Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

PERKERASAN
UJI TITIK NYALA DAN BAKAR BAKAR ASPAL

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Bahan
Perkerasan di Laboratoratorium Bahan Perkerasan

Mata Kuliah:

Konstruksi Jalan Raya

Dosen Pengampu:
Faqih Maarif

Disusun Oleh:
Annisa Umi Rahayu (14505241010)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN


PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017

i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Bahan
Perkerasan dengan lancar. Praktikum Bahan Perkerasan ini bertujuan agar
mahasiswa tahu bagaimana sifat aspal dan perlakuan yang benar terhadap aspal
yang harus dibuat dilapangan agar aspal tersebut memiliki mutu dan ketahanan
yang baik. Dalam pembuatan laporan ini tentunya kami tidak sendiri, oleh karena
itu ijinkanlah kami berterimakasih terhadap pihak-pihak yang telah membantu
kami, yaitu:
1. Bapak Faqih Maarif, M.Eng. selaku Dosen Pengampu yang selalu
membimbing kami.
2. Bapak Kimin Triono, S.Pd. selaku teknisi di ruang praktikum yang selalu
membantu dalam penyiapan alat dan bahan pengujian.
3. Mas M. Nuruzzaman selaku asisten praktikum yang telah sabar memberi
arahan kepada kami.
4. Teman teman satu kelompok yang telah memberikan bantuan dan dukungan
dalam pembuatan laporan ini.
5. Seluruh pihak yang telah terlibat dan memberi bantuan dalam proses
Praktikum Konstruksi Jalan tersebut sehingga dapat terselesaikan dengan baik
dan lancar.
Dalam pembuatan laporan Praktikum Bahan Perkerasan ini tentunya
masih banyak kesalahn dan kekurangan. Oleh karena itu kritik maupun saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kami mahasiswa khusunya , bagi para pembaca yang berkecimpung di dunia
Teknik Sipil dan semua pihak pada umumnya.

Yogyakarta, 29 Maret 2017

Penulis

ii
A. Jenis Pengujian
Pengujian yang dilakukan pada praktikum bahan perkerasan adalah
pengujian titik nyala dan titik bakar aspal. Pengujian ini dilakukan agar
mahasiswa mengetahui pada suhu berapa aspal akan sampai titik nyala dan
titik bakarnya. Proses praktikum dilaksanakan di Laboratorium Bahan
Perkerasan di Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
B. Kajian Teori
Fungsi aspal dalam campuran perkerasan adalah sebagai pengikat
yang bersifat viscoelastis sehingga dapat menahan agregat tetap pada
tempatnya selama masa layanan perkerasan , menyelimuti agregat pada waktu
pencampuran dan berfungsi sebagai pelumas pada saat penghamparan
dilapangan, sehingga mudah untuk dipadatkan. Disamping itu juga aspal
berfungsi sebagai pengisi rongga butir-butir agregat dan pori yang ada dari
agregat itu sendiri. Oleh karena itu aspal harus mempunyai daya tahan (tidak
cepat rapuh terhadap cuaca) (Asiyanto,2008:11).
Titik nyala aspal, yaitu angka yang menunjukkan temperatur (suhu)
aspal yang dipanaskan ketika dilewatkan nyala penguji di atasnya terjadi
kilatan api selama sekitar 5 detik. Syarat aspal AC 60/70 titik nyala sebesar
minimal 200C. Titik bakar aspal, yaitu angka yang menyatakan besarnya
suhu aspal yang dipanaskan ketika dileawatkan nyala penguji diatas aspal
terjadi kilatan api lebih dari 5 detik. Semakin tinggi titik nyala dan titik bakar
aspal, maka aspal tersebut semakin baik. Besarnya nilai titik nyala dan titik
bakar tidak berpengaruh terhadap kualitas perkerasan, karena pengujian ini
hanya berhubungan dengan keselamatan pelaksanaan khususnya pada saat
pencampuran (mixing) terhadap bahaya kebakaran (SNI 06-2433-1991:4).
Pengujian titik nyala dan titik bakar berguna untuk mengetahui
temperatur dimana aspal mulai menyala. Data ini nantinya dibutuhkan
sebagai informasi penting dalam proses pencampuran demi keselamatan
dalam bekerja. Selain itu pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui
temperatur maksimum yang diperbolehkan pada aspal sehingga aspal tidak

1
terbakar. Jika terjadi kelebihan suhu pemanasan akan menyebabkan
terbakarnya aspal, hal ini akan mempengaruhi struktur dan sifat kimia dari
aspal itu sendiri. Sifat kimia yang berubah akan berpengaruh pada kualitas
dan sifat aspal yang dipakai, maka suhu pencampuran harus di bawah titik
nyala (Departemen Pekerjaan Umum, 2009:16).

