Oleh :
2014
I PENDAHULUAN
Selai didefinisikan sebagai suatu bahan pangan setengah padat yang dibuat
tidak kurang dari 45 bagian berat zat penyusun sari buah dengan 55 bagian berat
gula. Campuran ini dikentalkan sampai mencapai kadar zat padat terlarut tidak
kurang dari 65 persen. Zat warna dan cita rasa dapat ditambahkan. Pektin dan
asam dapat ditambahkan untuk melengkapi kekurangan yang ada di dalam buah
Selai merupakan pangan semi basah yang cukup dikenal dan disukai
keuntungan. Selai yang dihasilkan juga dapat disimpan dalam waktu yang relatif
Selai lembaran merupakan hasil modifikasi selai yang mulanya semi padat
margarin sebagai lemak nabati yang dapat mengubah selai menjadi bersifat plastis
Tujuan dari pembuatan selai lembaran ini bertujuan untuk mengetahui cara
buah dengan menambah gula, pektin, agar-agar, margarin dan asam sitrat sehingga
Digunakan, (2) Alat Percobaan yang Digunakan dan (3) Metode Percobaan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain; Jambu, gula,
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah blander, sinduk, plastik tahan
panas , pring, wajan, gelas ukur, sendok, neraca digital dan gelas kimia.
(2) Pembahasan.
3.2. Pembahasan
merah bata, aroma khas jambu, rasa khas jambu sedikit asam, tekstur lembut dan
kenampakan lentur.
akan mempengaruhi hasil akhir selai yang dihasilkan. Bila digunkan buah segar,
maka harus dipilih buah yang berkualitas baik, dilakukan proses pengupasan pada
buah jambu, serta penghilangan biji pada jambu. Buah yang telah dikupas lalu
Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tapi
tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam. Buah-buahan yang
umum dijadikan selai, misalnya: stroberi, blueberi, aprikot, apel, anggur, dan pir.
Selai juga bisa dibuat dari sayur-sayuran seperti wortel dan seledri
(Anonim, 2008).
Buah atau sayuran yang digunakan dalam pembuatan selai lembaran yaitu
untuk memberikan warna pada selai, selain itu untuk memberikan rasa yang khas
Gula selain sebagai pemanis juga merupakan pengawet. Kandungan air pada
bahan yang akan diawetkan ditarik dari sel buah sehingga mikroba menjadi tidak
cocok lagi tumbuh. Dalam proses pembuatan selai lembaran, agar terbentuk gel
pektin maka perlu ditambahkan gula. Selain itu kadar gula yang tinggi dalam selai
Asam sitrat yang sering ditambahkan pada pembuatan selai adalah asam
organik seperti asam tartrat, asam sitrat, dan asam malat. Penambahan asam
bertujuan untuk menurunkan pH selai agar diperoleh kondisi asam yang cocok
untuk pembentukan gel dan menghindari pengkristalan gula. Jumlah asam yang
ditambahkan tergantung dari keasaman buah dan pH akhir selai yang dikehendaki.
Kondisi optimum agar terbentuk gel terjadi pada pH 3,2. Selain itu asam juga
(Agustina, 2007).
mendapatkan rasa cicip (mouthfeel) yang disukai. Selain itu juga berfungsi untuk
pembuatan selai lembaran yang ditujukan untuk selain dapat membentuk gel juga
dapat mengubah selai dari bentuk semi padat menjadi padat. Agar-agar dengan
konsentrasi 1,5% pada suhu 32-39C akan membentuk gel yang bening.
Viskositas tergantung pada suhu dan pH, namun cukup stabil pada pH 4,5-9.
tersebut gel yang dihasilkan kuat, agak elastis, transparan, reversible tergantung
Margarin berfungsi untuk meperbaiki rupa dan mengubah struktur fisik selai
dari bentuk semi padat menjadi lembaran yang bersifat plastis dan tidak lengket
pada pengemasnya. Margarin menghasilkan cita arsa yang khas pada selai,
memberikan kalori dan rasa kenyang serta mempertinggi nilai gizi bahan pangan,
karena margarin mengandung asam lemak tidak jenuh essensial dan vitamin
jambu dari bahan-bahan asing yang menempel seperti zat kimia dan lain
adanya residu bahan kimia yang masih menempel dan berbahaya jika masuk
kedalam tubuh. Karena residu kimia seringkali masih tertinggal pada bahan
pangan yang sampai beberapa hari setelah penyemprotan, terutama pada masa
dengan bahan-bahan lain. Setelah menghasilkan bubur buah lalu ditimbang sesuai
sukrosa, pektin, agar-agar, dan asam sitrat kemudian dilakukan proses pemasakan
margarin tidak tilakukan diawal dengan alasan agar tektur yang terbentuk sesuai
dengan tekstur yang diinginkan, serta mencegah terjadinya oksidasi lemak pada
margarine yang akan menimbulkan bau tengik yang tidak diaharapkan ada pada
spoon test. Pengukuran dengan cara spoon test adalah mengambil satu sendok
makan selai panas dan diletakan diatas piring kecil lalu dimiringkan sedikit dan
apabila selai sukar mengalir kebawah berarti selai telah masak. Selain itu
penentuan dapat digunakan dengan menentukan tinggi kadar bahan terlarut pada
substrat. Cara identifikasi yang biasa digunakan adalah dengan alat refraktometer.
