Abstract
This study aims to analyze the stability of Indonesian rice supply and demand
equilibrium system and to evaluate short-run and long-run impacts of price policy using
Cobweb equilibrium model. The results show that in the short-run equilibrium of rice
supply and demand deviates; however, in the long-run it is stable. These implication is
price policy on agricultural inputs and output does not disturb Indonesian rice market.
Therefore, the policy is still reasonable to be implemented.
Key words: stability, market equilibrium, rice, rice supply, rice demand
Pendahuluan
Model dinamis (dynamic model) merupakan dituangkan dalam Inpres No.
salah satu alat analisa yang dapat 9/2002 pada tanggal 21 Desember
digunakan untuk mengevaluasi dampak 2001 (pertengahan musim tanam MH
jangka pendek dan jangka panjang dari 02/03), didalamnya menyebutkan
suatu kebijaksanaan (Swastika, 1999). HDPP untuk gabah yang baru adalah
Dampak suatu kebijaksanaan pemerintah Rp. 1.725/kg. Sementara dalam Inpres
dalam sektor pertanian saat ini sering sejenis sebelumnya, yaitu Inpres No.
baru terlihat beberapa bulan bahkan 9/2001 tertanggal 31 Desember 2001
beberapa tahun kemudian. Artinya, HDPP gabah adalah Rp. 1.500/kg.
terdapat keterlambatan tanggapan Kebijakan harga gabah tersebut
semenjak kebijakan dikeluarkan dengan ditanggapi positif oleh produsen yang
respon masyarakat. Hal ini disebabkan terlihat dari adanya kenaikan
oleh dua faktor, yaitu petani tidak dapat penawaran beras di pasar domestik dari
langsung mengantisipasi kebijaksanaan 1.148,30 ribu ton pada 2002 menjadi
tersebut dan kebijaksanaan tersebut 1.624,60 ribu ton pada 2003. Hal ini
sering mempunyai pengaruh yang lambat menunjukkan bahwa produsen
terhadap perubahan atau perbaikan yang mengalami keterlambatan waktu dalam
ingin dicapai. Selain itu sifat kegiatan menanggapi commodity market-stock.
produksi pertanian baru dapat dilihat Peningkatan penawaran tersebut
hasilnya (panen) setelah beberapa waktu dimungkinkan merupakan dampak dari
masa tanam. Artinya, aktivitas pertanian peningkatan luas panen sebagai
mempunyai tenggang waktu (time lag) dan penyesuaian terhadap perubahan harga
mulai pengambilan keputusan output gabah.
berproduksi sampai dengan produksi Sebaliknya, pada saat subsidi pupuk
diperoleh. dicabut mulai tanggal 1 Desember 1998
Penetapan kebijakan pemerintah dan harga pupuk tidak lagi diatur oleh
tentang harga dasar pembelian gabah dan pemerintah namun menyesuaikan
beras pemerintah (HDPP) yang mekanisme pasar, telah menyebabkan
10
harga pupuk ditingkat petani mengalami suatu komoditas pada saat faktor lain
kenaikan. Kenyataannya, penghapusan tidak berubah akan mendorong
harga eceran tertinggi (HET) tersebut produsen untuk meningkatkan jumlah
dilaporkan Sutrilah, et al. (2001) tidak komoditas yang ditawarkan. Demikian
mengubah pola pikir maupun perilaku juga sebaliknya, apabila harga
pemupukan yang efisien, sehingga komoditas tersebut turun, maka akan
penawaran beras justru mengalami mendorong produsen untuk
fluktuasi dari tahun 1998 - 2002, yang mengurangi jumlah komoditas yang
berturut-turut sebesar 1.409; 2.173; ditawarkan.
1.287; 1.090 dan 1.148 ribu ton beras Kurva penawaran tersebut di atas
per tahun. didasarkan pada asumsi bahwa
Dinamika penawaran yang produsen bertindak rasional, yaitu
demikian fluktuatif sangat rentan berusaha memaksimalkan keuntungan.
