Anda di halaman 1dari 4

Bab VI

Unsur-unsur Desain Penelitian


A. Desain Penelitian
Setelah mengidentifikasi variabel dalam suatu situasi masalah dan
mengembangkan kerangka teoretis, langkah berikut adalah mendesain
penelitian sehingga data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan dianalisis
untuk sampai pada solusi.
Desain penelitian, yang meliputi serangkaian pilihan pengambilan
keputusan rasional. Berbagai persoalan yang termasuk dalam desain penelitian
seperti bisa dilihat, isu-isu yang berkaitan dengan keputusan mengenai tujuan
studi (eksploratif, deskriptif, pengujian hipotesis), letaknya (yaitu konteks
studi), jenis yang sesuai untuk penelitian (jenis investigasi), tingkat manipulasi
dan kontrol peneliti (tingkat intervensi peneliti), aspek temporal (horizon
waktu), dan level analisis data (unit analisis), adalah integral pada desain
penelitian. Hal-hal tersebut dibahas dalam bab ini.
Selain itu, keputusan harus dibuat, misalnya mengenai jenis sampel
yang digunakan (desain sampel), bagaimana data dikumpulkan (metode
pengumpulan data), bagaimana variabel diukur (pengukuran), dan bagaimana
variabel dianalisis untuk menguji hipotesis (analisis data).
Penting untuk dicatat bahwa semakin ketat dan canggih desain penelitian,
semakin besar waktu, biaya, dan sumber daya lain yang akan dihabiskan
untuknya. Karena itu adalah relevan untuk bertanya kepada diri sendiri pada
setiap poin pilihan apakah manfaat yang berasal dari desain yang lebih
canggih untuk memastikan akurasi, keyakinan, generalisasi, dan seterusnya,
sepadan deng7an investasi sumber daya yang lebih besar.
B. Tujuan Penelitian
Studi mungkin bersifat eksploratif atau deskriptif, atau dilakukan untuk
menguji hipotesis. Studi kasus merupakan penyelidikan studi yang dilakukan
dalam situasi organisasi lain yang mirip, yang juga merupakan metode
pemecahan masalah, atau untuk memahami fenomena yang diminati dan
menghasilkan pengetahuan lebila lanjut dalam bidang tersebut. Keputusan
desain menjadi semakin penting saat kita berlanjut dari tahap eksploratif, di
mana kita berusaha mengeksplorasi bidang penelitian organisasi yang baru ke
tahap deskriptif; kita mencoba menjelaskan karakteristik tertentu dari
fenomena yang menjadi pusat perhatian ke tahap pengujian hipotesis; menguji

1
apakah hubungan yang diperkirakan memang terbukti dan jawaban atas
pertanyaan penelitian telah diperoleh. Sekarang kita akan melihat masing-
masing tahap secara rinci.
1. Studi Eksploratif
Studi eksploratif (exploratory study) dilakukan jika tidak banyak yang
diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang
tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip
cliselesaikan di masa lalu. Dalam kasus tersebutstudi awal yang
ekstensif perlu dilakukan untuk mendapatkan keakraban dengan
fenomena situasi, dan memahami apa yang terjadi sebelum kita membuat
sebuah model dan menyusun desain ketat untuk investigasi menyeluruh.
Intinya, studi eksploratif dilakukan untuk memahami dengan lebih baik
sifat masalah karena mungkin bam sedikit studityang telah dilakukan
dalam bidang tersebut. Wawancara ekstensif dengan banyak orang
mungkin harus dilakukan untuk menangani situasi dan memahami
fenomena. Penelitian yang lebih ketat pun. kemudian dapat dilaksanakan.
Sejumlah studi kualitatif (sebagai lawan dari data kuantitatif yang
dikumpulkan melalui kuesionemdan sebagainya) di,mana data diperoleh
melalui pengamatan atau wawancara, adalah eksploratif dalam sifatnya.
Bila data menyingkapkan beberapa pola yang terkait dengan fenomena
perhatian, teori pun dikembangkan dan hipotesis dirumuskan untuk
pengujian lebih jauh. Misalnya, Henry Mintzberg mewawancarai para
manajer untuk menyelidiki sifat pekerjaan manajerial. Berdasarkan
analisis terhadap data wawancaranya, is merumuskan teori mengenai
peran manajerial, sifat dan jenis aktivitas manajerial, dan sebagainya.
Semua tersebut telah diuji dalam berbagai konteks melalui wawancara
dan survei kuesioner.
Studi eksploratif juga dilakukan ketika sejumlah fakta diketahui, tetapi
diperlukan lebih banyak informasi untuk menyusun kerangka teoretis
yang kukuh. Misalnya, jika kita ingin menyelidiki faktor penting yang
memengaruhi kemajuan wanita dalam organisasi, studi sebelumnya
mungkin menunjukkan bahwa wanita semakin meningkat dalam kualitas,
seperti.ketegasan, kemampuan bersaing, dan kemandirian. Ada pula
persepsi bahwa perpaduan sifat maskulin dan feminin yang bijaksana
seperti kuat namun tidak keras baik tetapi tidak lemah adalah kondusif

