Anda di halaman 1dari 21

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)


Jl. Arjuna Utara No.6 Kebun Jeruk Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT : RSUD TARAKAN

Nama Mahasiswa : Muhammad bin Shahrulzaman


Tanda Tangan

Nim :
11.2015.441 ....................

Dr. Pembimbing : dr Djati, SpPD


.
..................

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S.P.P Alamat : Cibubur, Jakarta Timur
Tanggal lahir : 8 September 1995 Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 21 tahun Suku Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Lain-lain Pendidikan : SMA
Tanggal masuk : 8 April 2017

A. ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis/Alloanamnesis (tanggal : 18 April 2017)

Keluhan Utama
Perut begah sejak 3 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
OS mengeluh perut sering begah sejak bulan Januari yang lalu. Perut dirasakan sakit yang
hilang timbul dan semakin sering sejak bulan ini. Os merasakan adanya benjolan yang keras
di dalam perut. Os sering merasa mual dan muntah terutama saat mahu makan. Os juga
merasa lemas dan pusing karena kurang nafsu makan. Os sempat mengalami penurunan berat
badan Os tidak mengalami gangguan saat buang air besar. Os juga tidak mengalami demam,
batuk atau pilek. OS merasakan perutnya semakin membesar sejak 2 bulan ini. Os
menyangkal adanya keluhan yang sama dalam keluarganya. Os mengatakan pernah dirawat
di RS pada bulan lalu karena massa intra abdomen. Os tidak mempunyai riwayat sakit lain
seperti hipertensi, diabetes, asma, ginjal atau jantung. Os menyangkal adanya riwayat
merokok mahupun minum minuman beralkohol. Os mengatakan suka makan makanan yang
bervariasi tanpa ada pantangan.

Penyakit Dahulu
(- ) Cacar (- ) Malaria (- ) DBD
(- ) Cacar Air (- ) Disentri (- ) Burut (Hemia)
(- ) Difteri (- ) Hepatitis (- ) Rematik
(- ) Batuk Rejan (- ) Tifus Abdominalis (- ) Wasir
(- ) Campak (- ) Skrofula (- ) Diabetes
(- ) Influenza (- ) Sifilis (- ) Alergi
(- ) Tonsilitis (- ) Gonore (- ) Tumor
(- ) Khorea (- ) Hipertensi (- ) Penyakit Pembuluh
(- ) Demam Rematik Akut (- ) Ulkus Ventrikuli (- ) Pendarahan Otak
(- ) Pneumonia (- ) Ulkus Duodeni (- ) Psikosis
(- ) Pleuritis (- ) Gastritis (- ) Neurosis
(-) Tuberkulosis (- ) Batu Empedu lain-lain : (- ) Operasi
( -) Kecelakaan

Riwayat Keluarga

Hubung Umur Jenis Keadaan Penyebab


an Kelamin Kesehatan Meninggal
Kakek - Laki-laki Meninggal Tidak diketahui
Nenek - Perempuan Meninggal Tidak diketahui
Ayah 53 Laki-laki Sehat -

Ibu 45 Perempuan Sehat -


Saudara 27 Laki-laki Sehat -
Anak- - -
anak

Adakah Kerabat yang Menderita

Penyakit Ya Tidak Hubungan


Alergi - X
Asma - X
Tuberkulosis - X
Artritis - X
Rematisme - X
Hipertensi - X
Jantung - X
Ginjal - X
Lambung - X

ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(- ) Bisul (- ) Rambut (-) Keringat Malam (- ) Lain-lain
(- ) Kuku ( -) Kuning/Ikterus (- ) Sianosis
Kepala
(- ) Trauma (- ) Sakit Kepala
(- ) Sinkop (- ) Nyeri pada Sinus
Mata
(- ) Nyeri (- ) Radang
(- ) Sekret (- ) Gangguan Penglihatan
(- ) Kuning/Ikterus (- ) Ketajaman Penglihatan menurun

