Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN INDUSTRI TERHADAP STRATEGI

PEMASARAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEMASARAN


Studi pada Usaha Kecil Kerajinan Kulit Tanggulangin
Sendhang Nurseto
Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang
Email: sendhang_1981@yahoo.co.id

Abstract
The objective of this research is to analyze and explain the influence of industrial environment factors
which include the Entry Restriction of Newcomer, Supplier Strength, Buyer Strength, the Availability of
Subtitution Supplies, Competitor Strength against Marketing Strategy (Z) and Marketing
Performance (Y). Research was done in Tanggulangin with a sample of 77 respondents. The research
employed Path Analysis. The result shows that all X variables have positive and significant influence
towards variable Z and also Y mediated by Z. The conclusion demonstrates positive and significant
influence between variable Z upon Y. The variable contributing the biggest influence upon
Marketing Performance is variable Marketing Strategy. It is necessary for craftsmen of small scale
business to anticipate the change of industrial environment by applying the right marketing
strategy to yield good Marketing Performance in a hope that they can still compete and survive in the
leather industry.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh faktor-faktor lingkungan
industri yang meliputi Hambatan Masuk Pendatang Baru (X1), Kekuatan Pemasok (X2), Kekuatan
Pembeli (X3), Ketersediaan Barang Substitusi (X4) dan Kekuatan Pesaing (X5) terhadap Strategi
Pemasaran (Z) dan Kinerja Pemasaran (Y). Penelitian dilakukan di Tanggulangin, dengan jumlah
sampel sebanyak 77 responden. Penelitian ini menggunakan Analisis Path. Hasil analisis menunjukkan
bahwa seluruh variable X berpengaruh positif dan signifikan terhadap Z maupun Y yang dimediasi oleh
Z. Kesimpulan menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel Z terhadap
Y. Variabel yang memberikan pengaruh terbesar terhadap Kinerja Pemasaran adalah variabel Strategi
Pemasaran. Pengrajin usaha kecil perlu untuk selalu dapat mengantisipasi adanya perubahan
lingkungan Industri dengan menetapkan Strategi Pemasaran yang tepat sehingga menghasilkan Kinerja
Pemasaran yang baik. Sehingga pengrajin usaha kecil kerajinan kulit tetap dapat bersaing dan dapat
menjaga keberlangsungan hidup usahanya.

Keywords
Industrial Environment, Marketing Strategy, Market Performance
Lingkungan Industri, Strategi Pemasaran, Kinerja Pemasaran

PENDAHULUAN organisasi perusahaan tersebut ramping maka


Pada era globalisasi seperti sekarang ini perusahaan tersebut dapat menjalankan
yang disertai dengan perkembangan teknologi di aktivitas usahanya secara efektif dan efisien
segala bidang khususnya di bidang bisnis sehingga diharapkan perusahaan tersebut dapat
menuntut suatu perusahaan untuk selalu mencapai tujuan yang telah ditentukan pada
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam awal pendiriannya. Begitu juga dengan
menjalankan aktivitas usaha. Tuntutan dalam keberadaan usaha kecil di Indonesia yang
dunia usaha tersebut bersifat mutlak bagi memegang peranan sangat penting dalam
perusahaan yang tetap ingin eksis dan memajukan sendi-sendi perekonomian di
beroperasi di lingkungan bisnis yang tidak Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada waktu krisis
menentu seperti sekarang ini. Pengaruh krisis ekonomi yang melanda Asia khususnya
ekonomi secara global mengkondisikan suatu Indonesia. Banyak perusahaan besar yang
perusahaan untuk beroperasi secara efektif dan gulung tikar karena tidak mampu lagi
efisien. Hal ini berhubungan dengan struktur menanggung kerugian aktivitas usahanya tetapi
organisasi perusahaan tersebut. Apabila struktur di lain pihak, usaha kecil tetap mampu

