Anda di halaman 1dari 16

REFRESHING

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN MUDA

Oleh:
Nama : M. Himowo
NIM : 2010730145
Pembimbing : dr. Rusmania, SpOG

KEPANITERAAN KLINIK STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT ISLAM SUKAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya Laporan Journal Reading ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan kasus ini
disusun sebagai salah satu tugas kepanitraan klinik stase obsgyn Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta di RS. Islam Sukapura.

Dalam penulisan laporan journal reading ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan
yang diberikan secara tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Rusmania, Sp.OG sebagai dokter pembimbing.

Dalam penulisan laporan Refreshing ini, tentu saja masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini.

Semoga bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan dengan balasan yang terbaik, Aamiin Ya Robbal Alamin.

Jakarta, 3 Maret 2017

Penyusun

2
Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan adalah perdarahan. Perdaraham=n dapat terjadi
pada setiap usia kehamilan. Perdarahan yang sudah melewati trimester III, disebut perdarahan
antepartum. Ada beberapa penyakit yang menyebabkan perdarahan pada kehamilan muda. Yaitu :

Mola hidatidosa

Abortus

Kehamilan Ektopik Terganggu

3
Mola Hidatidosa
Definisi

Merupakan suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan
hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik.

Secara makroskopik, terdapat gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih,
dengan ukuran variasi dari beberapa milimeter sampai 1-2cm

Pada histopatologik, ditemukan edem stroma villi, tidak ada pembuluh darah pada villi.

Epidemiologi

Kejadian di Amerika Serikat sekitar 1 : 120 kehamilan. Di Indonesia 1 : 100 kehamilan, di


Meksiko 1 :200 kehamilan, di Paraguay 1 : 500 kehamilan. Dapat terjadi juga pada semua wanita
dalam usia subur. Terjadi perbedaan pada Ras, yaitu kulit hitam 1:2 dari kulit putih.

Patogenesis

Ada beberapa teori yang mengemukakan terjadinya kehamilan mola hitidosa ini, salah satunya :

Park, menyebutkan bahwa jaringan tropoblas abnormal dapat menjadi


hiperplasia/displasia/neoplasia, sehingga dapat menekan pembuluh darah dan
menyebabkan kematian pada embrio.
Hertig et al, menyebutkan bahwa missed abortion (3-5 minggu) dapat menyebabkan
penimbunan cairan mesenkim vili, sehingga akan membentuk kista dan menjadi
gelembung mola. Kemudian terjadi peningkatan tekanan vili yang menyebabkan
proliferasi trofoblas.
Gambaran klinis

Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat ditemukan beberapa gejala, yaitu wanita mengeluh
gejala-gejala :

terlambat haid (amenorea)

adanya perdarahan pervaginam

perut merasa lebih besar dari lamanya amenorea

4
walaupun perut besar, tidak merasa adanya pergerakan anak

Dapat disertai hipertensi pada usia muda kehamilan

Hiperemesis

Pada pemeriksaaan dalam dapat ditemukan uterus lebih besar dari tuanya kehamilan, tidak
ditemukan tanda pasti kehamilan, seperti detak jantung anak, balotemen atau gerakan anak.
Pemeriksaan Laboratorium dapat ditemukan kadar B-hCG lebih tinggi dari normal. Pada
pemeriksaan USG dapat ditemukan gambaran sarang lebah dan massa kistik.

Penatalaksaan

Terdiri dari 4 tahap, yaitu :

Perbaikan keadaan umum. Bila terjadi perdarahan atau tanda-tanda syok, maka segera
diatasi.

Evakuasi jaringan. Ada 2 cara yaitu :

Kuret vakum, dilakukan satu kali. Diberikan juga dengan uterotonika pada saat
melakukan kuret.

Histerektomi. Tindakan ini dilakukan pada anak yang cukup umur dan cukup
mempunyai anak. Alasannya adalah karena usia tua merupakan faktor predisposisi

5
terjadinya keganasan, 37% dari wanita berusia 40 tahun keatas mengalami tumor
protoblastik gestasional.

Follow up. Tes HCG harus mencapai normal pada 8 minggu setelah evakuasi. Lama
pengawasan bisa satu tahun. Pasien dianjurkan untuk tidak hamil dahulu

Prognosis

Kematian pada mola hidatidosa dapat disebabkan oleh penyulit lainnnya seperti perdarahan,
infeksi, payah jantung, atau tirosikosis. Sebagian dari pasien mola akan segera sehat kembali
setelah jaringannya dikeluarkan. Tetapi beberapa kelompok perempuan dapat mengalami proses
degenerasi dan menjadi keganasan.

