Anda di halaman 1dari 14

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT MENULAR

MAKALAH
Memenuhi tugas matakuliah
Sistem Informasi Kesehatan (SIK III)
yang dibina oleh Ibu Rizki Mustika Riswari, SST, MPH

Oleh
Pangestu Dini Herma P 1504000008
Riyang Pingki Dinesty 1504000030
Mufidah 1504000040
Yocha Aliffia Adhana 1504000046
Rinda Ajeng Puspita 1504000056
Ruth Agustin P.R 1504000060
Wenslaus T Sodefa 1504000080

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PROGRAM STUDI DIII PEREKAM MEDIS DAN IFORMASI
KESEHATAN
Jl. Besar Ijen No. 77c Malang 65112
(0341) 566075
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa taala yang telah memberikan

kami berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan

keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa

sehingga kami bisa menyelesaikan ini dengan baik.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen dan teman-
teman yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
di dalam penyusunan makalah masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian.

Oleh karena itu kami meminta maaf atas ketidaksempurnaannya dan juga
memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
karya tulis ini.

Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan
manfaat untuk diri kami sendiri, teman-teman, serta orang lain.

Malang, 10 Maret 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................2

Daftar Isi.................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan................................................................................................4

1.1 Latar Belakang............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................5

Bab II Pembahasan.................................................................................................6

2.1 Pengertian...................................................................................................6

2.2 Penyebab penyakit menular......................... ..............................................6

2.3 Cara penularan penyakit.............................................................................6

2.4 Cara pencegahan ........................................................................................9

2.5 Hubungan penjamu, bibit penyakit dan lingkungan ................................10

2.6 Masa inkubasi ..........................................................................................11

Bab III Penutup......................................................................................................11

3.1 Kesimpulan...............................................................................................14

Daftar Pustaka........................................................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN

3
1.1 Latar belakang
Epidemiologi adalah salah satu bagian dari ilmu kesehatan masyarakat
(public health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit
ataupun masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat (Bustan, 2006: 1).
Keberadaan penyakit dalam masyarakat itu diekati oleh epidemiologi secara
kuantitiatif. Oleh karena itu, epiemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai
suatu metode pendekatan yang banyak memberikan perlakuan kuantitatif
dalam menjelaskan masalah kesehatan (Bustan, 2006: 1).
Epidemiologi berasal dari kata epi- yang berarti permukaan, demo berarti
orang, -ologi berarti ilmu tentang. Epidemiologi adalah metode investigasi
yang digunakn untuk mendeteksi penyebab atau sumber dari penyakit,
sindrom, kondisi, atau resiko yang menyebabkan penyakit, cedera, cacat atau
kematian dalam populasi atau dalam suatu kelompok manusia. Epidemiologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalm
pengertian modern pada saat ini epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang frekuensi dan distribusi (penyebaran) serta determinat masalah
kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta determinannya (faktor-
faktor yang mempengaruhinya).
Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa
campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit
berlangsung secara natural. Jika ditinjau proses yang terjadi pada orang sehat,
menderita penyakit dan terhentinya penyakit tersebut dikenal dengan nama
riwayat alamiah perjalanan penyakit (natural history of disease) terutama
untuk penyakit infeksi. Riwayat alamiah penyakit adalah deskripsi tentang
perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak
terjadinya pemaparan dengan agen kausal hingga terjadinnya akibat penyakit,
seperti kesembuhan atau kematian, tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi
preventif maupun terapetik.
Penyakit menular adalah sebuah penyakit yang dapat ditularkan, berpindah
dari satu orang keorang yang lain baik secara langsung maupun tidak
langsung atau melalui perantara atau dihubung.

Ranah kajian epidemiologi meliputi pengertian, sejarah perkembangan,


ukuran frekuensi epidemiologi, skrining, kejadian luar biasa, riwayat alamiah

4
penyakit, hubungan antara host, agent an environment, pencegahan penyakit,
imunisasi, surveilans, serta pengantar studi epiemiologi deskriptif dan
analitik. Pembahasan kali ini terfokus pada tema riwayat alamiah penyakit.