| 72
73 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume
Analisis
I Nomor
Pengaruh
1 September
Lingkungan
2012Industri Terhadap Strategi Pemasaran | 73
menjalankan aktivitas usaha. Menurut Kuncoro perusahaan dapat secara menguntungkan
(2008), usaha kecil terbukti tahan terhadap krisis mempengaruhi faktor-faktor itu, atau dimana
dan mampu survive karena: pertama, tidak perusahaan itu dapat dengan sukses
memiliki utang luar negeri. Kedua, tidak banyak mempertahankan diri dari pengaruh-pengaruh
utang ke perbankan karena mereka dianggap mereka. Semakin besar kapasitas perusahaan
unbankable. Ketiga, menggunakan input lokal. untuk lebih mempengaruhi lingkungan industri,
Keempat, berorientasi ekspor. Selama 1997- semakin besar kemungkinan perusahaan untuk
2006, jumlah perusahaan berskala UKM yang di menghasilkan laba di atas rata-rata. Porter
dalamnya terdapat usaha kecil mencapai 99 % (2008) mengemukakan konsep Competitive
dari keseluruhan unit usaha di Indonesia. Strategy yang menganalisis persaingan bisnis
Sumbangan terhadap produk domestik bruto berdasarkan lima aspek utama yang disebut
mencapai 54%-57% dan terhadap penyerapan Lima Kekuatan Bersaing yang meliputi:
tenaga kerja sekitar 96%. Sebanyak 91% hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan
melakukan kegiatan ekspor melalui pihak ketiga pembeli, ketersediaan barang substitusi dan
eksportir/pedagang perantara dan hanya 8,8 % persaingan antar perusahaan.
yang berhubungan langsung dengan Pendatang baru dalam suatu industri akan
pembeli/importir di luar negeri (Kuncoro, 2008). membawa kapasitas baru, keinginan untuk
Melihat kedudukan usaha kecil yang memegang merebut pangsa pasar, dan seringkali sumber
peranan yang sangat penting bagi daya yang substansial. Tingkat keseriusan dari
perekonomian di Indonesia mendorong peneliti ancaman pendatang baru bergantung pada
untuk melakukan penelitian pada usaha kecil hambatan yang ada dan reaksi pesaing saat ini
dan sebagai lokasi penelitian dipilih usaha kecil yang dapat diantisipasi oleh pendatang baru.
kerajinan kulit di Tanggulangin Sidoarjo. Jika hambatan terhadap masuknya pendatang
Dipilihnya lokasi tersebut dikarenakan di daerah baru cukup tinggi dan pendatang baru dapat
Tanggulangin Sidoarjo sangat terkenal dengan mengharapkan adanya tindakan balasan yang
kerajinan kulitnya seperti tas, koper maupun tajam dari pesaing yang ada, maka pendatang
dompet. baru tersebut mungkin tidak akan membawa
Tujuan penelitian ini adalah untuk ancaman yang serius ketika masuk. Terdapat
menganalisis dan menjelaskan: Pengaruh enam sumber utama hambatan terhadap
antara Pendatang Baru Potensial, Kekuatan masuknya pendatang baru (Pearce and
Pemasok, Kekuatan Pembeli, Ketersediaan Robinson, 2008) yaitu: Skala Ekonomi,
Produk Substitusi, dan Kekuatan Pesaing Diferensiasi Produk, Persyaratan Modal,
terhadap Strategi Pemasaran; Pengaruh antara Kerugian Biaya yang Tidak Dipengaruhi oleh
Pendatang Baru Potensial, Kekuatan Pemasok, Ukuran Perusahaan, Akses terhadap Saluran
Kekuatan Pembeli, Ketersediaan Produk Distribusi, dan Kebijakan Pemerintah
Substitusi, dan Kekuatan Pesaing terhadap Skala ekonomi menghalangi masuknya
Kinerja Pemasaran; serta Pengaruh antara pendatang baru dengan memaksa calon
Strategi Pemasaran terhadap Kinerja pendatang baru untuk masuk dengan skala
Pemasaran. yang besar atau menerima kerugian dari segi
biaya. Skala ekonomi juga dapat menjadi
KAJIAN TEORI penghalang terhadap distribusi, utilisasi tenaga
Menurut Hitt, et.al (2001), lingkungan penjualan, pendanaan dan hampir terhadap
industri adalah serangkaian faktor-faktor bidang-bidang lain dalam suatu perusahaan.
ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, Diferensiasi produk atau identifikasi merek,
pembeli, produk pengganti, dan intensitas menciptakan hambatan dengan memaksa
persaingan di antara para pesaing yang secara pendatang baru untuk menghabiskan biaya
langsung mempengaruhi perusahaan dan yang besar guna memenangkan loyalitas
tindakan serta tanggapan kompetitifnya. Secara konsumen. Iklan, layanan konsumen menjadi
keseluruhan, interaksi di antara lima faktor ini yang pertama dalam industri tersebut, dan
menentukan laba potensi industri. perbedaan produk merupakan faktor-faktor yang
Tantangannnya adalah untuk menempatkan dapat menumbuhkan identifikasi merek. Hal ini
suatu posisi dalam suatu industri dimana mungkin merupakan hambatan masuknya
pendatang baru yang paling penting dalam Pemerintah dapat membatasi atau bahkan
industri minuman ringan, obat-obatan bebas, menutup masuknya pendatang baru ke industri
kosmetik, perbankan investasi, dan akuntan dengan pengendalian-pengendalian seperti
publik. Sebagai contoh, untuk membangun persyaratan lisensi, pembatasan akses ke
pagar yang tinggi di sekeliling usahanya, para bahan baku dan insentif pajak. Industri yang
produsen bir menggabungkan identifikasi merek diatur, seperti truk, ritel minuman keras dan jasa
dengan skala ekonomi dalam produksi, distribusi ekspedisi merupakan contoh-contoh yang
dan pemasaran. sangat jelas. Batasan pemerintah yang lebih
Kebutuhan untuk menginvestasikan sumber halus diberlakukan pada bidang-bidang seperti
daya keuangan yang besar dalam bersaing pengembangan area bermain serta
menciptakan hambatan bagi masuknya penambangan batu bara. Pemerintah juga dapat
pendatang baru, terutama jika modal tersebut memegang peranan utama secara tidak
dibutuhkan untuk pengeluaran yang tidak bisa langsung dengan mempengaruhi hambatan
diperoleh kembali, seperti memasang iklan di terhadap masuknya pendatang baru melalui
awal usaha atau melakukan penelitian dan pengendalian atas standar polusi udara dan air
pengembangan awal. Modal diperlukan bukan serta peraturan keselamatan. Ekspektasi calon
hanya untuk fasilitas tetap melainkan juga untuk pesaing mengenai reaksi para pesaing yang
memberikan kredit kepada pelanggan, membeli sudah ada juga dapat mempengaruhi
persediaan, dan menyerap kerugian selam a keputusannya untuk memasuki suatu industri.
tahun-tahun pertama. Meskipun perusahaan Perusahaan tersebut mungkin akan berpikir dua
besar memiliki sumberdaya keuangan untuk kali jika perusahaan yang sudah ada pernah
dapat menginvasi hampir semua industri, berhasil mengusir pendatang baru atau jika
persyaratan modal yang sangat besar pada perusahaan yang sudah ada memiliki sumber
bidang-bidang tertentu, seperti manufaktur daya yang cukup besar untuk melawan,
komputer dan ekstraksi mineral, membatasi termasuk kelebihan kas, pinjaman yang belum
pendatang baru yang mungkin masuk. digunakan, kapasitas produktif atau pengaruh
Perusahaan yang sudah masuk mungkin terhadap saluran distribusi dan pelanggan.
