam
generalisasi teori akuntansi, hal utama yang perlu ditekankan adalah pemahaman logika dari
suatu argumen atau asumsi, sehingga dalam pengambilan sampel untuk populasi yang besar
pun harus didasari atas logika tersebut.

7
CHAPTER 2
THE FINANCIAL REPORTING ENVIRONMENT
(LINGKUNGAN PELAPORAN KEUANGAN)

Dengan suatu mekanisme seperti program kerangka konseptual, profesi akuntansi akan dapat
melahirkan pandangan atau tinjauan bahwa suatu laporan akuntansi jika dipersiapkan dengan
sempurna, maka hasilnya akan lebih objektif dan akan lebih dapat dipercaya jika laporan tersebut
sudah mencerminkan transaksi atau kejadian/event atas pelaporan suatu entitas bisnis.

Pengantar
Akuntansi keuangan adalah suatu proses yang melibatkan pengumpulan dan pemrosesan atas
informasi keuangan untuk membantu pengambilan berbagai keputusan oleh berbagai pihak
external perusahaan, misalnya saja dalam hal ini adalah investor, investor potensial, pelanggan,
pemasok, kreditor dan sebagainya. Dengan banyaknya pihak eksternal tersebut, tentunya hal ini
akan menjadi sangat potensial untuk terjadinya perbedaan permintaan dan kebutuhan informasi
yang signifikan, dan merupakan suatu hal yang tidak mungkin untuk dapat membuat suatu
laporan keuangan yang memuaskan bagi semua pihak.
Pada umumnya, akuntansi keuangan di hampir semua negara sudah diatur dengan demikian
ketatnya, dimana banyak standar akuntansi yang mengatur bagaimana transaksi itu diakui, diukur
dan diungkapkan. Semua laporan yang dihasilkan dari proses akuntansi tentunya dipengaruhi
secara langsung oleh regulasi standar akuntansi setempat. Ketika suatu standar akuntansi yang
ada berubah, atau standar akuntansi yang baru diterbitkan, maka akan mengakibatkan pengaruh
tertentu atas rekening-rekening yang ada, termasuk dalam hal ini laporan keuangan yang akan
diterbitkan ke publik.
Idealnya, pengguna laporan keuangan seharusnya memiliki pemahaman yang cukup atas
berbagai standar akuntansi, karena tanpa mengetahui hal tersebut, akan sangat susah untuk
menginterpretasikan apa yang yang benar-benar direfleksikan oleh suatu laporan keuangan.

Tinjauan Atas Perkembangan dan Regulasi dari Praktik Akuntansi


Regulasi akuntansi sebenarnya baru mulai ada pada saat abad ke-20. Sebelumnya, hanya
terdapat sedikit pemisahan (limited separation) antara pemilik dan manajemen suatu entitas
8
bisnis. Dan kebanyakan sistem akuntansi yang didesain saat itu lebih dominan ditujukan kepada
pemilik atau manajer. Pada abad saat ini, terdapat peningkatan pemisahan antara pemilik dan
manajemen. Sebenarnya, sistem double entry sebelumnya, mirip dengan sistem yang sekarang
kita pakai. Dalam buku yang ditulis oleh Luca Pacioli, dalam sistem tersebut sudah dikenal
istilah sistem debet-kredit, jurnal, dan buku besar. Sebelum abad ke-19 tiba, akuntan-akuntan
yang berasal dari Amerika Serikat dan Inggris tidak pernah membentuk badan professional
secara bersama-sama. Menurut Goldberg (1949), Society of Accountant dibentuk pada tahun
1854 di Edinburg, kemudian Instituted of Chartered Accountant in England and Wales (ICAEW)
pada tahun 1880.
Adapun di USA, American Association of Publik Accountant didirikan pada tahun 1887. Dan
asosiasi inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya AICPA.
Sebagaimana dikatakan sebelumnya, karena hasil dari praktik akuntansi memiliki dampak
kepada berbagai keputusan yang dibuat, maka praktik akuntansi pada umumnya diregulasi secara
ketat. Walaupun begitu, sejarah dari regulasi akuntansi keuangan ini masih tergolong baru dan
sebelum abad ke-20 tiba, masih belum banyak regulasi yang mengatur masih melibatkan
pendokumentasian yang umum digunakan dalam praktik akuntansi. Penelitian ini membawa
kepada perkembangan dan keberterimaan atas dasar-dasar akuntansi dan semua akuntan dalam
hal ini diharapkan dapat mengikutinya. Seiring berlalunya waktu, prinsip-prinsip umum
memberikan jalan untuk perkembangan standar akuntansi yang lebih spesifik. Standar akuntansi
mulai diterbitkan oleh berbagai badan professional akuntansi diberbagai penjuru dunia disekitar
tahun 1970 dan aktivitas pembuatan standar telah meningkat sejak saat itu. Dan praktik akuntansi
keuangan hari ini umumnya telah diatur sejumlah besar standar akuntansi.

