Anda di halaman 1dari 9

9

Buana Sains Vol 10 No 1: 9-17, 2010

ANALISIS KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN


PERMINTAAN BERAS DI INDONESIA

Eri Yusnita Arvianti dan Rikawanto


PS. Agribisnis, Fak. Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
This study aims to analyze the stability of Indonesian rice supply and demand
equilibrium system and to evaluate short-run and long-run impacts of price policy using
Cobweb equilibrium model. The results show that in the short-run equilibrium of rice
supply and demand deviates; however, in the long-run it is stable. These implication is
price policy on agricultural inputs and output does not disturb Indonesian rice market.
Therefore, the policy is still reasonable to be implemented.
Key words: stability, market equilibrium, rice, rice supply, rice demand

Pendahuluan
Model dinamis (dynamic model) merupakan dituangkan dalam Inpres No.
salah satu alat analisa yang dapat 9/2002 pada tanggal 21 Desember
digunakan untuk mengevaluasi dampak 2001 (pertengahan musim tanam MH
jangka pendek dan jangka panjang dari 02/03), didalamnya menyebutkan
suatu kebijaksanaan (Swastika, 1999). HDPP untuk gabah yang baru adalah
Dampak suatu kebijaksanaan pemerintah Rp. 1.725/kg. Sementara dalam Inpres
dalam sektor pertanian saat ini sering sejenis sebelumnya, yaitu Inpres No.
baru terlihat beberapa bulan bahkan 9/2001 tertanggal 31 Desember 2001
beberapa tahun kemudian. Artinya, HDPP gabah adalah Rp. 1.500/kg.
terdapat keterlambatan tanggapan Kebijakan harga gabah tersebut
semenjak kebijakan dikeluarkan dengan ditanggapi positif oleh produsen yang
respon masyarakat. Hal ini disebabkan terlihat dari adanya kenaikan
oleh dua faktor, yaitu petani tidak dapat penawaran beras di pasar domestik dari
langsung mengantisipasi kebijaksanaan 1.148,30 ribu ton pada 2002 menjadi
tersebut dan kebijaksanaan tersebut 1.624,60 ribu ton pada 2003. Hal ini
sering mempunyai pengaruh yang lambat menunjukkan bahwa produsen
terhadap perubahan atau perbaikan yang mengalami keterlambatan waktu dalam
ingin dicapai. Selain itu sifat kegiatan menanggapi commodity market-stock.
produksi pertanian baru dapat dilihat Peningkatan penawaran tersebut
hasilnya (panen) setelah beberapa waktu dimungkinkan merupakan dampak dari
masa tanam. Artinya, aktivitas pertanian peningkatan luas panen sebagai
mempunyai tenggang waktu (time lag) dan penyesuaian terhadap perubahan harga
mulai pengambilan keputusan output gabah.
berproduksi sampai dengan produksi Sebaliknya, pada saat subsidi pupuk
diperoleh. dicabut mulai tanggal 1 Desember 1998
Penetapan kebijakan pemerintah dan harga pupuk tidak lagi diatur oleh
tentang harga dasar pembelian gabah dan pemerintah namun menyesuaikan
beras pemerintah (HDPP) yang mekanisme pasar, telah menyebabkan
10

