Anda di halaman 1dari 25

I.

TINJAUAN MATA KULIAH

1. Deskripsi Mata Kuliah

Auditing II merupakan bagian dari mata kuliah wajib pada Program Studi
S1 Akuntansi Universitas Hasanuddin dan juga merupakan mata kuliah yang
sangat penting untuk dikuasai oleh mahasiswa sebelum mengambil mata kuliah
auditing III. Idealnya mata kuliah ini hanya dapat diambil jika mahasiswa telah
menempuh matakuliah AUDITING I. Mata kuliah ini membahas mengenai audit
siklus transaksi mulai dari audit siklus pendapatan, audit siklus
pengeluaran, audit siklus produksi, audit siklus jasa personalia, audit
siklus investasi, audit siklus pembiayaan dan juga membahas mengenai
audit saldo kas, penyelesaan audit dan tanggungjawab pasca audit,
penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang telah diaudit,
serta jasa jasa akuntan dan pelaporannya hingga BAPEPAM dan
akuntan Publik.

2. Kegunaan Mata Kuliah

Modul ini dibuat untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran


mengenai mata kuliah auditing. Dimana materi yang terdapat dalam
beberapa lampiran tertentu dalam modul ini, serta yang dikutip dalam
daftar pustaka, dapat digunakan juga sebagai bahan pembelajaran
auditing. Sehingga, dalam hal ini pembaca modul ini akan dapat
memahami pelaksanaan proses pengauditan dan penyusunan laporan
auditan suatu etentitas secara prifesional dan berstandar intenasional.
Selain itu agar mahasiswa dapat :

1. Mampu melaksanakan dan menerapkan proses pengauditan


berdasarkan siklus akuntansi perusahaan

2. Mampu melaksanakan dan memahami pengauditan berbasis risiko


(ISA)

3. Mampu menilai, mendeteksi dan merespon risiko kecurangan yang

1
terjadi

4. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi


dalam melaksnakan audit

5. Mampu membuat prosedur audit atas siklus akuntansi

6. Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaaan

7. Mampu membuat perencanaan audit, menilai resiko deteksi


pengendalian, dan cara-cara pengambilan sampel atas bukti yang
diperiksa

8. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi

3. Sasaran Belajar

Menyiapkan tenaga auditor yang siap pakai dan professional yang


berstandar internasioanal dan memiliki ketrampilan pada level
manajerial dan operasional dalam bidang pengauditan yang memiliki
kemampuan:

1. Melaksanakan pengauditan siklus atas penjualan dan pengumpulan


piutang

2. Melaksanakan sampling audit untuk pengendalian substantif


transaksi

3. Merancang penyelesaian pengujian dalam siklus penjualan dan


piutang

4. Melaksanakan sampling audit untuk pengujian rinci terhadap saldo

5. Melaksanakan pengauditan siklus pembelian dan pembayaran

2
6. Melaksanakan penyelesaian pengujian dalam siklus pembelian dan
pembayaran

7. Melaksanakan pengauditan siklus persediaan dan pergudangan

8. Melaksanakan pengauditan siklus penggajian dan personalia

9. Melaksanakan pengauditan siklus investasi dan pendanaan

10. Melaksanakan pengauditan kas dan instrument keuangan lainnya

11. Menyelesaikan audit atas laporan keuangan

4. Urutan Penyajian

Adapun Materi yang akan disajikan dalam modul ini adalah :

1. Audit siklus pendapatan: Pengujian pengendalian, Pengauditan


siklus atas penjualan dan pengumpulan piutang

2. Audit siklus pendapatan: Pegujian Substantive, Pengujian


pengendalian siklus pendapatan dan pengujian substantive
transaksi

3. Audit siklus pengeluaran: Pengujian pengendalian audit siklus


pembelian dan pembayaran

4. Audit siklus pengeluaran substantive; Penyelesaian pengujian


dalam siklus pembelian dan pembayaran, pengujian substantif
transaksi

5. Audit siklus produksi, Audit siklus persediaan dan pergudangan

6. Audit siklus jasa dan personalia, Audit siklus penggajian dan


personalia

7. Audit siklus investasi

8. Audit siklus pembiayaan

3
9. Audit saldo kas, Audit kas dan instrument keuangan

10. Penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit

11. Penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang telah


diaudit

12. Jasa-jasa lain akuntan dan pelaporannya

13. BAPEPAM dan akuntan publik

5. Petunjuk Belajar bagi Mahasiswa dalam Mempelajari Modul

1. Baca dan pahami materi modul dengan baik


2. Membuat suatu ringkasan dari setiap modul yang sudah dibaca
3. Membuat kelompok diskusi
4. Mengerjakan soal-soal latihan dan menyelesaikan contoh kasus

II. PENDAHULUAN

1 Sasaran Pembelajaran Yang Ingin Dicapai

1. Mampu memahami sifat siklus pengeluaran

2. Mampu memahami komponen pengendalian intern

3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pembelian

4. Mampu memahami aktivitas pengendaliantransaksi pengeluaran


kas

6. Ruang Lingkup Bahan Modul

Adapun ruang lingkup bahan modul yang akan dibahas adalah yang
pertama mengenai pengujian substantive atas piutang usaha yang
terdiri dari sub babnya yaitu Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam

4
Penyajian Piutang Usaha Di Neraca, Program Pengujian Substantif
Terhadap Piutang Usaha, Prosedur Audit Awal, Prosedur Analitik,
Prosedur Audit Terhadap Transaksi Rinci, Pengujian Terhadap Saldo Akun
Rinci, serta Penyajian Dan Pengungkapan Akun Dalam Laporan
Keuangan. Kemudian materi kedua yaitu mengenai Penentuan Risiko
Deteksi untuk Pengujian Riancian, yang mana meliputi sub bab yaitu
Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian. Selanjutnya materi
mengenai Perancangan Pengujian Substantif. Kemudian pembahasan
mengenai PROSEDUR Awal Dan Analitis Pengujian Rincian Transaksi,
yang terdiri atas sub bab Prosedur Awal, Prosedur Analitis, dan
Pengujian Rincian Transaksi. Dan yang terakhir mengenai Pengujian
Rincian Saldo.

7. Manfaat Mempelajari Modul

Dapat menjelaskan sifat siklus pengeluaran

Dapat menjelaskan komponen pengendalian intern

Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pembelian

Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran


kas

8. Urutan pembahasan

Pengujian sunstantive atas piutang usaha

Penentuan risiko deteksi untuk pengujian rincian

Perancangan pengujian substantive

Prosedur awal dan analitis pengujian rincian transaksi

5
Pengujian rincian saldo

III. MATERI PEMBELAJARAN

1. SIFAT SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas aktivitas yang


berkaitan dengan akuisisi dan pebayaran barang serta jasa. Aktivitas utama siklus
pengeluaran adalah:

1) Membeli barang dan jasa transaksi pembelian,


2) Melakukan pembayaran transaksi pengeluaran kas.

Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasif terhadap laporan


keuangan seperti yang digambarkan dalam Gambar 3.1

Gambar 3.1 : Pembelian dan Pengeluaran Kas


Debet Kredit Debet Kredit
Persediaan barang dagang Utang Usaha Kas
Persediaan bahan baku Diskon Penjualan
Pembelian Retur Pembelian
Biaya Dibayar Dimuka
Aktiva Tetap
Aktiva Lainnya

Berbagai Beban

Pembelian Pembayaran Kas

Tujuan Audit

Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan
saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan asersi asersi ini
mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus seperti yang terlihat dala
gambar 3.2. kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan tujuan utama
tersebut, namun tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien.

Kategori Kelompok Tujuan Audit Spesifik

6
Transaksi
Asersi
atas Saldo
Eksistensi Transaksi Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva produktif
atau Kejadian yang diterima selama periode berjalan (EO1)
Mencatat transaksi pengeluaran kas yang dilakukan
selama periode berjalan kepada pemasok dan kreditor
(EO2)
Mencatat utang usaha yang mencerminkan jumlah
Saldo
utang perusahaan per tanggal neraca (EO3)
Kelengkapan Transaksi Semua pembelian (C1) dan pengeluaran kas (C2) yang
dilakukan selama periode berjalan telah dicatat.
Saldo
Utang usaha meliputi semua jumlah yang terutang
kepada pemasok barang dan jasa per tanggal nerca (R1)
Hak dan Transaksi Perusahaan bertanggung jawab atas utang yang berasal
Kewajiban dari pencatatan transaksi pembelian (R1).
Saldo
Utang usaha merupakan kewajiban perusahaan per
tanggal neraca
Penilaian atau Transaksi Semua transaksi pembelian (VA1)dan pengeluaran kas
Alokasi (VA2)telah dinilai dengan menggunakan GAAP dan
Saldo dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting dengan benar.
Utang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar
(VA3). Saldo beban yang berkaitan telah sesuai dengan
GAAP.
Penyajian dan Transaksi Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas (PD2)
Pengungkapa mendukung penyajian dalam laporan keuangan
n Saldo termasuk klasifikasi dan pengungkapannya yang
berkaitan.
Utang usaha (PD4) telah diidentifikasi dan diklasifikasi
dengan benar dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang memadai yang telah dibuat
berkaitan dengan komitmen, kewajiban kontijen, dan
penjaminan serta utang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa (PD5)
Gambar 3.2 : Tujuan Audit Spesifik untuk Siklus Pengeluaran

Menggunkan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk Mengembangkan


Strategi

1. Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien

7
Sebelum merancang program audit pengeluaran, auditor harus
mempertimbangkan bisnis klien, kekuatan pasar eksternal yang menggerakkan sektor
bisnis, dan bagaimana kekuatan tersebut mempengaruhi siklus pengerluaran
perusahaan. Setiap perusahaan menghadapi kekuatan pasar yang berbeda, sehingga
membuat permintaan atas arus perusahaan juga berbeda.

Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam
memahami risiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu
auditor dalam membuat pertimbangan tentang:

Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan


Risiko inheren dalam siklus pengeluaran
Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentukan risiko
pengendalian bisnis
Pemberian jasa bernilai tambah

2. Materialitas

Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan


mencerminkan jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini dimana risiko
terjadinya salah saji yang material adalah tinggi. Pengalokasian materialitas ke akun
akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi sesuai
dengan pertimbangan. Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bervariasi menurut
jenis usaha yang dijalankan. Pertimbangan lainnya tentang materilalitas awal atas
utang usaha dapat menjadi tolok ukur pertimbangan rasio capat dan rasio lancar bagi
pemakai laporan keuangan, serta besarnya salah saji yang akan memperngaruhi rasio
ini secara signifikan.

3. Risiko Inheren

Dalam menilai risiko inheren untuk asersi asersi siklus pengeluran, auditor
harus mempertimbangkan faktor faktor penting yang dapat mempengaruhi asersi
asersi diseluruh laporan keuangan, serta fakto faktor yang hanya berkaitan dengan
asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor faktor penting yang dapat

8
memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan asersi asersi siklus pengeauran
meliputi:

Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar membuat laporan yang
memenuhi target profitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang
dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor faktor seperti kondisi ekonomi
global, nasional atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak
perkembangan teknologi terhadap produktivitas perusahaan, atau manajemen
yang tidak baik.
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah utang agar bisa membuat laporan yang
menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang
menghadapi masalah likuidasi atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.

Auditor juga harus mempertimbangkan faktor faktor yang berkaitan dengan


industri seperti ketersediaan dan volatilitas harga bahan baku serta produk yang
dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnis.

Siklus pengeluaran cenderung mengandung risiko kecurangan yang dilakuka


karyawan melalui pengelauaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor faktor lainnya
yang menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pengeluaran mencakup berikut:

Voluem transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi


Pembelian dan pengeluaran kas biasanya dilakukan tanpa otorisasi
Pembelian aktiva dapat diselewengkan
Pembayaran atas faktur penjualan mungkin dilakukan dua kali
Masalah akuntansi yang tidak tepat mengkin terjadi berkaitan dengan hal hal
seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi (misalnya, perlakuan
atas biaya reparasi dan pemeliharaan atau klasifikasi lease sebagai lease operasi
atau modal)

4. Risiko Prosedur Analitis

Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun


akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Risiko prosedur analitis
merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal
mendeteksi kekeliruan yang material.

Prosedur analitis yang berfokus pada pembelian dan utang usaha akan
memberikan informasi yang sangat dapat diandalkan. Apabila perusahaan sedang

9
berkembang, maka merupakan hal yang biasa untuk memperkirakan pembelian,
persediaan, dan utang usaha tumbuh pada tingkat yang konsisten. Pengetahuan
auditor tentang volume pembelian, dipadukan dengan pengalaman sebelumnya atas
lamanya hari perputaran utang usaha (jumlah rata rata yang dibutuhkan untuk
menyelesaiakan utang), berguna untuk mengestimasi utang tahun berjalan. Meskipun
rasio seperti rasio lancar mudah dihitung, namun risiko ini dapat berfluktuasi
berdasarkan pengaruh dari siklus lainnya diluar siklus pembelaian, seperti penjualan
atau investasi.

Gambar 3.3 : Prosedur Analitis yang Umum Digunakan dalam Audit atas
Siklus Pengeluaran

Rasio Rumus Signifikansi Audit


Jumlah Hari Rata rata Utang Pengeluaran sebelumnya atas jumlah hari
Perputaran Usaha + Pembelian perputaran utang usaha dipadukan dengan
Utang Usaha x 365 hari pengetahuan tentang pembelian sekarang dapat
bermanfaat dalam mengestimasi utang periode
berjalan. Semakin pendek periode dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.
HPP HPP + Utang Usaha Jumlah ini akan berubah sekitar persentase yang
Terhadap sama dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan
Utang Usaha merubah kebijakan pembayarannya.
Utang usaha Utang Usaha + Total Saldo utang usaha di luar neraca bermanfaat
Persentase Aktiva dalam membandingkan dengan data industri.
dari Total Penurunan rasio ini yang signifikan dapat
Aktiva menunjukkan masalah kelengkapan.
Rasio Lancar Aktiva Lancar + Kenaika yang signifikan atas rasio lancar
(current Kewajiban Lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun
ratio) sebelumnya dapat menunjukkan masalah
kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat
dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.
Rasio Cepat Aktiva Moneter Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar
(quick ratio) Lancar + Kewajiban dibandingkan dengan pengalaman tahun
Moneter Lancar sebeluumnya dapat menunjukkan masalah
kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat
dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.

10
2. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN

Mempertimbangan Komponen Pengendalian Internal

Auditor memperoleh pemahan tentang komponen pengendalian internal melalui


review atas pengalaman sebelumnya dengan klien, jika berlaku, dan melalui tanya jawab
dengan manajemen serta personel perusahaan, mengobservasi aktivitas dan kondisi, serta
menginspeksi dokumen, catatan, buku pedoman, dan sebagainya. Pengalaman tersebut
harus didokementasikan dalam kuesioner yang lengkap, bagan arus, atau momerandum
naratif.

