Anda di halaman 1dari 3

LO 2

Pemeriksaan kista radikuler dapat dilakukan dengan cara biopsy yang meliputi:
1. Aspirasi jarum halus (FNAB) adalah jarum diameter < 1mm, ujung jarum
ditusukkan 5x, kemudian dibuat hapusan (smear) adalah one layer smear
2. Eksisi digunakan untuk pengambilan lesi kecil yang secara klinis merupakan lesi
yang jinak (diameter < 1cm), baik lesi superfisial maupun lesi profundus, lunak
atau keras. Pendekatan yang dilakukan bisa dengan insisi berbentuk elips (untuk
lesi permukaan atau modifikasinya, apabila lesi terletak di dalam jaringan lunak).
3. Insisi adalah pemeriksaan yang dilakukan bila lesi ini berukuran besar atau
potensial ganas (nantinya memerlukan eksisi yang luas) atau untuk menghindari
struktur penting di sekitarnya, misalnya arteri atau saraf. Biopsy insisional
biasanya dipilih untuk lesi yang besar dan terletak di dalam tulang, baik lesi kistik
maupun solid, untuk menentukan sifatnya, sehingga dapat digunakan untuk
merencanakan tindakan rehabilitatif.
4. Aspirasi adalah suatu pendekatan untuk fluktuan di dalam lesi jaringan lunak baik
superfisial atau profunda. Lesi sentral pada tulang diaspirasi dahulu sebelum
diambil, karena dikhawatirkan akan terjadi perdarahan yang disebabkan oleh
adanya hemangioma sentral atau anomali vaskuler. Aspirasi kurang bermanfaat
untuk diagnosi lesi yang solid.

LO 4

TERAPI KISTA

Terapi pada kista rongga mulut didasarkan pada hubungan kista dengan daerah-daerah
penting seperti mata, antrum, rongga hidung, kanal mandibula dan ketebalan tulang
mandibula yang tersisa. Terdapat dua macam terapi, yaitu :

1. Enukleasi (Ekstirpasi in toto / Prosedur Partsch II)

Enukleasi yaitu mengangkat keseluruhan jaringan kista. Terapi ini dilakukan pada
kista yang berukuran kecil (d < 2 mm)dan tidak membahayakan jaringan sekitar.
Terapi ini juga diindikasikan pada kista yang cenderung kambuh. Jika luka besar yang
ditimbulkan dapat direkonstruksi, maka terapi enukleasi dapat dilakukan. Akses untuk
pengambilan kista juga harus didapat dengan mudah. Cara melakukan enukleasi
adalah dengan membuka tulang pada gusi terluar ataupun dari dalam soket
menggunakan alat kuret. Permukaan cekung dari kuret menghadap ke arah tulang.
Jika kista telah melibatkan akar gigi sebelahnya, maka harus dilakukan evaluasi jika
gigi tersebut masih vital. Tetapi apabila respon gigi terhadap rangsang (terutama
dingin) menurun, maka bisa dirujuk untuk dilakukan perawatan saluran akar pada gigi
yang terlibat.

2. Marsupialisasi (Prosedur Partsch I)

Terapi ini dilakukan pada kista yang terletak di daerah berbahaya (seperti saraf
ataupun mata). Terapi ini juga dilakukan jika tindakan enukleasi mengganggu
pertumbuhan gigi dan rahang kedepannya atau mengganggu vitalitas gigi sekitarnya.
Biasanya kista yang besar juga mendapat terapi marsupialisasi. Marsupialisasi
dilakukan dengan membuka atap kista dan menjahit pembatas kista ke mukosa mulut.
Hal ini ditujukan untuk mengurangi tekanan internal dalam kista sehingga diharapkan
kista dapat mengerut terlebih dahulu. Dekompresi dilakukan dengan memasukkan
sebuah tube polietilen besar ke dalam kista. Setelah mengerut, kista dapat diambil dan
meminimalisir rusaknya struktur penting di dekat kista. Berikutnya dilakukan terapi
enukleasi untuk mengambil kista secara keseluruhan. Kista harus diambil hingga
bersih agar tidak memicu kekambuhan dan memperkecil potensinya menjadi tumor
jinak/ganas.

REFERENSI LO 4

Birnbaum, Warren. 2009. Diagnosis Kelainan Dalam Mulut : petunjuk bagi


klinisi/penulis, Warren Birnbaum, Stephen M. Dunne; alih bahasa, Hartono
Ruslijanto, Enny M. Rasyad ; editor edisi bahasa indonesia, Lilian
Juwono. Jakarta : EGC

Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (Oral Surgery)/Gordon
W. Pedersen; alih bahasa, Purwanto, Basoeseno; editor, Lilian Yuwono. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai