PENDAHULUAN
Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500
juta dengan usia rata rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025
akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat
pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari pada tahun
1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia di atas 50 tahun
sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi Ledakan
penduduk lanjut usia.
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap orang lanjut usia di
Indonesia yang dilakukan oleh Prof. Dr.R. Boedhi Darmojo, terjadi
peningkatan jumlah lanjut usia yang sangat signifikan seperti terlihat dalam
tabel berikut:
Tabel 1.1 Demografi Orang Lanjut Usia di Indonesia
Tahun 1980 1985 1990 1995 2000 2020
Total penduduk (55 tahun 148 165 183 202 222
ke atas)
a. Total (juta) 11,4 13,3 16 19 22,2 29,12
b. Persentase (%) 7,7 8 8,7 9,4 10 11,09
Harapan hidup 55,30 58,19 61,12 64,05 65-70 70-75
Menurut penelitian Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo
Berdasarkan Data pada Biro Pusat Statistika dan beberapa sumber lain,
dapat diketahui jumlah dan prosentase populasi lansia di Indonesia pada
tahun 1971 2020 sesuai pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2 Jumlah dan Persentase Populasi Lansia Indonesia 1971 2020
1.3 Manfaat
Adapun manfaat praktek keperawatan gerontik adalah:
1) Sebagai lahan penerapan asuhan keperawatan gerontik bagi
mahasiswa.
2) Membantu meningkatkan status kesehatan lansia melalui pendekatan
praktek keperawatan.
Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep teori yang memuat:
Konsep Lansia, Konsep Penyakit Post Operasi Katarak dan Konsep Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Post Operasi Katarak.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain
adalah: minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak
sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang
dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang
lain.
2) Permasalahan khusus :
a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah
baik fisik, mental maupun sosial.
b) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia
2.1.5 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
1) Hereditas atau ketuaan genetik
2) Nutrisi atau makanan
3) Status kesehatan
4) Pengalaman hidup
5) Lingkungan
6) Stres
3) Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya (Maslow, 1970)
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan
Zentner, 1970)
2.1.7 Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia
Menurut the National Old Peoples Welfare Council , dikemukakan 12
macam penyakit lansia, yaitu :
1) Depresi mental
2) Gangguan pendengaran
3) Bronkhitis kronis
4) Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.
5) Gangguan pada koksa / sendi pangul
6) Anemia
7) Demensia
2.2.2 Etiologi
1) Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis
2) Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar
oleh sinar X atau benda benda radioaktif.
3) Penyakit mata seperti uveitis.
4) Penyakit sistemis seperti DM.
5) Defek kongenital
2.2.3 Patofisiologi
Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya
keseimbangan atara protein yang dapat larut dalam protein yang tidak
dapat larut dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi peningkatan
jumlah protein yang tdak dapat diserap dapat mengakibatkan penurunan
sintesa protein, perubahan biokimiawi dan fisik dan protein tersebut
mengakibatkan jumlah protein dalam lens melebihi jumlah protein dalam
lensa melebihi jumlah protein dalam bagian ynag lain sehingga
membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan nama katarak. Terjadinya
penumpukan cairan/degenerasi dan desintegrasi pada serabut tersebut
menyebabkan jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan
penglihatan.
2.3.3 Perencanaan
1) Nyeri akut
a) Tujuan: nyeri teratasi
b) Kriteria hasil: klien melaporkan penurunan nyeri progresif dan
penghilangan nyeri setelah intervensi.
c) Intervensi:
Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan
penghilangan nyeri yang efektif.
Rasional: Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan
terapi.
Jelaskan bahwa nyeri dapat akan terjadi sampai
beberapa jam setelah pembedahan.
Rasional: Nyeri post op dapat terjadi sampai 6 jam post op.
Lakukan tindakan penghilanagn nyeri non invasif atau
non farmakologik, seperti berikut;
- Posisi: tinggikan bagian kepala tempat tidur, berubah
ubah antara berbaring pada punggung dan pada sisi
yang tidak dioperasi.
- Distraksi
- Latihan relaksasi
Rasional: beberapa tindakan penghilang nyeri non invasif
adalah tindakan mandiri yang dapat dilaksanakan perawat
dalam usaha meningkatkan kenyamanan pada klien.