Lingkungan Pengendalian

Berikut adalah sejumlah contoh faktor faktor lingkunga pengendalian yang


relevan pada siklus pengeluaran, yang harus tercakup dalam pemahaman auditor atas
lingkungan pengendalian. Adanya sejumlah peluang bagi karyawan untuk melakukan
kecurangan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran kas serta pembelian, dan penipuan
pelaporan keuanagn oleh manajemen atas saldo akun siklus pengeluaran, dapat
menyebabkan faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi
sangat penting dalam siklus pengeluaran.

Agen pembelian mungkin mendapat tekanan dari penjual yang ingin, termasuk
menawarkan pembayaran kembali (kickbacks), melakukan transaksi binis yang lebih
besar dengan pemasok tersebut. Komitmen terhadap kompetensi manajemen harus
mencerminkan dalam proses perekrutan pegawai, penugasan, dan pelatihan, atas personel
yang terlibat dalam pemrosesan transaksi pembelian serta pengelauran kas, penyimpanan
aktiva yang dibeli perusahaan, dan pelaporan aktivitas siklus pengelaran. Manajemen juga
dapat mengharuskan pegawai yang terlibat dalam pemrosesan pengluaran kas atau
penyimpanan aktiva yang dibeli untuk mengikat kontrak kerja.

Struktur organisasi klien dan manajemen penetapan kewenagan serta tanggung


jawab atas aktivitas siklus pengelauran harus dikomunikasikan secara jelas dan
memberikan garis yang jelas tentang hubungan otoritas, tanggung jawab, serta pelaporan.

11
Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggung jawab atas penggunaan sumber
daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk menentukan:

Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review kinerja perusahaan


Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview
Keputusan yang didasarkan atas laporan itu
Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang bersal dari laporan utama

Penialian Risiko Manajemen

Penialian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran


meliputi pertimbangan atas hal hal berikut:

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi


pembelian.
Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.
Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting.
Pangaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
Atensi perusahaan teradap risiko terjadinya pembayaran berganda.
Atensi perusahaan teradap risiko kecurangan yang dilakukan pegawai.

Jika manajemen menunjukkan pertimbangan yang tepat atas risiko risiko di atas
bersama dengan komitmen untuk menjalankan aktivitas pengendalian untuk menghadapi
risiko tersebut, maka kemungkinan salah saji yang berkaitan dengan situasi ini akan
berkurang.

Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Pemaham atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode


pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang diperlukan dalam pemrosesan
transaksi siklus pengeluaran. Merupakan hal yang penting untuk memahami aliran
transaksi melalui sistem akuntansi mulai dari pemrakarsaan transaksi hingga pencatatannya
dalam buku besar dan pengikhtisarannya dalam laporan keuangan. Informasi penting yang
harus didapatkan auditor meliputi:

Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.


Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau
barang dikembalikan.
Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam
akuntansi untuk berbagai tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian.
Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.

12
Pemantauan

Bebrapa jenis aktivitas pemantauan secra terus menerus atau periodik dalam
komponen ini dapat memberikan manajemen informasi mengenai keefektifan komponen
pengendalian internal lainnya dalam mengurangi risiko salah saji yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo siklus pengeluaran. Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor
mendapatkan pengathuan, apabila berlaku mencakup:

1. Umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkun setiap
masalah pembayaran ataupun masalah pengiriman dimasa depan,
2. Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporakan atau
kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan
selama audit sebelumnya,
3. Penilaian periodik oleh auditor internal mengenai kebijakan serta prosedur pengendalian
yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.

Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian

Ingat kembali bahwa prosedur yang digunakan auditor untuk memperoleh


pemahaman atas keempat komponen pengendalian internal meliputi perancangan
kebijakan dan prosedur serta apakah hal tersebut telah dilaksanakan, tetapi bukan untuk
menentukan keefektifan pengendalian macam itu. Jadi, berdasarkan informasi dari
pemahaman semata penilaian awal auditor atas risiko pengendalian haruslah maksimum.

Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan


dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan. Dalam kasus ini auditor
dapat memperoleh kepastian yang terbatas mengenai keefektifan pengendalian yang
bersangkutan. Bukti yang diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan
tersebut dapat mendukung penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian untuk asersi
asersi terkait tertentu sedikit dibawah maksimum atau tinggi. Dalam kasus lainnya, untuk
asersi siklus pengeluaran dimana auditor tidak merencanakan untuk menilai risiko
pengendalian pada tingkat yang rendah, auditor harus mempunya pengetahuan yang
dibutuhkan guna mengidentifikasi jenis jenis salah saji potensial yang dapat terjadi dan
mengalahkan ke tahap perancangan pengujian substantif.

