Anda di halaman 1dari 22

o Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan

secara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.


o Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi

dilakukan dengan menggunakan sarung tangan plastik,

penjepit makanan, sendok, garpu dan sejenisnya.


o Tenaga pengolah makanan harus selalu melakukan

pemeriksaan kesehatan berkala minimal 6 bulan sekali

sesuai prosedur dalam buku ini. Prosedur juga berlaku

bila tenaga pengolah makanan mengalami sakit.


Tenaga dapur / gizi selalu berupaya untuk menjaga kebersihan

diri dan kebersihan lingkungan kerja dengan cara :


o Menempatkan makanan pada wadah dan tempat yang

layak terutama makanan yang mudah rusak.


o Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum bekerja

dan setelah keluar dari kamar mandi / WC sebagaimana

diatur dalam buku ini mengenai cuci tangan.


o Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung.
o Selalu bersifat teliti dan hati-hati dalam menangani

makanan.
5. PENGANGKUTAN MAKANAN
Makanan jadi yang siap saji tidak boleh diangkut bersama

dengan bahan makanan mentah.


Makanan diangkut dengan kereta dorong yang tertutup, bersih

dan anti karat (stainless steel), dan permukaan dalamnya

mudah dibersihkan.
Pengisian kereta dorong tidak boleh sampai penuh, agar

masih tersedia udara untuk ruang gerak.


Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur

untuk mengangkut bahan / barang kotor.


6. PENYAJIAN MAKANAN
Makanan jadi yang siap saji harus diwadahi dan disajikan

dengan peralatan yang bersih dan sudah melalui proses

desinfeksi sesuai prosedur.


Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan

berpakaian bersih.
Sebaiknya dalam tata hidang, disiapkan segera dan tidak

lama menunggu di santap.


Beri waktu tidak lama kepada penderita untuk menyantapnya

agar makanan tidak makin beresiko terpapar mikroorganisme.


Letak makanan sebaiknya satu bidang, bila digunakan bidang

yang berbeda / bertingkat, maka jenis makanan basah berada

di bawah dari makanan kering.


Selalu menyediakan makanan contoh dari menu yang

dihidangkan hari ini sebagai bahan pemeriksaan bila terjadi

masalah yang diakibatkan makanan.


7. PERALATAN PENGOLAHAN MAKANAN
A. PERALATAN MAKANAN DAN MINUMAN
Peralatan yang digunakan untuk penyajian makanan yang

langsung dimakan oleh karyawan, pasien atau pengunjung.


Bahan untuk peralatan harus terbuat dari bahan yang kuat,

tidak mudah retak, penyok, gompel, robek atau pecah.


Bagian permukaan tempat makanan atau yang kontak

dengan makanan haruslah halus, tidak ada sudut mati dan

mudah dibersihkan.
Tidak mudah larut dalam makanan.
Tidak mengandung bahan bahan beracun atau logam berat

lain seperti : Timah, Arsen, Tembaga, Seng, cadmium atau

antimony.
Kebersihan peralatan harus dijaga dengan baik, pencucian

dan penyimpanan harus sesuai prosedur.

B. PERALATAN MASAK DAN WADAH MAKANAN


Peralatan yang digunakan untuk mengolah makanan

mentah atau membawa makanan matang.


Peralatan makanan mentah terpisah dengan peralatan

makanan jadi.
Peralatan masak dan wadah makanan sebaiknya terbuat

dari bahan yang kuat dan setelah rusak harus langsung

dibuang.
Penyimpanan peralatan masak ddan wadah pada rak harus

teratur dan sebaiknya mendapatkan sinar matahari.

C. PENCUCIAN PERALATAN
Pisahkan segala kotoran atau sisa-sisa makanan yang

terdapat pada alat/barang seperti, gelas, mangkok dll ke

tempat telah disediakan untuk itu. Selanjutnya sampah

tersebut dibuang bersama sampah dapur lainnya sesuai

prosedur pengelolaan sampah.


Piring dan alat yang telah dibersihkan sisa makanan,

ditempatkan pada tempat piring kotor.