Telinga
(- ) Nyeri (- ) Tinitus
(-) Sekret (- ) Gangguan Pendengaran
(- ) Kehilangan Pendengaran
Hidung
(- ) Trauma (- ) Gejala Penyumbatan
(- ) Nyeri (- ) Gangguan Penciuman
(-) Sekret (- ) Pilek
(- ) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir kering (- ) Lidah kotor
(- ) Gangguan pengecapan (- ) Gusi berdarah
(- ) Selaput (- ) Stomatitis
Tenggorokan
(-) Nyeri Tenggorokan (-) Perubahan Suara
Leher
(- ) Benjolan (- ) Nyeri Leher
Dada ( Jantung / Paru paru )
(- ) Nyeri dada (-) Sesak Napas
(- ) Berdebar (- ) Batuk Darah
(- ) Ortopnoe (-) Batuk
Abdomen ( Lambung Usus )
(+) Rasa Kembung (+) Perut Membesar
(+) Mual (- ) Wasir
(+) Muntah (- ) Mencret
(- ) Muntah Darah (- ) Tinja Darah
(-) Sukar Menelan (- ) Tinja Berwarna Dempul
(+) Nyeri Perut
(+) Benjolan
Saluran Kemih / Alat Kelamin
(- ) Disuria (- ) Kencing Nanah
(- ) Stranguri (- ) Kolik
(- ) Poliuria (- ) Oliguria
(- ) Polakisuria (- ) Anuria
(- ) Hematuria (- ) Retensi Urin
(- ) Kencing Batu (- ) Kencing Menetes
(- ) Ngompol (- ) Penyakit Prostat
Saraf dan Otot
(- ) Anestesi (- ) Sukar Mengingat
(- ) Parestesi (- ) Ataksia
(-) Otot Lemah (- ) Hipo / Hiper-esthesi
(- ) Kejang (- ) Pingsan
(- ) Afasia (- ) Kedutan (tick)
(- ) Amnesia (- ) Pusing (Vertigo)
(- ) Gangguan bicara (Disartri)
Ekstremitas
(-) Bengkak (- ) Deformitas
(- ) Nyeri (- ) Sianosis
______________________________________________________________________
B. PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 60 kg
Tekanan Darah : 129/91 mmHg
Nadi : 87 x/menit
Suhu : 36,50 C
Pernafasaan : 20 x/menit
Keadaan gizi : IMT=23,8 kg/m2 (baik)
Sianosis : tidak ada
Udema umum : tidak ada
Cara berjalan : sulit dinilai
Mobilitas ( aktif / pasif ) : pasif
Umur taksiran pemeriksa : 20 tahun

Aspek Kejiwaan
Tingkah Laku : wajar
Alam Perasaan : biasa
Proses Pikir : wajar
Kulit
Warna : sawo matang
Effloresensi : tidak ada
Jaringan Parut : tidak ada
Pigmentasi : tidak ada
Pertumbuhan rambut : normal, merata
Lembab/Kering : lembab
Suhu Raba : hangat
Pembuluh darah : tampak
Keringat : merata
Turgor : baik
Ikterus : tidak ada
Lapisan Lemak : sedikit
Oedem : tidak ada
Ptekie : tidak ada
Lain-lain :-
Kelenjar Getah Bening
Submandibula : tidak membesar Leher : tidak membesar
Supraklavikula : tidak membesar Ketiak : tidak membesar
Lipat paha : tidak membesar
Kepala
Ekspresi wajah : normal
Simetri muka : simetris
Rambut : hitam, merata
Pembuluh darah temporal : teraba
Mata
Exophthalamus : tidak ada
Enopthalamus : tidak ada
Kelopak : oedem (-)
Lensa : jernih
Konjungtiva : tidak anemis
Visus : normal
Sklera : tidak ikterik
Gerakan Mata : normal
Lapangan penglihatan : luas
Tekanan bola mata : normal
Nistagmus : tidak ada
Telinga
Tuli : tidak ada
Selaput pendengaran : utuh, intak (+)
Lubang : normal
Penyumbatan : tidak ada
Serumen : ada
Pendarahan : tidak ada
Cairan : tidak ada
Mulut
Bibir : kering
Tonsil : T1-T1 tenang
Langit-langit : tidak ada candida
Bau pernapasan : tidak bau
Gigi geligi : lengkap
Trismus : tidak ada
Faring : tidak hiperemis, oedem (-)
Selaput lendir : normal
Lidah : tidak ada deviasi
Leher
Tekanan Vena Jugularis : 5-2 cmH2O
Kelenjar Tiroid : tidak teraba membesar
Kelenjar Limfe : tidak teraba membesar
Dada
Bentuk : normal, simetris
Pembuluh darah : tidak tampak
Paru Paru
Depan Belakang
Inspeksi Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan dinamis
dinamis
Retraksi otot pernapasan (-) Retraksi otot pernapasan (-)
Palpasi Sela iga normal, tidak ada Sela iga normal, tidak ada
bejolan, nyeri tekan(-) bejolan, nyeri tekan(-)

