Anda di halaman 1dari 3

Solved Problems (taken from tutorials)

Tutorial #2

A terhitung A = {x1, x2, x3, }


A~N
ada korespondensi satu-satu antara A dan N

1. a. Tentukan fungsi bijektif f : N Z untuk membuktikan Z terhitung


Jawab:
Didefinisikan fungsi f : N Z dengan aturan
n +1
2 , n = 1, 3, 5,...
f (n ) =
n 2 , n = 2, 4, 6,...
2
(note that, image of f must be in Z and its domain in N, quite clear for this case. Unless, we have to define
another different functions)
Sebagai contoh,
1 1 20
3 2 41
Jadi, f fungsi bijektif.
Oleh karena itu, Z ~ N. Dengan kata lain, Z terhitung.

b. Tentukan fungsi bijektif h : Z N


Jawab:
Perhatikan bahwa domain h adalah Z dan image-nya ada di N. Didefinisikan fungsi h dengan
aturan sebagai berikut:
(2 x + 1), x = 1, 2, 3,...
h( x ) =
(2 x + 1), x = 0,1, 2, 3,...
Terlihat h bijektif.

2. Misal fungsi f : N A bijektif dan g : N B bijektif. Tentukan fungsi bijektif h : N A B.


Jawab:
Didefinisikan fungsi h dengan aturan sebagai berikut:
n +1
f 2 , n = 1, 3, 5,...

h( n ) =
g n , n = 2, 4, 6,...
2
Jadi, A = {f(1), f(2), f(3),}
dan B = {g(1), g(2), g(3),}

3. Misal fungsi f : A N bijektif dan g : B N bijektif. Tentukan fungsi bijektif h : A x B N.


Jawab:
Didefinisikan fungsi h dengan aturan

Real Analysis Compiled by : Khaeroni, S.Si ______________________________________________________________________1


h ( a , b ) = 2 f ( x )1.3 g ( x )1 ,( x , y ) A B
1
= .2 f ( x ).3 g ( x )
6
atau, didefinisikan fungsi
f1 : A x B N1, N1 N dengan aturan
f1<(x, y)> = 2 f ( x ).3 g ( x )
dan
f2 : N1 N
Kemudian pilih
h = f 2 D f1

4. Misalkan A himpunan tak hingga, B terhitung dan A B = .


Tentukan fungsi bijektif f : A B A.
Jawab:
B terhitung B = {b1, b2, b3, . . .}
Karena A tak hingga, maka A memuat D yang terhitung. Jadi, D = {d1, d2, d3, }
Sebagai ilustrasi perhatikan gambar berikut:

A B

Diperoleh,
A = (A ~ D) D
A B = (A ~ D) (D B)

Didefinisikan fungsi f : A B A dengan aturan


x, x A ~ D

f ( x ) = d 2 n , x = bn
d , x = d
2 n 1 n

Sebagai catatan, nilai fungsi f di atas, harus berada di (A ~ D) atau D.


Untuk definisi pertama, jelas x A ~ D, maka pasti x D. Jadi, langsung didefinisikan f(x) = x.
Untuk definisi kedua dan ketiga, bisa dipertukarkan. Karena daerah hasilnya pasti berada di D yang
notabene subset A. Jadi, hasilnya pasti di A. Jika x = bn, berarti daerah asalnya dari B. Jika x = dn
berarti daerah asalnya dari D (yang juga di A).

5. Buktikan bahwa X ( Y Z ) ( X Y ) Z dan ada korespondensi satu-satu antara keduanya


dengan X Y Z .
Bukti:
Pertama, dibuktikan bahwa X ( Y Z ) ( X Y ) Z .
Perhatikan bahwa
a X ( Y Z ) a X {( y , z )| y Y , z Z} a {( x ,( y , z ))| x X ,( y , z ) Y Z}
Jadi, a = (x1, (y1, z1)) dengan x1 X dan (y1, z1) Y x Z.
Di lain pihak,
b ( X Y ) Z b {( x , y )| x X , y Y } Z b {(( x , y ), z )|( x , y ) X Y , z Z}
Jadi, b = ((x1, y1), z1) dengan (x1, y1) X x Y dan z1 Z.
Terlihat, untuk setiap x1 X, y1 Y, dan z1 Z, (x1, (y1, z1)) ((x1, y1), z1) sebab x1 (x1, y1) dan

Real Analysis Compiled by : Khaeroni, S.Si ______________________________________________________________________2


(y1, z1) z1. Jadi, X ( Y Z ) ( X Y ) Z .
Kedua, dibuktikan terdapat korespondensi satu-satu antara X ( Y Z ) dan ( X Y ) Z
dengan X Y Z .
Didefinisikan fungsi f : X ( Y Z ) X Y Z dengan aturan
f ( x 1 ,( y1 , z 1 )) = ( x 1 , y1 , z 1 )
dan fungsi g : ( X Y ) Z X Y Z dengan aturan
g (( x 1 , y1 ), z 1 ) = ( x 1 , y1 , z 1 )
Maka f dan g merupakan fungsi bijektif antara kedua-nya dengan X Y Z .

6. Dengan menggunakan sifat terurut rapi (well-ordering), buktikan kebenaran prinsip induksi
matematika, yaitu:
Misal : P(1) benar dan memenuhi
P(k) P(k + 1) benar
maka P(n) benar n N
Bukti :
Andaikan n N sehingga P(n) salah
Tinjau S = {n N | P(n) salah}
Berdasarkan prinsip terurut rapi dari N maka ada m terkecil dari S.
Karena P(1) benar, maka 1 S. Sehingga m > 1. Jadi m 1 N.
Karena m terkecil dari S, maka m 1 S.
Karena m 1 S maka P(m 1) benar.
Dari hipotesis induksi, k = m 1, maka p(k + 1) = P(m) benar. Jadi m S. Padahal m elemen terkecil
S. Kontradiksi. Jadi haruslah P(n) benar n N.

7. Buktikan [0, 1] tidak terhitung.


Bukti:
Andaikan [0,1] terhitung, maka [0, 1] sama dengan daerah hasil suatu barisan. Misalkan,
[0, 1] = {x1, x2, x3, }
Diambil bentuk desimal dari xi, yaitu:
x1 = 0,a11a12a13
x2 = 0,a21a22a23
x3 = 0,a31a32a33

xn = 0,an1an2an3ann
Didefinisikan
y = 0,b1b2b3bn
dengan bn ann dan bi {1, 2, 8}, i = 1, 2, 3,
Jelas y [0,1]. Artinya k N sehingga y = xk
Di lain pihak, karena bn ann dan bi tidak pernah 0 atau 9, maka y unik n N.
Akibatnya y xn, n N. Kontradiksi dengan k N sehingga y = xk.
Jadi [0,1] terhitung.

Real Analysis Compiled by : Khaeroni, S.Si ______________________________________________________________________3

Anda mungkin juga menyukai