Untuk asersi asersi siklus pengeluaran dimana auditor bermasuk menilai risiko
pengendalian pada tingkat yang rendah, biasanya akan diperlukan pemahaman tentang

13
aktivitas pengendalian tambahan dalam kelima komponen pengendalian internal dan
melakukan pengujian tambahan atas pengendalian tersebut.

3. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PEMBELIAN

Sebenarnay hampir semua perusahaan yang memerluka audir memiliki sistem


akuntansi yang terkomputerisasi. Oleh karena itu, manajemen akan mengimplementasikan
aktivitas pengendalian dengan menggunakan proses pengendalian yang terprogram.
Dimana ada dua jenis pengendalian internal, yaitu:

Pengendalia umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai
pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer.
Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang
terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran.

Ingat kembali bahwa jika pengendalian umum tidak efektif, maka pengendalian
aplikasi jarang dapat diandalkan. Akhirnya, pertimbangan akan diberikan pada prosedur
yang digunakan auditor untuk:

1. Memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal, serta


2. Melakukan pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaian akhir
atas risiko pengendalian untuk transaksi pembelian.

Dokumen dan Catatan Umum

Secara khusus, sistem EDP dapat mengubah bentuk dokumen atau file catatan umu
yang tercakup dalam siklus pendapatan. Bagi perusahaan yang menggunakan sistem data
base, catatan transaksi akan disimpan dalam suatu database dan auditor perlu memahami
tabel- tabel utama yang menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta
bagaiaman tabel tabel tersebut berkaiatan satu sama lain. Meskipun demikian, dokumen
dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:

Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh
orang atau departemen yang berwenang pada departemen pembelian.
Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual
atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan
tersebut.

14
Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan
jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim
atau jasa yang diberikan, jumlah yag harus dibayar, termin pembayarana, serta tanggal
tagihan tersebut.
Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang
harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang tealh diterima. Formulir
ini digunakna untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban. Banyak
sistem pembelian memerlukan paket voucher yang lengkap sebelum menyetujui
pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salinan permintaan pembelian, pesanan
pembelian, laporan penerimaan, faktur penjualan, dan voucher yang sesuai dengan
semua dokumen yang mendukung transaksi pembelian.
Laporan pengecualian. Laporan yang berisi informasi mengenai transaksi transaksi
yang diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi
komputer.
Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu
batch atau selama hari itu.
Register voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah
mendapat persetujuan untuk dibayar.
File induk pemasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi
mengenai penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dari serta
melakukan pembayaran kepadanya.
File pesanan pembelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang telah
dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.
File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan
yang diterima dari pemasok.
File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah
disetujui atas pembelian yang telah siterima. File ini digunakan untuk mencetak
register voucher dan memutakhirkan file utang usaha, persediaan, serta buku besar.
File induk utang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang belum
dibayar yang telah disetujui. File dapat disusun oleh pemasok. File ini harus
ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali utang usaha.
File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi transaksi yang
belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer.

Fungsi Fungsi

Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi fungsi pembelian berikut:

15
Pengujian pembelian. Pada umumnya suatu transaksi diawali oleh proses pemberian
persetujuan atas transaksi yang akan dilakukan dengan pihak ke tiga yang independen.
Banyak perusahaan yang memisahkan subfungsi subfungsi berikut untuk transaksi
dalam jumlah dolar tertentu. Untuk transaksi yang bernilai lebih kecil, suatu
departemen biasanya memiliki ruang gerak yang bebas dalam mengajukan permintaan
dan memesan barang. Apabila perusahaan memberikan kebebasan yang lebih besar
pada suatu departemen untuk mengawali transasksi, maka biasanya perusahaan itu
berupaya menetapkan anggaran dan tanggung jawab pengendalian yang ketat atas
pengeluaran departemen tersebut.
Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengen
perusahaan lain, yaitu meliputi
Pencantuman nama pemasok dalam daftar pemasok yang telah disetujui.
Proses menyetujui pemasok yang akan mengirimkan barang dan jasa yang
dibutuhkan perusahaan merupakan pengendalian yang penting, terutama dalam
system akuntansi yang mengandalkan pada pengendalian computer. Jika
manajemen, biasanya departemen pembelian, menetapkan pengendalian yang ketat
atas penentuan pemasok yang diotosisasi dalam daftar pemasok yang telah
disetujui, maka karyawan akan sulit melakukan pengajuan pembelian dengan
pemasok fiktif.
Pengajuan kembali permintaan barang atau jasa.
Permintaan pembelian merupakan awal dari jejak transaksi yang
mendokumentasikan bukti dalam mendukung asersi manajemen seperti eksistensi
atau kejadian transaksi pembelian. jadi, dokumen ini menyesiakan bukti tentang
tujuan audit spesifik yang diberi kode EO1 pada gambar 3.2. Permintaan
pembelian biasanya diajukan oleh bagian penyimpanan (gudang) untuk item item
persediaan atau setiap departemen yang bukan ditujukan sebagai persediaan.
Pengendalian penting yang harus dipertimbangankan adalah bahwa seluruh
permintaan memenuhi kebijakan otorisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Sebagian besar perusahaan mengijinkan otorisasi umum untuk kepentingan operasi
rutin, seperti pembelian persediaan dan bahan baku, apabila titik pemesanan
kembali (reorder point) telah tercapai atau untuk item item lainnya yang
tercantum dalam anggaran operasi departemen bersangkutan. Jumlah dollar yang
diijinkan seringkali sikaitkan dengan tingkat atau posisi pagwai dalam perusahaan.
Sebaliknya, kebijakan perusahaan sering kali mensyaratkan otorisasi khusus untuk
pengeluaran modal dan kontrak lease. Pembelian yang bersifat tidak rutin dan lebih