Berikan dukungan tindakan penghilangan nyeri
dengan aalgesik yang diresepkan.
Rasional: Analgesik mambantu dalam menekan respon nyeri
dan menimbulkan kenyamanan pada klien.
Beritahu doker jika nyeri tidak hilang setelah jam
pemberian obat, jika nyeri disertai mual atau jika anda
memperhatikan drainase pada pelindung mata.
Rasional: Tanda ini menunjukkan peningaktan tekanan intra
okuli (TIO) atau komplikasi lain.
2.3.4 Pelaksanaan
Disesuaikan dengan intervensi yang telah ditetapkan serta
keadaan umum klien.
2.3.5 Evaluasi
Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan, menggunakan
metode SOAP.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN LANSIA IBU JAIKEM DENGAN POST OPERASI KATARAK
DI WISMA PANDU, PSTW BAHAGIA MAGETAN
TANGGAL 03 07 DESEMBER 2001
3.1 Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2001 pada pukul
11.30 WIB samapi dengan selesai pada pukul 12.30 WIB.
3.1.1 Pengumpulan data
1) Data biografi klien
a) Nama : J A I K E M
b) Tempat dan tanggal lahir: Bojonegoro, 1916
c) Pendidikan terakhir: tidak sekolah
d) Agama: Islam
e) Satus perkawinan: janda meninggal tanpa anak
f) TB/BB: 140 cm / 33 kg
g) Penampilan umum: bersih dan rapi, tubuh kurus, ramah.
h) Ciri ciri tubuh: jalan masih tegak, rambut sebagian memutih.
i) Alamat: Sepanjang, Surabaya
j) Orang yang dekat dihubungi: adik klien
k) Hubungan dengan klien: adik kandung.
2) Riwayat keluarga
Keterangan:
= laki - laki = klien Ibu Jaikem
= perempuan = Tinggal sendiri di panti
= meninggal
3) Riwayat pekerjaan
Pekerjaan saat ini: -- Pekerjaan sebelumnya: tukang pijat keliling,
sumber sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan: --
4) Riwayat lingkungan hidup
Klien tinggal di Wisma Pandu, 1 kamar berdua dengan Ibu
Darmiatun. Kondisi kamar cukup bersih, peralatan makan tertata rapi
di atas meja, tidak ada pakaian kotor yang menumpuk atau
tergantung, kondisi tempat tidur cukup bersih. Pertukaran udara an
cahaya matahari cukup bersih. Tingkat kenyamanan dan privacy
cukup terjamin. Klien juga punya tongkat 1 buah, tapi jarang
digunakan.
5) Riwayat rekreasi
Klien mengaku sering jalan jalan kewisma wisma yang lain untuk
menengok teman temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga
mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan senam lansia
setiap hari Selasa dan Kamis serta kegiatan rekreatif setiap hari
Rabu, karena ada hiburan serta kesempatan bertemu dengan teman
temannya yang lain.
6) Sistem pendukung
Di panti ada seorang perawat lulusan SPK dan panti telah
mengkibatkan kerjasama sistem rujukan dengan puskesmas
pembantu Candirejo serta RSUD Magetan. Serta keberadaan teman
sekamar klien yang sangat memperhatikan kondisi klien sangat
membantu pegawasan kesehatan klien.
7) Deskripsi kekhususan
Klien semenjak bulan puasa, rajin puasa setiap hari dan sampai har
ini belum pernah gagal puasa. Sholat 5 waktu juga dilaksanakan oleh
klien secara rutin, bahkan shalat tarawih pun dilaksanakan setiap hari
di musholla.
8) Status kesehatan
Klien mengatakan penglihatannya mulai terasa kabur sejak lebih
kurang 3 tahun yang lalu. Klien juga mengatakan tidak menderita
penyakit lain, klien merasa seat sehat saja. Semenjak operasi klien
mengeluh nyeri pada mata kiri, mata kiri terasa panas, berair, nyeri
terasa sampai menyebar ke kepala.
Provokative : Nyeri dirasa setelah klien terpapar sinarmatahari
langsung atau baru bangun tidur.
