HTTP
HTTP
html
Desain Produk
Desain produk adalah proses menciptakan produk baru yang akan dijual oleh
perusahaan untuk pelanggannya. Sebuah konsep yang sangat luas, pada dasarnya
generasi dan pengembangan ide-ide yang efektif dan efisien melalui proses yang
mengarah ke produk-produk baru.
Desain produk kadang-kadang bingung dengan (dan tentu tumpang tindih dengan)
desain industri, dan baru-baru ini menjadi istilah yang luas termasuk layanan,
software, dan desain produk fisik. Desain industri yang bersangkutan dengan
membawa bentuk artistik dan kegunaan, biasanya berhubungan dengan desain
kerajinan dan ergonomi, bersama-sama untuk memproduksi massal barang. Aspek
lain dari desain produk meliputi desain engineering, terutama ketika hal fungsi atau
utilitas (misalnya pemecahan masalah) menjadi pokok permasalahan, meskipun
batas-batas tersebut tidak selalu jelas .
Rahasia Dagang
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/ atau bisnis dimana mempunyai nilai ekonomis karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.
Lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau
bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
- Bersifat rahasia hanya diketahui oleh pihak tertentu bukan secara umum oleh
masyarakat,
- Dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya telah
melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.
Pemilik rahasia dagang dapat memberikan lisensi bagi pihak lain. Yang dimaksud
dengan lisensi adalah izin yang diberikan kepada pihak lain melalui suatu perjanjian
berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat
ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberikan perlindungan pada jangka waktu
tertentu dan syarat tertentu.
- Rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan oleh penggunaan rahasia dagan
milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan pengembangan
lebih lanjut produk yang bersangkutan.
Perlindungan Konsumen
Perlindungan konsumen dalam hal pelaku usaha melanggar hak atas kekayaan
intelektual (HAKI) tidak diatur dalam Undang-undang tentang Perlindungan
Konsumen ini karena sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997
tentang Hak Cipta, Undang-undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Paten, dan
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Merek, yang melarang
menghasilkan atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang melanggar
ketentuan tentang HAKI.
Upaya perlindungan konsumen di tanah air didasarkan pada sejumlah asas dan
tujuan yang telah diyakini bias memberikan arahan dalam implementasinya
ditingkatan praktis. Dengan adanya asas dan tujuan yang jelas, hukum
perlindungan konsumen memiliki dasar pijakan yang benar-benar kuat.
- Asas manfaat
Maksud asas ini adalah untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam
penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi kepentingankonsumen dan pelau usaha secara keseluruhan.
- Asas keadilan
Asas ini dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat bias diwujudkan secara
maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk
memperoleh haknyadan melaksanakan kewajibannya secara adil.
- Asas keseimbangan
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan
kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang/jasa
yang dikonsumsi atau digunakan.
Asas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum
dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta
Negara menjamin kepastian hukum.
Referensi :
http://123desaingrafis.blogspot.co.id/2013/12/pengertian-desain-produk.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Rahasia_dagang
https://mardyantongara.wordpress.com/2013/04/16/perlindungan-konsumen/
Pertanyaan :
Jawaban :
Selamat malam,
Seiring dengan perkembangan persaingan usaha dan teknologi, Indonesia telah memiliki undang-undang
yang mengatur mengenai Rahasia Dagang di mana dengan adanya undang-undang ini, penemu atau
kalangan pelaku usaha yang tidak bersedia mengungkapkan temuan atau invensinya tetap dapat
menjaga kerahasiaan karya intelektual mereka.
Yang dimaksud dengan Rahasia Dagang sesuai dengan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 30
Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UURD) adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di
bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
UURD sendiri sebenarnya secara jelas telah menyebutkan syarat-syarat apakah suatu informasi dapat
dikategori sebagai rahasia dagang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 UURD sebagai berikut:
(1) Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia,
mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana
mestinya;
(2) Informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak
tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat;
(3) Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan informasi tersebut
dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau
dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi;
(4) Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang
menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.