memiliki keunggulan biaya yang tidak dimiliki Perusahaan yang sudah ada kemungkinan
oleh calon pesaingnya, tanpa melihat ukuran besar akan menurunkan harga karena ingin
dan skala ekonominya. Keunggulan ini dapat mempertahankan pangsa pasarnya atau karena
berasal dari dampak kurva pembelajaran (kurva kelebihan kapasitas di tingkat industri tersebut.
pengalaman), tehnologi yang dimiliki, akses Pertumbuhan industri yang lambat, sehingga
terhadap sumber bahan baku terbaik, aset yang mempengaruhi kemampuannya menyerap
dibeli dengan harga sebelum inflasi, subsidi pendatang baru dan kemungkinan akan
pemerintah, atau lokasi yang menguntungkan. menyebabkan penurunan kinerja keuangan dari
Kadang kala keunggulan biaya ini dapat seluruh pihak yang terlibat. Masuknya
ditegakkan secara hukum, seperti melalui paten. perusahaan sebagai pendatang baru akan
Pendatang baru harus memastikan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
distribusi dari produk atau jasa yang perusahaan yang sudah ada seperti kapasitas
ditawarkannya. Produk makanan baru misalnya, menjadi bertambah, terjadinya perebutan
harus menggantikan produk-produk lama di rak- pangsa pasar, serta perebutan sumber daya
rak supermarket melalui potongan harga, produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini
promosi, upaya penjualan yang intens atau menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang
melalui sarana-sarana lain. Semakin sudah ada. Ada beberapa faktor penghambat
terbatasnya saluran distribusi grosir atau ritel pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu
dan semakin terikatnya saluran-saluran ini industri yang sering disebut hambatan masuk
dengan pesaing yang ada, akan semakin sulit yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk,
untuk masuk ke industri ini. Apabila hambatan kebutuhan modal, hambatan biaya bukan
ini sangat besar sehingga menuntut pendatang karena skala, akses ke saluran distribusi, dan
baru untuk menciptakan saluran distribusi kebijakan pemerintah.
sendiri. Pemasok dapat menggunakan kekuatan
menawarnya terhadap partisipan dalam suatu
industri dengan menaikkan harga atau memaksa harga turun, menuntut kualitas yang
mengurangi kualitas barang atau jasa yang lebih tinggi atau pelayanan lebih, dan mengadu
dibeli. Pemasok yang berkuasa dapat pemasok yang saling bersaing sehingga dapat
mengurangi profitabilitas suatu industri yang mengurangi laba industri. Kelompok pembeli
tidak dapat menaikkan harga untuk menutup akan berkuasa apabila (Pearce and Robinson,
kenaikan biaya tersebut.Kekuatan dari setiap 2008): terkonsentrasi atau membeli dalam
kelompok pemasok (atau pembeli) penting volume besar, produk yang dibeli oleh kelompok
bergantung pada sejumlah karakteristik situasi ini dari industri tersebut adalah produk standar
pasar dan seberapa pentingnya penjualan atau atau produk yang tidak terdiferensiasi, produk
pembeliannya bagi industri tersebut relatif yang dibeli oleh kelompok ini dari industri
terhadap bisnisnya secara keseluruhan. tersebut merupakan salah satu komponen dari
Kelompok pemasok memiliki kekuatan apabila produk yang dihasilkannya dan biaya komponen
didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan dan itu merupakan bagian yang signifikan dari total
lebih terkonsentrasi dibandingkan industri biaya produk tersebut, pembeli hanya
kepada siapa mereka menjual, produknya unik memperoleh laba yang kecil, sehingga memiliki
atau paling tidak terdiferensiasi, atau jika insentif yang tinggi untuk menurunkan biaya
kelompok tersebut memiliki biaya tukar yang pembeliaannya, produk industri tersebut tidak
besar, pemasok tidak perlu bersaing dengan terlalu penting bagi kualitas dari produk atau
produk lain untuk menjual ke industri tersebut, jasa dari pembeli, produk industri tersebut tidak
pemasok merupakan ancaman kuat karena dapat menghemat biaya pembeli, pembeli
dapat melakukan integrasi ke hilir sampai ke merupakan ancaman yang kuat karena dapat
bisnis industri tersebut, industri bukan melakukan integrasi ke hulu untuk membuat
merupakan pelanggan penting bagi kelompok produk industri tersebut.
pemasok tersebut (Pearce and Robinson, 2008). Perusahaan-perusahaan yang berada
Pemasok dapat mempengaruhi industri dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula
lewat kemampuan mereka menaikkan harga dengan produk pengganti. Walaupun
atau pengurangan kualitas produk atau servis. karakteristiknya berbeda, barang substitusi
Pemasok memberikan modal, tenaga kerja, dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama.
bahan, dan sebagainya kepada suatu Ancaman produk substitusi kuat bilamana
perusahaan. Perencana strategi yang efektif konsumen dihadapkan pada biaya pengalihan
berkepentingan dengan perubahan pemasok di yang sedikit dan jika produk substitusi itu
dalam lingkungan dan harus meneliti biaya serta mempunyai harga yang lebih murah atau
tersedianya semua faktor produksi yang kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari
digunakan dalam perusahaan. Proses produksi produk-produk suatu industri. Produk-produk
perusahaan sangat bergantung pada kekuatan substitusi yang perlu diperhatikan secara
dan kelemahan pemasok yang dimiliki yang strategis adalah produk-produk substitusi yang
dapat menghasilkan peluang atau ancaman bagi memiliki kriteria (Pearce and Robinson, 2008):
perusahaan. Tingkat pengaruh kekuatan memiliki tren membaiknya kinerja harga
pemasok ini berbeda-beda untuk tiap jenis faktor dibandingkan dengan produk industri tersebut
produksi dan industri yang dihadapi. Pemasok dan produk substitusi tersebut diproduksi oleh
menjadi kuat apabila: jumlah pemasok sedikit, industri yang memperoleh laba tinggi.
produk atau jasa yang ada adalah unik dan Produk substitusi seringkali timbul dengan
mampu menciptakan biaya pengalihan yang cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan
besar, tidak tersedia produk substitusi dan persaingan di industri mereka dan
pemasok mampu melakukan integrasi ke depan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan
dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi kinerja.
produk yang sama yang dihasilkan industri. Persaingan di kalangan anggota industri
Pembeli dengan kekuatan yang merek a terjadi karena mereka berebut posisi dengan
miliki mampu mempengaruhi industri untuk menggunakan taktik seperti persaingan harga,
menurunkan harga produk, meningkatkan mutu introduksi produk, dan perang iklan. Faktor-
produk dan layanan, serta mengadu domba faktor yang mempengaruhi persaingan ini
sesama anggota industri. Pembeli juga dapat adalah jumlah peserta persaingan banyak dan
setara dalam hal ukuran dan kekuatan organisasi pasti memiliki strategi, meskipun