Setiap piring/alat yang dicuci direndam pada bak pertama.

Cara ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan

peresapan air ke dalam sisa makanan yang masih

menempel, sehingga mudah untuk membersihkan

selanjutnya.
Setelah direndam untuk selama beberapa saat, maka

piring mulai dibersihkan dengan menggunakan detergen

pada bak pencuci tersebut. Penggunaan sabun sebaiknya


dihindarkan karena sabun tidak dapat menghilangkan

lemak.
Cara pencucian dilakukan dengan menggosok bagian-

bagian yang terkena makanan dengan cara menggosok

berulang kali sampai tidak terasa licin lagi. Bilamana masih

licin akan menempel sisa-sisa bau yang belum bersih.


Setelah pencucian dirasa cukup, maka langsung dibilas

dengan air pembersih/pembilas yang mengalir, sambil

digosok dengan tangan dan tidak lagi terasa sisa-sisa

makanan atau sisa-siasa detergen.


Piring atau gelas yang telah dicuci dibilas dengan air

kaporit untuk disinfeksi, langsung direndam ke dalam air

bak kaporit 50 ppm selama 2 menit kemudian ditempatkan

pada tempat penirisan.


Sedangkan untuk disinfeksi air panas, disyaratkan suhu 82

C untuk selama 2 menit atau 100C selama 1 menit.


Cara memasukkan piring/gelas ke dalam air panas, tidak

boleh langsung dengan tangan, tetapi sebelumnya

dimasukkan ke dalam rak-rak khusus untuk didisinfeksi.


Piring dan alat makan yang telah selesai melalui proses

disinfeksi ditempatkan pada rak-rak anti karat (stainless

steel) sebagai tempat penirisan/pengeringan dengan cara

terbalik atau miring sampai kering dengan bantuan sinar

matahari atau sinar buatan dan tidak boleh dilap dengan

kain. Untuk itu bagian yang menempel ke permukaan

piring atau bibir gelas harus dijaga kebersihannya dengan

cara disinfeksi.
Piring atau gelas yang akan dipakai tidak perlu dilap atau

digosok kain lap, karena menjadi kotor kembali. Bilamana

dilap gunakan kain lap (tissue) sekali pakai.

D. PENYIMPANAN PERALATAN
Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus

disimpan dalam keadaan kering dan bersih.


Cangkir, mangkok, gelas dan sejenisnya cara

penyimpanannya harus dibalik.


Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan

tidak aus/rusak.
Laci-laci penyimpanan peralatan terpelihara

kebersihannya.
Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung

dari sumber pencemaran dan binatang rusak.

8. TATA RUANG DAN BANGUNAN INSTALASI DAPUR / GIZI


A. LOKASI
Terhindar dari sumber pencemaran, terutama yang berasal dari

tempat sampah, WC, bengkel cat dan sumber pencemaran lain.

B. SYARAT BANGUNAN DAN FASILITAS DAPUR


1) Halaman
Halaman bersih, tidak banyak lalat, dan tersedia tempat sampah

yang memenuhi syarat kesehatan, tidak terdapat tumpukan

barang-barang yang dapat menjadi sarang tikus. Pembuangan air

kotor (limbah dapur dan kamar mandi) tidak menimbulkan

sarang serangga, jalan masuknya tikus dan dipelihara

kebersihannya. Pembuangan air hujan lancar, tidak menimbulkan

genangan-genangan air.
2) Konstruksi
Bangunan untuk kegiatan pengolahan makanan harus memenuhi

persyaratan teknis konstruksi bangunan yang berlaku.


3) Lantai
Permukaan lantai rapat air, halus, kelandaian cukup, tidak licin

dan mudah dibersihkan.


4) Dinding
Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering/tidak menyerap

air dan mudah dibersihkan. Pada permukaan dinding yang sering

terkena percikan air, harus dilapisi bahan kedap air yang

permukaannya halus, tidak menahan debu, setinggi 2m, dan

berwarna terang.
5) Langit-langit
Langit-langit harus menutup seluruh atap bangunan, tinggi

langit-langit sekurang-kurangnya 2,4 m di atas lantai.