Terkait dengan pertanyaan apakah pencantuman label komposisi pada bungkus makanan dan obat bisa
dikatakan sedikit/banyak membocorkan formulasi produk (rahasia dagang), maka hal ini harus dilihat juga
dari sisi perlindungan konsumen. Pelaku usaha tak bisa lepas dari konsumen dan produk-produk yang
mereka jual. Sebagaimana diatur dalam Pasal 4 huruf c Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (UUPK) konsumen memiliki hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
Selain itu UUPK juga mengatur bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan
barang dan/atau jasa yang tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat
nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan,
akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang
menurut ketentuan harus dipasang/dibuat. (Pasal 8 ayat (1) huruf i UUPK).
Sebuah rahasia dagang pada obat atau makanan tentunya dapat terdiri dari rencana bernilai komersial,
rumus, proses, atau perangkat yang digunakan untuk pembuatan, penyusunan, peracikan, atau
pengolahan komoditas perdagangan dan yang dapat dikatakan sebagai produk akhir baik inovasi
ataupun usaha besar tidak semata-mata hanya sekedar komposisi bahan yang dipakai. Pasal 2
UURDmenyatakan bahwa ruang lingkup rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan,
metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan
tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Dengan demikian pengungkapan komposisi pada bungkus makanan ataupun obat yang dilakukan
semata-mata demi kepentingan keamanan dan kenyamanan konsumen dan tidak mengganggu nilai
ekonomi dan sifat rahasia suatu produk sesuai dengan yang diatur oleh UURD adalah merupakan hal
yang wajar.
Pada prinsipnya keikutsertaan Indonesia dalam pembentukan organisasi perdagangan dunia atau
Agreement Estabilishing The World Trade Organization yang didalamnya mencakup persetujuan tentang
aspek-aspek dagang Hak Kekayaan Intelektual, termasuk perdagangan barang palsu (Agreement on
Trade Related Aspect of Intelectual Property Rights, Including Trade in Counterfit Goods of Trips) berarti
menyetujui rencana persaingan dunia dan perdagangan bebas meskipun dikemas dengan persetujuan-
persetujuan lain di bidang tarif dan perdagangan.
Pembentukan organisasi itu dilakukan dalam sidang di Marakesh, Maroko pada tanggal 15 April 1994.
Kemudian pembentukan itu disahkan melalui Undang-undang No.7 Tahun 1994 pada tanggal 2
November 1994 tentang Pengesahan Agreement Estabilishing The World Trade Organization
(persetujuan pembentukan organisasi perdagangan dunia). Konsekuensi keikutsertaan itu adalah
bagaimana mempersiapkan para pengusaha Indonesia agar mampu melakukan persaingan jujur dan
sehat dalam pasar global. Persaingan tersebut tidak hanya akan dilakukan oleh dan diantara negara-
negara berkembang yang satu dengan yang lainnya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut serta meratifikasi TRIPs melalui UU No. 7 Tahun 1994
tentang Pengesahan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sebagai konsekuensinya
Indonesia mempunyai keterikatan untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam TRIPs yang mengatur
tentang Intellectual Property Rights tersebut. Implementasi langsung dari kebijakan ini, Indonesia telah
memiliki perundang-undangan di bidang Hak cipta, Paten, Merek, Rahasia Dagang, Desain Industri dan
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Persaingan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan yang dihadapi para pengusaha
dalam mencapai tujuan yaitu memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan mengungguli perusahaan lain
serta menjaga perolehan laba tersebut. Dalam mencapai tujuan tersebut, sering kali terjadi praktek
persaingan curang yang dapat menimbulkan konflik antara pengusaha yang satu dengan pengusaha
yang lain. Konflik itu juga dapat merugikan rakyat sebagai konsumen untuk mencegah dan mengatasi
persaingan curang itu, diperlukan hukum yang akan menentukan rambu-rambu yang harus ditaati secara
preventif dan represif bagi mereka yang melakukan persaingan. Tujuannya tidak lain agar hukum dapat
mencegah terjadinya persaingan curang. Lingkup tujuan di atas termasuk pula tindakan hukum terhadap
pengusaha yang melakukan pelanggaran terhadap pemilik hak rahasia dagang.
Jika memperhatikan peraturan-peraturan yang tercakup dalam hukum umum, tampaknya pasal 1365
Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan pasal 322 serta pasal 323 Kitab Undang-undang Hukum
Pidana telah tidak memadai untuk melindungi pemegang Hak Rahasia Dagang dari tindakan pengusaha
lain yang melakukan persaingan curang. Karena pasal-pasal itu dianggap kurang memadai, maka perlu
dibentuk hukum khusus yang diatur dalam Undang-undang Rahasia Dagang Nomor 30 Tahun 2000.