Quality : Nyeri dirasakan menyebarsampai ke kepala
disertai mata kiri terasa panas dan berair.
Region : Nyeri terasa pada mata kiri menyebar sampai
kepala
Severity scale : Bila nyeri kambuh, klien mengatakan sulit tidur.
Timming : saat bangun tidur dan setelah terpapar sinar
matahari langsung.
Klien post op 16 hari yang lalu dan telah banyak mendapatkan
informasi dari perawat panti serta pendamping wisma yang bertugas
mengenai perawatan luka pada post operasi serta pantangan
pantangan yang harus diperhatikan oleh klien. Tetapi setelah
dilaksanakan pengkajian , terlihat banyak sekret yang menumpuk
pada mata kiri dan ternyata klien belum memahami beberapa
pantangan yang arus dijalaninya.
Obat obatan: bila nyeri biasanya perawat memberikan Gentamycin
Salp 3x1
Satus imunisasi: --
Alergi terhadap obat obatan, makanan maupun zat paparan lain
seperti debu, cuaca tidak ada pada klien.
9) A D L (activity daily living)
Berdasarkan indeks KATZS, pemenuhan kebutuhan ADL klien diskor
dengan A karena berdasarkan pengamatan mahasiswa, klien mampu
memenuhi kebutuhan makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil
dan berpakaian secara mandiri.
Kebutuhan istirahat tidur kadang kadang terganggu bila nyeri pada
luka post operasi kambuh. Pada pengkajian personal hygiene tampak
penumpukan sekret pada mata kiri klien.
Psikologis kien meliputi:
Persepsi klien terhadap penyakit: klien merasa wajar
karena umurnya sudah tua.
Konsep diri baik karena klien mampu memandang
dirinya secara positif dan mau menerima kehadiran orang lain.
Emosi klien stabil
Kemampuan adaptasi klien baik, terlihat daris
eringnya klien mengunjungi teman temannya di wisma yang
lain.
Mekanisme pertahanan diri: klien mengnaggap
kehidupan di luar panti sudah tidak menarik lagi baginya, klien
ingin menghabiskan hari tuanya di panti. Klien mengatakan
senang tinggal di panti karena mendapatkan keteraturan dalam
hal makan, istirahat dan kebutuhan lain terpenuhi.
10)Tinjauan sistem
a) Keadaan umum: baik, klien tampak bersih.
b) Tingkat kesadraan : CM (compos mentis)
c) Skala koma glasgow: 15
d) Tanda tanda vital: N: 76 x/mnt; S: 36,8 0C, RR: 18 x/mnt; TD:
130/80 mmHg.
e) Sistem kardiovaskuler:
- Inspeksi: keadaan umum terlihat baik
- Palpasi: Tidak ada pelebaran pembuluh darah dan
pembesaran jantung.
- Perkusi: Tidak ada suara redup, pekak atau suara
abnoral lain.
- Auskultasi: Irama jantung teratur, tidak ada suara lain
menyertai.
f) Sistem pernafasan:
- Inspeksi: dada ka/ki terlihat simetris, pergerakan otot
dada (-)
- Palpasi: Tidak ada pembesaran abnormal, iktus kordis
teraba.
- Perkusi: Suara paru ka/ki sama dan seimbang
- Auskultasi: Suara pekak, redup, wheezing (-)
g) Sistem integumen
Inspeksi: tekstur kulit terlihat kendur, keriput(+), peningkatan
pigmen (+), dekubitus (-), bekas luka (-). Palpasi: turgor kulit baik.
h) Sistem perkemihan
Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi, frekuensi
3-4 x/hari, jumlah baias (100 cc). Ngompol (-)
i) Sistem muskuloskletal
ROM klien baik/penuh, klien seimbang dalam berjalan,
osteoporosis (-), kemampuan menggenggam kuat, otot
ekstremitas ka/ki sama kuat, tidak ada kelainan tulang, atrofi dll.
j) Sistem endokrin
Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi: tidak
ada pembesaran kelenjar.
