Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan ke-satuan
secara utuh dan menyeluruh antara se-genap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Ekosistem terbagi atas tiga tipe ekosistem, yakni; ekosistem air, ekositem
darat dan ekosistem buatan. Salah satu contoh eko-sistem buatan adalah ekosistem sawah
(Elfis, 2010a).
Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh
pematang, serta dapat di tanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan
sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu
menyangga genangan air karena padi me-merlukan penggenangan pada periode tertentu
dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dan mata air, sungai
atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang
lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah
(Wikipedia, 2011).
BAB 1
EKOSISTEM SAWAH
Lebih lanjut Elfis (2010a), menyatakan bahwa ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan ke-satuan secara utuh dan menyeluruh antara se-
genap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem terbagi atas tiga tipe
ekosistem, yakni; ekosistem air, ekositem darat dan ekosistem buatan. Salah satu contoh eko-
sistem buatan adalah ekosistem sawah.
Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh
pematang, serta dapat di tanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan
sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu
menyangga genangan air karena padi me-merlukan penggenangan pada periode tertentu
dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dan mata air, sungai
atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal se-bagai sawah tadah hujan, sementara yang
lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah
(Wikipedia, 2011).
Menurut Aryulina dkk (2007), sawah me-rupakan ekosistem buatan yang dibentuk secara
sengaja oleh manusia untuk memenuhi ke-butuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan
memiliki keanekaragaman rendah.
Senada dengan itu Watanabe dalam Litbang Deptan (2010), menyatakan bahwa sawah adalah
suatu ekosistem buatan dan suatu jenis habitat khusus yang mengalami kondisi kering dan
basah tergantung pada ketersediaan air. Karakteristik ekosistem sawah ditentukan oleh
penggenangan, tanaman padi, dan budi dayanya. Sawah tergenang biasanya merupakan
lingkungan air sementara yang dipengaruhi oleh
keanekaragaman sinar matahari, suhu, pH, kon-sentrasi O2, dan status hara.
Menurut YT.Prasetyo (2006), dilihat dari segi iklim tagelan atau lahan kering dibedakan
menjadi:
a. Lahan kering beriklim basah
Lahan kering beriklim basah ini ditandai dengan curah hujan lebih dari 2.200 mm pertahun
dengan penyebaran relatif merata.
b. Lahan kerng beriklim kering
Lahan kering beriklim kering memounyai curah hujan antara 1.000-1.500 mm per tahun
selama 3-4 bulan dengan penyebaran yang tidak teratur.
Awan dibedakan menurut bentuk dan tingginya ada 4 kumpulan yang utama, yaitu awan
rendah, awan sederhana tinggi, awan tinggi dan awan yang tinggi keatas.
A. Awan Rendah
- terdiri dari awan Stratokumulus, awan Nimbostratus dan awan Stratus.
- terletak kurang daripada 3000 meter dari muka bumi.
a. Stratokumulus
Stratokumulus (Sc) ialah awan berwarna kelabu/putih yang terjadi apabila bahagian puncak
awan kumulus yang terbentuk pada waktu petang menghampar dibawah songsangan suhu.
Awan-awan ini terjadi pada lewat petang dan senja apabila atmosfera mula menjadi stabil.
Warna kekuningan muda adalah disebabkan pantulan sinaran suria pada waktu senja.
Stratokumulus juga akan boleh terjadi tanpa penghamparan awan kumulus.
b. Nimbostratus
Awan Nimbostratus gelap dan mempunyai lapisan-lapisan jelas dan dikenali juga sebagai
awan hujan
c. Stratus
Stratus ialah awan berupa cebisan kain koyak terbentuk dalam udara lembab bergelora pada
paras rendah atmosfera selepas hujan. Warna kekuningan muda latar belakang adalah
disebabkan oleh pantulan sinaran suria waktu senja oleh sirrostratus yang terjadi selepas
aktiviti ribut petir pada waktu petang. Awan Stratus sangat rendah, tebal dan berwarna
kelabu.