6) Pintu dan Jendela
Seluruh pintu dan jendela pada bangunan yang dipergunakan

untuk memasak harus membuka ke arah luar. Semua pintu

dibuat menutup sendiri dan dilengkapi peralatan anti lalat,

seperti kasa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain.


7) Pencahayaan
Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan

pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan-

pekerjaan secara efektif. Di setiap ruangan tempat pengolahan

makanan dan tempat mencuci tangan intensitas pencahayaan

sedikitnya 200 lux pada bidang kerja. Semua pencahayaan tidak

boleh menimbulkan silau dan distribusinya sedemikian sehingga

sejauh mungkin menghindarkan bayangan.


8) Ventilasi / Penghawaan
Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus

dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga kenyamanan

suhu dan kelembaban dalam ruangan , ventilasi juga harus cukup


untuk mencegah udara dalam ruangan terlalu panas, mencegah

kondensasi uap air atau lemak pada lantai, membuang bau, asap

dan pencemaran lain dari ruangan. Tungku dapat dilengkapi

dengan sungkup asap (hood) alat perangkap asap, cerobong

asap, saringan dan saluran serta pengumpul lemak. Semua

tungku terletak di bawah sungkup asap.


9) Dapur formula bayi (dapur susu)
Dapur susu dibuat ruangan khusus (ruangan berdinding

kaca)yang bebas dari micro-organisme pathogen dan tidak

dipakai untuk kegiatan lain. Tenaga penjamah makanandi dapur

susu mempunyai baju dan atribut khusus yang steril (barak

short, tutup kepala, masker dan sarung tangan). Semua peraltan

dan perlengkapan harus steril (botol susu, tempat / wadah dan

pengaduk.
10) Ruangan pengolahan makanan
Luas ruangan pengolahan makanan harus cukup untuk bekerja

agar terhindar dari kemungkinan terkontaminasinya makanan

dan memudahkan pembersihan , dengan luas 2 m untuk setiap

pekerja. Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan

langsung dengan WC, peturasan dan kamar mandi. Untuk

kegiatan pengolahan dilengkapi sedikitnya meja kerja, lemari

tempat penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung

dari gangguan serangga, tikus dan hewan lainnya.


11) Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan
Pencucian peralatan harus menggunakan bahan

pembersih/detergen. Pencucian bahan makanan yang tidak

dimasak harus menggunakan larutan kalium permanganat 0,02%

atau dalam rendaman air mendidih dalam beberapa detik.


Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan

dalam tempat yang terlindung dari kemungkinan pencemaran

oleh tikus, serangga dan hewan lainnya


12) Tempat cuci tangan
Tersedia tempat cuci tangan yang bersih dan terpisah dengan

tempat cuci perakatan maupun bahan makanan yang dilengkapi

dengan kran, saluran pembuangan tertutup, bak penampungan,

sabun dan pengering. Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan

dengan banyaknya karyawan (penjamah makanan). Untuk

sebuah tempat cuci tangan dipergunakan maksimal 10 orang,

dengan tambahan 1 (satu) buah setiap penampahan 10 orang

atau kurang, dan terletak sedekat mungkin dengan tempat kerja.


13) Air minum dan air bersih
Air bersih/minum harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan

penyelenggaraan pengolahan makanan. Kualitas air harus

memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

9. PETUGAS PENGELOLA MAKANAN


Semua penjamah makanan harus selalu memelihara kebersihan

pribadi (personal hygiene) dan terbiasa untuk berperilaku sehat

selama bekerja. Hal-hal yang diperhatikan dalam kebersihan

pribadi :
Mencuci tangan, hendaknya tangan selalu dicuci dengan

sabun ; sebelum bekerja, sesudah menangani bahan makanan

mentah/kotor atau terkontaminasi, setelah dari kamar kecil,

setelah tangan digunakan untuk menggaruk, batuk atau

bersin dan setelah makan atau merokok


Pakaian, hendaknya memakai pakaian khusus untuk bekerja.

