Anda di halaman 1dari 10

Jurnal STIKES

Volume 6, No. 1, Juli 2013

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN


MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI UMUR 6 36 BULAN

THE FACTORS THAT INFLUENCE MOTHER'S BEHAVIOR IN GIVING


FOOD COMPLEMENT OF BREAST MILK FOR BABY IN AGE 6 - 36 MONTH

Yonatan Kristianto
Tri Sulistyarini
STIKES RS. Baptis Kediri
(stikesbaptisjurnal@ymail.com)

ABSTRAK

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang mengandung gizi,


diberikan kepada anak usia 6-36 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Pemberian
makanan yang tepat dipengaruhi oleh perilaku ibu. Tujuan penelitian untuk membuktikan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI untuk anak usia
6-36 bulan. Rancangan penelitian yang digunakan korelasi. Populasi adalah semua ibu
yang mempunyai anak usia 6-36 bulan di Posyandu Mawar I Desa Karangrejo. Sampel
sejumlah 32 responden diambil menggunakan random sampling. Variabel independen
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu. Variabel dependen adalah perilaku
ibu dalam pemberian MP-ASI. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan
wawancara, kemudian dianalisa menggunakan regresi logistic ganda dengan =0,025.
Hasil uji statistik faktor pengetahuan ibu menunjukkan p=0,020 (p<) artinya
pengetahuan ibu mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI. Kesimpulan
penelitian ini adalah faktor pekerjaan dan sosial ekonomi tidak mempengaruhi perilaku
ibu dalam pemberian MP-ASI, tetapi faktor pengetahuan mempengaruhi perilaku ibu
dalam pemberian MP-ASI di Posyandu Mawar I di Desa Karangrejo.

Kata kunci : Pemberian makanan pendamping ASI, perilaku ibu

ABSTRACT

Food complement of breast milk is food that contain nutrient, giving to child in age
636 months to complete nutrient requirement. Giving that food is precisely influenced
by mothers behavior who have baby. The objective of the research to prove the factors
that influence mothers behavior in giving food complement breast milk to child in age 6
36 months.The design of the research was correlation. The population was all mother who
have children in age 636 months at Posyandu Mawar I Karangrejo village. The samples
were 32 respondents using random sampling. The independent variable was the factors
that influence of mothers behavior. The dependent variable was giving food complement
of breast milk. The data was collected using questionnaire and interview, and then
analyzed using multiple logistic regression with significance level 0,025. The result of
statistical test showed mothers knowledge p=0,020, it mean influence mothers behavior
in giving food complement of breast milk. The conclusion of this research that the
occupation factor and social economy had no influence mothers behavior in giving food

99
Faktor Perilaku Ibu Mempengaruhi Pemberian Makanan Pendamping Asi Pada Bayi Umur 6 36 Bulan
Yonatan Kristianto, Tri Sulistyarini

complement of breast milk, but mothers knowledge had influence mothers behavior in
giving food complement of breast milk at Posyandu Mawar I Karangrejo village.