a. Altokumulus
Awan Altokumulus berkepul-kepul, tidak rata dan berlapis.Awan itu menandakan keadaan
cuaca yang baik. Tiap-tiap elemen nampak jelas tersisih antara satu sama lain dengan warna
keputihan dan kelabu yang mana membedakannya daripada Sirokumulus.
b. Altostratus
Altostratus(As), awan kekelabuan (bergantung kepada ketebalan) peringkat pertengahan yang
menghasilkan hujan apabila cukup tebal. Awan-awan ini terjadi dalam lapisan atmosfera
stabil dan boleh menjadi tebal apabila cukup kelembapan dan penyejukan. Hujan berterusan
pada waktu senja dan malam selepas aktiviti ribut petir pada lewat petang dan senja adalah
disebabkan perkara ini. Awan-awan di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari
terdahulu, mula menghilang apabila matahari terbit pada awal pagi. Awan Altostratus lebih
padat, berwarna kelabu dan kelihatan seperti air.
C. Awan Tinggi
- terdiri dari awan Sirus, Sirokumulus dan Sirostratus
a. Sirus
Awan Sirus(Ci) ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna putih dengan
pinggiran tidak jelas. Awan Sirus kelihatan seperti kapas tipis dan awan ini menunjukkan
cuaca agak cerah.
b. Sirokumulus
Awan Sirokumulus kelihatan seperti sisik ikan.
c. Sirostratus
Awan Sirostratus ialah awan putih yang tipis
a. Kumulus
Pandangan jarak dekat awan Kumulus yang sedang berkembang aktif pada lewat pagi dan
awal petang disebabkan pemanasan permukaan tanah dan perolakan. Awan-awan itu
kelihatan seperti popcorns dengan tepian nyata(clear outline). Warnanya putih pada puncak
kerana semua gelombang sinar suria dipantulkan pada kadar yang sama. Warna gelap itu
disebabkan oleh penembusan terhad sinar suria dan juga kadar serapan yang bertambah
terhadap gelombang selebihnya kerana titisan air besar. Dengan kandungan kelembapan dan
penaikan udara mencukupi, awan-awan ini tumbuh tinggi dan menghasilkan hujan panas.
Dalam keadaan ketidakstabilan udara yang mendalam, ribut petir berlaku pada waktu petang
atau lewat petang Awan Kumulus terbentuk kelompok-kelompok bulat
b. Kumulonimbus
Pemandangan jarak jauh deretan awan Kumulonimbus (Cb) . Awan-awan ini tinggi berwarna
putih / gelap. Tapaknya terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki manakala puncaknya
boleh mencapai ketinggian melebihi 35000 kaki. Pembentukan deretan awan ini merupakan
satu ciri biasa pada awal pagi Monsun Barat Daya. Kedudukan Sel-sel Cb yang begitu rapat
menyebabkan awan-awan itu kelihatan bersambung. Warna kuning keemasan itu disebabkan
pantulan sinar suria pagi yang sedang terbit di timur. Awan nipis berbentuk topi kelihatan
diatas puncak awan Cb menunjukan kewujudan udara stabil mengalir diatas puncak awan itu
(Cb). Awan-awan Cb ini kerap bergerak masuk ke pedalaman melalui kawasan pantai pada
peringkat akhir Monsun Barat Daya. Apabila ketidakstabilan atmosfera mencapai lebih
tinggi, awan-awan ini membawa hujan lebat dan ribut petir kepada kawasan terlibat.
Awan Kumulonimbus berbentuk kelompok-kelompok besar. Kelompok-kelompok yang
berwarna putih dan hitam ini mempunyai bentuk dan rupa yang beranekaragam. Awan
membawa hujan yang disertai dengan kilat dan petir ( blogspot, 2012).