k) Sistem immune
Klien mengatkan belum pernah disuntik imunisasi, sensitivitas
terhadap zat alergen (-), riwayat penyakit berkaitan dengan
imunisasi, klien mengatakan tidak tahu.
l) Sistem gastrointestinal
Klien hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan dari dapur
umum panti ditambah dengan kadang kadang minum kopi. Klien
mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan
pendamping wisma tanpa keluhan mual. Klien mengatakan
tinggal di panti membuatnya makan teratur 3x/hari dengan snack
2x/hari dan tambahan susu, teh atau kopi sehingga klien
merasakan badannya lebih gemuk semenjak tinggal di panti. BB
sekarang: 33 kg, keadaan gigi klien: sudah ompong semuanya,
klien mengatakan tidak ada kesulitan menelan an mengunyah
makanan.
m) Sistem reproduksi
Klien mengatakan tidak punya anak dari hasil pernikahannya,
riwayat berhenti menstruasi lebih kurang 30 tahun yll.
n) Sistem persyarafan
Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil. Respon
klien terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan
jelas, suara pelo (-), bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa
dan bahasa Indonesia. Interpretasi klien terhadap lawan bicara
cukup aik.
Keadaan mata kiri tampak penumpukan sekret, penglihatan agak
kabur tetapi klien mampu pergi ke wisma lain tanpa bimbingan
orang lain atau menggunakan tongkat dan klien juga mampu
mengikuti kegiatan senam dengan baik. IOL (+), hiperemis (+).
Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50 mtr. Kemampuan
pendengaran agak menurun sehingga lawan bicara harus
berbicara agak keras supaya klien mendengar.
DO:
2. - Mat
a kiri berair, hiperemis(+) Peningkatan Resiko infeksi
- IOL kerentanan
(+) skunder terhadap
interupsi
DS: pembedahan
- Klie katarak.
n mengatakan mata kiri
terasa nyeri, panas dan nyeri
menyebar sampai ke kepala.
- Klie
n mengatakan mata kirinya
terus berair dan
mengeluarkan kotoran.
3.
DO: Keterbatasan Resiko cidera
- Sekr penglihatan.
et pada mata kiri (+).
- Mat
a kiri berair(+)
- Riw
ayat post op katarak 16 hari
yll.
DS:
- Klie
n mengatakan matanya
terasa kabur sejak 3 tahun
yang lalu.
- Klie
n mengatakan usianya
sudah 85 tahun.
DO:
- Klie
n berjalan tegap, cara
berjalan seimbang tapi
ragu ragu.
- Klie
n mampu melihat dalam
jarak pandang 50 mtr.
Tindakan ini dapat
mengurangi resiko
terjatuh.
3.4 Implementasi
Waktu/tgl Implementasi Evaluasi
4 12 2001 Membe Kl
09.00 rikan HE pentingnya: ien kooperatif.
- Pembat Kl
asan aktifitas. ien berjanji akan
- Asupan selalu mengahbiskan
gizi dan minum yang porsi
memadai (makan 1 porsi makanannya.Klien
habis). banyak bertanya
- Mengur tentang nyeri yang
angi paparan terhadap dirasakannya.
5 12 2001 sinar matahai atau kontak
09.30 langsung dengan benda
alergen. Kl
ien marapikan meja
Mengev kecil di samping
aluasi lingkungan kamar tidur tempat tidur.
klien: Kl
- Penem ien menata barang
patan benda benda di barang (gelas, piring,
meja. sendok) di atas tempat
- Kebersi tidur.
han lantai kamar. G
- Memas orden telah terpasang.
5 12 2001 ang gorden untuk
11.00 La
mengurangi paparan
ntai kamar disapu dan
terhadap snar matahari.
dipel oleh petugas.
Kl
ien bersemangat
belajar memebrsihkan
Mengaj sekret mata.Klien
dapat meneteskan
arkan teknik perawatan
obat tetes mata sendiri
kebersihan mata:
5 12 2001 dibantu oleh teman
- Cara
12.30 sekamarnya.
membersihkan sekret.
- Cara Kl
meneteskan obat tetes ien sudah punya
mata. kacamata pelindung
- Mengg sinar matahari.