Eri Y. A. dan Rikawanto / Buana Sains Vol 10 No 1: 9-17, 2010

harga pupuk ditingkat petani mengalami suatu komoditas pada saat faktor lain
kenaikan. Kenyataannya, penghapusan tidak berubah akan mendorong
harga eceran tertinggi (HET) tersebut produsen untuk meningkatkan jumlah
dilaporkan Sutrilah, et al. (2001) tidak komoditas yang ditawarkan. Demikian
mengubah pola pikir maupun perilaku juga sebaliknya, apabila harga
pemupukan yang efisien, sehingga komoditas tersebut turun, maka akan
penawaran beras justru mengalami mendorong produsen untuk
fluktuasi dari tahun 1998 - 2002, yang mengurangi jumlah komoditas yang
berturut-turut sebesar 1.409; 2.173; ditawarkan.
1.287; 1.090 dan 1.148 ribu ton beras Kurva penawaran tersebut di atas
per tahun. didasarkan pada asumsi bahwa
Dinamika penawaran yang produsen bertindak rasional, yaitu
demikian fluktuatif sangat rentan berusaha memaksimalkan keuntungan.
mengingat jumlah penduduk yang terus Produsen akan menggunakan input
meningkat sehingga meningkatkan sampai batas dimana biaya per satuan
konsumsi. Kajian ini dilakukan untuk input sama dengan nilai tambahan per
menganalisis stabilitas keseimbangan satuan output. Secara matematis,
sistem penawaran dan permintaan beras prinsip memaksimalkan keuntungan
di Indonesia dengan menggunakan tersebut dapat dirumuskan pada
model keseimbangan Cobweb dari persamaan 1, sebagai berikut:
penawaran dan permintaan dinamis, Px = Py . MPx (1)
mengetahui dampak kebijakan harga
gabah dan pupuk dalam jangka pendek Keterangan:
dan jangka panjang, serta tingkat Px = harga satuan input X
stabilitas pasar beras nasional. Model Py = harga satuan output Y
MPx = produk marjinal dari input X
Cobweb dipilih karena sangat sesuai
untuk menganalisis pengaruh Persamaan di atas adalah analisis statis,
perubahan harga terhadap penawaran sementara untuk analisis dinamis,
dan permintaan komoditas pertanian, penawaran tidak hanya ditentukan oleh
terutama dalam jangka pendek variabel ekonomi pada waktu yang
(Widodo, 1992). bersamaan, tetapi juga oleh variabel
pada waktu sebelumnya. Seperti telah
Metodologi disebutkan di atas, bahwa dalam sektor
pertanian terdapat tenggang waktu
Kerangka Pemikiran Teoritis antara pengambilan keputusan produksi
Penawaran (supply) didefinisikan sebagai dengan realisasi produksi. Keputusan
hubungan statis yang menunjukkan produksi dibuat satu periode sebelum
berapa banyak suatu komoditas yang realisasi penjualan produk. Apabila
ditawarkan (untuk dijual) pada suatu keputusan produksi diambil pada waktu
tempat dan waktu tertentu pada t berdasarkan pada harga yang terjadi
berbagai tingkat harga ketika faktor lain pada waktu t, yaitu Pt, produk tidak
tidak berubah (Tomek dan Robinson, terealisasi pada waktu t, sehingga P
1990). Kurva penawaran menunjukkan berpengaruh terhadap produksi tahun t
hubungan positif antara jumlah atau Qt melainkan Qt+i. Tenggang waktu
komoditas yang akan dijual dengan tanggapan tersebut memunculkan
tingkat harga dari komoditas tersebut hubungan fungsional yang secara
(Lantican, 1990). Kenaikan harga dari matematis dapat dirumuskan pada
11

Eri Y. A. dan Rikawanto / Buana Sains Vol 10 No 1: 9-17, 2010

persamaan 2, sebagai berikut (Nertove, Qdt=a1.Qdt-1+a2.Pt-1+a3.Z1+a4.Z2+c... (5)