16
tinggi dari segi jumlah dollar biasanya memerlukan otorisasi dari pejabat yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pembelian rutin dan kurang signifikan.
Pembuatan pesanan pembelian.
Departemen pembelian mempunyai kewenangan untuk menerbitkan pesanan
pembelian hanya setelah menerima permintaan pembelian yang disetujui dengan
benar. Pembuatan pesanan pembelian merupakan kelanjutan dari proses
pemrakarsaan transaksi. Peran pembelian adalah untuk memastikan sumber
pasokan terbaik dan, untuk barang barang yang penting, mendapatkan harga
penawaran yang lebih kompetitif. System yang terkomputerisasi akan memiliki
daftar induk pemasok yang telah disetujui dalam daftar harga terbaru dari semua
barang yang umumnya dibeli perusahaan. Pesanan pembelian akan dilengkapi
dengan informasi dari daftar tersebut.
Pesanan pembelian harus berisi uraian yang jelas mengenai barang dan jasa
yang diinginkan, kuantitas, harga, dan nama serta alamat pemasok. Pesanan
pembelian juga harus diberi nomor dan ditandatangani oleh agen pembelian yang
berwenang (biasanya tanpa informasi mengenai kuantitas), departemen utang
usaha, dan departemen yang mengajukan permintaan itu. Kuantitas yang dipesan
biasanya dihilangkan pada salinan yang dikirimkan pada departemen penerimaan,
sehingga klerk penerimaan dapat melakukan perhitungan yang hati hati ketika
barang diterima. Tergantung pada luas system yang terkomputerisasi, hanya
dokumen hardcopy yang akan menghasilkan pesanan pembelian yang dikirimkan
ke pemasok. Beberapa perusahaan juga mengeliminasi hal ini dengan menggunakan
jaringan computer online dengan pemasoknya.
Pembeian barang dan jasa. Pesanan pembelian yang sah merupakan diotorsasibagi
departemen penerimaan untuk menerima barang yang dikrimkan oleh pemasok.
Penerimaan barang dan jasa ini biasanya membuktikan bahwa suatu transaksi dan
penetapa kewajiban yang telah terjadi. Personel departemen penerimaan harus
membandingkan barang yang diterima dengan uraian yang tercantum pada pesanan
pembelian, menghitung barang, dan memeriksa kemungkinan adanya barang yang
rusak. Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa, yang mencakup:
Penerimaan barang
Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk setiap pesanan yang
diterima, untuk mendokumentasikan bahwa barang telah diterima, dan bahwa
kewajiban telah ditetapkan. Dalam system terkomputerisasi, laporan penerimaan
dapat dibuat dengan menggunkan informasi yang telah tersedia dalam computer

17
dan menambahkan data penerimaan yang sesuai seperti kuantitas yang diterima.
System computer akan membandingkan kuantitas yang dipesan dengan yang
diterima dan membuat laporan pengecualian agar dapat ditindak lanjuti
sebagaimana mestinya.
Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan
Setelah menyerahkan barang ke gudang atau departemen yang mengajukan
permintaan lainnya, klerk penerimaan harus meminta tanda terima. Pencantuman
tanda tangan pada salinan laporan penerimaan memenuhi tujuan ini dan
memberikan bukti lebih lanjut mengenai asersi eksistensi atau kejadian untuk
transaksi pembelian (EO1). Tanda tangan pada salinan penerimaan ini juga
menetapkan tanggung jawab selanjutnya atas barang yang dibeli. Pemisahan fungsi
penyimpanan barang yang diterima sebagai persediaan dari fungsi lainnya yang
terlibat dalam pembelian dapat mengurangi risiko terjadinya pembelian yang tidak
terotorisasi adalah penyalahgunaan barang. Perusahaan harus menyimpan barang di
tempat yang aman dengan akses yang terbatas dan diawasi secara memadai.
Kebanyakan system ini persediaan perpetual yang terkomputerisasi akan
memungkinkan manajemen pergudangan untuk mengawasi persediaan menurut
lokasi tertentu di gudang.
Pencatatan kewajiban. Penerimaan barang atau jasa biasanya menetapkan suatu
kewajiban bagi perusahaan untuk menyelesaikan transaksi. Akuntansi akrual
mensyaratkan pencatatan kewajiban. Banyak perusahaan membuat voucher, yaitu
suatu dokumen internal, untuk mengakui kewajiban dan mencatatnya dalam jurnal
pembelian atau asersi atau tujuan spesifik yang berkaitan meliputi hal hal berikut:
Menetapkan kesesuaian antara rincian dalam voucher dengan faktur penjual serta
laporan penerimaan dan pesanan pembelian yang bersangkutan (EO1, C1, VA1).
Membandingkan tanggal laporan penerimaan dengan tanggal pencatatan voucher.
Kedua tanggal tersebut harus berada pada periode akuntansi yang sama (EO1, C1)
Melaksanakan pengecekkan yang independen atas keakuratan matematis dari setiap
voucher dan faktur pemasok pendukung (VA1)
Menentukan bahwa semua voucher telah dibukukan dan diikhtisarkan secara tepat
dalam catatan akuntansi (VA1)
Menetapkan bahwa voucher mencerminkan kewajiban perusahaan dengan cara
menunjuk seseorang untuk memberi persetujuan atas pembayaran voucher (EO1,
RO1)
Memberikan kode atas distribusi akun, dengan menunjukkan akun aktiva atau
beban yang harus didebet, ke voucher tersebut (PD1).