Keyword : giving food complement of breast milk, mothers behavior

Pendahuluan penting dalam pemberian makanan


pendamping ASI yang tepat. Banyaknya
para ibu yang memberikan makanan
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu pendamping ASI kurang dari 6 bulan
emulsi lemak dalam larutan protein, pada bayi saat ini dapat menyebabkan
laktosa dan garam-garam organik yang dampak negatif terhadap kesehatan bayi
desekresi oleh kedua belah payudara ibu, seperti bayi menjadi mudah terkena
sebagai makanan utama bagi bayi. ASI penyakit pada saluran pencenaan seperti
bukan minuman, namun ASI merupakan diare bahkan dapat meningkatkan angka
satu-satunya makanan tunggal paling kematian bayi.
sempurna bagi bayi hingga berusia 6 Hal ini terjadi karena ibu kurang
bulan. ASI cukup mengandung seluruh mengetahui tentang pemberian makanan
zat gizi yang dibutuhkan bayi. Secara pendamping ASI yang benar, disamping
alamiah ASI dibekali enzim pencerna itu status pekerjaan ibu menjadi alasan
susu sehingga organ pencernaan bayi ibu memberikan makanan pendamping
mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. ASI terlalu dini karena kurang
Sistim pencernaan bayi usia dini belum mempunya waktu untuk anaknya, dan
memiliki cukup enzim pencerna juga status sosial ekonomi keluarga
makanan, oleh karena itu berikan pada mempengaruhi ibu memberikan makanan
bayi ASI saja hingga usia 6 bulan, tanpa pendamping ASI terlalu dini dilihat dari
tambahan minuman atau makanan daya beli terhadap makanan pendamping
apapun (Arif, 2009). ASI yaitu jika semakin baik
ASI merupakan makanan terbaik perekonomian keluarga maka daya beli
untuk bayi, karena ASI mengandung akan makanan tambahan juga mudah,
hampir semua zat gizi dengan komposisi sebaliknya semakin buruk perekonomian
sesuai kebutuhan bayi. Walaupun ASI keluarga, maka daya beli akan makanan
merupakan makanan terbaik bagi bayi tambahan lebih sukar (Soraya, 2005).
dengan bertambahnya umur, bayi yang Perilaku adalah apa yang
sedang tumbuh memerlukan energi dan dikerjakan oleh organisme, baik yang
zat-zat gizi yang melebihi jumlah yang dapat diamati secara langsung maupun
didapat dari ASI. Pada waktu bayi secara tidak langsung. Perilaku dan
berumur 6 bulan ASI sudah tidak dapat gejala perilaku yang tampak pada
memenuhi kebutuhan gizi bayi, dengan kegiatan organisme tersebut dipengaruhi
demikian bayi memerlukan energi oleh faktor genetik (keturunan) dan
tambahan (Prabantini, 2010). lingkungan. Perilaku merupakan hasil
ASI Eksklusif atau lebih tepat hubungan antara perangsang atau
disebut pemberian ASI secara eksklusif, stimulus dan tanggapan atau respon
artinya bayi hanya diberi ASI saja, tanpa (Notoatmodjo, 2003).
tambahan cairan lain, seperti susu Menurut Notoatmodjo (2003),
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, perilaku kesehatan adalah suatu respon
juga tanpa tambahan makanan padat, seseorang atau organisme terhadap
seperti pisang, pepaya, bubur susu, stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
biskuit, bubur nasi ataupun tim mulai penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
lahir sampai usia 6 bulan (Roesli, 2005). makanan, serta lingkungan. Hal yang
Dalam hal ini, perilaku ibu yang penting dalam perilaku kesehatan adalah
memiliki bayi memegang peranan

100
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

masalah pembentukan dan perubahan karena itu jika makanan padat diberikan
perilaku. sebelum system pencernaan bayi siap
Data dari Dinas Kesehatan Jawa untuk menerimanya dapat mengakibatkan
Timur menyebutkan selama tahun 2007 makanan tersebut tidak dapat dicerna
dari total. 11.010 bayi yang diperiksa dengan baik dan dapat menyebabkan
terdapat 10.071 bayi sudah diberi gangguan pencernaan timbulnya gas,
makanan pendamping ASI sebelum konstipasi, dan sebagainya (Prabantini,
berusia 6 bulan. Berdasarkan dari hasil 2010). Makanan pendamping ASI
wawancara yang dilakukan oleh peneliti seharusnya diberikan setelah bayi
pada 25 ibu pada Tanggal 3 April 2011 di berumur 6 bulan karena dapat
Posyandu Mawar I desa Karangrejo memberikan manfaat yang besar pada
Kecamatan Gampengrejo Kabupaten bayi (Kodrat, 2010). Ibu yang memiliki
Kediri, didapatkan 15 ibu memberikan bayi memegang peranan penting untuk
makanan tambahan kurang dari 6 bulan mencegah pemberian makanan
dan 10 ibu memberikan makanan pendamping ASI yang tidak tepat. Selain
tambahan lebih dari 6 bulan. Dari sini itu pihak Kader di Posyandu juga perlu
dapat diketahui bahwa hampir 60% bayi menggalakkan pendidikan kesehatan
umur 06 bulan sudah diberikan pada ibu agar makanan pendamping ASI
makanan pendamping ASI. Program dapat diberikan secara tepat. Berdasarkan
terbaru dari WHO, yakni Global Strategy latar belakang tersebut, maka perlu
on Infant Young Child Feeding yang dilakukan penelitian tentang : Analisis
secara khusus menyebutkan kebijakan faktor yang mempengaruhi perilaku ibu
pemberian ASI bagi bayi sampai usia dalam pemberian makanan pendamping
enam bulan dan mulai pemberian ASI pada bayi umur 636 bulan di
makanan pendamping ASI yang wilayah Posyandu Mawar I Desa
memadai pada usia enam bulan. Karangrejo Kabupaten Kediri .
Penelitian ilmiah menunjukkan
bahwa anak anak yang diberikan
makanan pendamping ASI setelah Metodologi Penelitian
berumur 6 bulan umumnya lebih cerdas
dan memiliki daya tahan tubuh lebih
kuat, mengurangi resiko terkena alergi Berdasarkan tujuan penelitian,
akibat makanan. Sedangkan jika rancangan penelitian yang digunakan
makanan pendamping ASI diberikan korelasional. Dimana penelitian
terlalu dini justru dapat meningkatkan bertujuan untuk menjelaskan suatu
angka kematian bayi, mengganggu sistem hubungan, memperkirakan, dan menguji
pencernaan pada bayi, dan apabila berdasarkan teori yang ada. Hubungan
terlambat memberikan juga akan korelatif mengacu pada kecenderungan
membuat bayi kekurangan gizi (Kodrat, pada variasi suatu variabel diikuti oleh
2010). Tubuh bayi belum memiliki variabel yang lain (Nursalam, 2003).
protein pencernaan yang lengkap. Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah
asam lambung dan pepsin baru semua Ibu yang mempunyai bayi usia 6
meningkat saat bayi berumur 34 bulan. 36 bulan yang ada di Posyandu Mawar I,
Sampai umur sekitar 6 bulan, jumlah Desa Karangrejo, Kabupaten Kediri.
enzim amilase yang diproduksi oleh Bayi umur 636 bulan yang terdaftar di
pankreas belum cukup untuk mencerna posyandu Mawar I adalah sebanyak 48.
makanan kasar. Enzim seperti maltase, Sampel dalam penelitian ini adalah
isomaltase, dan sukrase belum mencapai semua ibu yang mempunyai mempunyai
tingkat orang dewasa sebelum bayi umur bayi usia 636 bulan yang ada di
7 bulan. Sebelum umur 69 bulan, Posyandu Mawar I, Desa Karangrejo,
jumlah lipase dan bile salts juga sedikit Kabupaten Kediri yang memenuhi
sehingga pencernaan lemak belum kriteria inklusi. Pada Penelitian ini
mencapai level orang dewasa. Oleh Sampling yang digunakan dalam