1958): Sementara itu fungsi penawaran
Qst+1 = f(Pt) atau Qst = f(Pt-1) (2) didefinisikan sebagai fungsi dari
penawaran beras tahun t-1, harga gabah
Kenyataannya, penawaran tahun ini
pada tahun M, dan harga pupuk urea
juga dipengaruhi oleh penawaran dan
pada tahun t-1 yang secara matematis
harga input tahun sebelumnya,
dirumuskan pada persamaan 6 dan 7,
sehingga fungsi penawaran persamaan
sebagai berikut:
2 berubah menjadi persamaan 3,
sebagai berikut: Qst=b1.Qst-1+b2.Pt-1+b3.Pft-1+k........(6)
Qst=b1.Qst-1+b2.Pt-1+b3.Z3+k .....(7)
Qst+1 = f(Qst,Pt,Pft) atau
Berdasarkan asumsi keseimbangan
Qst = f(Qst-1,Pt-1,Pft-1).......(3)
model Cobweb diperoleh persamaan 8,
Sementara itu, definisi dasar dari sebagai berikut:
permintaan konsumen adalah kuantitas
Qdt = Qst .....(8)
suatu komoditas yang mampu dan ingin
dibeli oleh konsumen pada suatu tempat Keterangan:
dan waktu tertentu pada berbagai tingkat Qdt = jumlah beras yang diminta pada
harga ketika faktor lain tidak berubah. tahun t
Permintaan pasar adalah agregat dari Qdt-1 = jumlah beras yang diminta pada
permintaan individu konsumen (Tomek tahun t-1
Qst = jumlah beras yang ditawarkan
dan Robinson, 1990). Permintaan dapat pada tahun t
diekspresikan dalam bentuk kurva yang Qst-1 = jumlah beras yang ditawarkan
menunjukkan hubungan negatif antara pada tahun t-1
jumlah barang yang diminta pada Pt = harga gabah pada tahun t
berbagai tingkat harga. Seperti halnya Pt-1 = harga gabah pada tahun t-1
penawaran, permintaan dapat Pft = harga pupuk urea pada tahun t
ditunjukkan dalam bentuk fungsi lt = Z1 = pendapatan penduduk per
matematika yang merupakan fungsi dari kapita pada tahun t
berbagai faktor seperti: permintaan Popt = Z2 = jumlah penduduk pada
tahun sebelumnya, harga barang tahun t
tersebut, harga barang lain, pendapatan Pft-1 = Z3 = harga pupuk urea pada
tahun t-1
per kapita, jumlah penduduk, dan a, b = parameter estimasi
sebagainya. c, k = konstanta regresi tahap pertama
Model Analisis
Berdasarkan persamaan 5, 7 dan 8
Dengan mengacu pada asumsi dilakukan tiga tahap analisis. Tahap
keseimbangan sistem Cobweb, model pertama, dilakukan estimasi parameter
fungsi permintaan beras pada tahun t fungsi penawaran dan permintaan secara
didefinisikan sebagai fungsi dari terpisah. Estimasi dilakukan dengan
permintaan beras tahun t-1, harga gabah pendekatan fungsi Cob-Douglas
pada tahun t, pendapatan per kapita menggunakan metoda kuadrat terkecil
pada tahun t, dan jumlah penduduk pada biasa (ordinary least square, OLS).
tahun t. Secara matematis, permintaan Persamaan Cob-Douglas ini diperoleh
beras dirumuskan pada persamaan 4 dan dari transformasi fungsi penawaran dan
5, sebagai berikut: permintaan ke dalam bentuk logaritma
Qdt=a1.Qdt-1+a2.Pt-1+a3.lt+a4.Popt+c ..(4) natural. Fungsi Cobb-Douglas dipilih
12

Eri Y. A. dan Rikawanto / Buana Sains Vol 10 No 1: 9-17, 2010

karena koefisien dari masing-masing dampak kebijakan harga dalam jangka


variabel sekaligus menunjukkan pendek dan jangka panjang dengan
elastisitasnya. menggunakan formulasi matriks
Tahap kedua, dilakukan analisis keseimbangan Cobweb. Analisis
keseimbangan Cobweb (persamaan 8) stabilitas keseimbangan sistem
dengan menggunakan fungsi penawaran penawaran dan permintaan beras
dan permintaan yang diperoleh dari dilakukan dengan mencari akar ciri dari
pendugaan parameter tahap pertama persamaan karakteristik keseimbangan
dengan prinsip keseimbangan pasar. Cobweb hasil pendugaan statistik yang
Artinya, jumlah penawaran sama dengan telah ditransformasi ke dalam bentuk
permintaan. Selanjutnya keseimbangan matriks (Simatupang, 1995). Selanjutnya
Cobweb diformulasikan dalam bentuk persamaan (6) - (8) diubah dalam bentuk
matriks. matriks pada persamaan 9, sebagai
Tahap ketiga, dilakukan analisis berikut:

