Anda di halaman 1dari 2

Kelumpuhan/disabilitas adalah salah satu gejala umum yang dialami pasien

stroke, kelumpuhan terjadi pada salah satu sisi tubuh yang berlawanan dengan
sisi otak yang mengalami kerusakan akibat stroke, kelumpuhan dapat berupa
hemiparesis atau hemiplegia. Keadaan ini dapat mempengaruhi wajah, lengan
dan kaki atau seluruh sisi tubuh sehingga pasien mengalami kesulitan dalam
melakukan kegiatan sehari hari seperti berjalan atau memegang benda (National
Institut of Neurological Dissorder and Stroke [NINDS], 2008 ).

Menurut Price & Wilson (2006:1118), gambaran klinis utama yang berkaitan
dengan insufisiensi arteri ke otak akibat stroke iskemik disebut sindrom
neurovaskular, diantaranya :

a. Arteri karotis interna (sirkulasi anterior : gejala biasanya unilateral)


Cabang-cabang arteria karotis interna adalah arteria oftalmika, arteria
komunikantes posterior, arteria koroidalis anterior, arteria serebri anterior,
arteria serebri media. Dapat timbul berbagai sindrom diantaranya
kebutaan satu mata, gejala sensorik dan motorik di ektermitas kontra
lateral karena insufisiensi arteria serebri media. Bila lesi terjadi di daerah
antara arteria serebri anterior dan media atau arteria serebri media ,
gejalanya mula mula pada ekstremitas atas (misalnya, tangan lemah,
baal).
b. Arteria serebri media (tersering)
Gejalanya adalah hemiparesis atau monoparesis kontralateral (biasanya
mengenai lengan), kadang-kadang hemianopsia (kebutaan) kontralateral,
afasia global (apabila hemisfer dominan terkena): gangguan semua fungsi
yang berkaitan dengan bicara dan komunikasi dan disfasia.
c. Arteri Serebri Anterior
Gejalanya adalah kebingungan, kelumpuhan kontralateral yang lebih besar
di tungkai, lengan proksimal juga mungkin terkena, gerakan volunteer
tungkai yang bersangkutan terganggu, deficit sensorik kontralateral,
Demensia, gerakan menggengam, reflex patologik (disfungsi lobus
frontalis).
d. Sistem Vertebrobasilar (sirkulasi posterior : manifestasi biasanya bilateral)
Gejalanya adalah kelumpuhan disatu sampai ke empat ekstremitas,
meningkatnya reflek tendon, ataksia, tanda babinski bilateral, tremor,
vertigo, disfagia, disartria, sinkop, stupor, koma, pusing, gangguan daya
ingat, disorientasi, gangguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis)
tinitus, gangguan pendengaran, rasa baal di wajah, mulut atau lidah.
e. Arteri serebri posterior (di lobus otak tengah atau thalamus)
Gejalanya adalah koma, hemiparesis kontralateral, afasia visual atau
aleksia.

Gejala neurologik yang timbul akibat stroke di otak bergantung pada berat
ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Gejala utama stroke
iskemik akibat thrombosis serebri ialah timbulnya defisit neurologik secara
mendadak /sub akut, didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat
atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun (Harsono, 2007:88).
Kematian jaringan otak pada pasien stroke dapat menyebabkan hilangnya fungsi
yang dikendalikan oleh jaringan tersebut, salah satu gejala yang ditimbulkan
adalah kelemahan otot pada anggota gerak tubuh (Wiwit, 2010). Gangguan fisik
Stroke seperti kelemahan otot, nyeri, dan spastisitas dapat menyebabkan
penurunan kemampuan untuk menggunakan ekstremitas atas yang terkena
stroke dalam aktivitas sehari-hari, keadaan ini membuat seseorang menghindari
menggunakan lengan dan tangan yang terkena stroke, tidak menggunakan
lengan yang terkena stroke dapat menyebabkan kelemahan atau kehilangan
kekuatan otot, penurunan rentang gerak dan keterampilan motorik halus (Eng &
Harris, 2009).

http://erepo.unud.ac.id/10115/3/f0dd66999a20cccb8059f413bbdf8e23.pdf

Anda mungkin juga menyukai