101
Faktor Perilaku Ibu Mempengaruhi Pemberian Makanan Pendamping Asi Pada Bayi Umur 6 36 Bulan
Yonatan Kristianto, Tri Sulistyarini

penelitian ini adalah Simple Random Tabel 1 Karakteristik Responden


Sampling adalah setiap anggota atau berdasarkan Umur di
unit dari populasi mempunyai Posyandu Mawar I Desa
kesempatan yang sama untuk diseleksi Karangrejo pada Tanggal
sebagai sampel. Variabel independen 20 Juni 4 Juli 2011
dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor Umur Frekuensi (%)
yang mempengaruhi perilaku ibu 16-25 tahun 14 44 %
meliputi Faktor pengetahuan ibu, Faktor 26-35 tahun 15 47 %
pekerjaan ibu, Faktor sosial ekonomi 36-45 tahun 3 9%
keluarga. Variabel dependen adalah Total 32 100 %
pemberian makanan pendamping ASI
terdiri dari yaitu Tepat Jika memberikan Berdasarkan tabel 1 didapatkan
6 bulan dan Tidak tepat Jika mayoritas responden adalah dewasa
memberikan < 6 bulan. muda 91 %.
Dalam penelitian ini data
dikumpulkan menggunakan kuesioner
dan wawancara. Data yang telah Tabel 2 Karakteristik Responden
terkumpul diolah secara manual meliputi berdasarkan Umur Bayi di
pengisian hasil wawancara dan Posyandu Mawar I Desa
memberikan skor pada lembar kuesioner Karangrejo pada Tanggal
kemudian dilakukan penggolahan data 20 Juni 4 Juli 2011
dengan menggunakan uji statistik Regresi Umur Bayi Frekuensi (%)
Logistik ganda. Regresi logistik ganda 6-12 bulan 9 28 %
digunakan untuk menguji faktorfaktor 13-24 bulan 16 50 %
yang mempengaruhi perilaku ibu dalam 25-36 bulan 7 22 %
pemberian makanan pendamping ASI. Total 32 100 %
Tingkat kemaknaan dalam penelitian ini
adalah 0,025. Jika p 0,05 maka ada Berdasarkan tabel 2 diketahui
faktor yang mempengaruhi perilaku ibu responden paling banyak memiliki bayi
dalam pemberian makanan pendamping usia 1324 bulan (50%).
ASI pada bayi umur 636 bulan di
Posyandu Mawar I Desa Karangrejo
Kabupaten Kediri. Tabel 3 Karakteristik Responden
berdasarkan Pendidikan di
Posyandu Mawar I Desa
Hasil Penelitian Karangrejo pada Tanggal
20 Juni 4 Juli 2011
Pendidikan Frekuensi (%)
Data Umum SD 2 6%
SMP 6 19 %
SMA 23 72 %
Data umum menyajikan tentang Akademi/PT 1 3%
karakteristik responden berdasarkan Total 32 100 %
umur, pendidikan, dan pekerjaan
responden. Berdasarkan tabel 3 diketahui
mayoritas responden mempunyai
pendidikan menengah atas yaitu 72 %.