Atau dapat dilihat pada persamaan 10 H3 = matriks konstanta dan parameter


sebagai berikut: untuk variabel eksogen Z
Z = matriks variabel eksogen (Z0, Z1, Z2,
H1 . Yt = H2 . Yt-1+H3 . Z ...................(10) Z3, dengan Z0 = 1)
Pengaruh multiplier jangka pendek (short D1 = multiplier effect jangka pendek dari
run multiplier effect) dinotasikan sebagai D1 perubahan harga gabah
D2 = multiplier effect jangka pendek dari
dan D2, yang dirumuskan pada
perubahan harga pupuk urea
persamaan 11 dan 12, sebagai berikut D3 = multiplier effect jangka panjang
(Reutlingler, 1996):
Data
D1 = H1-1 . H2 .......................................(11)
D2 = H1-1 . H3 .......................................(12) Data yang digunakan dalam kajian ini
adalah data time series tahunan nasional
Sementara pengaruh jangka pendek selama 32 tahun, yaitu periode tahun
dinotasikan sebagai D3, dan dirumuskan 1969 - 2002. Sumber data adalah
pada persamaan 13, sebagai berikut: Statistik Indonesia, Neraca Bahan
D3 = (1 D1)-1 . D2 .............................(13) Makanan, dan SUSENAS. Jenis data
yang dikumpulkan antara Iain
Keterangan:
H1 = matriks parameter untuk variabel penawaran beras netto yang didekati
endogen pada tahun t dengan persedian beras akhir tahun,
Yt = matriks variabel endogen (jumlah harga dasar gabah sebagai pendekatan
dan harga beras) pada tahun t harga beras di tingkat petani, harga
H2 = matriks parameter untuk variabel eceran pupuk urea sebagai pendekatan
endogen pada tahun t - 1 harga urea di tingkat petani (untuk
YM = matriks variabel endogen (jumlah tahun 1969 - 2002 digunakan HET),
dan harga beras) pada tahun t-1 konsumsi beras domestik sebagai
Yt-1 = matriks variabel endogen (jumlah pendekatan jumlah permintaan beras,
dan harga beras) pada tahun t-1
13

Eri Y. A. dan Rikawanto / Buana Sains Vol 10 No 1: 9-17, 2010

pendapatan nasional riil per kapita sebagai berikut:


sebagai pendekatan pendapatan Qdt=0,56QdM-0,04P+0,01I+0,93Pop-9,83...(14)
penduduk, dan jumlah penduduk
pertengahan tahun sebagai pendekatan Qd=0,56Qdi-0,04P+0,01Z+0,93Z2-9,83 ...(15)
jumlah populasi. Qs =0,09qsm+1,33PH-1,21Pfw+12,05.........(16)
Qst =0,09qsm+1,33PM-1,21Z3+12,05....... (17)
Hasil dan Pembahasan
Hasil Estimasi Parameter
Selanjutnya dengan menerapkan prinsip
Analisis tahap pertama menggunakan keseimbangan pasar persamaan (9)
metode OLS diperoleh fungsi dalam bentuk matriks dapat diubah
penawaran dan permintaan (dalam menjadi persamaan 18, sebagai berikut:
bentuk logaritma natural) dapat dilihat
pada persamaan 14, 15, 16 dan 17,