pertumbuhan industri lambat, produk atau jasa strategi tersebut tidak pernah dirumuskan
yang tidak terdiferensiasi atau tidak secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi
membutuhkan biaya pengalihan, biaya tetap para manajer yang bersifat reaktif yaitu hanya
tinggi atau produk bersifat mudah rusak, menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap
penambahan kapasitas harus dalam jumlah lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.
besar, hambatan keluar tinggi, dan para peserta Menurut Tull dan Kahle (dalam Tjiptono,
persaingan beragam dalam hal strategi, asal- 2008), strategi pemasaran merupakan alat
usul dan kepribadian. Kompetisi antar pesaing fundamental yang direncanakan untuk mencapai
yang sudah ada terjadi dalam bentuk perebutan tujuan perusahaan dengan mengembangkan
posisi dengan menggunakan taktik seperti keunggulan bersaing yang berkesinambungan
kompetisi harga, pengenalan produk, dan iklan melalui pasar yang dimasuki dan program
secara besar-besaran. pemasaran yang digunakan untuk melayani
Bentuk persaingan ketat ini berkaitan pasar sasaran tersebut. Menurut Tjiptono
dengan adanya sejumlah faktor (Pearce and (2008), pada dasarnya strategi pemasaran
Robinson, 2008): ada banyak pesaing atau memberikan arah dalam kaitannya dengan
pesaing yang ada memiliki ukuran dan kekuatan variabel-variabel seperti segmentasi pasar,
yang hampir sama, pertumbuhan industri lambat identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen
sehingga mempercepat perebutan pangsa pasar bauran pemasaran dan biaya bauran
yang melibatkan anggota-anggota yang ingin pemasaran. Strategi pemasaran merupakan
melakukan ekspansi, produk atau jasa yang bagian integral dari strategi bisnis yang
ditawarkan kurang memiliki diferensiasi memberikan arah pada semua fungsi
(perbedaan) atau biaya menukar, yang dapat manajemen suatu organisasi.
mengunci pembeli dan melindungi perusahaan Kotler (dalam Tjiptono, 2008)
agar pelanggannya tidak direbut oleh mengemukakan bahwa inti pemasaran strategis
pesaingnya, biaya tetap tinggi atau produknya modern terdiri dari tiga langkah pokok yaitu
tidak tahan lama, sehingga menimbulkan Segmentation, Targeting dan Positioning.
dorongan yang kuat untuk memotong harga, Segmentasi merupakan proses membagi
kapasitas biasanya ditambah dalam jumlah pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang
besar, hambatan untuk keluar sangat tinggi, bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen,
para pesaing memiliki strategi, asal, dan dimana masing-masing segmennya cenderung
kepribadian yang beragam. bersifat homogen dalam segala aspek. Langkah
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr. yang dilakukan adalah mengidentifikasi variabel
(dalam Tjiptono, 2008), strategi dapat segmentasi dan segmentasi pasar serta
didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang mengembangkan bentuk segmen yang
berbeda yaitu dari perspektif apa yang suatu menguntungkan (Tjiptono, 2008).
organisasi ingin lakukan dan apa yang Targeting merupakan tindakan memilih
organisasi akhirnya lakukan. Menurut perspektif satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki
yang pertama, strategi dapat didefinisikan atau dilayani. Langkah-langkah yang dilakukan
sebagai program untuk menentukan dan adalah mengevaluasi daya tarik masing-masing
mencapai tujuan organisasi dan segmen serta memilih segmen-segmen sasaran
mengimplementasikan misinya. Makna yang (Tjiptono, 2008).
terkandung dalam strategi ini adalah bahwa Positioning merupakan tindakan
para manajer memainkan peranan yang aktif, membangun dan mengkomunikasikan manfaat
sadar dan rasional dalam merumuskan strategi pokok yang istimewa dari produk di dalam
organisasi. Dalam lingkungan yang turbulence pasar. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
dan selalu mengalami perubahan, pandangan mengidentifikasi konsep positioning yang
ini lebih banyak diterapkan. memungkinkan bagi masing-masing segmen
Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, sasaran serta memilih, mengembangkan, dan
strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan mengkomunikasikan konsep positioning yang
atau respon organisasi terhadap lingkungannya dipilih. Positioning berkenaan dengan upaya
sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap identifikasi, pengembangan, dan komunikasi
keunggulan yang bersifat khas dan unik dalam tiga besaran utama yaitu nilai penjualan,
sedemikian rupa sehingga produk dan jasa pertumbuhan penjualan dan porsi pasar yang
perusahaan dipersepsikan lebih superior dan pada akhirnya bermuara pada keuntungan
khusus dibandingkan produk dan jasa para perusahaan. Nilai penjualan menunjukkan
pesaing dalam benak pasar sasaran. Fokus rupiah ataupun unit produk yang terjual,
utama positioning adalah pada persepsi sedangkan pertumbuhan penjualan
pelanggan dan bukan sekedar produk fisik yang menunjukkan seberapa besar kenaikan
dihasilkan. Keberhasilan positioning sangat penjualan produk yang sama dibandingkan
ditentukan oleh kemampuan sebuah satuan waktu tertentu, serta porsi besar
perusahaan untuk mendiferensiasikan dirinya menunjukkan seberapa besar kontribusi produk
secara efektif dibandingkan para pesaingnya menguasai pasar produk sejenis dibanding
yaitu dengan jalan menyampaikan atau pesaing.
memberikan nilai superior kepada pelanggannya Menon et. al. (dalam Widodo, 2008),
(Tjiptono, 2008). menyatakan bahwa Outcome measures yang
Ferdinand (dalam Putranto, 2003) mereka gunakan adalah kinerja pemasaran
menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang diukur dengan skala three-items itu
merupakan faktor yang seringkali digunakan ditangkap tingkat dimana pencapaian atau
untuk mengukur dampak dari strategi yang kinerja strategi dipertemukan dengan harapan-
diterapkan perusahaan. Strategi perusahaan harapan bagi keseluruhan pencapaian atau
selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja kinerja penjualan dan keuntungan. Pada
pemasaran (seperti volume penjualan dan umumnya kinerja pemasaran perusahaan diukur
tingkat pertumbuhan penjualan) yang baik dan melalui nilai rupiah penjualan, ROI dan ROA.
juga kinerja keuangan yang baik. Rasio-rasio Namun ukuran-ukuran tersebut dipandang
akuntansi dan ukuran-ukuran pemasaran sebagai ukuran agregatif yang dihasilkan
merupakan dua kelompok besar indikator kinerja melalui proses akuntansi dan keuangan, tetapi
perusahaan, tetapi indikator-indikator ini telah tidak secara langsung menggambarkan aktivitas
banyak dikritik karena indikator-indikator manajemen, khususnya manajemen
tersebut tidak cukup jeli dalam menjelaskan hal- pemasaran. Oleh karena itu, ukuran yang
