SKRIPSI
Oleh :
Sri Purwantiningsih
NIM: ST 13067
Sri Purwantiningsih
NIM : ST 13067
ya Rachmawati, S.Kep.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan semesta alam, karena
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak niscaya penulis tidak akan mampu
menulis skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si., selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
mahasiswanya.
3. Ibu Happy Indri Hapsari, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing utama, dan
4. Bapak dan Ibu Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah
iv
5. Ibu dr. Wiwiek Irawati, M.Kes, selaku direktur RSU Assalam Gemolong, yang
6. Keluargaku yang telah memberikan dukungan, doa, nasihat, kasih sayang dan
penelitian ini.
Tiada kata yang pantas penulis sampaikan kepada semuanya, kecuali ucapan
terima kasih yang tak terhingga serta iringan doa semoga amal baiknya mendapat
balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga proposal skripsi ini dapat
Sri Purwantiningsih
NIM. ST 13067
v
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
Sri Purwantiningsih
Pengaruh Penggunaan HAND SANITIZER terhadap Kepatuhan Cuci Tangan Perawat Pelaksana di
Ruang Rawat Inap RSU Assalam Gemolong
Abstrak
vi
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA
HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015
Sri Purwantiningsih
Effect of Hand Sanitizer Use on Obedience to Hand Washing of the Nurses Employed at Inpatient
Room of Assalam General Hospital of Gemolong
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
Halaman
viii
3.2 Populasi dan Sampel............................................................. 35
BAB V. PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 56
B. Saran ..................................................................................... 56
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
meningkat (Depkes RI, 2012). Saat ini, tingkat infeksi yang terjadi di
Sub-Sahara Afrika yang tinggi hingga mencapai lebih dari 40%, dan
yang sudah sejak tahun 2008 tetapi sampai saat ini kepatuhan perawat
1
2
Sakit dan Fasilitas Kesehatan Angka kejadian infeksi nosokomial saat ini
telah dijadikan salah satu tolok ukur mutu pelayanan rumah sakit. Izin
penyebaran infeksi di rumah sakit umumnya terjadi melaui tiga cara yaitu
tangan petugas kesehatan pria dan wanita tidak berbeda secara statistik,
yang rendah adalah prosedur yang ada membuat semakin lama cuci.
kuman dan secara deskriptif yang paling efektif adalah hand sanitizer B.
seperti, jenis antiseptik yang kita gunakan dan metode penelitian dan
target organisme.
5
tenaga di rumah sakit yang secara langsung berinteraksi dengan klien dan
bulan Oktober 2014 diketahui bahwa angka kejadian infeksi rumah sakit
penelusuran data hasil audit Hand Hygiene pada bulan September 2014
2014).
melaksanakan cuci tangan dengan benar, baik momen maupun tata cara,
6
Gemolong.
1. Bagi perawat
rumah sakit.
tangan.
5. Bagi peneliti
tangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
9
10
handsanitizer.com, 2014).
2. Beri sabun.
dan sebaliknya.
menyimpan bakteri).
antimikroba.
lain),
lebih nyaman,
dorong.
2.1.2. Kepatuhan
2.1.2.1.Pengertian Kepatuhan
tersebut bekerja.
2010).
2.1.2.2.Pengukuran Kepatuhan
standar tersebut.
tugas.
wanita, ras kulit putih, orang tua dan anak-anak terbukti memiliki
saja kalau ada perawat yang merasa mampu atau tidak mampu
sarung tangan.
bantu pernafasan
sekresi
epidemiology.
tangan
nosokomial.
steril
bergantian.
resiko tinggi.
1. Agen infeksi
- Bakteri
- Virus
- Parasit dan Jamur.
2. Faktor alat/sterilisasi
alat.
Faktor yang
mempengaruhi :
1. Usia.
2. Tingkat
pendidikan.
3. Masa kerja.
Variabel independen
Hand sanitizer Variabel Dependen
Kepatuhan Cuci Tangan
Variabel Perancu :
1. Usia
2. Tingkat Pendidikan
3. Masa kerja
D. Hipotesis
Assalam Gemolong.
METODE PENELITIAN
penelitian ini dapat dilihat pada gambar skema 3.1. di bawah ini :
R1 : O1 X O2
Gambar 3.1.
Rancangan Penelitian Quasi-experimental pre test and post test
nonequivalent without control group design.