Kabut (Fog) adalah awan lembap yang terjadi pada permukaan bumi yang mengandung
jutaan butiran butiran air yang sangat kecil dan melayang - layang di udara ( blogspot,
2012).
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan
beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan
yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun
unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh :
Kalimantan Barat dan Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang
kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain
sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi
karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
(Wikipedia, 2012)
Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan
dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi.
Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka
tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya
adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut
konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri
atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi
lainnya, sebagian energi akan hilang.(Wikipedia, 2012)
Dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan, akan tetapi
banyak rantai makanan. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu organisme saja,
tetapi dapat dimakan oleh berbagai konsumen primer. Misalnya: padi daunnya dimakan ulat,
ulat dimakan burung pipit, burung pipit dimakan burung elang, Padi juga dimakan tikus, tikus
dimakan oleh burung elang, tikus juga dimakan ular. padi juga dimakan burung, burung pipit
dimakan burung elang. Akibatnya dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai
makanan saja tetapi banyak bentuk rantai makanan. Rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain disebut jaring-jaring makanan. (smartschool, 2012)
BAB 2
2. Air
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air
seluruh organisme tidak akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai peranan yang
penting karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan
dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung
dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air
terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar terutama
terdapat di danau, sungai, air tanah (ground water) dan gunung es (glacier). Semua badan air
di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung
secara kontinu (Effendi dalam ELfis, 2010b).
Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup memerlukan
kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan
dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya. Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat
adanya siklus melalui hujan, aliran air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara
terus menerus. Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi
kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan.(Elfis, 2010 )
Air terdiri dari molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Dialam, air
dapat berbentuk padat, misalnya es dan Kristal es (salju), serta berbentuk gas berupa uap air.
Dalam kehidupan, air sangat diperlukan oleh mahluk hidup karena sebagian besar tubuhnya
mengandung air.(Aryulina, 2007:269)
3. Udara
udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon
dioksida (0,03%), dan gas-gas lain. Nitrogen diperlukan mahluk hidup untuk membentuk
protein. Oksigen digunakan makhluk untuk bernafas. Karbon dioksida diperlukan tumbuhan
untuk fotosintesis.(Aryulina, 2007:269).
4. Cahaya matahari
Cahaya matahari; kebutuhan tumbuh-tumbuhan akan cahaya matahari ber-kaitan pula dengan
energi dan suhu udara yang ditimbulkannya. Terdapat 4 kelompok vegetasi yang dipeng-aruhi
oleh suhu lingkungan panas se-panjang tahun, misalnya tumbuhan daerah tropis), mesotermal
(tumbuhan yang menyukai lingkungan yang tidak bersuhu terlalu panas atau terlalu dingin),
mikrotermal (tumbuhan di habitatnya, yaitu kelompok vegetasi atau tumbuhan megatermal
(tumbuhan menyukai habitat bersuhu yang menyukai habitat bersuhu rendah atau dingin,
misalnya tum-buhan dataran tinggi atau habitat subtropis) dan hekistotermal yaitu tumbuhan
yang terdapat di daerah kutub atau alpin (Elfis, 2010c).
Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global Karena matahari menentukan suhu
lingkungan. Cahaya matahari juga merupakan unsure vital yang dibutuhkan oleh tunbuhan
sebagai produsen untuk berfotosintesis.(pratiwi,2007:273)
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen
untuk berfotosintesis. ( shvoong/ exact-sciences, 2012)
5. Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang, minimal permusim atau per periode atau
per tahun, dan seterusnya, sedangkan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka
pendek, misalnya harian, mingguan, bulanan dan maksimal semusim atau seperiode.(Hanafi,
2007).