Rasionalitas Atas Regulasi Praktik Akuntansi Keuangan


Seperti yang diindikasikan diatas, walaupun laporan akuntansi sudah ada semenjak ratusan
tahun yang lalu, regulasi akuntansi masih merupakan fenomena akhir-akhir ini. Banyak
perubahan-perubahan regulasi yang diperkenalkan USA sekitar 1930-an dan diikuti dengan
depresi hebat (great depression). Benar atau salah, itu telah dipertentangkan bahwa masalah
bawaan yang terdapat dalam akuntansi membawa kepada kemiskinan dan keputusan investasi
yang tidak terinformasikan. Dan mungkin merupakan suatu hal yang sangat tidak adil untuk
menyalahkan kejadian seperti great depression atas akuntansi, akan tetapi kejadian seperti itu
menjadi bahan bakar bagi keinginan publik agar informasi yang dihasilkan perusahaan diatur
dengan regulasi yang lebih ketat lagi.
9
Dokumen atas regulasi dari praktik akuntasI keuangan yang terus berlanjut dengan terbitnya
berbagai standar yang baru ataupun revisi dari standar sebelumnya telah mengundang berbagai
perdebatan antara yang mendukung dan yang menentang adanya suatu regulasi dalam suatu
praktik akuntasi. Argumen ini muncul dari pihak yang meyakini tidak dperlukannya suatu
regulasi dan pihak yang menekankan pentingnya eksistensi dari suatu regulasi. Adapun argumen
dari kedua belah pihak akan disebutkan dibawah ini :
1. Beberapa alasan dari pihak pendukung regulasi, diantaranya adalah

a. Pasar untuk suatu informasi tidak akan efisien tanpa adanya suatu regulasi yang mengatur
seberapa banyak informasi yang harus dihasilkan.
b. Investor memerlukan perlindungan atas kecurangan dari organisasi yang mungkin
menghasilkan dan menunjukkan informasi yang menyimpang sebagai penyebab
terjadinya suatu asimetri informasi yang tidak dapat diketahui sebagai suatu kecurangan
sewaktu digunakan.
c. Regulasi membawa kita kepada keseragaman metode yang diadopsi oleh entitas bisnis
yang berbeda, sehingga lebih meningkatkan daya banding antar perusahaan, sehingga
keputusan yang lebih baik dapat diambil.
2. Adapun alasan dari pihak yang membantah pentingnya regulasi tersebut adalah :
a. Informasi akuntansi sama saja dengan barang lain, dan orang (dalam hal ini pengguna
laporan keuangan) akan dipersiapkan untuk membayar sejumlah tertentu untuk
memperolehnya lalu digunakan. Ini akan membawa kepada titik keseimbangan optimal
terhadap informasi oleh entitas yang bersangkutan.
b. Pasar modal membuthkan informasi dan setiap perusahaan yang gagal dalam menyajikan
informasi akan dihukum oleh pihak pasar. Tentunya hal ini akan merugikan perusahaan
sendiri jika mencoba untuk menghilangkan suatu informasi yang dibutuhkan.
c. Regulasi pada dasarnya membatasi penggunaan metode akuntansi yang boleh digunakan.
Ini berarti beberapa organisasi dilarang menggunakan metode tertentu yang sebenarnya
mereka yakini bahwa metode tersebut adalah yang terbaik dalam merefleksikan kinerja
dan posisi keuangan. Ini dianggap berpengaruh pada efisiensi dan kinerja yang dilaporkan
perusahaan kepada pasar mengenai operasi mereka.
d. Adanya regulasi hanya akan memunculkan over-supply informasi yang akan dilaporakan
ke publik/pasar