Keterangan :
33
34
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
Variable Definisi Cara Ukur dan Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variable Dependen
Kepatuhan Pelaksanaan Cara ukur kepatuhan cuci 1. Patuh ( skor > Nominal
cuci tangan tindakan cuci tangan dapat dilihat dari 270 kali cuci
pada lima tangan).
lima momen cuci tangan.
momen yang 2. Tidak patuh
dilaksanakan Alat ukur kepatuhan cuci (skor < 270 kali
oleh perawat tangan dalam penelitian ini cuci tangan).
dengan menggunakan
lembar observasi dengan
checklist.
1 momen / shift :6 kali.
Dalam 1 hari : 30 kali.
Dalam 18 hari : 540 kali
cuci tangan.
Masa kerja Lama bekerja Cara ukur : bertanya pada Tahun Interval
bagi responden. responden.
Alat ukur : kuesioner yang
diisi responden.
37
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
2. Lembar observasi.
1. Teknik kuesioner
3. Teknik observasi
dan jawaban tidak diberi skor nol (0). Adapun lembar observasi
2011):
1. Editing
2. Coding
3. Scoring
4. Tabulating
dengan kuesioner.
5. Cleaning
2.
ini yang dilakukan uji normalitas hanya usia karena termasuk data
hasil penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN
usia, tingkat pendidikan dan masa kerja pada perawat di Rumah Sakit
a. Usia
tahun dengan usia terendah 23 tahun dan usia tertua adalah 47 tahun
b. Tingkat Pendidikan
44
45
c. Masa Kerja
Sanitizer
Sanitizer
berikut:
diperoleh nilai sig sebesar 0,302, maka nilai sig. > 0,05, dengan demikian Ho
terhadap kepatuhan cuci tangan perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU
Assalam Gemolong.
BAB V
PEMBAHASAN
dan sebagian kecil berumur lebih dari 40 tahun (13,9%). Hal ini
dan bekerja atau usia produktif. Sejalan dengan pendapat Nursalam (2007)
tinggi mempunyai efisiensi kerja dan penampilan kerja yang lebih baik dari
48
49
yang maksimal.
memiliki masa kerja antara 5 10 tahun yaitu sebanyak 61,1% dan sebagian
kecil lama bekerja kurang dari 5 tahun yaitu sebesar 13,9%. Pada awal
bekerja, perawat memiliki kepuasan kerja yang lebih, dan semakin menurun
seiring bertambahnya waktu secara bertahap lima atau delapan tahun dan
meningkat kembali setelah masa lebih dari delapan tahun, dengan semakin
organisasi memiliki tingkat kepuasan yang tinggi. Hal ini juga dinyatakan
perawat untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, hal ini ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arfianti
kepatuhan.
50
Sanitizer
dalam upaya mencegah cross infection (infeksi silang). Hal ini mengingat
2004).
sanitizer tergolong mempunyai perilaku tidak patuh dalam cuci tangan. Hal
ini apabila dilihat dari hasil observasi terhadap perawat, mereka tidak patuh
karena tidak melakukan cuci tangan setelah bersentuhan dengan pasien dan
mereka juga jarang yang melakukan cuci tangan setelah bersentuhan dengan
faktor tidak tersedianya tempat cuci tangan dan kondisi lingkungan serta
berpengaruh pada tindakan cuci tangan adalah tidak tersedianya tempat cuci
tangan, waktu yang digunakan untuk cuci tangan, kondisi pasien, efek bahan
Sanitizer
hand sanitizer.
perilaku patuh dalam cuci tangan. Hal ini apabila dilihat dari hasil observasi
terhadap perawat, mereka patuh karena sudah melakukan cuci tangan pada
sekitar pasien.
bila perawat tidak patuh maka resiko penularan dapat terjadi dan tidak
1993).
perawat dengan mudah untuk melakukan cuci tangan. Selain itu hand
sanitizer mudah dibawa sehingga praktis dan dapat digunakan dengan cepat.
Berdasarkan hasil uji McNemar Test diperoleh nilai sig sebesar 0,302,
maka nilai sig. > 0,05, dengan demikian Ho diterima, jadi tidak terdapat
53
(hand sanitizer) tetapi ada faktor lain diantaranya faktor internal berasal dari
karakteristik perawat itu sendiri yang meliputi variabel demografi (umur, jenis
kelamin, ras, suku bangsa, dan tingkat pendidikan), kemampuan, persepsi dan
dengan faktor tersebut diatas hasilnya tidak ada perbedaan ( pengaruh). Hal ini
masih rendah.
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran
54
55
kategori minimal.
2. Bagi Perawat
3. Bagi Pasien
di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Perry, A.G., & Potter, P.A. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktek. Edisi ke 4,. Jakarta: EGC.
Price, H.G. (2006). Medical Surgical Nursing. New York: Saunders.