102
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

Tabel 4 Karakteristik Responden Tabel 6 Karakteristik Responden


berdasarkan Pekerjaan di berdasarkan Pengetahuan
Posyandu Mawar I Desa Ibu tentang Pemberian
Karangrejo pada Tanggal Makanan Pendamping ASI
20 Juni 4 Juli 2011 di Posyandu Mawar I Desa
Pekerjaan Frekuensi (%) Karangrejo pada Tanggal
Ibu rumah tangga 21 66 % 20 Juni 4 Juli 2011
Pegawai swasta 7 22 % Pengetahuan Frekuensi (%)
Wiraswasta 1 3% Baik 13 41 %
PNS 0 0% Cukup 9 28 %
Buruh tani / pabrik 3 9% Kurang 10 31 %
Polisi 0 0% Total 32 100 %
Total 32 100 %
Berdasarkan tabel 6 diketahui
Berdasarkan tabel 4 diketahui pengetahuan responden baik 41%, tetapi
mayoritas responden adalah ibu rumah masih ada responden yang
tangga 66 %. berpengetahuan kurang yaitu 31%.

Data Khusus Tabel 7 Karakteristik Responden


Sosial Ekonomi di
Posyandu Mawar I Desa
Data khusus akan menyajikan Karangrejo pada Tanggal
tentang pengetahuan responden tentang 20 Juni 4 Juli 2011
makanan pendamping ASI, lamanya Sosial Ekonomi Frekuensi (%)
waktu responden meninggalkan bayi Tinggi 0 0%
untuk bekerja, sosial ekonomi responden, Menengah Atas 7 22 %
ketepatan responden dalam pemberian Menengah Bawah 18 56 %
makanan pendamping ASI, dan analisis Rendah 7 22 %
faktor yang mempengaruhi perilaku ibu Total 32 100 %
dalam pemberian makanan pendamping
ASI pada bayi umur 636 bulan di Berdasarkan tabel 7 diketahui
Posyandu Mawar I Desa Karangrejo tingkat sosial ekonomi responden
Kabupaten Kediri. mayoritas adalah menengah bawah 56%.

Tabel 5 Karakteristik Responden Tabel 8 Karakteristik Responden


berdasarkan Pemberian berdasarkan Lamanya
Makanan Pendamping ASI Waktu meninggalkan
di Posyandu Mawar I Desa bayi di Posyandu Mawar
Karangrejo pada Tanggal I Desa Karangrejo pada
20 Juni 4 Juli 2011 Tanggal 20 Juni 4 Juli
Pemberian MP Frekuensi (%) 2011
ASI Lamanya Waktu Frekuensi (%)
Pemberian dini 17 53 % meninggalkan bayi
(< 6 bulan) Tidak meninggalkan 21 66 %
Pemberian tepat 15 47 % Bekerja < 7 jam 10 31 %
( 6 bulan) Bekerja > 7 jam 1 3%
Total 32 100 % Total 32 100 %

Berdasarkan tabel 5 didapatkan Berdasarkan tabel 8 didapatkan


data pemberian makanan pendamping data sebagian besar responden tidak
ASI kurang dari 6 bulan sebanyak 53 %. meninggalkan bayi untuk bekerja yaitu
66%.