13,3%. Seperti pada umumnya


Pengaruh Jangka Pendek (Short Run
tanggapan penawaran komoditas yang
Multiplier Effect)
lain, apabila terjadi peningkatan harga,
Berdasarkan persamaan 18 diperoleh maka produsen akan meningkatkan
pengaruh jangka panjang dalam bentuk jumlah penawaran jika faktor yang Iain
matriks D1 dan D2 yang dapat dilihat tetap. Artinya, dalam jangka pendek
pada persamaan 19 dan 20, sebagai petani menanggapi perubahan harga
berikut: beras dengan meningkatkan jumlah
penawaran beras. Hal ini ditunjukkan
D1=H1-1. H2 = -0,55 1,33 .. (19) oleh nilai elastisitas penawaran beras
0,56 1,33
terhadap harga sebesar 1,33 atau lebih
besar dari satu (elastis).
D2=H1-1. H3 = 10,32 -0,05 -0,01 -0,93 ..(20) Berdasarkan nilai D2 dalam
-9,83 0,00 0,01 0,93
persamaan 20, diketahui bahwa
Berdasarkan nilai D1 dalam kenaikan harga urea sebesar 1% akan
persamaan 19 diketahui bahwa kenaikan menurunkan penawaran sebesar 0,05%
jumlah penawaran sebesar 1% dalam atau kenaikan harga urea sebesar 10%
jangka pendek akan mengakibatkan dalam jangka pendek akan menurunkan
kenaikan harga sebesar 0,56% atau jumlah beras yang ditawarkan sebesar
kenaikan penawaran beras sebesar 10% 0,5%. Tanggapan penawaran yang
akan meningkatkan harga beras sebesar demikian kecil terhadap kenaikan harga
5,6%. Sebaliknya, kenaikan harga beras urea menunjukkan bahwa pengurangan
sebesar 1% akan meningkatkan subsidi pupuk mempunyai dampak yang
penawaran sebesar 1,33%, atau relatif kecil terhadap penurunan
kenaikan harga beras sebesar 10% akan penawaran beras. Hal ini diduga
meningkatkan penawaran beras sebesar disebabkan oleh sikap petani yang
14

Eri Y. A. dan Rikawanto / Buana Sains Vol 10 No 1: 9-17, 2010

cenderung menghindari risiko.


-8,90 0,02 0,00 0,82 ..(21)
Beberapa kajian yang telah dilakukan di =
-1,54 -0,07 0,00 0,21
Jawa menunjukkan bahwa kenaikan
harga pupuk tidak menyebabkan petani D3=(1-D1)-1.D2
mengurangi penggunaan pupuk. Alasan
utama petani tidak mengurangi dosis Berdasarkan persamaan 21 terlihat
pupuk adalah produksi menurun bahwa dalam jangka panjang kenaikan
(Swastika, 1995). Karena kebijaksanaan harga pupuk urea sebesar 1% akan
kenaikan harga pupuk dan harga dasar mengakibatkan peningkatan penawaran
gabah tidak mengurangi dosis pupuk beras sebesar 0,02%. Pengaruh
optimal, maka produksi optimal juga peningkatan harga pupuk urea dalam
relatif tidak berubah, sehingga jangka panjang merupakan akumulasi
keuntungan usaha tani dapat dari perubahan-perubahan dalam jangka
ditingkatkan (Swastika dan Fagi, 1993). pendek. Oleh karena itu, seperti halnya
Hasil analisis lainnya menunjukkan fluktuasi penawaran beras pasca
bahwa kenaikan pendapatan per kapita pencabutan subsidi harga pupuk pada
dan pertumbuhan penduduk tidak tahun 1998, maka dalam jangka panjang
dipengaruhi penawaran beras, tetapi petani cenderung tidak mengurangi
keduanya mempengaruhi permintaan dosis pemupukannya, sehingga
beras. Hal ini tercermin dari pengaruh produksi tidak berkurang bahkan
kedua variabel tersebut terhadap meningkat meskipun sangat kecil.
kenaikan harga beras. Secara rinci, Selain itu, kenaikan harga pupuk
kenaikan pendapatan per kapita sebesar urea dalam jangka panjang
1% dalam jangka pendek akan mengakibatkan penurunan harga beras
meningkatkan permintaan beras sebesar sebesar 0,07%. Karena biaya per satuan
0,01%. Selanjutnya, peningkatan jumlah input meningkat (pupuk urea), maka
penduduk sebesar 1% dalam jangka tambahan pendapatan dari harga beras
pendek akan meningkatkan permintaan yang diterima semakin berkurang.
beras sebesar 0,93%. Pengaruh Artinya, dalam jangka panjang harga riil
peningkatan jumlah penduduk terhadap yang diterima petani menurun. Dengan
permintaan beras lebih tinggi kata lain, rasio harga beras terhadap
dibandingkan pengaruh peningkatan harga pupuk urea semakin kecil. Seperti
pendapatan per kapita. Hal ini dapat halnya dalam jangka pendek, pengaruh
disebabkan karena peningkatan jumlah jangka panjang kenaikan harga pupuk
penduduk itu sendiri sekaligus akan urea terhadap penawaran beras dan
meningkatkan konsumsi beras per harga beras sangat kecil. Hal ini
kapita, sehingga secara agregat disebabkan karena petani tidak
berpengaruh besar terhadap responsif terhadap kenaikan harga
peningkatan permintaan beras. pupuk urea yang selama ini dikontrol
pemerintah dan fluktuasi harga beras
Pengaruh Jangka Panjang (Long Run
masih selalu dalam pengawasan
Multiplier Effect)
pemerintah agar tetap terjangkau oleh
Perubahan suatu variabel dalam jangka konsumen. Pada saat penawaran
panjang dapat dievaluasi dari matriks minimal (musim paceklik), pemerintah
D3 dalam persamaan 13, dapat dilihat memberlakukan kebijakan harga atap
pada persamaan 21, sebagai berikut: untuk mengantisipasi harga terlalu
tinggi bagi konsumen dan melakukan
15