Oleh karena itu, pada makalah ini penyusun akan menjabarkan pengetian
epidemiologi penyakit menular, penyebab penyakit menular, cara penuaran penyakit,
cara pencegahan, dan hubungan penjamu, bibit penyakit dan lingkungan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat
diambil yaitu:
1. Apa pengertian dari epidemiologi penyakit menular?
2. Apa penyebab penyakit menular?
3. Bagaimana cara penularan penyakit?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit?
5. Apa hubungan penjamu, bibit penyakit, dan lingkungan?
6. Apa yang dimaksud dengan masa inkubasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian epidemiologi penyakit menular
2. Mengetahui penyebab penyakit menular
3. Mengetahui cara penularan penyakit
4. Mengetahui cara pencegahan penyakit
5. Mengetahui hubungan antara penjamu, bibit penyakit, dan lingkungan
6. Mengetahui masa inkubasi

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Epidemiologi penyakit menular adalah ilmu yang mempelajari tentang
penyakit menular dimasyarakat baik menyangkut faktor-faktor determinan
(penyebab) masalah penyakit menular tersebut, frekuensi, penyebab
ataupun penyebab timbulnya masalah penyakit menular tersebut.

2.2 PENYEBAB PENYAKIT MENULAR


Faktor penyebab penyakit menular di kelompokkan dalam beberapa
kelompok :
a. Kelompok atropoda (serangga) seperti penyakit scabies.
b. Kelompok cacing : seperti cacing gelang (ascariasis) dll.
c. Kelompok protozoa, seperti plasmodium malaria (malaria).
d. Kelompok fungus atau jamur seperti panu, kudis dan kurap.
e. Kelompok bakteri seperti mycobacterium tuberkulose penyebab
penyakit TB.
f. Kelompok virus seperti virus HIV
2.3 CARA PENULARAN PENYAKIT
1. Melalui kontak Jasmaniah (Personal Contact)
a. Kontak langsung (direct contact) : contoh penyakit sifilis, GO,
AIDS, dan penyakit-penyakit kulit seperti gatal-gatal, dsb.
b. Kontak tak langsung : bibit penyakit menular karena perantaraan
benda-benda yang telah terkontaminasi bibit penyakit tersebut,
karena berhubungan dengan penderita, misalnya melalui sapu
tangan, handuk, pakaian, contoh scabies, AIDS (suntikan).
2. Melalui makanan dan minuman
Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman,
yakni penyakit saluran pencernaan seperti kolera, disentri, tifus,
hepatitis, dll.
3. Air sebagai sumber penularan dan perantara
a. Water borne infections : Bibit penyakit patogen yang berada di
dalam air, terminum atau diminum manusia. Bila orang berenang
atau mandi di kolam atau di sungai, mungkin air yang mengandung
kuman terminum. Bisa juga iar minum yang mengandung kuman
patogen terminum. Contoh penyakit ini adalah tifus, kholera,
disentri, hepatitis.

6
b. Water washed infections : Cara penularan ini berkaitan dengan
kebersihan cuci mencuci. Baik cuci mencuci pakaian, maupun
mencuci peralatan makan minum. Penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui cara ini banyak sekali. Secara garis besar dapat
dikelompokkan dalam tiga bagian :
1) Penyakit Diare
Penularan penyakit ini bersifat fecal oral. Oleh karena itu bisa
ditularkan melalui air atau melalui alat dapur yang dicuci.
Contoh penyakit kolera, jepatitis dan disentri.
2) Penyakit kulit dan selaput lendir
Erat kaitannya dengan hygiene perorangan. Cuci mencuci
denga persediaan air yang kurang mutunya dan kurang
jumlahnya. Contoh penyakit infeksi jamur, dll.
3) Infeksi kulit karena parasit insekta
Serangga jenis kutu sangat umum memnyebabkan penyakit
kulit tau selaput lendir, sebagai akibat kurangnya kebersihan
hygienes perorangan terutama kaitannya dengan cuci mencuci.
Contoh penyakit dalam kelompok ini adalah scabies karena
kutu sacoptes scabies.
c. Water based infections : Dalam siklusnya penyakit ini memerlukan
host (penjamu). Penjamu perantara ini hidup di dalam air. Contoh
yang umum penyakit ini adalah schistosomiasis. Larva
schistosomiasis hidup dalam keong air, pada waktunya larva ini
berubah menjadi cercaria (sekaria). Bila ada yang menginjak kaki
di air yang ditinggal keong tersebut maka serkaria bisa menembus
kulit kaki.
d. Infeksi karena vektor serangga yang hidup di air atau sebagai
perindukan nyamuk.
Contohnya ialah penyakit malaria yang paling banyak diderita
masyarakat Papua, penyakit DBD yang disebabkan oleh aedes
agypti, penyakit filariasis (elephantiasis) penyebabnya cacing
filaria bancrofti yang ditularkan oleh nyamuk culex fatigans.
e. Infeksi karena sanitasi buruk
Jenis ini terutama parasit cacing. Cacing cambuk, cacing gelang
dan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja seperti kolera,
tifus, dll.