Meskipun perlindungan terhadap pemilik Hak Rahasia Dagang tidak harus selalu diatur dalam suatu
undang-undang khusus, karena bisa saja perlindungan itu diatur dalam satu undang-undang yang
bersifat umum, yang didalamnya juga memberikan perlindungan terhadap pemilik Hak Rahasia Dagang
sebagaimana diterapkan di beberapa negara industri maju, misalnya : Amerika Serikat, Jepang, Jerman
atau Australia. Namun Indonesia menganggap perlu membuat secara khusus Undang-undang Rahasia
Dagang yang memberikan perlindungan terhadap pemilik hak tersebut. Undang-undang Rahasia Dagang
ini merupakan salah satu dari sistem hukum yang baru saja disahkan bersama-sama Undang-undang
Desain Industri dan Undang-undang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang disahkan pada akhir 2000
yang memiliki kekhasan undang-undang Hak Kekayaan Intelektual lainnya.
Pembahasan mengenai rancangan undang-undang tentang Rahasia Dagang, Desain Industri, dan
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu hingga menjadi undang-undang dapat dianggap cukup lama dan
berlangsung hampir selama setahun sejak diajukan pemerintah kepada DPR pada tanggal 17 Desember
1999 hingga disetujui untuk menjadi undang-undang pada rapat pleno DPR tanggal 4 Desember 2000.
Walau bukan suatu jaminan atau korelasi apabila pembahasan yang cukup lama itu menghasilkan suatu
undang-undang yang berkualitas tinggi dan mampu bertahan lama serta mampu memenuhi harapan
masyarakat. Namun kita patut mengharapkan hal itu agar tidak sia-sia segala jerih payah tenaga, pikiran,
waktu, dan biaya yang telah dikeluarkan oleh para perancang undang-undang, baik yang berada di DPR
dan pemerintah termasuk lembagaswadaya masyarakat yang telah turun dan berpartisipasi dalam
penyusunan rancangan undang-undang itu. Bagaimanapun, kita patut berkecil hati dan kecewa apabila
beberapa waktu kemudian salah satu dan atau 3 (tiga) undang-undang itu ternyata harus mengalami
revisi, karena tidak ada (1) satu pun undang-undang di dunia ini yang tidak mengalami revisi walau kerap
kali memiliki banyak intepretasi.
Kehidupan masyarakat selalu dinamis, mengalami pertumbuhan dan juga perubahan yang terjadi karena
pengaruh politik, ekonomi, sosial dan budaya, baik dalam tingkat nasional dan internasional terutama
karena adanya tekanan-tekanan yang mengarah pada era perdagangan bebas dunia. Dengan demikan,
revisi terhadap undang-undang ini bisa saja terjadi karena pengaruh faktor-faktor tersebut diatas. Tentu
saja, jika terjadi perubahan, kita dapat berharap agar perubahan itu mengarah pada kesempurnaan
sehingga implementasi undang-undang itu dapat terlaksana secara efektif dan dihormati oleh para pelaku
bisnis dan oleh para penegak hukum. Selain itu administrator atau aparat Dirjen HAKI pun mampu
melaksanakan pasal-pasal yang terdapat dalam undang-undang ini secara konsisten dan tidak menzalimi
para usahawan yang tidak paham terhadap undang-undang ini, atau menzalimi masyarakat karena
aparat tersebut memegang kekuasaan.
Kita tentu berharap pula, agar masalah penegakan hukum yang akan dilaksanakan oleh polisi, jaksa
serta hakim mampu dilakukan secara profesional dan adil berdasarkan pada moralitas agama yang
dianutnya. Yang perlu dipikirkan saat ini adalah implementasi dan sistem hukum Rahasia Dagang dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan ekonomi nasional, khususnya bagi para pengusaha nasional
agar kesetaraan dan kemampuan mereka dalam persaingan dunia melalui pemahaman terhadap Hak
Kekayaan Intelektual terutama Rahasia Dagang dapat ditingkatkan.