103
Faktor Perilaku Ibu Mempengaruhi Pemberian Makanan Pendamping Asi Pada Bayi Umur 6 36 Bulan
Yonatan Kristianto, Tri Sulistyarini

Tabel 9 Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping


ASI di Posyandu Mawar I Desa Karangrejo Tanggal 20 Juni 4 Juli 2011
Pemberian Makanan Pendamping ASI Total
Pengetahuan
Ibu < 6 bulan 6 bulan
F % F % F %
Kurang 9 90 % 1 10 % 10 100 %
Cukup 5 56 % 4 44 % 9 100 %
Baik 3 23 % 10 77 % 13 100 %
Total 17 53 % 15 47 % 32 100 %
Uji regresi logistik ganda p = 0,020

Dari tabel 9 diketahui bahwa 90% ibu yang berpengetahuan kurang memberikan
makanan pendamping ASI terlalu dini (< 6 bulan), sedangkan 77% ibu yang
berpengetahuan baik memberikan makanan pendamping ASI tepat pada saat anaknya
berumur 6 bulan. Setelah dilakukan uji statistik regresi logistik ganda yang didasarkan
taraf kemaknaan yang ditetapkan ( 0,025) didapatkan p = 0,020 maka Ho ditolak dan
Ha diterima yang artinya faktor pengetahuan mempengaruhi perilaku ibu dalam
pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini di Posyandu Mawar I Desa Karangrejo.

Tabel 10 Tabulasi Silang Pekerjaan Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping


ASI di Posyandu Mawar I Desa Karangrejo pada Tanggal 20 Juni 4 Juli
2011
Pemberian Makanan Pendamping ASI Total
Pekerjaan Ibu < 6 bulan 6 bulan
F % F % F %
Tidak bekerja 11 52 % 10 48 % 21 100 %
Bekerja < 7 jam 1 100 % 0 0% 1 100 %
Bekerja > 7 jam 5 50 % 5 50 % 10 100 %
Total 17 53 % 15 47 % 32 100 %
Uji regresi logistik ganda p = 0,992

Dari tabel 10 menunjukkan bahwa 52% ibu yang tidak bekerja memberikan makanan
pendamping ASI terlalu dini dan 48 % ibu yang tidak bekerja memberi makanan
pendamping ASI tepat. Setelah dilakukan uji statistik regresi logistik ganda yang
didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan ( 0,025) didapatkan p = 0,992 maka Ho
diterima dan Ha ditolak yang artinya faktor pekerjaan tidak mempengaruhi perilaku ibu
dalam pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini.

Tabel 11 Tabulasi Silang Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Pemberian Makanan


Pendamping ASI di Posyandu Mawar I Desa Karangrejo pada Tanggal 20
Juni 4 Juli 2011
Pemberian Makanan Pendamping ASI Total
Sosial Ekonomi < 6 bulan 6 bulan
F % F % F %
Rendah 1 14 % 6 86 % 7 100 %
Menengah bawah 9 50 % 9 50 % 18 100 %
Menengah atas 7 100 % 0 0% 7 100 %
Tinggi 0 0% 0 0% 0 100 %
Total 17 53 % 15 47 % 32 100 %
Uji regresi logistik ganda p = 0,315

104
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

Dari tabel 11 diketahui bahwa 50% ibu dengan sosial ekonomi menengah bawah
memberikan makanan pendamping ASI tepat dan 50% yang memberikan makanan
pendamping ASI dini. Setelah dilakukan uji statistik regresi logistik ganda yang
didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan ( 0,025) didapatkan p = 0,315 maka Ho
diterima dan Ha ditolak yang artinya faktor sosial ekonomi tidak mempengaruhi perilaku
ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini.