Eri Y. A. dan Rikawanto / Buana Sains Vol 10 No 1: 9-17, 2010

operasi pasar. Sementara pada musim persamaan karakteristik (Simatupang,


panen raya, penawaran beras melimpah, 1995) dari matriks D1 atau multiplier effect
pemerintah menerapkan kebijakan dari perubahan harga gabah dapat
harga dasar untuk mengantisipasi harga diperoleh persamaan 22, sebagai berikut:
di tingkat produsen jatuh.
Persamaan 21 di atas juga +0,55 -1,33 = 0 ...(22)
menunjukkan bahwa =
peningkatan -D1 = -0,56 -1,33
pendapatan per kapita sebesar 1%
dalam jangka panjang tidak Akar-akar dari matriks persamaan 22
mengakibatkan perubahan permintaan diperoleh dengan menghitung nilai
maupun harga beras. Artinya, elastisitas determinan matriks persamaan tersebut,
pendapatan per kapita terhadap sehingga diperoleh persamaan 23
permintaan dan harga beras nol. Hal ini sebagai berikut:
mencerminkan bahwa dalam jangka 2 0,78 1,48 = 0 ........................ (23)
panjang beras masih merupakan
kebutuhan pokok, sehingga tidak elastis Nilai 1 dan 2 merupakan akar ciri
baik terhadap peningkatan pendapatan persamaan karakteristik yang diperoleh
per kapita maupun harga beras. dengan menggunakan rumus 'abc',
Meskipun pendapatan bertambah dan sehingga diperoleh nilai 1 adalah 1,67
harga meningkat, namun jumlah dan K2 adalah -0,89. Sistem
konsumsi relatif tetap, sehingga keseimbangan dapat dikatakan stabil jika
konsumen akan tetap membeli beras dan hanya jika bagian riil dari semua nilai
berapa pun harganya. matriks lebih kecil dari nol (Simatupang,
Selanjutnya pengaruh peningkatan 1995). Nilai K bertanda positif dan
jumlah penduduk dalam jangka panjang negatif menandakan bahwa salah satu
sebesar 1% juga akan menyebabkan bagian riil matriks tersebut bernilai lebih
peningkatan permintaan beras sebesar kecil dari nol, artinya keseimbangan
0,82% dan harga beras sebesar 0,21%. sistem penawaran dan permintaan beras
Sesuai dengan hukum pasar, apabila berada dalam kondisi stabil. Meskipun
permintaan meningkat, sementara faktor dalam jangka pendek kebijakan harga
yang lain tetap, maka akan terjadi telah menyebabkan sistem penawaran
peningkatan harga. Seperti halnya dalam dan permintaan keluar dari
jangka pendek, pengaruh peningkatan keseimbangan (divergen), dalam jangka
jumlah penduduk terhadap permintaan panjang sistem tersebut kembali menuju
dan harga beras dalam jangka panjang keseimbangan dan berada dalam kondisi
lebih tinggi dibandingkan pengaruh yang stabil (konvergen).
peningkatan pendapatan per kapita. Sejalan dengan analisis di atas,
Penjelasan yang sama terhadap pengaruh Adnyana dan Julin (1993) serta Adnyana
dalam jangka pendek juga relevan untuk dan Zakaria (1993) menyebutkan bahwa
menjelaskan pengaruh kedua variabel kebijaksanaan kenaikan harga pupuk
tersebut dalam jangka panjang. telah menyebabkan penurunan
permintaan pupuk dan penawaran
Stabilitas Keseimbangan Penawaran dan gabah. Pemerintah berusaha
Permintaan menghindari penurunan produksi dan
Analisis stabilitas keseimbangan sistem penurunan pendapatan petani, sehingga
penawaran dan permintaan beras diberi kompensasi kenaikan biaya
dievaluasi dengan mencari akar-akar dari produksi dengan meningkatkan harga
16