C. Alat dan Bahan


Di dalam praktikum pemanasan aspal ini dibutuhkan alat dan bahan untuk
mendukung jalanya praktikum agar berjalan dengan baik, yaitu:
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum pemanasan aspal diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Cleveland open cup
Digunakan untuk tempat memanaskan aspal hingga mencapai titik
nyala dan titik bakarnya

Gambar 1. Cleveland open cup


b. Piring seng
Sebagai tempat untuk meletakan aspal sebelum dipanaskan

Gambar 2. Piring seng

2
c. Kompor listrik
Digunakan untuk memanaskan aspal pada cleveland open cup hingga
mencapai titik nyala dan titik bakarnya

Gambar 3. Kompor listrik

d. Termometer
1) Termometer yang kami gunakan memiliki ketelitian 2C dengan
pengukuran suhu 162 C
2) Termometer harus sesuai dengan SNI 19-6421-2000 Spesifikasi
Standar Termometer (RSNI 06-2456-1991:14).

Gambar 4. Termometer

e. Stopwatch
Digunakan untuk menghitung waktu yang dibutuhkan sampai aspal
menyala dan terbakar

3
Gambar 5. Stopwatch
f. Penjepit termometer
Digunakan untuk menjepit termometer pada saat pemanasan aspal.

Gambar 6. Termometer

g. Nyala api
Sebagai media untuk membuat nyala api pada tongkat sumbu yang
menggunakan bahan bakar minyak tanah

4
Gambar 7. Nyala api
h. Tongkat sumbu
Digunakan untuk menghantarkan api dari nyala api ke claveland open
cup untuk mengetahui apakah aspal sudah menyala atau belum

Gambar 8. Tongkat sumbu


i. Korek api
Digunakan untuk menghidupkan nyala api

Gambar 9. Korek api

5
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum pemanasan aspal adalah sebagai
berikut:
a. Aspal
Sebagai bahan utama utuk diuji berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mecapai titik lembeknya

Gambar 10. Aspal


b. Minyak tanah
Digunakan sebagai bahan untuk membersihkan sisa-sisa aspal yang
menempel di alat-alat praktikum.

Gambar 11. Minyak tanah

6
D. Langkah Kerja
Langkah langkah dalam proses praktikum pemanasan aspal adalah sebagai
berikut:
1. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum dipersiapkan
terlebih dahulu.
2. Ambil aspal secukupnya lalu dimasukan ke dalam alat claveland open cup
hingga volumenya mencapai 70% atau 80% ketika mencair
3. Kompor listrik harus dipanasi terlebih dahulu sebelum proses pemanasan
dimulai
4. Aspal yang sudah berada di dalam alat claveland open cup diukur suhunya
dan dicatat.
5. Setelah kompor panas alat claveland open cup yang sudah berisi aspal
diletakkan diatas kompor listrik dan memasukkan thermometer yang sudah
diletakkan di penjepit thermometer guna mengamati kenaikan suhu dan
seketika itu dinyalakan stopwatch
6. Jangan lupa dicatat setiap kenaikan 5C suhu aspal dan jangan sampai
terlewat
7. Ketika suhu aspal sudah mencapai 300C nyala api dan tongkat sumbu
disiapkan guna melihat sudah mencapai titik nyalanya atau belum
8. Saat suhu aspal 340 C aspal dicek sudah mencapai titik nyalanya atau
belum dengan menggunakan tongkat sumbu yang dibakar dan dilewatkan
diatas aspal apakah sudah ada nyala api atau belum, dan jangan lupa
dicatat pada suhu berapakah dan menit keberapa nyala api didapat
9. Ketika suhu aspal mencapai 350C aspal kembali dicek dengan tongkat
sumbu apakah sudah mencapai titik bakarnya atau belum yang bisa dilihat
dari nyalaapi yang menyala diatas aspal yang lebih besar selama 5 detik.
Ketika itu sudah didapat jangan lupa dicatat suhu dan waktunya
10. Jangan lupa tempat yang digunakan untuk praktikum dan alat-alat yang
sudah digunkan dikembalikan ke tempat semula dengan keadaan bersih

7
E. Penyajian Data
Dalam praktikum uji titik nyala dan titik bakar didapatkan data berapa suhu
dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik nyala dan titik bakar aspal.
Adapun datanya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Waktu pengujian
Waktu Pengujian
Tempat Pengujian
Hari,Tanggal Waktu