Adanya undang-undang khusus yang mengatur rahasia dagang, diharapkan dapat memberi perlindungan
terhadap pemiik hak rahasia dagang sehingga akan memacu dan meningkatkan kreatifitas atau inovasi
pada umumnya, dalam rangka mengembangkan usahanya. Selain itu, ada harapan agar mampu
mengatasi persaingan curang secara preventif dan represif dari para pelaku pesaing curang yang
mengabaikan pengembangan kreatifitas,& inofasinya.
1. 2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan rahasia dagang?
2. Bagaimanakah perlindungan Rahasia Dagang di Indonesia ?
3. Bagaimana Penyelesaian Pelanggaran Rahasia Dagang ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya Undang-undang Rahasia Dagang.
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya penyelesaian sengketa pelanggaran
3. Untuk mengetahui bagaimanakah perlindungan hukum atas Rahasia Dagang
BAB II
PEMBAHASAN
Prosedur Perlindungan
Untuk mendapat perlindungan Rahasia Dagang tidak perlu diajukan pendaftaran (berlangsung secara
otomatis), karena undang-undang secara langsung melindungi Rahasia Dagang tersebut apabila
informasi tersebut bersifat rahasia, bernilai ekonomis dan dijaga kerahasiaannya, kecuali untuk lisensi
Rahasia Dagang yang diberikan. Lisensi Rahasia Dagang harus dicatatkan ke Ditjen. HAKI -
DepkumHAM.
Sistem hukum yang ada di Indonesia mengenai persaingan curang diatur dalam secara umum pasal
1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengenai perbuatan melawan hukum. Begitu juga terdapat
dalam pasal 322 jo. Pasal 323 jo.pasal 382 Kitab undang-undang hukum pidana dan secara khusus
diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat , UU No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Dengan menetapkan Undang-
undang rahasia dagang, Indonesia merasa telah melaksanakan kewajiban memberikan perlindungan
terhadap praktek persaingan curang yang diatur dalam Agreement on Trade Related Aspect of Intellectual
Property Rights Section 7, Article 39.
Namun bila dilihat dari sisi undang-undang monopoli dan persaingan tidak sehat, undang-undang ini
memang melindungi pemilik hak rahasia dagang dari praktek persaingan curang. Namun bagaimanakah
dengan para pemilik rahasia dagang dengan melalui perjanjian antar pihak tentang pengalihan rahasia
dagang mengenai penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa, jika saling sepakat
untuk memonopoli pasar?
Saat ini terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut hak tersebut, sebagai terjemahan dari
Intellectual Property Rights (IPR). Istilah yang digunakan salah satunya adalah Hak Milik Intelektual.
Prinsip Hak Milik di sini dalam hukum perdata Indonesia seperti yang diatur dalam pasal 570 BW adalah :
Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu kebendaan dengan leluasa, dan untuk berbuat
bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepebuhnya, asal tidak bersalahan dengan undang-
undang atau peraturan umum yang ditetapkan pleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya dan
tidak mengganggu hak-hak orang lain: kesemuannya itu dengan tak mengurangi kemungkinan umum
berdasar atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi.
Pengertian pasal 570 BW ini, menunjukkan bahwa hak milik adalah hak yang paling utama dimana
pemilik dapat menguasai benda itu sebebas-bebasnya dalam arti dapat memperlakukan perbuatan
hukum atas benda itu secara eksklusif. Di samping dapat melakukan perbuatan-perbuatan materiil atas
benda itu, serta pembatasannya bahwa tidak bertentangan dengan undang-undang dan ketertiban
umum, juga tidak mengakibatkan gangguan dan adanya kemungkinan pencabutan hak (onteigening).
Terkait dengan hal ini rahasia dagang sebagai bagian dari Hak Milik Intelektual diklasifikasikan sebagai
benda bergerak, sehingga dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Dalam UU Rahasia Dagang
pasal 5 ayat1 menyebutkan bahwa peristiwa-peristiwa hukum yang dapat mengakibatkan peralihan
rahasia antara lain ; pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab-sebab lain yang dibenarkan
peraturan perundang-undangan. Khusus pengalihan hak atas dasar perjanjian, diperlukan adanya suatu
pengalihan hak yang didasarkan pada pembuatan suatu akta, terutama akta otentik.
Hal ini penting , mengingat aspek yang dijangkau begitu luas dan pelik, selain untuk menjaga
kepentingan masing-masing pihak yang mengadakan perjanjian-perjanjian pengalihan hak tersebut dan
mempermudah pembuktian. Pemilik rahasia dagang atau pemegang rahasia dagang dapat memberikan
lisensi kepada pihak lain berdasarkan perjanjian lisensi untuk melaksanakan atau menggunakan hak
rahasia dagang dalam kegiatan yang bersifat komersial . Selama memberikan lisensi, pemilik rahasia
dagang tetap boleh melaksanakan sendiri atau memberi lisensi kepada pihak ketiga berkaitan dengan
rahasia dagang yang dimilikinya.
Rahasia dagang, jika kita kaitkan dengan perlidungan konsumen akan menekankan pada bagaimana
menyajikan informasi kepada konsumen. Kemudian, memastikan apakah keberadaan informasi rahasia
ini akan mengganggu kepentingan konsumen? Sebelum sampai pada pembahasan mengenai
keberadaan rahasia dagang ada baiknya kita membahas lebih dahulu mengenai transaksi konsumen.
Transaksi konsumen dibagi dalam tiga tahapan yaitu :
a. tahap pra transaksi
Pada tahap ini penjualan/pembelian barang dan/atau jasa belum terjadi. Pada tahap ini yang paling
penting adalah informasi atau keterangan yang benar, jelas, dan jujur serta adanya akses dari pelaku
usaha yang beritikad baik dan bertanggung jawab. Informasi ini harus benar materinya, artinya pelaku
usaha harus memberikan informasi yang benar berkaitan dengan bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan barang dan jasa, dan informasi-informasi penting lainnya yang penting bagi konsumen.
Pengungkapan informasi ini harus jelas dan mudah dimengerti oleh konsumen dengan tidak memberikan
dua pengertian yang berbeda bagi konsumen, dan dengan bahasa yang dimengerti oleh konsumen. Jujur
yang dimaksud adalah mengenai penyampaian informasi pelaku usaha tidak menyembunyikan fakta-
fakta penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli barang dan/atau jasa yang
dimaksudkan.
b. tahap transaksi
Tahap transaksi adalah tahap dimana telah terjadi peralihan kepemilikan barang dan/atau pemanfaatan
jasa tertentu dari pelaku usaha kepada konsumen. Pada tahap ini yang paling penting adalah syarat-
syarat perjanjian pengalihan pemilikan barang dan/atau pemanfaatan jasa tersebut. Syarat-syarat ini
termasuk dilarangnya untuk dimasukkan syarat-syarat baku yang telah ditetapkan dalam undang-undang
perlindungan konsumen. Hal lain yang menjadi perhatian dalam transaksi konsumen adalah diberikannya
kesempatan bagi konsumen untuk mempertimbangkan apakah akan melakukan transaksi konsumen
atau akan membatalkannya (cooling-off period).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dalam UU No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, pasal 1 bahwa :
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang tekhnologi dan/atau bisnis,
mempuyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik
rahasia dagang.
2. Dalam pasal 2 UU No. 30 Tahun 2000, bahwa Ruang Lingkup dari rahasia dagang adalah Lingkup
perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan atau
informasi lain di bidang teknologi dan atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat umum.
3. Alasan/keuntungan penerapan Rahasia Dagang dibandingkan Paten adalah karya intelektual tidak
memenuhi persyaratan paten, masa perlindungan yang tidak terbatas, proses perlindungan tidak serumit
dan semahal paten, lingkup dan perlindungan geografis lebih luas.
4. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan dan mengungkapkan Rahasia Dagang,
mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia
Dagang yang bersangkutan, atau pihak lain yang memperoleh/menguasai Rahasia Dagang tersebut
dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
Daftar Pustaka
http://www.lkht.net/index.php?option=com_content&view=article&id=76:rahasia-dagang-dan
anti-monopoli&catid=1:hki-telematika&Itemid=37
http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF
8&sourceid=navclient&gfns=1&q=rahasia+dagang#sclient=psy&hl=en&q=rahasi
a+dagang+&aq=f&aqi=g5&aql=&oq=&gs_rfai=&pbx=1&fp=a55c9263c
e0d5abb
http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/uu/2000/30-00.pdf
http://www.lkht.net/index.php?option=com_content&view=article&id=75:rahasia-dagang-dan-
perlindungan-konsumen&catid=1:hki-telematika&Itemid=37
"http://id.wikipedia.org/wiki/Rahasia_dagang"
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
" Rahasia Dagang ". Tugas makalah ini dibuat guna untuk memenuhi nilai tugas
dalam mata kuliah Hukum Industri pada Fakultas Teknologi Industri Universitas
Gunadarma.