6
Abortus
Definisi

Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

Epidemiologi

Rata-rata terjadi abortus 114 kasus per jam. Abortus spontan dapat terjadi sekitar dari 15-20%
kehamilan. Setelah terjadi abortus spontan, pasangan punya resiko 15% untuk alami keguguran
lagi. Bila pernah 2 kali, resiko meningkat 25%. Kejadian abortus habitualis sekitar 3-5 %

Etiologi

Genetik

Kongenital

Septum Uterus

Mioma Uteri

Sindrom Assherman

Autoimun. Terdapat hubungan yang nyata antara abortus dengan autoimun, misalkan
SLE. Sekitar 75% pasien dengan SLE, akan langsung menyebabkan terhentinya
kehamilan

Defek Fase Luteal

Faktor Endokrin Eksternal

Antibodi antitiroid hormon

Sintesis LH yang tinggi

Infeksi. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Seperti virus, bakteri, dan parasit. Infeksi
ini langsung menyebabkan terjadinya kematian janin ataupun kecacatan janin. Dapat juga
menyebabkan infeksi pada plasenta.

7
Lingkungan. Hal ini sangat mempengaruhi terjadinya abortus, seperti paparan obat, kimia
dan radiasi. Hal ini berkisar sekitar 1-10%

Klasifikasi

Abortus Spontan adalah Keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun mekanis.
Sedangkan abortus provocatus disebabkan karena kesengajaan Abortus ini dibagi menjadi 2
yaitu:

Abortus Provocatus Crimilnalis, Pengguguran hasil konsepsi /kehamilan tanpa


alasan medis yang sah atau dilakukan oleh yang tidak berwenang dan dilarang
oleh hukum atau dilakukan

Abortus Provocatus medisianis, Indikasi abortus untuk kepentingan ibu,


misalkan: penyakit jantung, hipertensi esensial, dan karsinoma serviks

Abortus Imminems

Definsi

abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus ditandai dengan
perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup, dan hasil konsepsi masih baik dalam
kandungan.

8
Gambaran Klinis

Pada Anamnesis, akan ditemukan perdarahan sedikit dari jalan lahir pada usia kehamilan
<20minggu. Pasien juga sering mengeluh mulas. Perlu ditanyakan juga apakah pasien sedang
dalam keadaan hamil. Perlu juga ditanyakan kapan HPHT dari pasien.

Pada Pemeriksaan dalam akan ditemukan ostium uteri tertutup. Pemeriksaan lab akan
menunjukkan Tes kehamilan positif. USG transabdominal juga sangat penting. Ini untuk
mengetahui kondisi janin.

Terapi

Pasien dapat dilakukan rawat jalan apabila sudah tidak ada perdarahan. Kemudian pasien
harus Tirah baring selama tiga hari. Kurangi Aktivitas berlebihan atau hubungan seksual sampai
2 minggu. Bila Perdarahan berhenti, maka harus dilakukan pemeriksaan kehamilan selanjutnya.
Bila Perdarahan terus berlangsung, maka nilai ulang kondisi janin dengan menggunakan USG
saat 1 minggu kemudian. Bila hasil USG meragukan, maka ulangi pemeriksaan USG 1-2 minggu
kemudian. Bila hasil USG tidak baik, lakukan evakuasi tergantung umur kehamilan.

Abortus Insipiens

Definisi

abortus yang sedang mengancam ditandai dengan servik mendatar, ostium uteri
terbuka, hasil konsepsi masih dalam uteri, tapi sedang terjadi proses pengeluaran
hasil konsepsi.

Gambaran klinis

Pada Anamnesis dapat ditemukan Perdarahan dari jalan lahir. Kemudian dapat
ditemukan juga Mulas atau Nyeri karena kontraksi rahim. Pada Pemeriksaan dalam,
akan teraba Ostium terbuka. Pemeriksaan Lab dapat menunjukkan Tes kehamilan
positif. Pada Pemeriksaan USG, Didapat pembesaran uterus sesuai dengan usia
kehamilan.

Terapi

9
Perhatikan keadaan umum dan keadaan hemodinamik. Bila memburuk, maka diatasi terlebih
dahulu untuk keadaan umumnya. Lakukan Evakuasi, yaitu berupa Kuretase. Tidak lupa juga
diberikan Uterotonika pasca evakuasi, agar tidak perforasi dinding uterus. Kemudian pemberian
Antibiotika profilaksis selama 3 hari.

Abortus Incomplete

Definisi

Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Ini juga
meliputi batasan dari kehamilan <20 minggu atau BB janin <500gram

Gambaran Klinis

Pada Anamnesis dapat ditemukan Perdarahan dari jalan lahir. Perdarahan dapat terjadi

banyak, sehingga dapat menyebabkan syok. Pasien juga merasa Nyeri karena kontraksi rahim.