18
Dokumen pendukung harus segera distempel, dilubangi, atau dibubuhi tanda
lainnya agar dokumen tersebut tidak bias digunakan lagi untuk mengajukan
permintaan pembayaran (EO1).
Pengakuan formal oleh perusahaan atas kwajiban hukum, yang meliputi:
Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban
Dalam suatu system voucher, voucher merupakan dokumen bernomor urut yang
berhubungan dengan pencatatan kewajiban dalam jurnal atau register voucher.
Biasanya departemen utang usaha bertanggungjawab untuk memastikan bahwa
pembelian telah dicatat secara akurat.
Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.

Setiap fungsi penting itu harus diberikan kepada orang atau departemen yang
berbeda. Hal ini merupakan pemisahan tugas yang klasik dengan memisahkan
otorisasi atas transaksi, penyimpanan aktiva, dan pencatatan transaksi. Dengan struktur
semacam ini, pekerjaan seorang pegawai atau departemen dapat menyediakan
pengecekkan yang independen terhadap ketepatan pekerjaan yang dilakukan oleh
orang atau departemen lainnya.

4. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGELUARAN KAS

Dokumen Dan Catatan Umum

Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi


pengeluaran kas meliputi hal hal berikut:

Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukkan
pada perintah tersebut yang kepada payee.
Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari
bersangkutan.
File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada
pemasok dan pihak lainnya. File ini digunakan untuk membuat pemostingan ke file
induk utang usaha dan buku besar.
Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek yang
diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya.

Fungsi Fungsi

19
Fungsi pengeluaran kas (cash disbursement function) adalah proses dimana
perusahaan akan memberikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi
pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran kewajiban secara simultan dan pencatatan
pengeluaran kas

Pembayaran Kewajiban Dan Pencatatan Pengeluaran

Biasanya bendahara atau fungsi manajemen kas bertanggung jawab untuk


menentukan voucher yang belum dibayar agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuh
temponya. Semua pembayaran harus dilakukan dengan cek. Computer dapat deprogram
untuk memilih voucher voucher yang jatuh tempo setiap hari dari file induk utang usaha
dilaporkan ini akan direview untuk menentukan utang mana yang harus dibayar, dengan
mempertimbangkan posisi kas perusahaan. Pengendalian atas pembuatan dan
penandatanganan cek serta tujuan audit spesifik terkait mencakup hal hal berikut:

Pejabat yang berwenang didepartemen keuangan harus bertanggung jawab atas


penandatanganan cek bernilai besar (EO2).
Pengendalian yang terprogram atas cek untuk menentukan bahwa setiap cek telah
dicocokkan secara tepat dengan voucher yang belum dibayar yang disetujui dan nama
penerima pembayaran serta jumlah dalam cek telah sesuai dengan voucher (EO2,
VA2).
Pengendalian yang terprogram akan membatalkan nomor voucher setelah voucher
tersebut dibayar, dan mereview file voucher yang telah dibayar untuk mencegah
voucher tersebut dibayar dua kali (EO2).
Untuk mengurangi risiko pencurian atau perubahan, departemen pengendali produksi
cek harus mengendalikan cek pengiriman tersebut (EO2).
Tidak ada cek yag diterbitkan berupa cek tunai atau cek atas unjuk dan tidak ada
blanko cek yang harus diterbitkan (EO2, VA2, PD2).
Cek bernomor urut harus digunakan dan dipertanggung jawabkan (C2).
Akses ke blanko cek dan cap tanda tangan harus dibatasi kepada pejabat yang
diotorisasi.