2
bagi kemajuan wanita dalam organisasi. Dugaan tersebut
mengindikasikan, bahwa ada kebutuhan untuk mewawancarai manajer
wanita yang telah berhasil mencapai puncak untuk menyelidiki semua
variabel yang relevan. Hal tersebut akan membantu membangun teori
yang kukuh.
Singkat kata, studi eksploratif penting untuk memperoleh pengertian
yang baik mengenai fenomena perhatian dan melengkapi pengetahuan
lewat pengembangan teori lebih lanjut dan pengujian hipotesis.
2. Studi Deskriptif
Studi deskriptif (descriptive study) dilakukan untuk mengetahui dan
menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti
dalam suatu situasi. Misalnya, studi mengenai sebuah kelas dalam hal
persentase anggota yang berada dalam tahun senior dan junior mereka,
komposisi gender, kelompok usia, jumlah semester yang tersisa sebelum
kelulusan, dan jumlah mata kuliah bisnis yang diambil, bisa dianggap
bersifat deskriptif. Cukup sering, studi deskriptif dilakukan dalam
organisasi untuk mempelajari dan menjelaskan karakteristik sebuah
kelompok karyawan, misalnya, usia, tingkat pendidikan, status kerja, dan
lama kerja orang Hispanik atau Asia, yang bekerja dalam sistem. Studi
deskriptif juga dilakukan untuk memahami karakteristik organisasi yang
mengikuti praktik umum tertentu. Contohnya, seseorang mungkin ingin
mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik
organisasi yang melaksanakan sistem manufaktur fleksibel (flexible
manufacturing systemsFMS) atau yang mempunyai rasio utang
terhadap modal (debt-to-equity ratio) tertentu.
Tujuan studi deskriptif, karena itu, adalah memberikan kepada peneliti
sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek ,yang relevan
dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi,
orientasi industri, atau lainnya.

C. Unit Of Analysis
Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama
tahap analisis data selanjutnya. Jika misalnya, pernyataan masalah berfokus
pada bagaimana meningkatkan tingkat motivasi karyawan secara umum, maka
kita memperhatikan individu karyawan organisasi dan harus menemukan apa
3
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan motivasi mereka maka ini yang
disebut individu (individual). Jika peneliti berminat mempelajari interaksi dua
orang, maka beberapa kelompok yang terdiri dari dua orang atau dikenal
sebagai pasangan (dyads) menjadi unit analisis. Tetapi jika pernyataan
masalah berkaitan dengan efektivitas kelompok, maka unit analisis adalah
pada tingkat kelompok (groups). Bila kita membandingkan departemen yang
berbeda dalam organisasi, maka analisis data akan dilakukan pada tingkat
departemen. Jika kita ingin mempelajari perbedaan budaya antar bangsa, kita
harus mengumpulkan data dari berbagai negara dan mempelajari pola budaya
yang berlaku dalam setiap negara.
D. Time Horizon: Cross sectional vs Longitudinal Study
Study one- shot atau cross-sectional merupakan studi yang dapat dilakukan
dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian,
mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.
Longitudinal Study peneliti ingin mempelajari orang atau fenomena pada
lebih dari satu batas waktu dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian
disebut
Tinjauan Unsur-Unsur Desain Penelitian
Bagian ini menyimpulkan pembahasan mengenai isu desain dasar yang terkait
dengan tujuan studi, jenis investigasi, tingkat intervensi peneliti, keadaan
study, unit analisis, dan horizon waktu. Desain penelitian yang ketat yang
mungkin menuntut biaya lebih tingi adalah perlu jika hasil studi sangat penting
untukmembuat keputusan penting untuk mempengaruhi kelangsungan
organisasi.

Daftar Pustaka
1. Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. 2013. Research Methods for Business.
United Kingdom: Jhon Wiley & Sons Ltd.

Anda mungkin juga menyukai