Pembahasan faktor ekstrinsik meliputi pendidikan,


pekerjaan, keadaan bahan yang akan
dipelajari. Sedangkan faktor intrinsik
Faktor Pengetahuan Ibu Terhadap meliputi umur, kemampuan dan
Perilaku Pemberian Makanan kehendak atau kemauan. Dengan
Pendamping ASI pada Bayi Umur 6 meningkatkan dan mengoptimalkan
36 Bulan di Wilayah Posyandu Mawar faktor intrinsik yang ada dalam diri dan
I Desa Karangrejo Kabupaten Kediri faktor ekstrinsik diharapkan pengetahuan
ibu akan meningkat (Notoatmojo, 2003).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
Berdasarkan hasil penelitian dan ini terjadi setelah orang melakukan
analisis faktor yang mempengaruhi penginderaan terhadap suatu obyek
perilaku ibu dalam pemberian makanan tertentu. Pengetahuan terjadi setelah
pendamping ASI di Posyandu Mawar I orang melakukan penginderaan melalui,
Desa Karangrejo didapatkan bahwa 90% panca indera, penglihatan, pendengaran,
ibu yang berpengetahuan kurang penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
memberikan makanan pendamping ASI pengetahuan manusia diperoleh melalui
terlalu dini (< 6 bulan), sedangkan 77% mata dan telinga. Pengetahuan atau
ibu yang berpengetahuan baik kognitif merupakan domain yang sangat
memberikan makanan pendamping ASI penting untuk terbentuknya tindakan
pada saat anaknya berumur 6 bulan. seseorang (Notoatmodjo, 2003). Menurut
Setelah dilakukan uji statistik regresi Arikunto (2006) tahap penilaian perilaku
logistik ganda yang didasarkan taraf adalah sebagai berikut dapat
kemaknaan yang ditetapkan ( 0,025) menggunakan pertanyaanpertanyaan
didapatkan p = 0,020 maka Ho ditolak seputar pengetahuan dari pada Ibu.
dan Ha diterima yang artinya faktor Makanan tambahan atau pendamping
pengetahuan mempengaruhi perilaku ibu ASI adalah makanan atau minuman yang
dalam pemberian makanan pendamping mengadung gizi, diberikan kepada bayi
ASI terlalu dini di Posyandu Mawar I atau anak usia 624 bulan guna
Desa Karangrejo. memenuhi kebutuhan gizi selain dari
Secara teori pengetahuan akan ASI. (Depkes RI, 2006)
menentukan perilaku seseorang. Secara Berdasarkan data diatas, ibu yang
rasional seorang ibu yang memiliki memberikan makanan pendamping ASI
pengetahuan tinggi tentu akan berpikir kurang dari 6 bulan memiliki
lebih dalam bertindak, dia akan pengetahuan kurang. Hal ini dikarenakan
memperhatikan akibat yang akan ibu tersebut tidak paham akan pengertian
diterima bila dia bertindak sembarangan. makanan pendamping ASI dan tidak
Dalam menjaga kesehatan bayinya mengerti waktu pemberian makanan
terutama dalam pemberian makanan yang tepat. Pengetahuan responden yang
pendamping ASI yang tepat seorang ibu kurang dapat disebabkan karena ibu
dituntut memiliki pengetahuan yang tersebut kurang aktif dalam mencari
tinggi sehingga pemberian makanan informasi tentang pemberian makanan
pendamping ASI terlalu dini dapat pendamping secara benar.
dicegah. Pengetahuan dipengaruhi oleh Pendidikan adalah proses
faktor intrinsik dan ekstrinsik. Adapun menumbuhkembangkan seluruh

105
Faktor Perilaku Ibu Mempengaruhi Pemberian Makanan Pendamping Asi Pada Bayi Umur 6 36 Bulan
Yonatan Kristianto, Tri Sulistyarini

kemampuan dan perilaku manusia Secara teori faktor pekerjaan


melalui pengajaran, sehingga dalam berhubungan dengan aktivitas ibu setiap
pendidikan ini perlu dipertimbangkan harinya untuk memenuhi kebutuhan
umur (proses perkembangan) klien dan hidupnya. Pekerjaan ibu bisa dilakukan
hubungannya dengan proses belajar. di rumah, ditempat kerja baik yang dekat
Pendidikan menuntun manusia untuk maupun yang jauh dari rumah. Dalam hal
berbuat dan mengisi kehidupannya untuk ini lamanya seorang ibu meninggalkan
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. bayinya untuk bekerja seharihari
Pendidikan diperlukan untuk mendapat menjadi alasan pemberian makanan
informasi misalnya hal-hal yang tambahan pada bayi usia kurang dari 6
menunjang kesehatan, sehingga bulan (Suhardjo, 2003).
meningkatkan kualitas hidup. Makin Berdasarkan data diatas
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
makin mudah baginya untuk menerima antara faktor pekerjaan dengan
informasi sehingga makin banyak pemberian makanan pendamping ASI
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya terlalu dini. Mayoritas responden adalah
pendidikan yang kurang akan ibu rumah tangga namun responden
menghambat perkembangan seseorang memberikan makanan pendamping ASI
terhadap nilai-nilai yang diperlukan. pada saat bayi dibawah 6 bulan. Hal ini
Dalam penelitian ini, pendidikan disebabkan karena ibu memiliki
responden mayoritas adalah SMA. keyakinan yang dilatarbelakangi aspek
Tingkat pendidikan pada jenjang SMA budaya bahwa bayi akan rewel jika hanya
sudah dapat dikatakan sebagai diberikan ASI ekskusif selama 6 bulan
pendidikan lanjut, sehingga tingkat sehingga ibu tersebut memutuskan
pengetahuan responden juga meningkat memberikan makanan pendamping ASI
sebanding dengan jenjang pendidikan kurang dari 6 bulan. Meskipun ibu rumah
yang telah ditempuh. tangga memiliki banyak waktu dalam
memberikan ASI, namun aspek budaya
ini sangat kental sehingga ibu mulai
Faktor Pekerjaan Ibu Terhadap mengenalkan makanan pendamping ASI
Perilaku Pemberian Makanan sebelum usia 6 bulan. Jadi apabila tidak
Pendamping ASI pada Bayi Umur 6 ada pengaruh antara pekerjaan dengan
36 Bulan di Wilayah Posyandu Mawar pemberian makanan pendamping ASI
I Desa Karangrejo Kabupaten Kediri terlalu dini perlu dicari faktor lain yang
mempengaruhi pemberian makanan
pendamping ASI terlalu dini, seperti
Berdasarkan hasil penelitian sosial budaya yang ada pada lingkungan
analisis faktor yang mempengaruhi setempat.
perilaku ibu dalam pemberian makanan
pendamping ASI di Posyandu Mawar I
Desa Karangrejo didapatkan bahwa 52% Faktor Sosial Ekonomi Keluarga
ibu yang tidak bekerja memberikan Terhadap Perilaku Pemberian
makanan pendamping ASI terlalu dini Makanan Pendamping ASI pada Bayi
dan 48% ibu yang tidak bekerja memberi Umur 636 Bulan di Wilayah
makanan pendamping ASI tepat. Setelah Posyandu Mawar I Desa Karangrejo
dilakukan uji statistik regresi logistik Kabupaten Kediri
ganda yang didasarkan taraf kemaknaan
yang ditetapkan ( 0,025) didapatkan p
= 0,992 maka Ho diterima dan Ha ditolak Berdasarkan hasil penelitian
yang artinya faktor pekerjaan tidak analisis faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi perilaku ibu dalam perilaku ibu dalam pemberian makanan
pemberian makanan pendamping ASI pendamping ASI terlalu dini di Posyandu
terlalu dini. Mawar I Desa Karangrejo didapatkan

