Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS

RASIO KEUANGAN

Oleh :
Intan rianti N.

Miftakul janah

Dwi wahyuni

AKUNTANSI VI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) NGANJUK


Jln. Abdul Rahman Saleh No. 21 Nganjuk e-mail : stiengk@yahoo.co.id
1. RASIO LIKUIDITAS (liquidity ratio)
a. Current rasio

aktiva lancar
Current rasio = hutanglancar

11.037 .287
Current rasio 2008 = 7642.207

= 1,442538654
Kalau dijadikan persen 1,44 x 100% = 1,44 %

Dengan perbandingannya menjadi 1,4 : 1

11.056 .457
Current rasio 2007 = 6.212 .685

= 1,77965839246

Kalau dijadikan persen 1,77x 100% = 177%

Dengan perbandingannya menjadi 1, 77 : 1

Pada tahun 2008 current ratio PT. H. M Sampoerna Tbk sebesar 1,44%
mengalami penurunan pada tahun 2007 menjadi 1,77% diperoleh dari
perbandingan aktiva lancar sebesar 11.037.287 dengan hutang lancar
7.642.207.

Hal ini berarti PT H.M Sampoerna, Tbk mengalami penurunan


kemampuan dalam melunasi semua kwajibannya dari tahun 2007
dibandingkan dengan tahun 2008, karena semakin kecil perbandingan
aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin rendah kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Namun, PT H.M
Sampoerna masih mampu menutupi semua hutang lancarnya. Jadi
dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Meskipun
ada penurunan dari tahun 2007 ke tahun 2008.

b. Quick ratio (acid test ratio)


(aktiva lancar persediaan)
Quick ratio = hutang lancar

(11.037 .2877,657.848)
Quick ratio 2008 = 7.642 .207

3.379 .439
= 7.642 .207

= 0,44220720532

= 0,44 x 100% = 44 % {dijadikan persen}

(11.056 .4578.929 .824)


Quick ratio 2007 = 6.212.685

2.126 .633
= 6.212.685

= 0, 34230497763

= 0, 34 x 100% = 34 % {jika dijadikan persen}

Pada tahun 2007 quick ratio sebesar 34% dengan perbandingan


quick asset sebesar 11.056.457 dengan hutang lancar 6.212.685
sedangkan pada tahun 2008 quick ratio mengalami kenaikan
menjadi 44% yang diperoleh dari perbandingan quick asset
sebesar 11.037.287 dengan hutang lancar sebesar 7.642.207.
Hal ini berarti PT H.M Sampoerna Tbk masih belum mampu
menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar yang paling
likuid. Namun dari tahunn 2007 sampai dengan tahun 2008
quick ratio mengalami kenaikan, karena semakin besar rasio ini
semakin baik. meskipun adanya kenaikan 10 %, tetapi angka
rasio masih jauh dari ini 100%.

2. RASIO AKTIVITAS
sales penjualan
a) Receivable Turnover = account reseivable atau piutang

34.680 .445
2008 = 132.938

= 260,876837322

= 261 kali

29.787 .725
2007 = 510.342

= 58.368129181

= 58 kali

Dapat dilihat diatas dalam melakukan perhitungan rasio mengalami


kenaikan dari tahun 2007 sebesar 58 kali perputaran dalam setahun
sedangkan 2008 sebesar 261 kali perputaran dalam satu tahun.

Hal ini berarti bahwa PT H.M Sampoerna Tbk mempunyai kualitas


piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan
kebijakan kreditnya cukup baik, karena dalam receivable turnover ini
sangat berhubungan dengan modal kerja, karena memberi ukuran
seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas. Semakin lama
jangka waktu pelunasannya, semakin besar pula resiko kemungkinan tidak
tertagihnya piutang.

sales penjualan
b) Total assets turnover = total a ssets atau total aset

34.680 .445
2008 = 16.133 .819

= 2,14954965095

= 215

Dengan perbandingannya 2,15 : 1

9.787 .725
2007 = 15.680 .542

= 1.89966169536

= 190

Dengan perbandingannya 1, 90 : 1

Dari tahun 2007 sampai dengan 2008 tingkat perputaran total aktiva
terhadap penjualan mengalami peningkatan dari 190 naik menjadi 215.

Hal ini berarti PT H.M Sampoerna Tbk mempunyai efektivitas


pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan yang tinggi, karena
semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif perusahaan
memanfaatkan aktivanya.

3. RASIO LEVERAGE
Total Liabilities
a) Debt To Total Asset Atau Debt Ratio = Total Aset
8.083 .584
2008 = 16.133 .819

= 0,50103351227
= 0, 50 x 100% {jika dijadikan persen}
= 50%
dengan perbandingannya 0, 50 : 1
7.614 .388
2007 = 15.860 .542

= 0,48559469436
= 0, 48 x 100% {jika dijadikan persen}
= 48 %
Dengan perbandingannya 0, 48 : 1

Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai debt to total
asset mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar 48% menjadi 50%
di tahun 2008.