Eri Y. A. dan Rikawanto / Buana Sains Vol 10 No 1: 9-17, 2010

gabah sebesar persentase dari rasio dilaksanakan. Kajian dengan


penurunan penawaran output terhadap menggunakan model keseimbangan
penurunan permintaan input. Oleh dinamis Cobweb untuk sistem
karenanya, jika rasio harga gabah penawaran dan permintaan beras di
terhadap harga pupuk (urea) naik, dalam Indonesia telah mampu mengevaluasi
jangka panjang tidak akan mengganggu pengaruh jangka pendek maupun jangka
stabilitas penawaran dan permintaan panjang dari kebijakan harga input dan
beras. Implikasi kajian ini adalah bahwa, output pertanian. Artinya, metoda ini
dalam jangka panjang kebijaksanaan dapat diimplementasikan untuk kajian
harga tidak menimbulkan instabilitas sejenis pada komoditas pertanian
pasar, sehingga cukup aman untuk maupun komoditas di luar pertanian.
dilaksanakan.
Ucapan Terima Kasih
Kesimpulan Terima kasih disampaikan kepada
Dalam jangka pendek dan jangka Rektor dan LPPM UNITRI yang telah
panjang kenaikan harga beras akan memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini.
meningkatkan penawaran beras.
Pengaruh kenaikan harga pupuk urea Daftar Pustaka
dalam jangka pendek akan menurunkan
penawaran beras, dan dalam jangka Adnyana, M.O. dan A. Julin. 1993. Dampak
panjang akan meningkatkan penawaran Kebijaksanaan Penghapusan Subsidi
pada Sarana Produksi Terhadap
beras serta menurunkan harga beras.
Keragaan Usah tani Padi di Jawa
Peningkatan pendapatan per kapita Tengah. Risalah Hasil Penelitian Sosial
dalam jangka pendek akan meningkatkan Ekonomi dan Pengembangan.
permintaan beras, dan dalam jangka Puslitbangtan. Hal. 159 -173.
panjang tidak mengakibatkan perubahan Adnyana, M.O. dan A.K. Zakaria. 1993.
permintaan dan harga beras. Sementara Dampak Kebijaksanaan Penghapusan
itu peningkatan jumlah penduduk dalam Subsidi pada Sarana Produksi Terhadap
jangka pendek dan jangka panjang akan Keragaan Usah tani Padi di Jawa Barat.
menyebabkan peningkatan permintaan Risalah Hasil Penelitian Sosial Ekonomi
dan harga beras dengan pengaruh yang dan Pengembangan. Puslitbangtan. Hal.
lebih besar dari pada pengaruh 143-157.
Lantican, F.A. 1990. Present and Future
peningkatan pendapatan per kapita
Market Supply and Demand for
terhadap permintaan dan harga beras. Diversified Crops. Paper Presented
Stabilitas keseimbangan sistem During The Training Course on
penawaran dan permintaan beras dalam Diversified Crops. Irrigation
jangka pendek keluar dari keseimbangan Engineering held at DCIEC Building,
(divergen), namun dalam jangka panjang NIA Compound, EDSA. Queson City.
system penawaran menuju pada harga Nov. 19-20, 1990, Dalam Swastika,
keseimbangan dan sistem kembali stabil D.K.S. 1999. Penerapan Model
(konvergen). Implikasi dari kajian ini Dinamis dalam Sistem Penawaran dan
adalah bahwa kebijakan harga input Permintaan Beras di Indonesia.
(pupuk urea) dan harga output (gabah) Informatika Pertanian. Vol. 8/ Des
1999.
tidak menimbulkan gangguan stabilitas
pasar, penawaran dan permintaan beras
relatif stabil, artinya cukup aman untuk
17