7
4. Penularan penyakit melalui udara
Misalnya melalui debu-debu yang terkontaminasi bibit penyakit seperti
misalnya TBC, Influenza, pertusis, dll.
5. Penularan penyakit melalui arthopoda dan rodentia
Arthopoda adalah binatang dengan tubuh bersegmen, mempunyai
rangka luar dan anggota gerak yang berbuku-buku. Dari sudut biologi,
arthopoda dibagi empat kelas, yakni :
a. Serangga atau insekta
b. Krustecea atau udang-udang
c. Arachnoidea atau laba-laba
d. Myriapoda taua lipan

Semua jenis arthopoda ini perlu pengawasan dan kita harus waspada.
Namun insecta memang memerlukan pengawasan lebih dari yag lain
karena sifat-sifatnya lebih banyak mendatangkan penyakit. Diantara
jenis arthopoda yang bisa menyebabka infeksi, bila menggigit
manusia, karena bibit penyakit yang dibawa arthopoda itu sebagai
vektor, contohnya adalah nyamuk aedes aegypti membawa virus DHF,
Malaria (Anopheles) membawa parasit malaria. Banyak jenis
arthopoda yang hidupnya ditempat-tempat yang kotor, upama kecoa.
Kecoa ini sangat berbahaya bila merayap di alat-alat dapur seperti
piring, cangkir, karena alat-alat dapur ini bisa terkontaminasi oleh bibit
penyakit. Contoh yang lebih berbahaya lagi adalah jenis arthopoda
lalat, yang bila hinggap di makanan, tentu makanan itu akan
terkontaminasi bibit penyakit pula.

Rodentia adalah binatang menyusui yang mengerat. Contoh rodentia


adalah berang-berang, tkus dll. Yang paling perlu mendapat perhatian
adalah tikus karena sering hidup didekat tempat tinggal manusia
seperti tikus. Adapula arthopoda yang hidup pada rodentia. Misalnya
kutu penyakit pes yang hidup pada tubuh tikus. Bersembunyi dibalik
bulu-bulu nya. Kutu itu namanya Xenpsilla Cheopsis. Bila tikus
telah terinfeksi basil pes, maka pinjal-pinjal atau kutu-kutu itu akan
mengisap darah tikus yang mengandung basil pes. Bila kutu itu
kemudian menggigit manusia, maka manusia bisa terkena penyakit
pes.

8
2.4 CARA PENCEGAHAN

Agar sesorang dapat terhindar dari segala penyakit yang ada di sekitar
kita maka perlu usaha-usaha kesehatan yang dapat ditransfer dalam sistem
unit keluarga, sebagai acuan kegiatan kesehatan keluarga yang diaplikasi
dalam usaha kesehatan pribadi seperti :

1. Memelihara kebersihan : contoh kebersihan jasmani dengan mandi 2


kali sehari pagi dan sore, gosok gigi sedikitnya empat kali sehari, pagi,
sore dan setiap habis makan. Setiap datang dari berpergian, begitu
masuk dalam rumah, mencuci tangan dengan sabun, membersihkan
lingkungan fisik rumah seperti halaman dan ruangan-ruangan dalam
rumah.
2. Menjaga makanan yang sehat yakni selalu mempehatikan kebersihan
dan mutu makanan.
3. Cara hidup yang teratur yakni ada keseimbangan antara bekerja dan
istirahat.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani.
5. Menghindari terjadinya penyakit dengan cara menghindari kontak
dengan penderita atau sumber penular lainnya.
6. Meningkatkan taraf kecerdasan dan kesehatan rohani. Hal ini bisa
dicapai dengan taat kepada agama.
7. Melengkapi rumah tangga denga fasilitas yang menjamin hidup sehat,
seperti tersedianya air bersih, tempat sampah, tersedianya obat ringan
untuk P3K.