hal yang bersifat intangibel dan seringkali tidak sebaiknya digunakan adalah measure yang
tepat digunakan untuk menilai sumber dari dapat menjelaskan aktivitas-aktivitas pemasaran
keunggulan bersaing. itu.
Menurut Ferdinand dan Weitz (dalam Slater dan Narver (1995) menggambarkan
Widodo, 2008) kinerja pemasaran merupakan outcomes dari penerapan strategi perusahaan
indikator-indikator keberhasilan kerja atau sebagai kepuasan konsumen, kesuksesan
prestasi kerja sesungguhnya yang dicapai produk baru, peningkatan penjualan, dan
seseorang atau organisasi karena profitabilitas. Sehingga pengukuran kinerja
melaksanakan tugasnya dengan baik. Kinerja pemasaran perusahaan menggunakan ukuran-
pemasaran selalu dipandang sebagai hasil dari ukuran unit sales, customer growth, customer
dijalakannya sebuah peran stratejik tertentu. turnover, lebih menyatakan kegiatan pemasaran
Strategi manajemen pemasaran diterapkan dan persaingan (Ferdinand dalam Putranto,
untuk menghasilkan kinerja pemasaran terbaik, 2003).
yang merupakan ukuran prestasi dari sebuah Menurut Widodo (2008), Kinerja
aktivitas pemasaran secara menyeluruh dari Pemasaran yang baik menunjukkan tingkat
sebuah organisasi. penjualan yang tinggi, meningkatnya jumlah
Menon et. al. (dalam Widodo, 2008), penjualan baik dalam unit produk maupun dalam
dalam penelitiannya menggunakan perceptual satuan moneter. Membaiknya kinerja
measures kinerja pemasaran yang ditaksir atau pemasaran ditandai dengan pertumbuhan
dinilai melalui pangsa pasar (market share) dan penjualan yang baik dari tahun-tahun
tingkat pertumbuhan penjualan (sales growth sebelumnya dan pertumbuhan yang lebih tinggi
rate) untuk mengukur kinerja pemasaran. dari pesaing, serta memiliki porsi pasar yang
Ferdinand (dalam Widodo, 2008) menyatakan lebih luas dibanding tahun-tahun sebelumnya,
bahwa kinerja pemasaran yang baik dinyatakan sedangkan kinerja pemasaran yang buruk
ditandai dengan menurunnya penjualan, Kecamatan Tanggulangin sebanyak 334 orang
kemunduran penjualan dibanding tahun pengrajin (Disperindag Kabupaten Sidoarjo,
sebelumnya maupun kompetitor industri yang 2005). Teknik sampling menggunakan
sama dan menurunnya porsi pasar. Dalam Proportional Random Sampling dimana
penelitian ini menggunakan indikator-indikator pengambilan sampel dari anggota populasi
kinerja pemasaran yaitu persepsi mengenai dilakukan secara acak dan proporsional.
pertumbuhan penjualan dan persepsi tentang Besarnya sampel ditentukan dengan
pertumbuhan jumlah pelanggan atau pembeli. menggunakan rumus dari Slovin (Riduwan dan
Berdasarkan perumusan masalah dan Kuncoro, 2008) dengan probabilitas sebesar
tujuan penelitian yang telah ditetapkan, hipotesis 10% dan diperoleh sampel sebanyak 77 sampel.
yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
H1: Pendatang Baru Potensial berpengaruh menggunakan metode survei lapangan dengan
positif dan signifikan terhadap Strategi kuesioner sebagai instrumen. Teknik analisis
Pemasaran data menggunakan analisis korelasi, regresi,
H2: Kekuatan Pemasok berpengaruh positif dan Path analysis.
dan signifikan terhadap Strategi
Pemasaran HASIL
H3: Kekuatan Pembeli berpengaruh positif dan Secara geografis, usaha kerajinan kulit
signifikan terhadap Strategi Pemasaran Tanggulangin berada di daerah dataran rendah
H4: Ketersediaan Produk Substitusi dengan ketinggian 5 m di atas permukaan air
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laut.
Strategi Pemasaran Pendugaan koefisien jalur pertama
H5: Kekuatan Pesaing berpengaruh positif dan digunakan untuk mengukur Pengaruh antara
signifikan terhadap Strategi Pemasaran variabel Pendatang Baru Potensial (X1),
H6: Pendatang Baru Potensial berpengaruh Kekuatan Pemasok (X2), Kekuatan Pembeli
positif dan signifikan terhadap Kinerja (X3), Ketersediaan Produk Substitusi (X4) dan
Pemasaran dan Kinerja Pemasaran melalui Kekuatan Pesaing (X5) terhadap Strategi
Strategi Pemasaran Pemasaran (Z). Persamaan struktur yang
H7 : Kekuatan Pemasok berpengaruh positif terbentuk adalah: Z= B1Z X1 + B2Z X2 + B3Z X3 +
dan signifikan terhadap Kinerja Pemasaran, B4Z X4 + B5Z X5 +e1.
dan Kinerja Pemasaran melalui Strategi Berdasarkan hasil Analisis Jalur blok I pada
Pemasaran tabel 1 dapat diketahui pada taraf signifikansi
H8 : Kekuatan Pembeli berpengaruh positif dan 0,05, nampak bahwa nilai probabilitasnya jauh
signifikan terhadap Kinerja Pemasaran, dan lebih kecil dari 0,05 atau taraf kepercayaan
Kinerja Pemasaran melalui Strategi 95%, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Pemasaran variabel bebas memiliki pengaruh yang
H9: Ketersediaan Produk Substitusi signifikan terhadap variabel terikat (Z). Koefisien
berpengaruh positif dan signifikan terhadap residual pada Blok I ini adalah sebesar 0.39.
Kinerja Pemasaran, dan Kinerja Koefisien residual e1 untuk jalur Pengaruh blok I
Pemasaran melalui Strategi Pemasaran diperoleh dengan menggunakan rumus: e1 =
H10 : Kekuatan Pesaing berpengaruh positif dan (1-R)= (1-0.8475) = 0.39.
signifikan terhadap Kinerja Pemasaran, dan Jika semua koefisien regresi antar variabel
Kinerja Pemasaran melalui Strategi pada jalur blok I dimasukkan ke dalam model
Pemasaran persamaan matematis, maka persamaannya
H11 : Strategi Pemasaran berpengaruh positif dapat ditulis sebagai berikut:
dan signifikan terhadap Kinerja Pemasaran
Z= B1ZX1 + B2ZX2 + B3ZX3 + B4ZX4 + B5ZX5 +e1
METODE Z= 0.229 X1 + 0.203 X2 + 0.147 X3 + 0.289 X4
Populasi dalam penelitian ini adalah + 0.164 X5 +0.391
pengrajin usaha kecil kerajinan kulit di
Merujuk kepada hasil Analisis Jalur blok I Y= B1YX1 + B2YX2 + B3YX3 + B4YX4 + B5YX5 +e2
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
langsung yang signifikan antara Pendatang Baru Berdasarkan hasil Analisis Jalur blok II
Potensial, Kekuatan Pemasok, Kekuatan pada tabel dapat diketahui bahwa dengan
Pembeli, Ketersediaan Produk Substitusi, dan menggunakan taraf signifikansi 0,05, nampak
Kekuatan Pesaing dengan Strategi Pemasaran. bahwa nilai probabilitasnya jauh lebih kecil dari
Hasil Analisis Jalur pertama dapat dilihat pada 0,05 atau taraf kepercayaan 95%, sehingga
gambar 2. dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
(X1)
variabel terikat (Y). Koefisien residual pada Blok
II ini adalah sebesar 0. 400. Koefisien residual
0,22 e2 untuk jalur Pengaruh blok II diperoleh dengan
(X2 9
) 0,20 menggunakan rumus sebagai berikut:
3
Z e2 = (1-R) = (1-0. 8406) = 0. 399249.
(X3
)
0,14 Jika semua koefisien pengaruh antar
7 variabel pada jalur pengaruh blok II dimasukkan
(X4
ke dalam model persamaan matematis, maka
0,28 persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
) 9
Y= B1YX1 + B2YX2 + B3YX3 + B4YX4 + B5YX5 +e1
0,16
(X5 4