Bila sebagian dari biomassa suatu komunitas tumbuhan dimakan. Energi itu di teruskan ke
pada suatu heterotrof, yang untuk keberadaannya bergantung pada energi tersebut. Misalnya
belalang, tumbuh dan melaksanakan seluruh kegiatannya berkat energi yang tersimpan dalam
tumbuhan yang dimakannya. Pada gilirannya, herbivora menyediakan makanan untuk hewan
karnivora. Belalang tadi dapat di makan oleh katak. Proses pemindahan energi dari makhluk
ke makhluk dapat berlanjut. Katak dapat di makan oleh ular hitam, yang pada gilirannya
dapat di makan oleh burung elang. Lintasan konsumsi makanan seperti ini di sebut rantai
makanan (Kimbal, 1983).
Pada setiap tingkatan konsumsi dalam rantai makanan, sebagian dari hasil bersih tingkatan
tersebut tidak di-konsumsi oleh tingkatan yang lebih tinggi berikutnya, tetapi setelah
organisme itu mati, diurai oleh banyak sekali terdapat didalam tanah dan dimana pun organik
terdapat. Mereka meng-ekstrasi energi yang tersisa dalam bahan organik dengan melepaskan
produk an-organik dari degradasinya (umpamanya, CO2, NH3) kembali ke alam seitarnya.
Aliran energi melalui biosfer ini searah; dari matahari ke produsen, kemudian ke konsumen,
dan akhirnya ke organisme pengurai. Akan tetapi, bahan-bahan pem-bangun benda hidup dan
yang menyimpan energi matahari harus di daur ulang jika sistem itu harus berlanjut (Kimbal,
1983).
Menurut Admin (2010b), rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam
tumbuhan melalui se-deretan organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan
ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai
saprofit yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1) Rantai pemangsa, rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai
produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan
berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
2) Rantai parasit, rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup
sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3) Rantai saprofit, rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya
jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan
lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
a) Produsen
Produsen adalah organisme yang menyususn senyawa organik atau mem-buat makanan
sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Organisme yang ter-golong produsen meliput
organism yang melakukan fotosintesis, yaitu: tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri, serta
ganggang hijau biru.
b) Konsumen
Konsumen adalah organisme yang tidak mampu menyusun senyawa organik atau membuat
makanannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan makanan-nya, organisme ini bergantung
pada organisme lain. Hewan dan manusia ter-golong dalam kelompok sebagai kon-sumen.
c) Dekomposer
Dekomposer merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme untuk
memperoleh makanan atau bahan bahan organik yang diperlukan. Penguraian memungkinkan
zat-zat organik yang kompleks terurai menjadi zat-zat yang lebih sederhana kemudian dapat
dimanfaatkan kembali oleh produsen. Organisme yang termasuk dekomposer adalah bakteri
dan jamur.
d) Detritivor
Detritivor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organic atau detritus. Detritus
merupakan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan. Organisme detritivor antara lain cacing
tanah, siput, keluwing, bintang laut, dan kutu kayu.
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara
organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu.
Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Simbiosis adalah bentuk interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup
yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Simbiosis
parasitisme, yaitu: interaksi dua individu/ populasi di mana salah satu individu untung,
sedang simbion pasangannya rugi contohnya:
1) Padi dan tikus,
Dimana tikus dapat menyerang tanaman padi pada ber-bagai fase pertanaman padi fase
vegetatif tikus akan memutuskan batang- batang padi sehingga tampak berserakan. Tikus
akan menggigit lebih dari jumlah yang di butuhkan untuk di makan. Kerusakan akibat
serangan tikus bersifat khas, yaitu di tengah-tengah petakan sawah tampak gundul, sedangkan
bagian tepi biasanya tidak diserang.Tikus juga menyerang bendengan persemaian dengan
memakan benih- benih yang disebar, atau mencabut tanaman tanaman yang baru tumbuh.