Hal ini berarti bahwa PT H.M Sampoerna mengalami penurunan


kemampuan dalam menutupi hutang dengan aktiva yang dimiliki, karena
semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Hendaknya PT H.M
Sampoerna mengkomposisikan porsi hutang terhadap aktiva harus lebih
kecil

Laba Operasi
b) Time Interest Earned Ratio = Beban Bunga

6.225 .233
2008 = 37.423

= 166,347780776
= 166,34 %

5.584 .980
2007 = 57.725
= 96,7514941533

= 96,75%

Pada tahun 2007 Time Interest Earned Ratio PT H. M Sampoerna, Tbk


yaitu sebesar 96,75% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih
sebelum bunga dan pajak sebesar Rp.5.584,980 dengan beban bunga
sebesar Rp. 57.725. Sedangkan pada tahun 2008 Time Interest Earned
Ratio PT H. M Sampoerna, Tbk mengalami kenaikan dari 96,75% pada
tahun 2008 menjadi 166,34 pada tahun 2008 yang diperoleh dari
perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp.
6.225.233 dengan beban bunga sebesar Rp. 37.423

Hal ini berarti bahwa PT H.M Sampoerna, Tbk mempunyai kemampuan


untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan dalam
membayar bunga hutang jangka panjang yang baik, karena nilai times
interest earned yang semakin besar berarti laba operasi yang dimiliki
perusahaan lebih besar nilainya daripada beban bunga yang harus dibayar,
sehingga perusahaan telah mampu menutupi beban bunga dengan laba
operasi yang dimilikinya

4. RASIO PROFITABILITAS
laba sebelum pajak(laba kotor)
a) Rasio profitabilitas = penjualan

5.797 .289
2008 = 34.680 .445

= 0,1671630511
= 0, 17 x 100% {jika dijadikan persen}
= 17 %
Dengan perbandingannya 17 : 1
5.345 .073
2007 = 29.787 .735

= 0,17943877889

= 0, 18 x 100% {jika dijadikan persen}

= 18%
Dengan perbandingannya 18 : 1

Dilihat dari perhitungan rasio profitabilitas di atas, diketahui bahwa


profitabilitas dari tahun 2007 sampai dengan 2008 mengalami penurunan
dari 18% pada tahun 2007 turun menjadi 17% pada tahun 2008.

Hal ini berarti PT H.M Sampoerna, Tbk mempunyai kemampuan


mendapatkan laba yang menurun, karena semakin tinggi nilai rasio
profitabilitas perusahaan, maka semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat dikatakan PT H.M
Sampoerna, Tbk mengalami ketidak efisienan manajemen di tahun 2008.

b) Net Profit Margin=

Earning After Tax( EAT ) laba sesudah pajak


atau =
Sales penjualan
3.895 .280
2008 = 34.680 .445

= 0, 11231920466
= 0, 11 x 100% {jika dijadikan persen}
= 11%
Dengan perbandingannya 11 : 1

3.624 .018
2007 = 29.787 .725

= 0, 12166145618
= 0, 21 x 100% {jika dijadikan persen }
= 21%
Dengan perbandingannya 21 : 1

Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa net profit margin PT. H.M
Sampoerna, Tbk mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai dengan
2008, yaitu 21% pada tahun 2007 dan turun menjadi 11% pada tahun
2008.

Hal ini menunjukkan bahwa PT H.M Sampoerna, Tbk menunjukkan


penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya
yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari
kedua hal tersebut, karena semakin rendah rasionya semakin buruk,
karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
rendah pada tingkat penjualan tertentu.

5. RASIO PERTUMBUHAN
Penjualan : 4.383.000
Earning after tax tahun:
2007 : 3.624.018
2008 : 3.895.280

6. RASIO PASAR
EPS = Earning Per Shere (laba per lembar saham)
EAT = Earning After Tax (laba setelah pajak)
Jsb = jumlah saham yang beredar

EAT
EPS = Jsb
3.895 .280
EPS 2008 = 4,383.000

= 0,88872461784
= 0,89
3.624 .018
EPS 2007 = 4.383 .000

= 0,82683504449
= 0,83
Dari perhitungan Earning Per Share di atas, dapat diketahui bahwa
earning per shere mengalami peningkatan dari 0,83 pada tahun 2007
menjadi 0,89 pada tahun 2008.

Hal ini menunjukkan bahwa PT H.M Sampoerna, Tbk mengalami


peningkatan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk
semua pemegang saham perusahaan, karena keuntungan perlembar saham
biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor
yang merupakan angka dasar yang diperlukan dalam menentukan harga
saham dan merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan perlembar saham pemilik.

Anda mungkin juga menyukai