)
Gambar 2. Hasil Analisis Jalur 1 Y= 0.23X1+0.17X2+0.25X3+0.20X4+0.18X5+0.40

Pendugaan koefisien jalur kedua digunakan Merujuk kepada hasil Analisis Jalur blok II
untuk mengukur pengaruh antara variabel dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
Pendatang Baru Potensial (X1), Kekuatan langsung yang signifikan antara Pendatang Baru
Pemasok (X2), Kekuatan Pembeli (X3), Potensial, Kekuatan Pemasok, Kekuatan
Ketersediaan Produk Substitusi (X4) dan Pembeli, Ketersediaan Produk Substitusi, dan
Kekuatan Pesaing (X5) terhadap Kinerja Kekuatan Pesaing dengan Kinerja Pemasaran.
Pemasaran (Y). Persamaan struktur yang Hasil Analisis Jalur kedua dapat dilihat pada
terbentuk adalah sebagai berikut: gambar 3.

Tabel 1. Hasil Uji Analisis Jalur Lingkungan Industri terhadap Strategi Pemasaran

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .696 .578 1.204 .232
Hambatan Masuk Pendatang Baru .140 .062 .229 2.281 .026 .213 4.690
Kekuatan Pemasok .187 .074 .203 2.536 .013 .336 2.980
Kekuatan Pembeli .118 .057 .147 2.090 .040 .434 2.307
Ketersediaan Produk Substitusi .238 .080 .289 2.974 .004 .228 4.382
Kekuatan Pesaing .129 .062 .164 2.090 .040 .348 2.872
a. Dependent Variable: Strategi Pemasaran
Sumber: Hasil analisis data (2010)
Kekuatan Pemasok, Kekuatan Pembeli, Ketersediaan Produk
X1
Substitusi dan Kekuatan Pesaing terhadap Strategi
Pemasaran. Nilai positif yang dihasilkan memiliki arti bahwa
X2 Lingkungan Industri memiliki Pengaruh positif dengan Strategi
0,232 Pemasaran. Hal ini berarti
0,171 Y bahwa dengan adanya perubahan lingkungan
industri yang meliputi Pendatang Baru Potensial,
X3 0,254 Kekuatan Pemasok, Kekuatan Pembeli,