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan dalam berbagai sudut pandang, mohon kritikan dan saran yang
membangun agar pembuatan makala untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Nico
Fernandos. N
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN......................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
SUMBER .................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara yang ikut serta meratifikasi TRIPs
melalui UU No.7 Tahun 1994 Tentang Pengesahan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO). Sebagai konsekuensinya Indonesia mempunyai
keterikatan untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam TRIPs yang mengatur
tentang Intellectual Property Rights tersbut. Implementasi langsung dari kebijakan
ini, Indonesia telah memiliki perundang-undangan di bidang Hak Cipta, Paten,
Merek, Rahasia Dagang, Desain Industri dan Desain Tata Letak Sirkuit terpadu.
Bila diperhatikan sesungguhnya tidak tercantum secara eksplisit perlindungan terhadap rahasia
dagang, kecuali ketentuan yang tercantum dalam section 7 tentang Protection Undisclosed
Information. Pasal ini yang kemudian dipadankan menjadi Rahasia Dagang. Bila dilihat dari Negara-
negara lain, sesungguhnya tidak semua memiliki peraturan khusus mengenai rahasia dagang,
seperti Australia, mengatur ketentuan rahasia dagang dalam breach of contract dan breach of
confident, Amerika Serikat hanya memiliki peraturan di tingkat Negara bagian sedangkan di tingkat
federal sampai saat ini belum ada, karena persoalan ini pun dianggap sebagai persoalan persoalan
perdata saja. Adanya undang-undang khusus yang mengatur rahasia dagang, diharapkan dapat
memberi perlindungan terhadap pemilik hak rahasia dagang sehingga akan memacu dan
meningkatkan kretifitas atau inovasi pada umunya, dalam rangka menembangkan usahanya. Selain
itu, ada harapan agar mampu mengatasi persaingan curang secar preventif dan represif dari para
pelaku pesaing curang yang mengabaikan pengembangan kretifitas dan inofasinya.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
mengetahui lebih lengkap tentang desain industri dan sejauh mana perkembangan
desain industri yang ada di Indonesia.
Tujuan yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini berdasarkan diatas
adalah :
a. Pelaku dunia Industri. Pelaku dunia industri disini yaitu para pengusaha, para
praktisi yang terjun langsung di dunia industri.
b. Penulis. Penulis sebagai mahasiswa teknik industri yang akan terjun di dunia
industri harus mengetahui tentangdasar hukum hak desain industri.
BAB II
PEMBAHASAN
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/ atau bisnis dimana mempunyai nilai ekonomis karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Seperti
yang disebutkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Rahasia Dagang (Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2000)yang berbunyi, Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak
diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi
karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik
Rahasia Dagang. Lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi,
metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi
dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat
umum. Rahasia dagang mendapat perlindungan apabila informasi itu:
Bersifatrahasia hanya diketahui oleh pihak tertentu bukan secara umum oleh
masyarakat.
Memiliki nilai ekonomi apabila dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau
usaha yg bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan ekonomi.
Dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya telah
melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.