106
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

bahwa 50% ibu dengan sosial ekonomi Faktor sosial ekonomi tidak
menengah bawah memberikan makanan mempengaruhi pemberian makanan
pendamping ASI tepat, begitu juga yang pendamping ASI dikarenakan pemberian
memberikan makanan pendamping ASI makanan pendamping ASI yang tepat
dini 50%. Setelah dilakukan uji statistik justru diberikan oleh ibu yang memiliki
regresi logistik ganda yang didasarkan tingkat sosial ekonomi rendah. Hal ini
taraf kemaknaan ( 0,025) didapatkan disebabkan ibu tersebut mampu
p = 0,315 maka Ho diterima dan Ha menyediakan makanan pendamping ASI
ditolak yang artinya faktor sosial sendiri tanpa harus membeli dari produk
ekonomi tidak mempengaruhi pemberian pabrik seperti pisang yang dihaluskan.
makanan pendamping ASI terlalu dini. Jadi apabila tidak ada pengaruh antara
Faktor sosial ekonomi adalah sosial ekonomi dengan pemberian
faktor yang berhubungan dengan kondisi makanan pendamping ASI terlalu dini
keuangan yang menyebabkan daya beli perlu dicari faktor lain yang
untuk makanan tambahan semakin besar. mempengaruhi pemberian makanan
Dalam hal pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini, seperti
tambahan, pendapatan merupakan hal sosial budaya yang ada pada lingkungan
yang penting karena semakin baik setempat.
perekonomian keluarga maka daya beli Sosial ekonomi tidak
akan makanan tambahan akan semakin mempengaruhi perilaku pemberian
mudah, sebaliknya jika semakin buruk makanan pendamping ASI, sebab tingkat
perekonomian keluarga maka daya beli sosial ekonomi memiliki cakupan yang
akan makanan tambahan akan semakin sangat luas diantaranya meliputi
sukar (Suhardjo, 2003). Tujuan beberapa faktor yang menentukan tinggi
pemberian makanan tambahan pada bayi rendahnya keadaan sosial ekonomi orang
yaitu Melengkapi zat gizi yang sudah tua di masyarakat yaitu tingkat
Menurut (Soenardi, 2003) ada, pendapatan, tingkat pendidikan,
Mengembangkan kemampuan bayi untuk kepadatan hunian dalam rumah. Dalam
menerima bermacam-macam makanan sudut pandang yang lain, tingkat sosial
dengan berbagai rasa dan bentuk, ekonomi tidak membatasi akses individu
Mengembangkan kemampuan bayi dalam mencari informasi tentang
mengunyah dan menelan, Mencoba makanan pendamping ASI instant dan
adaptasi terhadap makanan yang dalam penelitian ini faktor sosial
mengandung kadar energi tinggi. ekonomi tidak dikhususkan mengukur
Berdasarkan data diatas daya beli individu terhadap makanan
menunjukkan bahwa pemberian makanan pendamping ASI instant maupun susu
pendamping ASI yang tepat dominan formula.
terjadi pada responden yang memiliki
sosial ekonomi rendah.
Dalam penelitian ini, seluruh Kesimpulan
responden dengan tingkat sosial ekonomi
menengah ke atas telah memberikan
makanan pendamping ASI pada usia Berdasarkan hasil analisis dari
kurang dari 6 bulan sedangkan penelitian yang telah dilakukan diketahui
sebaliknya 86% dari responden dengan bahwa faktor pengetahuan ibu
tingkat sosial ekonomi rendah mempengaruhi perilaku ibu dalam
memberikan makanan pendamping ASI pemberian makanan pendamping ASI
pada usia lebih dari 6 bulan namun secara pada bayi umur 636 bulan di wilayah
statistik tidak dapat dibuktikan adanya Posyandu Mawar I desa Karangrejo
hubungan antara tingkat sosial ekonomi Kabupaten Kediri yang didasarkan pada
dan perilaku pemberian makanan uji statistik regresi logistik ganda dengan
pendamping ASI. taraf kemaknaan 0,025 didapatkan
nilai p = 0,020. Faktor pekerjaan ibu dan