0,201
X4
Ketersediaan Produk Substitusi dan Kekuatan
0,180 Pesaing sangat berpengaruh pada Strategi
X5 Pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan.
Pada variabel Pendatang Baru Potensial yang di
Gambar 3. Hasil Analisis Jalur 2 dalamnya terdapatmodal
harus mempunyai item yang
bahwakuat
pengrajin baru
untuk masuk
dalam persaingan usaha, begitu juga dengan
Hasil analisis regresi yang pertama
adanya identitas merek, saluran distribusi, dan
menghasilan persamaan Y= ZY Z + e3 (Y:
adanya peraturan pemerintah menuntut
Kinerja Pemasaran, Z: Strategi Pemasaran, ZY:
perusahaan untuk mempunyai strategi
Koefisien regresi antara Z dan Y, e3: Koefisien
pemasaran yang tepat untuk menghadapi
residual Blok 3).
persaingan usaha. Begitu halnya dengan
Berdasarkan hasil Analisis Jalur pada blok
adanya variabel Kekuatan Pemasok, Kekuatan
III pada tabel 3 dapat diketahui bahwa ZY yang
Pembeli, Ketersediaan Produk Substitusi dan
merupakan pengaruh langsung Strategi
Kekuatan Pesaing sangat berpengaruh pada
Pemasaran (Z) dengan Kinerja Pemasaran (Y)
strategi pemasaran yang akan digunakan oleh
digambarkan dengan koefisien beta ()= 0.937
perusahaan untuk menjamin keberlangsungan
dengan Sig sebesar = 0.000. Dengan
hidup perusahaan tersebut.
menggunakan taraf signifikansi 0,05, nampak Temuan penelitian ini relevan dengan hasil
bahwa nilai probabilitasnya jauh lebih kecil dari penelitian Pipinuri (2004) yang menyatakan
0,05 atau taraf kepercayaan 95%, sehingga
bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap
dapat disimpulkan bahwa Strategi Pemasaran Strategi industri Kecil. Hal ini dapat dikaitkan
(Z) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dengan adanya perubahan lingkungan industri
Kinerja Pemasaran (Y).
yang semakin dinamik mengharuskan suatu
perusahaan mempunyai Strategi Pemasaran
PEMBAHASAN yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan.
Hasil Analisis Jalur menjelaskan bahwa Dengan adanya suatu perubahan lingkungan
terdapat pengaruh langsung yang signifikan
industri merupakan suatu landasan pemikiran
antara variabel Pendatang Baru Potensial,
bagi perusahaan untuk menetapkan suatu

Tabel 2. Hasil Uji Koefisien Jalur Kedua Lingkungan Industri terhadap Kinerja Pemasaran

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -3.837 .601 -6.382 .000
Hambatan Masuk Pendatang Baru .145 .064 .232 2.258 .027 .213 4.690
Kekuatan Pemasok .161 .077 .171 2.094 .040 .336 2.980
Kekuatan Pembeli .208 .059 .254 3.524 .001 .434 2.307
Ketersediaan Produk Substitusi .169 .083 .201 2.026 .046 .228 4.382
Kekuatan Pesaing .144 .064 .180 2.238 .028 .348 2.872
a. Dependent Variable: Kinerja Pemasaran

Sumber: data diolah, 2010


Strategi Pemasaran yang tepat dalam mencapai produk pengganti dan intensitas persaingan di
tujuan perusahaan. Demikian juga menurut Hitt antara para pesaing yang secara langsung
et. al (2001) yang mengemukakan bahwa mempengaruhi perusahaan dan tindakan serta
Lingkungan Industri merupakan serangkaian tanggapan kompetitifnya.
faktor-faktor ancaman dari pelaku bisnis baru, Hasil Analisis Jalur menjelaskan bahwa
supplier, pembeli, produk pengganti dan terdapat pengaruh langsung yang signifikan
intensitas persaingan di antara para pesaing antara variabel Strategi Pemasaran terhadap
yang secara langsung mempengaruhi Kinerja Pemasaran. Nilai positif yang dihasilkan
perusahaan dan tindakan serta tanggapan memiliki arti bahwa strategi pemasaran memiliki
kompetitifnya. Hal ini dapat diartikan bahwa pengaruh positif dengan kinerja pemasaran.Hal
dengan adanya lingkungan industri sangat ini berarti bahwa dengan adanya strategi
mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan
strategi pemasaran untuk mencapai tujuan sangat berpengaruh pada kinerja pemasaran
perusahaan. yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Hasil analisis jalur menjelaskan bahwa Temuan penelitian ini relevan dengan hasil
terdapat pengaruh langsung yang signifikan penelitian Khairinal (1997) yang menunjukkan
antara variabel Pendatang Baru Potensial, bahwa Strategi Pemasaran berpengaruh
Kekuatan Pemasok, Kekuatan Pembeli, terhadap ekspor produk perusahaan. Hasil
Ketersediaan Produk Substitusi dan Kekuatan penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ekspor
Pesaing terhadap Kinerja Pemasaran. Nilai dari tahun ke tahun selalu meningkat. Hal ini
positif yang dihasilkan memiliki arti bahwa dapat dikaitkan dengan Kinerja perusahaan
Lingkungan Industri memiliki Pengaruh positif tersebut. Dengan adanya peningkatan ekspor
dengan Kinerja Pemasaran. Dengan adanya dari tahun ke tahun mengindikasikan bahwa
perubahan lingkungan industri yang meliputi kinerja perusahaan tersebut baik. Begitu juga
Pendatang Baru Potensial, Kekuatan Pemasok, dengan pendapat Ferdinand (dalam Putranto,
Kekuatan Pembeli, Ketersediaan Produk 2003) yang menyatakan bahwa Kinerja
Substitusi dan Kekuatan Pesaing sangat Pemasaran merupakan faktor yang seringkali
berpengaruh pada Kinerja Pemasaran yang digunakan untuk mengukur dampak dari strategi
hasilkan oleh perusahaan. yang diterapkan oleh perusahaan. Dalam hal ini
Temuan penelitian ini relevan dengan hasil dapat disimpulkan bahwa penerapan Strategi
penelitian Ward dan Duray (2000), Sulisyowati Pemasaran yang tepat akan sangat
(1997), Wisardjo (2000), Sawitri (1999), berpengaruh pada Kinerja Pemasaran yang
Prasetyo (2003), serta Mujali (2004). Di samping dihasilkan oleh perusahaan.
itu temuan ini juga didukung teori yang
dikemukakan Hitt et. al. (2001) yang KESIMPULAN DAN SARAN
mengemukakan bahwa Lingkungan Industri Berdasarkan hasil analisis dapat diajukan
merupakan serangkaian faktor-faktor ancaman beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a)
dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli, Semua variabel Lingkungan Industri
Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Jalur III: Strategi Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -3.742 .424 -8.829 .000
Strategi Pemasaran .953 .041 .937 23.211 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Pemasaran

Sumber: data primer diolah, 2010


berpengaruh terhadap variabel Strategi perusahaan industri furniture di daerah
Pemasaran. Hal ini disebabkan karena adanya tingkat II Malang, Tesis. Malang:
perubahan lingkungan industri yang dinamik Program Pascasarjana Universitas
sangat mempengaruhi perusahaan dalam Brawijaya.
menetapkan suatu strategi pemasaran untuk
tetap dapat bersaing dan menjaga Kuncoro, Mudrajad. 2008. Tujuh Tantangan
UKM di tengah krisis global. Jakarta:
keberlangsungan usaha perusahaan tersebut;
Harian Bisnis Indonesia.
(b) Faktor Lingkungan Industri berpengaruh
terhadap Kinerja Pemasaran; (c) Strategi Mujali, Eko Wahyu. 2004. Analisis pengaruh
Pemasaran memberikan pengaruh terhadap lingkungan, strategi bersaing dan
Kinerja Pemasaran. Hal ini disebabkan karena strategi manufaktur terhadap kinerja
penetapan strategi pemasaran oleh perusahaan perusahaan. Tesis. Malang: Program
sangat berpengaruh pada kinerja pemasaran Pascasarjana Universitas Brawijaya.
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Pearce John A. II & Richard B. Robinson. 2008.
Mengacu pada kesimpulan yang telah Manajemen Strategis: Formulasi,
dikemukakan, maka dapat diajukan saran-saran Implementasi, dan Pengendalian. Buku
sebagai berikut : (a) pengrajin usaha kecil harus 1 Edisi ke 10. Jakarta: Salemba Empat.
dapat mengantisipasi adanya perubahan
lingkungan industri dengan menetapkan strategi Pipinuri, Erika. 2004. Pengaruh Analisis
pemasaran yang tepat sehingga menghasilkan lingkungan terhadap strategi industri
kinerja pemasaran yang tepat; (b) perlu kecil sepatu di Kabupaten Magelang.
dilakukan penelitian lanjutan mengenai Tesis. Malang: Program Pascasarjana
pengaruh lingkungan industri terhadap strategi Universitas Brawijaya.
pemasaran dan kinerja pemasaran dengan jenis Porter, Michael E. 2008. Keunggulan
analisis lainnya untuk memperoleh model yang Bersaing: Menciptakan dan
lebih kompleks; (c) dalam hal strategi Mempertahankan Kinerja Unggul.
pemasaran, pengrajin usaha kecil hendaknya Bandung: Karisma Publishing Group.
selalu melihat perubahan fenomena lingkungan
yang dinamis baik lingkungan internal maupun Prasetyo, Dhany Eko. 2003. Analisis faktor-
faktor lingkungan dan pengaruhnya
eksternal. Pengrajin hendaknya selalu
terhadap industri kripik tempe di sanan
memperhatikan segmen pasar yang dituju pada
kota Malang Tesis. Malang: Program
produk kerajinan yang dihasilkannya. Segmen
Pascasarjana Universitas Brawijaya.
pasar yang dituju hendaknya sesuai dengan
produk kerajinan yang dihasilkan. Kemudian Putranto, Samtim Eko. 2003. Analisis
pada target pasar, pengrajin harus jelas peningkatan kinerja pemasaran melalui
mengena target pasar mana yang dituju agar faktor karakteristik pemimpin, orientasi
tepat pada sasaran. Sehingga produk kerajinan pasar, dan orientasi pembelajaran.
yang dihasilkan akan tepat pada sasaran Tesis. Semarang: Program Pascasarjana
konsumen yang dituju. Kemudian dalam hal Universitas Diponegoro
positioning, pengrajin harus mampu Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2008.
memposisikan produk kerajinannya di hadapan Cara Menggunakan dan Memakai
konsumen. Analisis Jalur (Path Analisis ). Bandung:
Alfabeta.
DAFTAR REFERENSI
Sawitri. 1999. Faktor-faktor keunggulan
Hitt, M.A., Ireland. R.D. and R.E., Hoskisson. strategis yang berpengaruh terhadap
2001. Manajemen Strategis Edisi Daya kinerja industri genting di kabupaten
Saing Globalisasi, Jilid 1 & 2. Jakarta: Trenggalek. Tesis. Malang: Program
Salemba Empat. Pascasarjana Universitas Brawijaya.
Khairinal. 1997. Strategi pemasaran yang Slater, Stanley F. & John C. Narver. 1995.
berpengaruh terhadap ekspor produk Market Orientation and The Learnng
Organization. Journal of Marketing, Vol. Widodo.2008. Meningkatkan Kinerja Pemasaran
59. dengan Kreativitas Strategi. Integritas-
Sulistyowati. 1997. Analisis faktor lingkungan Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 1 No. .2
industri yang berpengaruh terhadap Agustus - November. Semarang:
keberhasilan industri kerajinan tenun Universitas Islam Sultan Agung.
siak di Kotamadya Pekanbaru. Tesis. Wisardjo, I Wayan. 2000. Analisis lingkungan
Malang: Program Pascasarjana industri kerajinan ukiran kayu di
Universitas Brawijaya. Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Tesis.
Tjiptono, Fandi. 2008. Strategi Pemasaran. Malang: Program Pascasarjana Universitas
Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Andi Brawijaya.
Offset. . 2005. Profil Sentra Industri Produk
Ward, Peter. T. & Rebecca Duray. 2000. Unggulan Kabupaten Sidoarjo. Dinas
Manufacturing Strategy in Context; Perindustrian dan Perdagangan
Environment, Competitive Strategy and Kabupaten Sidoarjo.
Manufacturing Strategy. Journal of
Operation Management. 18 :123-138.

Anda mungkin juga menyukai