Eri Y. A. dan Rikawanto / Buana Sains Vol 10 No 1: 9-17, 2010

Nertove, M. 1958. The Dynamics of Supply: Swastika, D.K.S. 1999. Penerapan Model
Estimation of Farmers' Response to Dinamis dalam Sistem Penawaran dan
Price. Baltimore: Johns Hopkins Press, Permintaan Beras di Indonesia.
cit Gemmill, Gordon. 1972. Estimating Informatika Pertanian. Vol. 8/Des
and Forecasting Agricultural Supply 1999. Laporan Hasil Penelitian
from Time-series: A Comparison of Kerjasama antara Lembaga Penelitian
Direct and Indirect Methods. European UGM dengan PT Pusri.
Research of Agricultural Economy. Swastika, D.K.S. dan A.M. Fagi. 1993.
Vol. 5/No. 2: 175-191 Pp. Analisa Efisiensi Pemupukan N pada
Reutlingler, S. 1996. Analysis of A Dynamic Padi Sawah IR36 dan Implikasinya
Model, with Particular Emphasis on Terhadap Kebijaksanaan Harga Pupuk
Long Run Projections. Joumal of Farm dan Gabah. Risalah Hasil Penelitian
Economics. Vol. 48. Sosial Ekonomi dan Pengembangan.
Simatupang, T.M. 1995. Teori Sistem Suatu Puslitbangtan. Hal. 83 - 93.
Perspektif Teknik Industri. Andi Tomek, W.G. and K.L. Robinson. 1990.
Offset, Yogyakarta. Hal. 174. Agricultural Product Prices. 2nd
Sutrilah, Ken Suratiyah, S. Hardyastutj, Oiah edition. Cornel! University Press.
I., Bayu S. dan Slamet H. 2001. Analisis Ithaca and London.
Strategi Pemasaran Pasca Pencabulan Widodo, S. 1992. Ekonomika Mikro.
Subsidi dan Tata Niaga Bebas. Laporan Program Studi Ekonomi Pertanian.
Hasil Penelitian Kerjasama antara Program Pascasarjana Universitas
Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Gadjah Mada. Yogyakarta.
Mada dengan PT Pusri.
Swastika, D.K.S. 1995. Decomposition of
Total Factor Productivity Growth: The
Case of Irrigated Rice Farming in West
Java, Indonesia. Ph.D Thesis.
University of The Philipines Los Banos.
Philipines.

Anda mungkin juga menyukai