Pakaian kerja harus bersih, yang sudah usang jangan dipakai

lagi.
Kuku dan perhiasan, kuku hendaknya dipotong pendek dan

dianjurkan untuk tidak memakai perhiasan sewaktu bekerja.


Topi/penutup rambut, semua penjamah hendaknya memakai

topi atau penutup rambut untuk mencegah jatuhnya rambut

ke dalam makanan dan mencegah kebiasaan

mengusap/menggaruk rambut.
Merokok, penjamah makanan sama sekali tidak diijinkan

merokok selama bekerja baik waktu mengolah maupun

mencuci peralatan. Merokok merupakan mata rantai antara

bibir dengan tangan dan kemudian ke makanan disamping

sangat tudak etis.


Lain-lain, kebiasaan seperti batuk-batuk, menggaruk-garuk,

mencet jerawat, merupakan tidndakan yang tidak higienis.

Kebiasaan ini akan mengkontaminasi tangan dan pada

gilirannya mengkontaminasi makanan.

10. Pengambilan sample makanan secara rutin


Pengambilan sample semua makanan yang diproduksi oleh instalasi

gizi (Golden sample pada makanan jadi) dilakukan setiap hari. Hal

ini dilakukan bila terjadi keracunan makanan dan minuman atau

terjadi kejadian luar biasa di rumah sakit, maka sample makanan

tersebut untuk diperiksakan ke laboratorium.


PEMERINTAH KOTA BENGKULU

RUMAH SAKIT RAFFLESIA

JL. MAHONI NO 10 TELP. (0736) 21710 BENGKULU

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT RAFFLESIA

KOTA BENGKULU

Nomor : / /XI/2015

TENTANG

KEBIJAKAN PERSIAPAN MAKANAN, PEMASAKAN, PENYAJIAN

DAN PENGAMBILAN SAMPLE MAKANAN SECARA RUTIN

RS RAFFLESIA BENGKULU

DIREKTUR RUMAH SAKIT RAFFLESIA KOTA BENGKULU

Menimbang :

a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Sanitasi Instalasi Gizi di

Rumah Sakit Rafflesia, maka diperlukan penyelenggaraan sanitasi

makanan yang baik;


b. Bahwa agar Sanitasi Instalasi Gizi di Rumah Sakit Rafflesia dapat

terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur tentang

Persiapan Makanan, pemasakan, penyajian dan pengambilan

sampel makanan secara rutin di Rumah Sakit Rafflesia;


c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a

dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit

Rafflesia;

Mengingat :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan1333/1999 tentang standar pelayanan

rumah sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12/2012 tentang standar

akreditasi rumah sakit;


5. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bengkulu

tentang Tim Akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bengkulu;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Rafflesia

tentang persiapan Makanan, pemasakan,

penyajian dan pengambilan sampel makanan

secara rutin

Kedua : Panduan persiapan Makanan, pemasakan,

penyajian dan pengambilan sampel makanan

secara rutin sesuai yang tercantum dalam

lampiran keputusan ini.


Ketiga : Penjelasan mengenai persiapan makanan,
pemasakan, penyajian dan pengambilan sampel

makanan secara rutin lebih lanjut dilakukan oleh

staf Rumah Sakit Rafflesia yang kompeten dalam

hal ini staff instalasi gizi yang telah diberikan

kewenangan oleh direktur.


Keempat : Pembinaan dan pengawasan persiapan makanan,

pemasakan, penyajian dan pengambilan sampel

makanan secara rutin Rumah Sakit Rumah Sakit

Rafflesia dilaksanakan oleh kepala saksi

penunjang medik, Direktur Rumah Sakit Rafflesia


Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal

ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari

ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini

akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bengkulu

Pada Tanggal :

DIREKTUR RUMAH SAKIT RAFFLESIA

KOTA BENGKULU
dr. ABDI SETIA KESUMA

Pembina TK.I/ NIP.