6 12 2001 unakan pelindung mata
09.00 bila keluar wisma di siang Kl
hari. ien berbaring ke posisi
sebelah kanan,
kadang berganti posisi
Mengat dengan semi fowler.
ur posisi tidur klien
berbaring ke sisi mata yang Kl
tidak dioperasi. ien tampak kesulitan
mengikuti instruksi,
tetapi mau mencoba
Melatih unutk berlatih.
relaksasi untuk mengurangi
rasa sakit pada mata kiri.
3.5 Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Nyeri b/d interupsi S: Klien mengatakan nyeri pada mata
pembedahan katarak pada kiri sudah agak berkurang, klien
mata kiri. sudah dapat istirahat dengan baik.
O: Mata berair (-), kemerahan (-)
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan perencanaan dengan
mengadakan koordinasi dengan
pendamping wisma.
4.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan gerontik merupakan salah satu bagian dari
asuhan keperawatan yang diberikan kepada indivdu atau sekleompok lansia
dalam konteks peran perawat sebagai penerima asuhan keperawatan yang
diberikan secara profesional.
Dalam konteks keperawatan gerontik yang dilaksanakan di Panti
Sosial Tresna Werdha Bahagia Magetan dari tanggal 03 07 Deseber
2001, mahasiswa diberikan tanggung jawab untuk membina satu orang
klien lansia yang memiliki masalah kesehatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan dimulai dari tahap pengkajian sampai pada
tahap evaluasi guna mengetahui perkembangan kesehatan klien lansia
secara komprehensif.
4.2 Saran
1) Bagi institusi pengelola Panti Sosial Tresna Werdha Bahagia
Magetan.
Agar seoptimal mungkin menerapkan konsep pemikiran yang telah
disepakati guna meningkatkan fungsi dan peran panti secara optimal.
2) Bagi pembimbing PSIK FK Unair Surabaya
Agar seoptimal mungkin mengupayakan kehadiran serta
bimbingannya guna membantu mahasiswa menjalani proses praktek
keperawatan gerontik dengan lebih baik sesuai target pencapaian
yang ingin diraih.
3) Bagi mahasiswa sendiri
Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan guna
mnegembangkan konsep asuhan keperawatan gerontik secara
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Afdol. Et all. (1995). Latar Belakang Sosial Ekonomi dan Tingkat Kepuasan
Hidup Lanjut Usia Penghuni Panti Werdha. PPKP lemlit Unair.
Surabaya
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James
Veldman. EGC. Jakarta
Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
1. Analisis Situasi
Klien Ibu Jaikem riwayat operasi katarak pada mata kiri 16 hari yang
lalu. Pada saat pengkajian Ibu jaikem mengeluh mata kiri terasa nyeri
menyebar sampai ke kepala dan terasa panas. Mahasiswa juga melihat
adanya penumpukan sekret pada mata kiri post op, mata kemerahan (+),
keterbatasan penglihatan (+) lk. 50 meter.
2. Latar Belakang
Katarak merupakan suatu penyakit akibat kekeruhan pada lensa
yang mengakibatkan terjadinya penurunna fungsi penglihatan secara
progresif. Pada lanjut usia masalah penyakit katarak merupakan salah satu
penyakit yang umum terjadi pada klien. Untuk mengoptimalkan fungsi
penglihatan klien sehingga klien dapat seaksimal mungkin memenuhi
kebutuhan aktivitas dan pemenuhan kebutuhan sehari hariinya secara
mandiri, maka perlu kiranya dilakukan suatu pendidikan kesehatan agar
klien dapat memahami pentingnya melakukan perawatan mata post operasi
serta mampu melakukan perawatan mata post operasi secara mandiri.
3. Tujuan
3.1 Tujuan umum
Agar klien mampu melakukan perawatan mata post operasi secara
mandiri.
3.2 Tujuan khusus
a) Klien mampu memahami pentingnya melakukan perawatan mata
post operasi secara teratur.
b) Klien mampu mengenal pembatasan aktifitas yang sementara
harus diperhatikan.
c) Klien mampu melakukan perawatan mata secara mandiri.
4. Materi
4.1 Tujuan perawatan mata post operasi
4.2 Pembatasan aktifitas sementara
4.3 Teknik perawatan mata post operasi
5. Metode
Diskusi dan tanya jawab.
