Isolasi Dna Pada Buah
Isolasi Dna Pada Buah
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Matakuliah Genetika 1
Yang Dibina Oleh Prof. Dr. Agr. Mohamad Amin S.Pd, M.Si
Oleh
Kelompok 2/ Offering I
Faiza Nur Imawati Ningsih (150342607763)
Fitria Maulita (150342606010)
D DASAR TEORI
Terdapat dua asam nukleat yang ada pada setiap makhluk hidup yang terdiri dari DNA
dan RNA. DNA (Deoxyribose Nucleid Acid) merupakan struktur makromolekuler yang
disusun oleh sub unit yang disebut nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas gugus
fosfat, gula karbon lima (pentosa) yang disebut gula dioksiribosa, dan basa nitrogen
misalnya adenine, guanine, timin, dan sitosin (Gardner, 1991). Di dalam sel mahluk hidup
terdapat DNA, dimana zat ini disebut sebagai cetak biru kehidupan karena mempunyai
peranan yang sangat penting, yaitu sebagai pembawa hereditas yang menentukan struktur
protein dan proses metabolisme lain (Hays, 2005 dalam Jamilah 2005).
Molekul DNA pada nucleus memiliki bentuk sebagai benang lurus dan tidak
bercabang, sedangkan DNA yang terletak pada mitokondria dan plastida berbentuk
lingkaran (Suryo, 2012). Sedangkan RNA dijumpai di dalam nukleus, sitoplasma dan
ribosom. DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul utama)
yang mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam
setiap organisme (Jamilah, 2005). DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu
gula deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida
(Istanti, 1999).
Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA
murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan. Pemecahan
dinding sel secara mekanik dapat dilakukan dengan pemblenderan. Sedangkan secara
kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen. Prinsip isolasi DNA mencakup
berbagai tahap reaksi dengan tujuan yang berbeda-beda untuk setiap tahapnya. Menurut
Clark (1963) tahap-tahap isolasi DNA tersebut adalah :
- Pelepasan DNA yang terlarut dengan cara merusak membran sel dan membran partikel
subseluler misalnya asam nukleat.
- Penguraian DNA protein kompleks dari denaturasi
- Pemisahan DNA molekul yang lain
Isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain: preparasi
esktrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi
DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis atau
bagian tanaman dapat memberikan hasil yang berbeda, hal ini karena adanya
senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat
menghambat pemurnian DNA (Zubaidah, 2004 dalam Jamilah, 2005).
Isolasi DNA dapat dilakukan dengan menggunakan perlakuan deterjen merupakan
proses kimiawi karena detergen memiliki ikatan kimia yaitu gugus hidrofil yang bersifat
polar dan gugus hidrofob yang bersifat non polar. Gugus hidrofob inilah yang
bertanggung jawab dalam pengikatan kotoran dari bahan cuci, karena mampu mengikat
senyawa non polar (protein dan lipid) dari lingkungan sekitar dan membentuk protein-
lipid-detergen kompleks, hal inilah yang menyebabkan detergen menjadi salah satu
polutan bagi lingkungan perairan, karena kemampuan membentuk protein-lipid-detergen
kompleks dapat mengakibatkan rusaknya membran sel orgaisme (Machmud, 2006).
2 Membuat substrat