PROSEDUR DAN PERSIAPAN MAKANAN, PEMASAKAN, PENYAJIAN

DAN PENGAMBILAN SAMPLE MAKANAN SECARA RUTIN

1. PENGADAAN / PENERIMAAN BAHAN MAKANAN

Kebijakan :

Sumber bahan makanan hendaknya dipilih yang berkualitas baik,

tempat-tempat memperoleh bahan mentah harus diketahui oleh

kepala dapur / gizi dan secara berkala dievaluasi kinerja dan

kualitasnya.
Bahan makanan dibawa ke dapur dengan trolley khusus dan

melewati jalur yang sudah ditentukan. Usahakan tidak melewati

ruangan rawat inap atau ruangan yang potensial infeksi lainnya.


Bahan makanan diperiksa dan diseleksi kembali.
Bahan makanan yang belum terolah harus dalam keadaan segar,

tidak rusak atau berubah bentuk, warna dan rasa, tidak berbau

busuk, tidak berjamur, bila kotor harus dibersihkan dengan air

terlebih dahulu, tidak mengandung bahan yang dilarang seperti

formalin, boraks, pestisida, melamin, dll.


Bahan makanan dalam kemasan (terolah) harus mempunyai

label dan merk, terdaftar di Depkes dan mempunyai nomor

daftar, kemasan tidak rusak, pecah, atau robek atau kembung,

belum kadaluwarsa, kemasan digunakan hanya untuk satu kali

penggunaan.
Bahan makanan berasal dari tempat resmi yang dievaluasi

kinerja dan kualitasnya.

2. PENCUCIAN

Kebijakan :

Bahan makanan harus dicuci :


o Sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan.
o Lauk air tawar, lauk air laut, daging2an.
o Dll.
Pencucian dengan menggunakan air mengalir dibersihkan dan

dibilas berkali-kali.
Pelaksana harus memakai sarung tangan dan atau mencuci

tangan sebelum dan sesudah mencuci bahan makanan.


Pencucian bahan makanan dengan bahan pembersih tidak

dianjurkan.
Tempat penyimpanan bahan makanan yang sudah dicuci harus

bersih.

3. PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

Kebijakan :
Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara

dan dalam keadaan bersih, terlindung dari debu, bahan kimia

berbahaya, serangga dan hewan lain.


Tentang penyimpanan bahan makanan kering :
o Semua tempat penyimpanan bahan makanan hendaknya

berada dibagian tinggi untuk mencegah genangan air dan

menjaga kelembabannya.
o Tidak boleh ada kebocoran pada genteng atau atap yang

menyebabkan tetesan air mengenai tempat penyimpanan

bahan makanan.
o Tidak boleh ada drainase yang potensi macet di sekitar

ruang tempat penyimpanan bahan makanan untuk

menghindari meluapnya air.


o Semua bahan makanan disimpan pada rak yang baik,

dengan ketinggian terbawah dari lantai 20-25 cm.


o Bahanmakanan disimpan pada wadah-wadah yang selalu

dibersihkan secara berkala dan berpori-pori.


o Suhu ruangan dijaga kurang dari 22 C dan kelembapan

40% atau kurang.


o Ruangan harus anti tikus, anti serangga.
o Penyimpanan bahan selain bahan makanan tidak

diperbolehkan.
Tentang penyimpanan bahan makanan dalam Referigator /

Kulkas / Freezer
o Tersedia ruang yang memadai untuk meniris potongan2

dari freezer
o Standar teknik meniriskan bahan makanan dari freezer ada

3 cara : 1. Langsung memasak bahan makanan beku 2.

Meniriskan makanan beku dengan merendam bahan


makanan dengan air mendidih 3. Meletakkan bahan

makanan beku dengan air mengalir.


o Rak dalam referigator dan isinya disusun sedemikian rupa

sehingga tidak berdesakan, agar aliran udara dingin dapat

mencakup semua bahan makanan dengan baik.


o Syarat ruangan sama dengan ruangan dapur dan ruang

penyimpanan bahan makanan.


4. PERACIKAN DAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
Pengolahan harus dilakukan oleh penjamah makanan dengan

sikap dan perilaku yang hygienis :


o Tidak merokok selama mengolah makanan
o Tidak makan atau mengunyah.
o Tidak memakai perhiasan berlebihan.
o Tidak menggunakan peralatan atau fasilitas kerja yang

bukan peruntukannya.
o Tidak mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang jorok /

menjijikkan seperti mengorek-oreng, mencungkil,

mengupil, menggaruk, menjilat atau meludah.