107
Faktor Perilaku Ibu Mempengaruhi Pemberian Makanan Pendamping Asi Pada Bayi Umur 6 36 Bulan
Yonatan Kristianto, Tri Sulistyarini

tingkat sosial ekonomi tidak Kodrat, Laksono. (2010). Dahsyatnya


mempengaruhi perilaku ibu dalam ASI dan Laktasi. Yogyakarta :
pemberian makanan pendamping ASI Media Baca
pada bayi umur 636 bulan di wilayah Notoatmojo, (2003). Metodologi
Posyandu Mawar I desa Karangrejo Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Kabupaten Kediri yang didasarkan pada Rineka Cipta.
uji statistik regresi logistik ganda dengan Nursalam, (2003). Konsep Dan
taraf kemaknaan 0,025 didapatkan Penerapan Metodologi penelitian
nilai p = 0,315 untuk faktor pekerjaan ibu Ilmu Keperawatan. Jakarta :
dan p = 0,992 untuk faktor sosial Salemba Medika
ekonomi. Prabantini, Dwi. (2010). A to Z Makanan
Pendamping ASI. Yogyakarta :
ANDI
Saran Roesli, U., (2003). Mengenal ASI
Eksklusif. Jakarta : PT : Pustaka
Pembangunan Swadaya Nusantara
Ibu diharapkan lebih Soenardi, Tuti. (2003). Makanan Untuk
meningkatkan pengetahuan tentang Tumbuh Kembang Bayi. Gramedia
makanan pendamping ASI sehingga ibu Pustaka Media : Jakarta
mampu memahami tentang waktu Soraya. (2005). Resiko Pemberian MP-
pemberian makanan pendamping ASI ASI Terlalu Dini.
yang tepat, manfaat dari pemberian http://www.bayikita.wordpress.co
makanan pendamping ASI jika diberikan m. diakses 9 April 2011
secara tepat waktu dan pengolahan Suhardjo. (2003). Pemberian Makanan
makanan pendamping ASI yang benar Pada Bayi Dan Anak. Yogyakarta :
dengan aktif mencari informasi kesehatan Kanisius
khususnya tentang makanan pendamping
ASI seperti aktif mengikuti penyuluhan
di pos pelayanan terpadu, dan mencari
informasi dari radio, televisi, dan surat
kabar. Perlunya peningkatan frekuensi
penyuluhan tentang pemberian makanan
pendamping ASI yang tepat oleh pihak
kader di Posyandu setempat supaya
pemberian makanan pendamping ASI
tidak didominasi oleh kebiasaan-
kebiasaan yang mengakar secara turun-
temurun.

Daftar Pustaka

Arif, N. (2009). Panduan Ibu cerdas ASI


dan Tumbuh Kembang.
Yogyakarta : Media Pressindo
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Asdi Mahastya
Depkes RI. (2006). Pedoman Umum
Pemberian MP-ASI Lokal.
Surabaya : Bakti Husada

108

Anda mungkin juga menyukai