2) Fase generatif,
Tikus- tikus akan me-makan malai yang terbentuk dan bulir-bulir padi yangmulai meng-
uning, sehingga dapat menyebabkan kehilangan hasil secara langsung. Ke-rusakan tidak akan
terlihat dari jarak yang agak jauh sampai per-sentase serangan mencapai 15%. Serangan tikus
lebih berat pada musim hujan dari pada musim kemarau
3) Burung dengan padi,
Burung- burung hama padi memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga
menyebabkan terjadinya kehilangan hasil secara langsung. Diantara burung- burung ini ,
bondol hitam dan bondol uban memegang peranan yang lebih penting. Kedua burung ini
dapat menyebabkan patahnya malai karena mereka sering hinggap secara bersama- sama
padi.
4) Keong,
Hewan ini dapat menyerang tanaman padi muda, baik di per-semaian maupun bibit yang baru
di pindahkan ke sawah. Dengan ke-padatan populasi sekitar 10- 15 ekor per meter persegi ,
keong mas mampu menghabiskan padi muda dalam waktu 3 hari jika air sawah dalam
keadaan tergenang dan me-nimbulkan kerusakan yang cukup berat bagi daerah
persawahan (Ismon, 2006). Para petani juga kerap kehilangan bibit yang ditanam
dan harus menyulamnya kembali. Keong mas sangat mengganggu lahan per-tanian sehingga
disebut hama unggul, karena memakan segala tanaman ter-utama tanaman padi muda dan
bibit.
5) Serangga,
Pada serangga- serangga hama yang mengalami metamorphosis sederhana, umumnya nimfa
dan imago mempunyai habitat yang sama. Mereka sama-sama aktif makan dan sama- sama
merusak tanaman atau dengan kata lain limfa dan imago semuannya menjadi hama.Akan te-
tapi, tidak demikian halnya bagi serangga hama yang mengalami metamorphosis sederhana.
6) Dekomposer (pengurai)
Merupakan organisme yang mengurai sisa-sisa organisme untuk memperoleh makanan atau
memperoleh makanan atau bahan organik yang di perlukan. Penguraian memungkinkan zat-
zat organik yang komplek terurai menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Kemudian dapat di
manfaatkan kembali oleh produsen. Organisme yang termasuk dekomposer adalah bakteri
dan jamur (Aryulina, 2007).
7) Detrivitor
Adalah organisme yang memakan pertikel- partikel organik atau detritus. Detritus merupakan
pancuran jaringan hewan atau tumbuhan. Organisme detrivitor antara lain cacing tanah,
siput, keluwing, bintang laut, dan kutu kayu (Aryulina, 2007).
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
http://biologirendy.blogspot.co.id/2016/04/makalah-ekosistem-sawah-dan-tegalan.html
http://janganlupadibaca.blogspot.com/2010/11/pengertian-klimatologi.html
selasa 15.52 27 maret 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Sawah
selasa 15.36 27 maret 2012
Diposkan oleh Angga Mechan di 05:25
Selasa 27 maret 17.03
Elfis suhu dalam kajian ekologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembapan di akses tggl 13 april 2012 13.52
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.bhttp://id.wikipedia.org/wiki/Angin di
akses tggl13 april 2012 13.56
http://awankumulunimbus.blogspot.com/ di akses tggl13 april 2012 14.22
http://e-smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=229&Itemid=1
13 April 2012 jam 13:16
logspot.com/_4AICnOp80v0/S9Q9q4kLxPI/AAAAAAAAAEQ/UeP3z-
GQI7Q/s1600/jaring-jaring
%2Bmakanan3.JPG&imgrefurl=http://gurudanguru.blogspot.com/2009/05/contoh-rpp-tim-
teaching.html&h=384&w=512&sz=18&tbnid=-
9encqk4yQI9nM:&tbnh=90&tbnw=120&prev=/search%3Fq%3Dcontoh%2Bjaring
%2Bjaring%2Bmakanan%26tbm%3Disch%26tbo
%3Du&zoom=1&q=contoh+jaring+jaring+makanan&docid=cEddsq76Ndq31M&hl=id&sa=
X&ei=6sqHT7btLYXtrAfujNmSCw&ved=0CC0Q9QEwAQ&dur=3100