PEMERINTAH KOTA BENGKULU

RUMAH SAKIT RAFFLESIA

JL. MAHONI NO 10 TELP. (0736) 21710 BENGKULU

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT RAFFLESIA

KOTA BENGKULU

Nomor : / / /201

TENTANG

KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH RS KHUSUSNYA

UNTUK BENDA TAJAM DAN JARUM

RS RAFFLESIA KOTA BENGKULU

DIREKTUR RUMAH SAKIT RAFFLESIA KOTA BENGKULU

Menimbang :

a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit

Rafflesia, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang

bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Rafflesia dapat terlaksana

dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur tentang pengelolaan

limbah rumah sakit khususnya untuk benda tajam dan jarum di

Rumah Sakit Rafflesia sebagai landasan bagi penyelenggaraan

seluruh pelayanan di Rumah Sakit Rafflesia;


c. Bahwa untuk mendukung keberhasilan pelayanan yang bermutu

maka diperlukan Acuan dalam bentuk pedoman / Panduan


pengelolaan limbah rumah sakit khususnya untuk benda tajam dan

jarum baik di tingkat RS maupun di unit kerja.


d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a,

b dan c, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit

Rafflesia;

Mengingat :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5072).;


3. Keputusan Menteri Kesehatan1333/1999 tentang standar pelayanan

rumah sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/2010 tentang standar

pelayanan kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12/2012 tentang standar

akreditasi rumah sakit;


6. Keputusan Direktur Rumah Sakit Rafflesia tentang Tim Akreditasi

Rumah Sakit Rafflesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Rafflesia

tentang Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

Khususnya Benda Tajam dan Jarum.

Kedua : Panduan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

Khususnya Benda Tajam dan Jarum sesuai yang


tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Penjelasan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

Khususnya Benda Tajam dan Jarum lebih lanjut

dilakukan oleh staf Rumah Sakit Rafflesia yang

kompeten dalam hal ini tenaga medis dan tenaga

perawat yang telah diberikan kewenangan oleh

direktur.
Keempat : Pembinaan dan pengawasan Pengelolaan Limbah

Rumah Sakit Khususnya Benda Tajam dan Jarum

di Rumah Sakit Rafflesia dilaksanakan oleh

Instalasi kesehatan Lingkungan, Instalasi

Prasarana Rumah Sakit, Tim Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi dan Direktur Rumah Sakit

Rafflesia
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal

ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari

ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini

akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bengkulu

Pada Tanggal :

DIREKTUR RUMAH SAKIT RAFFLESIA

KOTA BENGKULU
dr. ABDI SETIA KESUMA

Pembina TK.I/ NIP.

PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT

KHUSUS UNTUK BENDA TAJAM DAN JARUM

BAB I

DEFINISI

Sampah medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari

tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam

kegiatan tersebut juga kegiatan medis di ruang poliklinik, perawatan,

bedah, kebidanan, otopsi dan ruang laboratorium. Limbah padat medis

sering juga disebut sampah biologis.

Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah

infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah

sitotoksis, limbah container bertekanan, dan limbah dengan kandungan

logam berat yang tinggi.

Limbah benda tajam adalah semua benda tajam yang mempunyai

permukaan tajam yang dapat melukai/merobek permukaan tubuh. Contoh

: jarum suntik, infusset, ampul dan preparat glass.

BAB II

RUANG LINGKUP
1. Panduan ini diterapkan kepada seluruh kegiatan yang menggunakan

benda tajam dan jarum di RS Rafflesia


2. Pelaksana panduan ini adalah seluruh Pegawai dan Pengunjung RS

Rafflesia

BAB III

TATA LAKSANA

1. Pemilahan limbah harus dilakukan yang menghasilkan limbah mulai

dari sumber kembali harus dimanfaatkan.