2.5 HUBUNGAN PENJAMU, BIBIT PENYAKIT DAN LINGKUNGAN

9
2.6 MASA INKUBASI

Masa inkubasi adalah rentang waktu yang berlalu diantara waktu inokulasi
dan waktu penamp akan tanda atau gejala pertama pada penyakit. Contoh pada
kasus pasien yang terkena gigitan nyamuk masa inkubasi untuk penyakit malaria
adalah sekitar 15 hari (rentang waktu 10-35 hari), mulai dari saat digigit korban
mulai mengeluarkan gejala mengigil, demam, berkeringat, malaise, dan sakit
kepala selama kurang dari satu hari, yang hilang muncul setiap 48 jam. Interval
diantara pajanan malaria hingga penampakan tanda gejala pertama yang dapat di
deteksi dari penyakit tersebut merupakan masa inkubasi dari penyakit malaria.

Di dalam menentukan pajanan suatu penyakit terhadap suatu inokulasi


dapat membuat titik awal masa inkubasisulitdipastikan. Disamping itu tanda
gejala penyakit tersebut dengan penyakit lain seri kali terlihat sama seperti flu,
demam, dsb. Dimana hal tersebut membuat tanda prodomal yang samar dari
penyakit membuat titik awal masa inkubasi sulit di pastikan. Tanda prodomal
adalah tahapan kedua dari penyakit yang merupakan masa untuk pertamakalinya
muncul tanda gejala penyakit.

10
Diagnosis termudah biasanya dapat dibuat jika penyakit berasal dari satu
pajanan yang berdurasi pendek dengan identifikasi sumber infeksi dan penderita
yang mengalami tanda tanda klasik penyakit untuk pertama kalinya akan sangat
membantu dalam pembuatan diagnosis suatu penyakit.

Perjalanan suatu penyakit pernafasan dan masa inkubasinya dimulai ketika


sebuah pathogen berinvasi atau berinokulasi dalam tubuh pejamu. Patogen akan
memperbanyak diri dalam tubuh pejamu selama masa inkubasi. Selama itu pula
penyakit pernafasan dapat atau bisa ditularkan. Beberapa penyakit yang dapat
ditularkan pada waktu 2 atau 3 hari terakhir pada masa inkubasi seperti campak,
chickenpox dsb.

Masa inkubasi berbagai penyakit sangat bervariasi dimana masa inkubasi


juga berbeda pada orang yang memiliki system kekebalan tubuh yang lebih aktif
sehingga dapat menahan tumbuh kembang patogen di dalam tubuh, yang akhirnya
dapat memperpanjang masa inkubasi. Sehingga penyakit yang masa inkubasinya
pendek biasanya menyebabkan kesakitan yang lebih akut dan parah, sedangkan
yang masa inkubasinya panjang menyebabkan kesakitan yang tidak terlalu parah.

Masa prodomal dimulai dengan penampakan tanda-tanda gejala pertama


penyakit. Pada beberapa penyakit pernafasan biasanya berlangsung dalam satu
hari. Penularan penyakit paling banyak terjadi pada masa prodomal karena
tingginya daya tular penyakit terhadap tahap ini dan gejala yang tidak tampak
dengan jelas.

Masa fastigium adalah masa ketika penyakit berada di puncaknya.


Diagnosis paling muda dilakukan atau dapat langsung dibuat setelah melewati
titik diferensial. Pada tahap prodomal banyak penyakit pernafasan yang
menghasilkan gejala yang sama sehingga menyulitkan dalam pembuatan
diagnosisnya, sedangkan pada masa fastigium walaupun tingkat penularan paling
tinggi, pasien tidak banyak menularkan penyakit karena biasanya pada tahap ini ia
dirawat di rumah sakit atau di rumah.