10
Ketika suatu regulasi diperkenalkan, ada dua teori yang menjelaskan siapa yang beruntung
dengan adanya regulasi tersebut.
1. Publik Interest Theory
Teori ini menyatakan bahwa regulasi diterbitkan atau diperkenalkan untuk melindungi
kepentingan publik/masyarakat (public interest). Proteksi ini diperlukan sebagai akibat dari
ineffisiensi pasar. Teori ini mengasumsikan bahwa regulator (pemerintah) adalah
pelaksana netral atas kepentingan publik dan tidak membiarkan kepentingannya sendiri
mempengaruhi proses pengambilan keputusannya.
2. Capture theory
Teori ini membantah bahwa walaupun teori itu diperkenalkan untuk melindungi
kepentingan masyarakat, mekanisme peregulasian sering dikontrol (capture) sehingga hal itu
berubah dengan melindungi kepentingan dari kelompok tertentu dalam masyarakat, dan
pada umumnya adalah orang yang aktivitasnya paling dipengaruhi oleh regulasi.

Peranan Penilaian Profesional dalam Akuntansi Keuangan


Sebagaimana telah ketahui bahwa dari mempelajari akuntansi, proses yang dilibatkan dalam
menghasilkan suatu rekening atau akun sangat tergantung pada penilaian profesional. Intinya,
dalam proses akuntansi, akuntan sangat diharapkan sebaiknya dapat bersikap objektif dan
terbebas dari bias ketika menjalankan tugasnya. Informasi yang disajikan sebaiknya
mencerminkan secara akurat atas transaksi dan kejadian dan itu harus netral serta dapat
diverifikasi. Walaupun begitu, dapatkah kita benar-benar menerima bahwa akuntansi itu dapat
selamanya netral atau objektif?. Saat ini diberbagai tempat disekeliling dunia, para standar-setter
sudah mulai mempertimbangkan secara eksplisit impliksi sosial dan ekonomi yang muncul
dalam standar yang akan mereka buat kedepannya untuk diperkenalkan.
Dalam chapter 7 dan 8, kita mempertimbangkan berbagai perpektif teori yang diajukan
sebagai penjelasan mengapa metode akuntansi yang biasa digunakan boleh diimplementasikan
oleh entitas pelaporan. Sejalan dengan perspektif objektivitas bahwa organisasi sebaiknya
memilih metode akuntansi yang terbaik yang dapat merefleksikan kinerja mereka yang
sebenarnya. Begitupula dengan perpektif efisiensi, menyatakan bahwa organisasi yang berbeda
mungkin akan memilih metode akuntansi yang berbeda pula.
Adapun perpektif alternative lainnya adalah opportunity perpective.

11
Kekuatan yang Dimiliki oleh Akuntan
Mungkin dalam berbagai literature fiksi dan berbagai film yang pernah ditampilkan, biasanya
akuntan dianggap sebagai pihak yang lemah. Akan tetapi sebenarnya, banyak orang yang tidak
menyadari akan hebatnya posisi akuntan tersebut. Seorang yang dianggap memiliki kekuatan
yang powerful. Hal itu dikarenakan :
1. Apa yang dihasilkan proses akuntansi mempengaruhi banyak keputusan seperti keputusan
apakah memilih untuk menginvestasikan atau meminjam dana dari kreditor, apakah
menambah karyawan atau menambah mesin, dan sebagainya.
2. Akuntan sebagai penyedia informasi dianggap memiliki kekuatan untuk mendorong
perubahan perilaku dari suatu perusahaan dan yang terakhir dengan berdasarkan pada
kinerja (misalnya laba).
3. Akuntan dapat memberikan opini/pendapat atas laporan keuangan perusahaan.

12
Daftar Pustaka

Craig Deegan, 2007, Financial Accounting Theory, Penerbit Luisa Cecotti, Australia.

13

Anda mungkin juga menyukai