Pemilik rahasia dagang dapat memberikan lisensi bagi pihak lain. Yang
dimaksud dengan lisensi adalah izin yang diberikan kepada pihak lain melalui suatu
perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk
menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberikan
perlindungan pada jangka waktu tertentu dan syarat tertentu. Tidak dianggap
sebagai pelanggaran rahasia dagang apabila:
Namun kemudian menjadi masalah setelah tentang hal itu dikemas sebagai
produk kekayaan intelektual. Ini berarti konsep unfair competition sebagai hukum
yang bersifat umum lebih dipersempit atau difokuskan kepada hukum yang
melindungi adanya praktek curang bermotif komersial. Kebuthan itu diformulasikan
dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang. Secara umum
dapat dikatakan bahwa undang-undang rahasia dagang ini juga melengkapi
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
2.2. Rahasia Dagang Memperoleh Perlindungan
Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang
yang dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain
sebagai penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan
tanpa hak Rahasia Dagang. Sebagai contoh, menurut pasal 4 UURD pemilik hak
Rahasia Dagang memiliki hak untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang
dimilikinya, memberikan lisensi atau melarang pihak lain untuk menggunakan
Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga
untuk kepentingan yang bersifat komersial. Terhadap pasal tersebut, gugatan
yang kita ajukan dapat berupa gugatan ganti rugi dan / atau penghentian semua
perbuatan. Dan berbeda dengan gugatan HAKI lainnya, gugatan mengenai perkara
Rahasia Dagang diajukan ke Pengadilan Negeri. Berkaitan dengan hal di atas, harus
ditentukan pula kapan sebenarnya suatu perbuatan dikatakan telah melanggar
Rahasia Dagang milik orang atau pihak lain. Seseorang dianggap melanggar
Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang
tersebut dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
a. Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/ atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
c. Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang yang
dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain sebagai
penerima lisensi dapat menggugat
d. Gugatan yang kita ajukan dapat berupa gugatan ganti rugi dan / atau penghentian
semua perbuatan.
3.2. Saran
Saran yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini berdasarkan diatas
adalah :
SUMBER
b. Adrian Sutedi, S.H, M.H. 2009. Hak Atas Kekayaan intelektual. Jakarta : Sinar
Grafika.
c. https://72legalogic.wordpress.com/tag/rahasia-dagang/
d. http://sciencebooth.com/2013/06/15/rahasia-dagang-uu-no-30-tahun-2000/
1
Lihat komentar
1.
trimakasih infonya...
izin copas ya min buat tugas... sukses selalu...
Balas
PERLINDUNGAN KONSUMEN
PERLINDUNGAN KONSUMEN
Pada tahap ini penjualan/pembelian barang dan/atau jasa belum terjadi. Pada
tahap ini yang paling penting adalah informasi atau keterangan yang benar, jelas,
dan jujur serta adanya akses dari pelaku usaha yang beritikad baik dan
bertanggung jawab. Informasi ini harus benar materinya, artinya pelaku usaha
harus memberikan informasi yang benar berkaitan dengan bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan barang dan jasa, dan informasi-informasi penting
lainnya yang penting bagi konsumen. Pengungkapan informasi ini harus jelas dan
mudah dimengerti oleh konsumen dengan tidak memberikan dua pengertian yang
berbeda bagi konsumen, dan dengan bahasa yang dimengerti oleh konsumen. Jujur
yang dimaksud adalah mengenai penyampaian informasi pelaku usaha tidak
menyembunyikan fakta-fakta penting yang akan mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli barang dan/atau jasa yang dimaksudkan.
b. tahap transaksi
Pada tahapan ini konsumen telah menggunakan barang dan/atau jasa yang
ditawarkan oleh pelaku usaha. Tidak menjadi masalah bila pada masa ini konsumen
merasa puas dengan barang dan/atau jasa yang telah digunakannya. Tetapi akan
berbeda apabila barang dan/atau jasa itu tidak sesuai dengan yang informasi yang
telah diberikan oleh pelaku usaha, terlebih lagi jika ternyata dalam menggunakan
barang dan/atau jasa terdapat kerugian yang diderita oleh konsumen. Konsumen
seharusnya menuntut akan adanya kerugian yang dideritanya, tetapi seringkali
konsumen merasa adalah hal yang buang-buang waktu untuk menuntut pelaku
usaha karena ganti rugi yang diterima belum tentu sepadan dengan biaya perkara
yang sudah dikeluarkan. Untuk menyikapi hal ini dalam undang-undang
perlindungan konsumen diatur mengenai BPSK (badan penyelesaian sengketa
konsumen), yang dapat memberikan penyelesaian terhadap sengketa konsumen
dalam waktu 100 hari.
Perlindungan rahasia dagang jangan sampai menjadi alat pelaku usaha untuk
melakukan tindakan yang merugikan konsumen, karena itu undang-undang
perlindungan konsumen tetap harus diperhatikan oleh pelaku usaha yang jujur dan
bertanggung jawab dalam melindungi rahasia dagangnya.