Membership Increases
STEM Engagement
Among Preschoolers
Ulasan Jurnal
Dosen Pengampu:
C
Jurnal ini pertama kali dipublikasikan secara daring pada tanggal 5
September 2016. Termuat dalam Jurnal Development Psychology
Volume 53, No. 2 halaman 201-209, edisi 2017. Jurnal ini saya
akses menggunakan media internet di situs www.apa.org dengan
pranala lengkap pada daftar pustaka. Jurnal terlampir.
Rumusan Masalah
1 Sebenarnya 150 subjek, namun sembilan subjek dikeluarkan karena; galat dari
eksperimenter, galat karena alat, ataupun gangguan terhadap prosedur
dimulai sejak awal (muda) dapat memprediksi kemampuan matematika
kedepannya (Skwarchuck, Sowinski, & LeFevre, 2014) dan mata pelajaran spasial
akan menggunakan permainan puzzle untuk meningkatkan kemampuan spasial
(Levine, Ratliff, Huttenlocher, & Cannon, 2012). Belum ada penelitian sebelumnya
mengenai efek kelompok terhadap STEM. Penelitian sebelumnya memfokuskan
pada peningkatan waktu latihan pada anak.
Tujuan utama dari studi ini adalah memperluas studi sebelumnya dengan
memeriksa isu penting yang relevan dengan mekanisme psikologi dan kegiatan
pendidikan, dengan rumusan pertanyaan: (1)apa efek keanggotaan pada kelompok
menggeneralisir seluruh domain STEM?; (2)apakah keanggotaan kelompok
meningkatkan (hasil keluaranoutcomes) dibandingkan dengan ketekunan perilaku
yang lain?; (3)apakah efek dari keanggotaan kelompok secara jelas menggunakan
desain penelitian yang lebih teliti?; (4)apakah efek dari keanggotaan kelompok
dimanipulasi dengan perbandingan wihin-subject?
Pada penelitian ini, subjek menyelesaikan dua kegiatan STEM, yang satu secara
acak dinilai untuk diselesaikan secara kelompok dan yang lain secara individu.
Peneliti memprediksi bahwa akan ada efek positif dari kelompok sosial terkait
identifikasi, ketekunan, performansi, self-efficacy, dan minat terhadap kegiatan
STEM.
Seperti yang telah dituliskan di atas, bahwa terdapat variabel terikat dan semuanya
diukur: identifikasi (seberapa senang mereka berada dalam kelompok (misal: hijau)
dan sebagai individu (misal: kuning)); ketekunan (waktu), performansi (benar-salah
pada soal hitungan/ kepingan yang tepat pada puzzle), self-efficacy; minat, dan
pilihan (choice)3 (dengan rentang 1 dan 0) yang semuanya diukur.
Hasil
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 2 (secara singkat)/ tabel 3 (secara lengkap
berdasar jurnal).
2 Dari grup apa mereka berasal? (contoh: grup hijau); apa yang dilakukan grup
tersebut? (contoh: permainan angka); apa warna individual mu? (contoh: kuning);
apa yang dilakukan secara individual? (contoh: permainan puzzle)
3 Berintikan apa yang paling kau sukai? Secara kelompok atau individual
Kesimpulan
Jika kita menilik ke hasil studi, memang terdapat hubungan antara perbedaan yang
memang tidak terlalu besar namun cukup (97% dan 93%) terhadap identitas
mereka terhadap kelompok dan individu.
Jika kita melihat tabel 3 (lampiran) pada kolom drm maka akan terdapat lonjakan
hasil dari sampel secara penuh (141 subjek) dan sampel yang menyukai kelompok
(127 subjek). f=0,1 untuk effect size yang kecil, f=0,25 untuk effect size yang
sedang, f=0,4 untuk effect size yang besar. (Cohen, 1988 dalam Santoso, Agung,
2010)
Kemudian pada kolom p, juga terdapat lonjakan yang signifikan, sebab nilai p jika
lebih kecil atau sama dengan maka dikatakan signifikan. Jika kita menggunakan
taraf signifikansi 95% maupun 99%, tetap saja bersifat signifikan.
Topik ini menjadi penting, mengingat bukan hanya di Amerika saja hal ini terjadi. Ini
juga terjadi di Indonesia. Sering kita mendengar mengenai nilai ujian nasional pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia menjad sebuah momok yang mengerikan.
Berbagai alasan dilontarkan murid sebagai alasan nilai jelek. Sehingga diharapkan
setelah adanya penelitian kali ini, dapat meningkatkan minat murid terhadap amta
pelajaran, sehingga dapat berdampak pada nilai akhir.
Bahasa Indonesia sebagai sebuah bahasa pemersatu dan digadang akan menjadi
bahasa internasional4 akan kehilanan tuahnya jika kita yang hidup di negeri asal nya
kalah dengan orang luar yang belajar Bahasa Indonesia. Terlebih menurut teori,
pembelajaran bahasa asing akan lebih cepat diserap apabila bahasa ibu (bahasa
yang sering digunakan) telah dikuasai dengan baik 5.
4 http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/1362
Kontribusi terhadap psikologi pendidikan, tentunya dapat menambah daftar cara
guru menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar. Hanya saja, perlu penelitian
yang lebih lanjut, apakah cara ini dapat diaplikasikan pada peserta didik selain pra-
sekolah.
5 http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/parenting/14/11/14/nf0ycj-
ajarkan-anak-bahasa-ibu-dulu-baru-asing
Lampiran
Poster in-
Keberadaan Tes yang Warna baju Warna baju group
terlebih dulu dikerjakan dalam in- dalam ditunjukka
pada terlebih dulu group individu n
141
sebanyak
subjek
71 dalam
70 47 jingga 46 jingga 1 set (46)
kelompok
matematika 46 kuning 47 kuning 2 set (49)
70 dalam
71 spasial 48 hijau 48 hijau 3 set (46)
individu
6 Rentang 1-6