Anda di halaman 1dari 3

17 Maret 2017

Curhat Pria yang Gantung Diri Live di FB: Gue Cinta Mati Sama Istri

Jakarta - Seorang pria yang mengaku bernama Indra bunuh diri sambil
melakukan live di Facebook. Beberapa saat sebelum bunuh diri, Indra curhat
bahwa ia ditinggal pergi istrinya.
Berdasarkan video yang dilihat di akun Facebook-nya, Jumat (17/3/2017), video
curhatannya tersebut berdurasi sekitar 1 menit.
Indra mengaku ditinggalkan oleh istrinya. Bukan hanya itu, dia juga mengaku
ditinggalkan oleh anak-anaknya.
"Gue cinta mati sama dia, ya nggak tau kenapa
emang pun jodohnya juga kali sekarang. Jadi sekarang dia pergi nggak tau ke
mana ninggalin gue sama anak-anak. Susah juga sih jelasinnya gue. Gue
sekarang pun nggak tau mau apa, gue juga bimbang," ujarnya.
Dalam video terakhirnya sebelum bunuh diri, Indra juga sempat tak yakin.
Namun pada akhirnya dia benar-benar bunuh diri.
Baca juga : Heboh! Pria di Jagakarsa Gantung Diri Sambil Live Facebook
Kejadian bunuh diri ini dikonfirmasi oleh Pejabat Humas Polsek Jagakarsa Aiptu
Khairul.
"Iya ada bunuh diri, tapi nanti detailnya saya kirim. Soalnya yang ke TKP itu Kanit
Reskrim," kata Aiptu Khairul. (rna/tor)
17 Maret 2017 20:35

Pria bunuh diri via Facebook Live ini gegerkan netizen Tanah Air,
duh!
Diduga alami frustrasi akibat ditinggal istri.
Brilio.net - Jagat maya Tanah Air, Jumat (17/3), dibuat geger oleh aksi seorang
pria yang melakukan bunuh diri secara live via Facebook. Belakangan diketahui
pria tersebut bernama Pahinggar Indawan (36) asal Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Sebelum melakukan bunuh diri, Pahinggar menyampaikan pesan terakhir yang
ditujukan kepada istrinya, Dina Febrianti. Ia diduga mengalami frustasi lantaran
ditinggal istrinya.
"Halo, nama gue Indra. Gue punya istri namanya Dina Febrianti yang notabene
sudah 17 tahun gue nikahin. Gue cinta mati sama dia, yah nggak tahu kenapa
bukan jodoh kali yah," kata Pahinggar dalam video itu.
"Jadi apa yah, sekarang dia pergi nggak tahu ke mana. Ninggalin gue sama anak-
anak," imbuhnya.
Pahinggar mengaku sengaja membuat video tersebut sebagai bentuk kenang-
kenangan kepada istrinya yang tega meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
"Ya kita lihat saja, gua berani apa enggak (streaming di Facebook Live). Kalau
pun gua berani melakukan hal yang sebenarnya gua enggak berani, kita lihat
saja. Mungkin gua akan siarin secara langsung, atau buat kenang-kenangan istri
gua," ucap Pahinggar dalam video berdurasi 1 jam 45 menit tersebut.
Usai menyampaikan pesan, ia kemudian melakukan aksi bunuh diri. Menurut
informasi yang beredar, jasadnya kini berada di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Nelayan Sendang Biru Berebut Sesaji Di Tengah Laut Samudera
Indonesia
Rabu, 28-09-2016 | 19:04
Oleh : Khaerul Anwar
Malang - Ratusan warga Desa Tambakrejo yang berada dipesisir pantai Sendang
Biru di Kabupaten Malang, saling berebut sedekah dan gunungan nasi kuning
yang berada disebuah perahu di tengah Samudra Indonesia. Hal ini menjadi
agenda tahunan nelayan setempat, sebagai bentuk rasa syukur ratusan nelayan
yang menggantungkan hidupnya diperairan Samudera Indonesia ini.
Dengan memakai atribut unik layaknya pasukan nyi roro kidul, ratusan warga
pesisir di wilayah pantai Sendang Biru, Kabupaten Malang ini, beramai ramai
mengarak perahu besar berisikan hasil bumi serta gunungan nasi kuning besar
menuju Laut Selatan Pulau Jawa.
Warga sekitar yang sudah lama menunggu pun sangat bersukacita ketika hasil
bumi didalam perahu dan gunungan nasi kuning diarak menuju Laut Selatan,
dimana moment tersebut, tak lupa mereka abadikan itu dengan ponsel mereka.
Acara kali ini sendiri, merupakan bagian dari tradisi petik laut yang dilaksanakan
setiap tahunnya oleh para nelayan yang berada di Sendang Biru, dimana tradisi
petik laut sendiri merupakan bentuk rasa syukur nelayan kepada tuhan karena
telah memberi kelimpahan hasil laut selama setahun ini.
Dalam tradisi petik laut ini, berbagai hasil bumi dimasukkan dalam perahu besar,
ditambah dengan gunungan nasi kuning yang dilarung ke Samudra Hindia.
Bahkan, setelah dibawa kurang lebih dua km dari lokasi awal, larung sesaji
tersebut lalu dilepaskan dan kemudian diperebutkan oleh ratusan warga yang
sudah menunggu sejak keberangkatan tanpa menghiraukan keselamatan
mereka.
Tabrakan antar perahu yang rata-rata berukuran besar pun tak bisa terhindarkan,
mereka mengincar hasil bumi yang ditempatkan dalam perahu, dan meski saling
bertabrakan, setiap warga yang berebut tidak saling bermusuhan.
Salah satu nelayan, Nudi Hadi Sungkono mengatakan, meski kondisi cuaca
terbilang ektrim, selama setahun terakhir ini hasil laut yang diperoleh nelayan
cukup berlimpah dan bisa mencapai 25 ton dalam sekali melaut.
Salah satu pengunjung, Vega Ardianti mengatakan, sangat menikmati setiap
prosesi larung sesaji itu apalagi saat perahu yang ia tumpangi saling berebut
hingga bertabrakan. Bahkan, tradisi petik laut ini juga bisa menjadi destinasi
wisata selain menikmati pantai dan berburu hasil laut ditempat pelelangan ikan
ini.

Anda mungkin juga menyukai