Pada Pemeriksaan fisik bisa terjadi anemia serta tanda-tanda syok. Pada Pemeriksaan dalam,
dapat ditemukan Ostium uteri terbuka serta teraba sisa jaringan buah kehamilan.

Terapi

Bila ada syok, atasi dahulu syok dan perbaiki keadaan umum. Transfusi darah bila Hb < 6 gr%.
Lalu lakukan Evakuasi. Dibarengi juga dengan Uterotonik. Kemudian beri antibiotika spektrum
luas selama 3 hari.

Abortus Komplit

Definisi

Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang 20 minggu
atau berat janin <500 gram

Gambaran Klinis

Pada Anamnesis, dapat ditemukan Perdarahan dari jalan lahir sedikit serta pasien mengaku
keluarnya buah kehamilan. Pada Pemeriksaan fisik dan dalam akan ditemukan Ostium biasanya
tertutup kemudian Uterus mengecil, sehingga perdarahan sedikit. Pemeriksaan lab menunjukkan
tes kehamilan positif sampai 7-10 hari setelah abortus.

10
Terapi

Tidak perlu dilakukan evekuasi dan pemberian uterotonika. Boleh diberikan roboransia. Beri
antibiotika selama 3 hari.

Missed Abortion

Definisi

abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum
kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan

Gambaran Klinis

Pada Anamnesis akan ditemukan Perdarahan bisa ada atau tidak. Hal ini dapat terjadi abortus
iminems sebelumnya terjadi missed abortion. Pasien tidak merasakan apa-apa, kadang pasien
merasa rahimnya makin mengecil. Pada Pemeriksaan dalam, Fundus uteri lebih kecil dari umur
kehamilan, Bunyi jantung janin tidak ada. Pada Pemeriksaan Penunjang USG, terdapat tanda
janin mati dan uterus yang mengecil. Pada pemeriksaan laboratorium, perlu dilakukan
pemeriksaan seperti Hb, fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan, waktu protrombin.

Terapi

Dilakukan Evakuasi. Beri antibiotika selama 3 hari. Serta beri Uterotonika saat lakukan kuretase.
Dapat juga dilakukan pemberian induksi, jika uterus masih kaku.

11
Abortus Febrilis
Definisi

Adalah Abortus inkompletus atau abortus inisipiens yang disertai infeksi. Hal ini mungkin akibat
komplikasi abortus yang tidak memerhatikan asepsis.

Gambaran klinis

Pada Anamnesis dan pemfis, dapat ditemukan Demam tinggi, tampak sakit dan lelah, takikardi.
Nyeri diatas simpisis atau di perut bawah. Mungkin disertai syok septik. Pada Pemeriksaan
dalam, Ostium uteri umumnya terbuka, Rahim teraba sisa jaringan, Nyeri pada perabaan, serta
Perdarahan pervaginam dengan berbau.

Terapi

Perbaiki keadaan umum, atasi syok septik bila ada. Antibiotika yang adekuat (berspektrum luas,
aerob, dan anaerob) dapat dengan penisilin 4x1,2 juta IU atau ampisilin 4x1g ditambah
metronidazole 2x1g, dilanjutkan dengan tindakan kuretase bila keadaan tubuh sudah membaik.
Serta pemberian Uterotonika saat kuretase. Bila perlu, beri ATS dan irigasi kanalis vaginalis
dengan H2O2

Abortus Habitualis

Definisi

Adalah Abortus spontan yang terjadi sebanyak 3 kali atau lebih berturut-turut. Sering terjadi
pada primi tua.

Etiologi :

Kelainan genetik/kromosomal

Kelainan hormonal (imunologik)

Kelainan anatomis.

Penyulit

12
Salah satu penyebabnya adalah inkontenesis serviks, yaitu keadaan dimana serviks uterus tidak
dapat menerima beban untuk menutup setelah kehamilan trimester pertama. Ostium ini akan
membuka tanpa rasa mules. Hal ini bisa karena trauma serviks pada kehamilan sebelumnya, bisa
karena usaha yg keras saat melakukan pembukaan atau karena robekan serviks yang luas. Pada
pemeriksaan fisik, dapat dinilai diameter kanalis servikalis dan didapati ketuban menonjol pada
saat memasuki trimester dua. Diameternya bisa 8mm.

Penanganannya adalah dengan cara fiksasi pada servik agar dapat menerima beban. Yaitu
dengan cara shirodkar atau Mcdonald yaitu dengan melingkari kanalis servikalis dengan benang
sutera yang tebal dan simpul baru dibuka pada saat usia aterm.

Kehamilan anembrionik (Blighted Ovum)

Merupakan kehamilan patologi dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal walaupun
kantong gestasi tetep terbentuk. Kelainan ini dapat dideteksi dengan USG yang menunjukka
terdapat kantong gestasi tidak berkembang atau tidak ada gambaran mudigah. USG perlu
dievaluasi 2 minggu kemudian. Penatalaksaan dilakukan dengan terminasi kehamilan dengan
kuretase secara elektif.