6. Kegiatan
No Tahap kegiatan Kegiatan
1. Pembukaan (5) Menyampaikan
salam.
Mengingatkan
kontrak kemarin untuk mengadakan
kegiatan diskusi.
2. Isi dan Menyampaikan
pengembangan (15) tujuan kegiatan.
Menjelaskan tujuan
perawatan mata post operasi
Menjelaskan
pembatasan aktifitas sementara yang
harus dilakukan klien.
3. Penutup (10) Memberi
kesempatan untuk bertanya.
Mengajarkan teknik
perawatan mata post operasi secara
sederhana.
Memberi
kesempatan redemonstrasi
Memberi
kesempatan bertanya.
Menyimpulkan
kegiatan bersama klien.
Menutup kegiatan
denagn ucapan salam.
7. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara lisan dan redemonstrasi.
8. Daftar Pustaka
Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan
Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis dan
Penatalaksanaan gawat Darurat Medis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada
Praktek Klinik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamyc of Aging.
Little Brown and Company. Boston
Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Penyusun,
Mahasiswa PSIK II, Gerbong I,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kertha wara nugraha Nya, atas
berkah dan anugerah Nyalah maka penyusunan laporan individu dengan
judul Peran Perawat Dalam Penanggulangan Masalah Keperawatan Pada
Klien Lansia Ibu Jaikem Dengan Post Operasi Katarak Di Wisma Pandu, PSTW
Bahagia Magetan tanggal 03 07 Desember 2001 ini dapat penulis
selesaikan.
Untuk itu perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih
kepada pihak pihak tersebut di bawah atas segala bimbingan, saran ,
masukan , motivasinya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik,
yaitu:
1. Bapak Joni Hariyanto, SKp dan Ibu Esty Yunitasari,
SKp selaku pembimbing atas masukan dan bimbingannya sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Drs. Fadli Havera beserta seluruh staf
pengelola PSTW Bahagia Magetan atas kesempatan dan ijinnya
sehinggapenulis bisa mengenyam praktek di panti tersebut.
3. Seluruh Pendamping wisma dan pekerja sosial atas
bantuannya baik secara moriil maupun material kepada penulis sehingga
kegiatan praktek keperawatan gerontik ini dapat berjalan dengan baik.
4. Seluruh rekan rekan mahasiswa seangkatan atas
bantuan dan dukungannya sehingga penyusunan laporan ini terselesaikan
tepat waktu.
Tak lupa penulis mohon maaf apabila selama mengenyam praktek
keperawatan gerontk ini, banyak melakukan kesalahan baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja kepada seluruh pihak.
Demikian penghantar ini penulis sajikan, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Atas masukan dan sarannya sangat penulis
harapkan demi perbaikan laporan ini menjadi lebih sempurna.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul..................................................................................... i
Halaman Judul Dalam........................................................................... ii
Kata Pengantar.................................................................................. iii
Daftar Isi............................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Tujuan Kegiatan................................................................... 3
1.3 Manfaat.................................................................................. 3
1.4 Sistematika Laporan............................................................ 3
BAB 2 KONSEP TEORI......................................................................... 5
2.1 Konsep Teori Lansia........................................................... 5
2.2 Konsep Penyakit Katarak................................................... 11
2.3 Konsep AsuhanaKeperawatan Pada Pasien
Dengan Post Operasi Katarak........................................... 13
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN .................................................... 20
3.1 Pengkajian............................................................................ 20
3.2 Diagnosa Keperawatan dan Perumusan
Prioritas Keperawatan.......................................................... 26
3.3 Perencanaan........................................................................ 28
3.4 Implementasi........................................................................ 34
3.5 Evaluasi................................................................................. 35
BAB 4 PENUTUP................................................................................... 36
4.1 Kesimpulan........................................................................... 36
4.2 Saran..................................................................................... 36
Daftar Pustaka...................................................................................... 37
Lampiran lampiran............................................................................. 38
Satuan Acara Penyuluhan................................................................... 38
Lampiran Materi: Perawatan Mata Post Operasi Katarak..................... 41