Senin, 27 10.50 s.d Laboratorium Bahan


Maret 2017 13.30 WIB Perkerasan, PTSP, FT UNY

Tabel 2. Hasil pengujian titik nyala dan titik bakar aspal


Suhu Waktu
No (C) (menit) Keterangan
1 32 0
2 37 40"
3 42 1' 29"
4 47 2' 26"
5 52 2' 58"
6 57 3' 14"
7 62 3' 22"
8 67 3' 27"
9 72 3' 36"
10 77 3' 41"
11 82 4' 50"
12 87 5' 15"
13 92 5' 37"
14 97 5' 53"
15 102 6' 08"
16 107 6' 23"
17 112 6' 41"
18 117 6' 57"
19 122 7' 21"
20 127 7' 42"
21 132 8' 11"
22 137 8' 38"
23 142 9' 18"
24 147 9' 44"
Suhu Waktu
No (C) (menit) Keterangan

8
25 152 10' 13"
26 157 10' 37"
27 162 11' 10"
28 167 11' 41"
29 172 12' 03"
30 177 12' 35"
31 182 13' 04"
32 187 13' 28"
33 192 14' 06"
34 197 14' 38"
35 202 15' 17"
36 207 15' 52"
37 212 16' 27"
38 217 17' 13"
39 222 18' 15"
40 227 18' 59"
41 232 20' 07"
42 237 21' 06"
43 242 22' 27"
44 247 24' 07"
45 252 26' 36"
46 257 28' 11"
47 262 29' 53"
48 267 30' 29"
49 272 31' 05"
50 277 31' 45"
51 282 32' 13"
52 287 32' 48"
53 292 33' 16"
54 297 33' 45"
55 302 34' 22"
56 307 34' 57"
57 312 35' 28"
58 317 36' 14"
59 322 36' 48"
60 327 37' 30"
61 332 38' 20"
62 337 39' 13"
Titik
63 342 39' 53" nyala
Suhu Waktu
No (C) (menit) Keterangan
64 347 40' 27"

9
65 352 41' 20"
66 357 42' 06"
Titik
67 362 42' 44" bakar

F. Pembahasan
Pada pengujian titik nyala dan titik bakar aspal diperoleh titik nyala aspal
pada suhu 342 C dan titik bakar aspal 362C. dapat dilihat pada toleransi
suhu titik nyala dan titik bakar sebagai berikut ini:
Tabel 3. Angka toleransi suhu (SNI-06-2433-1991)
Titik nyala dan titik Ulangan oleh satu Ulangan oleh
bakar orang dengan satu alat beberapa orang
dengan satu alat
Titik nyala
175F - 550F
(79,4C - 287,7C)
Titik bakar
Lebih dari 550F

Dari tabel tersebut diketahui bahwa pengujian titik nyala dan titik
bakar tidak sesuai dengan ketentuan karena melenceng jauh dari ketentuan.
Hal itu mungkin dikarenakan beberapa faktor seperti kualitas aspal dan suhu
kompor. Grafik hubungan suhu(C) dan waktu (menit) dapat dilihat pada
garfik berikut ini:

10
Gambar 12. Grafik hubungan suhu (C) dengan waktu (menit)

G. Kendala Praktikum
1. Keterbatasan ruangan laboratorium dan alat-alat praktikum, sehingga
masih selalu bergantian antar kelompok sehingga waktu yang dibutuhkan
jadi lebih lama dan kurang efektif.
2. Kurang kondusifnya suasana kelas sehinga lumayan mengganggu jalanya
praktikum
3. Ruangan yang sangat sempit dan panas sehingga praktikum menjadi
kurang kondusif.
H. Kesimpulan
Dari hasil pengujian titik nyala dan titik bakar tersebut diperoleh
kesimpulab bahwa aspal mencapai titik nyalanya pada suhu 342C dengan
waktu 39 menit dan 53 detik. Sedangkan aspal mencapai titik bakarnya
pada suhu 362 C dengan waktu 42 menit dan 44 detik
I. Saran-Saran
1. Supaya praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar hendaknya
dibarengi dengan sikap kedisiplinan dan kurangi bercanda
2. Karena banyak alat yang sudah tua dan rusak sebaiknya diganti dengan
yang baru agar proses praktikum bisa berjalan dengan lancar

11
Daftar Pustaka

Asiyanto. (2008). Metode Konstruksi Proyek Jalan Raya. Diunduh dari


http://repository.usu.ac.id pada tanggal 6 Maret 2017, pukul 19.34

Standar Nasional Indonesia 06-2433-1991.(1991).Metode Pengujian Titik


Nyala dan Titik Bakar dengan Claveland Open Cup. Diunduh dari
http://sisni.bsn.go.id pada tanggal 28 Maret 2017, pukul 19.23 WIB.

Dinas Pekerjaan Umum. (2009). Lapis Pondasi Pasir Aspal. Diunduh dari
http://pu.go.id pada tanggal 28 Maret 2017, pukul 20.05 WIB

12
LAMPIRAN

Gambar 13. Proses pemanasan aspal

Gambar 14. Percobaab penyulutan api pada aspal

Gambar 15. Aspal mencapai titik bakarnya

13

Anda mungkin juga menyukai