Defervescence (penurunan demam) adalah masa ketika gejala penyakit


berkurang. Pada masa ini pasien merasa dirinya telah sembuh, jikaiatidakberhati-

11
hati sehigga penyakit dapat kambuh kembali (relaps) karena perjalanan penyakit
belum lengkap dan system kekebalan penderita belum sekuat sedia kala. JIka
pertahanan tubuh melemah dan tidak dapat melawan patogen secara efektif, relaps
dapat terjadi pada tahap ini. Tahap Defervescence merupakan tahap penularan
yang cukup tinggi karena pasien mungkin sudah beraktifitas kembali dan belum
sepenuhnya pulih serta masih infeksius

Convalescence (pemulihan) adalah masa pemulihan atau penyembuhan.


Pada titik ini seseorang yang masih infeksius tetapi merasa sehat, sering keluar
dan jalan-jalan dan menyebarkan penyakit.

Defection adalah masa ketika patogen dibunuh atau dikalahkan oleh sistem
kekebalan tubuh. Pada beberapa penyakit, defection, dan convalescence bias
berada pada tahap yang sama dan pada tahap defection inilahisolasi di tingkatkan.

Faktor penyakit yang memengaruhi tidak saja penyakit saluran pernafasan


bagian atas, tetapi juga banyak hal lainnya, adalah kekuatan atau keganasan
(virulensi) penyakit itu. Virulensia dalah kekuatan suatu agen penyakit dan
kemampuannya menimbulkan kasus penyakit yang parahatau yang
menyebabkankematian. Berkaitan dengan virulensi suatu pathogen adalah
viabilitas agens penyebab penyakit ini. Viabilitas suatu konsep yang masih
berkaitan adalah kapasitas patogen atau agens penyebab penyakit untuk dapat
bertahan di luar tubuh pejamu dan untuk tetap pada dan hidup di lingkungan.

Jika penyakit seperti penyakit pernafasan belum bermanifestasi dengan


sendirinya atau hanya menimbulkan kasus penyakit atau kondisi yang ringan, hal
tersebut disebut subklinis. Ada beberapa penyakit yang dapat dibuktikan
keberadaaannya melalui uji klinis seperti analisis darah sehingga keberadaaan
suatu reaksi antigen dapat di ketahui. Akan tetapi, gejala klinis mungkin tidak
jelas. Keadaan seperti itu juga termasuk infeksi subklinis atau kasus subklinis
karena hanya dapat dipastikan secara inunologis jika gejala klinisnya tidak tampak
dengan jelas.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Epidemiologi penyakit menular adalah ilmu yang mempelajari tentang
penyakit menular dimasyarakat baik menyangkut faktor-faktor determinan
(penyebab) masalah penyakit menular tersebut, frekuensi, penyebab ataupun
penyebab timbulnya masalah penyakit menular tersebut.
Penyebab penyakit menular dikelompokkan dalam beberapa kelompok,
yaitu kelompok atropoda (serangga), cacing, protozo, fungus (jamur), bakteri,
dan virus. Car penularan penyakit yaitu melalui kontak jasmaniah (personal
contact), melalui makanan, melalui air, melalui udara, melalui arthopoda dan
rodentia. Cara pencegahan peyakit menular yaitu dengan memlihara
kebersihan, menjaga makanan yang sehat, cara hidup yang sehat,
meningkatkan daya tahan tubuh, menghindari kontak dengan penderita,
meningkatkan taraf kecerdasan dan kesehatan rohani, dan melengkapi rumah
tangga dengan fasilitas yang menjamin hidup.
Masa inkubasi adalah rentang waktu yang berlalu diantara waktu inokulasi
dan waktu penamp akan tanda atau gejala pertama pada penyakit.

13
DAFTAR PUSTAKA

C. Timmreck, Thomas. 2004. Epidemiologi Suatu pengantar, Edisi 2. Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hasmi. 2011. Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta : Penerbit Trans Info Media.

14

Anda mungkin juga menyukai