2. Limbah yang akan dimanfaatkan dipisahkan dari limbah yang tidak

kembali.
3. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa

memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya, wadah tersebut harus

anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang

yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya jarum, dan

syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.

Pengelolaan Limbah Benda Tajam

1. Tersedia wadah yang tidak mudah tembus oleh benda

tajam/tusukan, tahan bocor (jerigen bekas, kardus yang tahan

benda tajam) dan tertutup berlabel biohazard yang kuning


2. Mempunyai penutup yang tidak bisa dibuka kembali.
3. Mempunyai petugas yang berpengalaman dan mempunyai

pengetahuan tentang limbah benda tajam di Rumah Sakit.


4. Limbah benda tajam yang telah dikemas pada tempatnya setelah

berisikan kurang lebih 2/3 bagian kemudian dibawa ke incinerator

untuk dibakar atau dimusnahkan.

Contoh pengelolaan jarum setelah dipakai

1. Jangan memasukkan kembali jarum bekas suntikan dengan dua

tangan tehnik one hand.


2. Jangan menekuk / mematahkan jarum yang telah dipakai.
3. Segera buang jarum/ needle ke dalam wadah yang telah ditentukan

dan dibuang langsung oleh si pemakai.


4. Kontainer benda tajam diletakkan dekat lokasi.

Penanganan pecahan/benda tajam

1. Gunakan sarung tangan tebal


2. Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda tajam

tersebut, kemudian bungkus dengan kertas


3. Masukkan dalm kontainer tahan tusukan beri label

Anda mungkin juga menyukai

  • Biodata
    Biodata
    Dokumen1 halaman
    Biodata
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Dibaca Dulu Ya
    Dibaca Dulu Ya
    Dokumen1 halaman
    Dibaca Dulu Ya
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen1 halaman
    4
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • 5
    5
    Dokumen2 halaman
    5
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Kode Fasket Bpjs Dan Persyrtan Kelahirran
    Kode Fasket Bpjs Dan Persyrtan Kelahirran
    Dokumen1 halaman
    Kode Fasket Bpjs Dan Persyrtan Kelahirran
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Borang Portofolio Appendisitis
    Borang Portofolio Appendisitis
    Dokumen6 halaman
    Borang Portofolio Appendisitis
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Uks Bab 1-2
    Uks Bab 1-2
    Dokumen39 halaman
    Uks Bab 1-2
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Uks Bab 1-2
    Uks Bab 1-2
    Dokumen39 halaman
    Uks Bab 1-2
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Luka Bakar
    Luka Bakar
    Dokumen42 halaman
    Luka Bakar
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Bahan Bedah
    Bahan Bedah
    Dokumen81 halaman
    Bahan Bedah
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • KUESIONE1
    KUESIONE1
    Dokumen2 halaman
    KUESIONE1
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Dokumen1 halaman
    LAPORAN
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Borang Portofolio
    Borang Portofolio
    Dokumen5 halaman
    Borang Portofolio
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Dokumen1 halaman
    LAPORAN
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • File 1-45
    File 1-45
    Dokumen62 halaman
    File 1-45
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • KUESIONE1
    KUESIONE1
    Dokumen2 halaman
    KUESIONE1
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus: I. Identitas Pasien
    Laporan Kasus: I. Identitas Pasien
    Dokumen26 halaman
    Laporan Kasus: I. Identitas Pasien
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Lapkas RS Raffles
    Lapkas RS Raffles
    Dokumen14 halaman
    Lapkas RS Raffles
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Multiple
    Fraktur Multiple
    Dokumen9 halaman
    Fraktur Multiple
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Luka Bakar
    Luka Bakar
    Dokumen42 halaman
    Luka Bakar
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen3 halaman
    KUESIONER
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • HIL Belum Beres
    HIL Belum Beres
    Dokumen16 halaman
    HIL Belum Beres
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Frak Tur
    Frak Tur
    Dokumen46 halaman
    Frak Tur
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    yayzoya
    Belum ada peringkat
  • Cover Anak
    Cover Anak
    Dokumen1 halaman
    Cover Anak
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    James Paul
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    yayzoya
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    yayzoya
    Belum ada peringkat