Abortus Provocatus Medisianis

Dilakukan dengan cara :

Kimiawi, dengan menngunakan obat. Seperti pemberian obat abortus (Protaglandin,


antiprogesteron (RU 486) atau oksitosin)

Mekanis, yaitu dengan menggunakan alat. Seperti Pemasangan Batang Laminaria

13
Kehamilan Ektopik Terganggu
Definisi

Suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang dibuahi tidak menempel pada dinding
endomtrium uteri.

epidemiologi

Lebih dari 95%, KET terjadi pada tuba fallopi. Dapat terjadi 5-6 per 1000 kehamilan.

Patofisiologi

Saat sel telur dibuahi, maka sel tersebut akan berjalan menuju ke endometrium. Banyak beberapa
faktor yang dapat menyebabkan terhambatnya perjalanan ovarium tersebut. Sehingga Ovarium
pun berkembang sebelum mencapai uteri. Maka janin tersebut akan tumbuh diluar rahim. Makin
lama akan membesar dan menekan jaringan di sekitarnya, sehingga akan menyebabkan ruptur
dan perdarahan.

14
Ada beberapa macam faktor yang dapat menyebabkan terhambatnya perjalanan ovarium yang
sudah dibuahi tersebut, yaitu :

Faktor tuba

terjadi peradangan pada tuba yang menyebabkan lumen menyempit

Saluran tuba yang berkelok-kelok

Trauma pasca operasi, sehingga menyebabkan pembentukkan sikatrik

Adanya tumor pada saluran tuba

Faktor abnormalitas zigot

Ini karena zigot tumbuh terlalu cepat dan tumbuh dengan ukuran besar, sehingga
dapat tersendat saat perjalanan.

Faktor ovarium

Bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba kontralateral, dapat
terjadi perpanjangan proses

Hormonal

Pil KB mengandung progesteron, sehingga membuat gerakkan tuba melambat

Lainnya

IUD dapat menyebabkan proses peradangan, terutama bila di salping atau di


endometrium. Dapat menyebabkan obstruksi akibat peradangan tsb

Gejala klinis

Pada anamnesis akan ditemukan Menstruasi yang abnormal. Gejala terjadi pada kehamilan 6-8
minggu. Gejala gastroentisnal (80%) seperti mual dan muntah dapat juga terjadi. Pusing atau
perasaan mau pingsan (58%). Nyeri hebat pada perut bagian bawah kiri atau kanan. Serta,
Perdarahan pervaginam

Pada pemeriksaan fisik, mungkin dapat ditemukan tanda-tanda Syok hipovolemik seperti
Hipotensi, Takhikardi, dan akral dingin. Serta dapat ditemukan juga tanda-tanda Anemis. Dan

15
juga Nyeri tekan pada abdomen. Pada pemeriksaan dalam, bisa terjadi perdarahan. Uterus yang
membesar, Nyeri goyang serviks, serta Cav. Douglas dapat menonjol dengan nyeri tekan, karena
terisi darah

Pada pemeriksaan Laboratorium, perlu dilakukan Uji kehamilan, Hb, Leukosit. Pada
pemeriksaan USG tidak akan ditemukan kantong kehamilan dalam kavum uteri atau
pseudogestational saccum. Dapat juga ditemukan kelainan adneksa seperti pseudoGestasional
saccum, Janin yang positif, Massa kompleks, Cairan bebas di cavum douglas.

Pada Kuldosintesis, dapat ditemukan darah dalam cavum douglas. Laparoskopi dilakukan
bila hasil USG dan Kuldositesis meragukan. Lakukan juga Konsul bedah, bila curiga apendisitis

Tatalaksana

Dapat dilakukan Konservatif, yaitu metotreksat. Dengan syarat Status hemodinamik stabil,
Kehamilan kurang dari 8 minggu, Kantung kehamilan ektopik < 3 cm, Tidak tampak pulsasi
jantung janin, Tidak ada kontraindikasi pemberian metotreksat, serta Pasien dapat dipantau.
Diberikan 50 mg metotreksat, dosis tunggal, i.m, bila berat badan < 50 kg, dosisnya 1 mg/kgBB.

Dapat dengan Operatif, yaitu Salpinektomi dilakukan apabila, tidak ada masalah fertilitas, ruptur
tuba, perdarahan banyak, ada kelainan tuba. Salpingostomi dilakukan apabila fertilitas masih
diperlukan sebagai gold standart untuk K.E yg tidak ruptur. Transfusi darah bila HB 6 gr%.

16

Anda mungkin juga menyukai