mengingat jumlah penduduk yang terus Produsen akan menggunakan input
meningkat sehingga meningkatkan sampai batas dimana biaya per satuan
konsumsi. Kajian ini dilakukan untuk input sama dengan nilai tambahan per
menganalisis stabilitas keseimbangan satuan output. Secara matematis,
sistem penawaran dan permintaan beras prinsip memaksimalkan keuntungan
di Indonesia dengan menggunakan tersebut dapat dirumuskan pada
model keseimbangan Cobweb dari persamaan 1, sebagai berikut:
penawaran dan permintaan dinamis, Px = Py . MPx (1)
mengetahui dampak kebijakan harga
gabah dan pupuk dalam jangka pendek Keterangan:
dan jangka panjang, serta tingkat Px = harga satuan input X
stabilitas pasar beras nasional. Model Py = harga satuan output Y
MPx = produk marjinal dari input X
Cobweb dipilih karena sangat sesuai
untuk menganalisis pengaruh Persamaan di atas adalah analisis statis,
perubahan harga terhadap penawaran sementara untuk analisis dinamis,
dan permintaan komoditas pertanian, penawaran tidak hanya ditentukan oleh
terutama dalam jangka pendek variabel ekonomi pada waktu yang
(Widodo, 1992). bersamaan, tetapi juga oleh variabel
pada waktu sebelumnya. Seperti telah
Metodologi disebutkan di atas, bahwa dalam sektor
pertanian terdapat tenggang waktu
Kerangka Pemikiran Teoritis antara pengambilan keputusan produksi
Penawaran (supply) didefinisikan sebagai dengan realisasi produksi. Keputusan
hubungan statis yang menunjukkan produksi dibuat satu periode sebelum
berapa banyak suatu komoditas yang realisasi penjualan produk. Apabila
ditawarkan (untuk dijual) pada suatu keputusan produksi diambil pada waktu
tempat dan waktu tertentu pada t berdasarkan pada harga yang terjadi
berbagai tingkat harga ketika faktor lain pada waktu t, yaitu Pt, produk tidak
tidak berubah (Tomek dan Robinson, terealisasi pada waktu t, sehingga P
1990). Kurva penawaran menunjukkan berpengaruh terhadap produksi tahun t
hubungan positif antara jumlah atau Qt melainkan Qt+i. Tenggang waktu
komoditas yang akan dijual dengan tanggapan tersebut memunculkan
tingkat harga dari komoditas tersebut hubungan fungsional yang secara
(Lantican, 1990). Kenaikan harga dari matematis dapat dirumuskan pada
11
Nertove, M. 1958. The Dynamics of Supply: Swastika, D.K.S. 1999. Penerapan Model
Estimation of Farmers' Response to Dinamis dalam Sistem Penawaran dan
Price. Baltimore: Johns Hopkins Press, Permintaan Beras di Indonesia.
cit Gemmill, Gordon. 1972. Estimating Informatika Pertanian. Vol. 8/Des
and Forecasting Agricultural Supply 1999. Laporan Hasil Penelitian
from Time-series: A Comparison of Kerjasama antara Lembaga Penelitian
Direct and Indirect Methods. European UGM dengan PT Pusri.
Research of Agricultural Economy. Swastika, D.K.S. dan A.M. Fagi. 1993.
Vol. 5/No. 2: 175-191 Pp. Analisa Efisiensi Pemupukan N pada
Reutlingler, S. 1996. Analysis of A Dynamic Padi Sawah IR36 dan Implikasinya
Model, with Particular Emphasis on Terhadap Kebijaksanaan Harga Pupuk
Long Run Projections. Joumal of Farm dan Gabah. Risalah Hasil Penelitian
Economics. Vol. 48. Sosial Ekonomi dan Pengembangan.
Simatupang, T.M. 1995. Teori Sistem Suatu Puslitbangtan. Hal. 83 - 93.
Perspektif Teknik Industri. Andi Tomek, W.G. and K.L. Robinson. 1990.
Offset, Yogyakarta. Hal. 174. Agricultural Product Prices. 2nd
Sutrilah, Ken Suratiyah, S. Hardyastutj, Oiah edition. Cornel! University Press.
I., Bayu S. dan Slamet H. 2001. Analisis Ithaca and London.
Strategi Pemasaran Pasca Pencabulan Widodo, S. 1992. Ekonomika Mikro.
Subsidi dan Tata Niaga Bebas. Laporan Program Studi Ekonomi Pertanian.
Hasil Penelitian Kerjasama antara Program Pascasarjana Universitas
Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Gadjah Mada. Yogyakarta.
Mada dengan PT Pusri.
Swastika, D.K.S. 1995. Decomposition of
Total Factor Productivity Growth: The
Case of Irrigated Rice Farming in West
Java, Indonesia. Ph.D Thesis.
University of The Philipines Los Banos.
Philipines.