Pemanasan terhenti jika padatan terlarut sudah mencapai 65-68Brix dan dites
setiap waktu tertentu. Setelah pemasakan selasai dan mebentuk bubur buah yang
akan keras dan terbentuk kristal gula. Sedangkan bila waktu pemasakan terlalu
singkat maka selai yang dihasilkan akan encer sehingga kurang bagus. Proses
Kerusakan utama yang sering terjadi pada selai adalah terbentuknya kristal-
kristal karena bahan terlalu banyak, gula tidak cukup melarut sehingga terbentuk
kristal. Gel menjadi besar dan kaku dikarenakan kadar gula yang rendah atau
pektin yang tidak cukup. Gel yang kurang padat dan menyerupai sirup
dikarenakan kadar gula yang terlalu tinggi dan tidak seimbang dengan kandungan
pektin. Serta pengeluaran air dari gel (sineresis) karena terlalu banyak asam
(Agustina, 2007).
kandungan serat yang tinggi. Bahan pembantu untuk membuat selai lembaran
adalah gula, asam, agar, dan margarine. Penggunaan bahan pembantu bertujuan
untuk menyempurnakan proses, penampakan produk jadi dan daya awet. Dalam
pembuatan selai ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain pengaruh
panas dan gula pada pemasakan, serta keseimbangan proposi gula, pektin, dan
hasil akhir selai yang dihasilkan. Bila digunkan buah segar, maka harus dipilih
buah yang berkualitas baik, dilakukan proses pengupasan pada buah nanas, serta
penghilangan biji pada nanas. Buah yang telah dikupas lalu dipotong-potong
hampir pada semua jenis tanaman tingkat tinggi, terdapat pada dinding sel, dan
lapisan-lapisan antar sel. Fungsi utamanya adalah sebagai perekat. Banyak bagian-
bagian tanaman yang banyak mengandung pektin misalnya bagian di atas tangkai-
tangkai pada tanaman bunga matahari atau lobak bit gula. Buah apel dan kulit
buah jeruk yang banyak digunakan, buah apel mengandung 10 -15 % pektin atau
pektin mengempal akan sulit sekali untuk melarutkannya. Pektin seperti juga
pembentuk gel lainnya, tidak akan larut dalam suatu media yang dalam keadaan
mana biasanya penjedalan terjadi, makin sulit larut jika bahan pdatan dalam
untuk membentuk gel dalam mediumaam-gula. Molekul pektin tidak lurus tetapi
tergulung dan ikatan hidrogen lebih sedikit dibandingkan ikatan hidrogen dalam
Macam-macam pektin:
1. Protopektin adalah bahan-bahan pektin dalam keadaan aslinya, yang mana bersifat
bagian tanaman tingkat tinggi. Adalah asam poligalakturonat koloidal yang mana
membentuk gel jika ditambahkan gula dan asam atau ditambahkan kation, bila
gugus metoksi, dapat larut dalam air, membentuk jelly dengan gula dalam suasana
asam.
4. Asam pektat adalah senyawa pektin yang tidak mengandung gugus metilester dan
terdapat pada buah yang terlalu matang serta sayuran busuk (Anggi, 2012).
penambahan asam sitrat yang tepat dan penambahan agar yang tepat, hal ini
disebabkan jika penambahan pektin, asam sitrat dan agar yang tidak tepat atau
tidak sesuai dengan takaran akan menghasilkan selai yang tidak membentuk gel
dan bertekstur keras dan padat, shingga penambahan pektin, asam sitrat dan agar
pektin yang berasal dari buah atau pektin yang ditambah dari luar dengan gula
sukrosa dan asam asetat. Interaksi ini terjadi pada suhu tinggi dan menetap setelah
suhu diturunkan. Kekerasan gel tergantung pada konsentrasi gula, pektin dan
Critical control point pada pembuatan selai ada pada saat proses pencetakan
jika menggunakan plastik atau wadah yang bukan food greade dan anti panas
ditakutkan terjadi kontaminasi kimia akibat senyawa kimia pada plastik yang
terdegradasi dan masuk ke bahan makanan, selain itu pada saat proses
terlebih dahulu agar tidak terjadi kontaminasi kimia. Pada proses pemanasan perlu
Bila dibandingkan dengan SNI produk memiliki kualitas yang baik karena
Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
merah bata, aroma khas jambu, rasa khas jambu sedikit asam, tekstur lembut dan
kenampakan lentur.
4.2. Saran
takarannya dan pada saat pemasakan sebaiknya api tidak terlalu besar dan waktu
Cahyadi, Wisnu. 2009. Bahan Tambahan Pangan. Edisi kedua. Bumi Aksara,
Jakarta.
Yenrina, Rina, dkk. 2009. Mutu Selai Lembaran Campuran Nanas (Ananas
Commusus) dengan Jonjot Labu Kuning (Curcubita Moschata).
www.student-research.unand.ac.id. Akses : 8 Mei 2014.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
24,35
Gula = 100 x 200 gram = 48,7 gram
0,35
Pektin = 100 x 200 gram = 0,7 gram
1,7
Agar-agar = 100 x 200 gram = 3,4 gram
0,5
Asam sitrat = 100 x 200 gram = 1 gram
2
Margarin = 100 x 200 gram = 4 gram
Sortasi
Trimming
Penghancuran
Penyaringan
Bubur buah
Pemasakan T=80oC t= 15
Pencetakan