File transaksi pengeluaran kas dibuat ketika cek yang telah dibuat digunakan untuk
memutakhirkan file induk utang usaha dan akuntansi buku besar. Program pemutakhiran
ini juga menghasilkan jurnal pengeluaran kas dan ikhtisar buku besar yang akan diteruskan

20
ke akuntansi. Pengendalian atas pengeluaran atas pengeluaran kas meliputi hal hal
berikut:

Total run to run membandingkan saldo awal file pengeluaran kas ditambah transaksi,
dengan saldo akhir yang diperkirakan dalam file transaksi pengeluaran kas yang telah
dimutakhirkan serta file induk utang usaha.
Pengecekkan yang independen atas kesesuaian total cek yang diterbitkan dengan batch
voucher yang diproses untuk pembayaran (EO2, C2,VA2).
Pengecekkan yang independen oleh supervisor akuntansi atau keseuaian jumlah yang
dijurnal dan dibukukan ke utang usaha dengan ikhtisar cek yang diterima dari
bendahara (EO2, C2,VA2).
Rekonsiliasi bank secara independen (EO2, C2,VA2).

Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian

Pengujian pengendalian merupakan cara untuk menilai keefektifan pengendalian


internal. Sifat dan luas pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik dengan
penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan auditor. Penilaian tingkat risiko
pengendalian yang lebih rendah akan membutuhkan bukti yang lebih kompeten tentang
keefetifan operasi pengendalian internal. Bukti mengenai keefektifan pengendalian internal
dapat diperoleh ketika auditor memperoleh pemahaman atau melalui pengujian
pengendalian spesifik.

Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian


substantif untuk piutang usaha ini yaitu :

1. Konfirmasi Piutang

Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara


langsung antara pelanggan dan auditor. Pertimbangan yang relevan
dalam melakukan pengujian substantif adalah :

Prosedur audit yang berlaku umum

Formulir konfirmasi

Penentuan waktu dan luas permintaan konfirmasi\

21
Pengendalian atas permintaan konfirmasi

Disposisi pengecualian

Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab

Memeriksa penagihan berikutnya

Memvouching faktur-faktur terbuka yang berisi saldo

Mengikhtisarkan dan mengevaluasi hasil

Aplikabilitas asersi

2. Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Pengujian saldo ini meliputi :

Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk


menjumlah secara vertikal dan menjumlah ke samping neraca
saldo umur piutang usaha serta mencocokkan totalnya dengan
saldo buku besar .

Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum


pada kategori umum dalam neraca saldo.

Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah


yang telah jatuh tempo.

Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk


menghitung komponen penyisihan yang diperlukan pada setiap
kategori umur dan kelayakan penyisihan secara keseluruhan.

Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih


dengan pengalaman berikutnya dan manfaat melihat kembali
pengalaman sebelumnya.

22
IV. LATIHAN

1. Jelaskan sifat silus pengeluaran dan identifikasi kelompok transaksi


utama dalam siklus tersebut ?
2. Sebutkan tujuan audit untuk transaksi dan saldo siklus pengeluaran
yang berkaitan dengan setiap katagori sersi laporan keuangn
3. Sebutkan fungsi-fungsi yang berlaku untuk transaksi pembelia !
4. Bagaimana pengeluaran kas diotorisasi ?
5. Bagaimana pengecekan independen yang tepat ?

V. RANGKUMAN
Transaksi saldo atas siklus pengeluaran menghadirkan banyak
sekali tantangan bagi auditor. Auditor harus menggunakan
pemahamannya tentang bisnis dan industri klien untuk memahami
pentingya siklus pengeluaran bagi perusahaan. Hal ini akan membantu
auditoer dalam memahami resiko bisnis klien, mengevaluasi apakah
manajemen telah memisahkan resiko tersebut secara memadai,
merancang oengujian audit yang tepat, dan mengevaluasi jasa bernilai
tambah yang potensial

VI. TES FORMATIF

1. Pada saat barang diterima, komputer akan membandingkan informasi


penerimerimaan dengan informasi mana dari dokumen berikut dan
menghasilkan laporan pengecualian atas setiap perbedaan ?
a. Industri tentang pesanan pembelian dan permintaan pembelian
b. Informasi tentangfaktur pemasok
c. Informasi tentang dokumen pengirim pemasok dan pesanan
pembelian
d. Informasi tentang dokumen pengirim pemasok dan faktur
pembelian

23
2. Pengendalian internal akan jadi semakin baik apabila kuantitas barang
dagang yang dipesan dihilangkan dari informasi pembelian yang dapat
diakses melalui komputer oleh...
a. Departeman yang mengajukan permitaan
b. Departemen penerimaan
c. Agen pembelian
d. Departemen hutang usaha
3. Mana dari prosedur pengendalian berikut yang biasanya tidak dlakukan
dalam departemen hutang voucher
a. Menentukan keakuratan matematis dan faktur pemasok
b. Orang yang berwenang menyetujui vocher
c. Mengendalikan penerimaan cek dan bukti penerimaan uang
d. Mencocokkan laporan penerimaan dengan pesanan pembelian

VII. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

VIII. KUNCI TES FORMATIF


1.
2.
3.
4.
5.

24
DAFTAR PUSTAKA

William C. Boynton, Raymon N. Johnson, dan Walter G. Kell. 2003. Modern


Auditing (Eds. Ke 7, jilid 2). Jakarta: Erlangga.

25

Anda mungkin juga menyukai