Perkusi Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru


Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Auskultas Ki: vesikuler, Rh-/-, Wh-/- Ki: vesikuler, Rh-/-, Wh-/-
Ka: vesikuler, Rh-/-, Wh-/- Ka: vesikuler, Rh-/-, Wh-/-
i

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di linea midclavicula sela iga 5
Perkusi :
Batas kanan : sela iga 4, linea parasternal kanan
Batas kiri : sela iga 5, linea midclavicularis kiri
Batas atas : sela iga 2, line sternalis kiri
Auskultasi : BJ I-II murni reguler murmur(-), gallop (-)
Perut
Inspeksi : buncit, simetris, tidak ada bekas operasi, peristaltik tidak terlihat
Palpasi
Dinding perut : distensi, striae(-), tidak ada pembuluh darah kolateral, teraba
benjolan dibagian perut atas (quadrant kanan dan kiri atas), padat, immobile.
Hati : tidak teraba membesar
Limpa : tidak teraba membesar
Ginjal : ballottement(-)
Lain-lain : nyeri tekan perut (+)
Perkusi : timpani, shifting dullness(-), undulasi(-)
Auskultasi : bising usus (+)
Refleks dinding perut : baik
Alat Kelamin (atas indikasi)
Anggota Gerak
Lengan Kanan Kiri
Tonus : hipotonus hipotonus
Massa : eutrofi eutrofi
Sendi : tidak tampak kelainan tidak tampak kelainan
Gerakan : pasif pasif
Kekuatan : 5 5
Tungkai dan Kaki Kanan Kiri
Luka : - -
Varises : - -
Otot : atrofi atrofi
Tonus : hipotonus hipotonus
Massa : eutrofi eutrofi
Sendi : tidak tampak kelainan tidak tampak kelainan
Gerakan : aktif aktif
Kekuatan : 5 5
Oedem : - -
Lain-lain : - -
Reflex
Kanan Kiri
Refleks Tendon ++ ++
Bisep ++ ++
Trisep ++ ++
Patela ++ ++
Achiles ++ ++
Kremaster Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks kulit ++ ++
Refleks - -
patologis

Colok Dubur (tidak dilakukan)

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab tanggal 08/04/2017
Tes Hasil Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 11,3 g/dl 13.0-18.0
Hematokrit 33,6 % L: 42 - 52, P: 37- 47
Eritrosit 3,90 juta/ul L: 4,7 - 6,1, P: 4,2 - 5,4
Trombosit 354,300 ribu/ul 150-450
Leukosit 10,450 /ul L: 4,8 10,8, P: 4,8 10,8
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium (Na) 138 mEq/L 135-150
Kalium (K) 3,7 mEq/L 3,6-5,5
Clorida (Cl) 96 mEq/L 94-111
Gula Darah
Gula darah sewaktu 97 mg/dl <140
Fungsi Liver
AST (SGOT) 13 < 40
ALT (SGPT) 10 < 41
Fungsi Ginjal
Ureum 23 15-50
Kreatinin 1,25 0,6-1,3

D. RINGKASAN (RESUME)
Laki laki usia 21 tahun mengeluh perut sering begah sejak bulan Januari yang lalu. Perut
dirasakan sakit yang hilang timbul dan semakin sering sejak bulan ini. Os merasakan adanya
benjolan yang keras di dalam perut. Os sering merasa mual, muntah, lemas, pusing dan
kurang nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan. OS merasakan perutnya
semakin membesar sejak 2 bulan ini. Os menyangkal adanya keluhan yang sama dalam
keluarganya. Os mengatakan pernah dirawat di RS pada bulan lalu karena massa intra
abdomen. Os tidak mempunyai riwayat sakit lain. Os menyangkal adanya riwayat merokok
mahupun minum minuman beralkohol. Os mengatakan suka makan makanan yang bervariasi.

Dari pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis. Tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 129/91 mmHg, nadi 87x/menit,
pernafasan 20x/menit, suhu 36,50C. Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak tampak
ikterik. Pada pemeriksaan thoraks, didapatkan suara nafas vesikuler pada kedua lapang paru.
Bunyi jantung I-II murni regular, tidak ada murmur maupun gallop. Pada pemeriksaan
abdomen inspeksi didapatkan warna kulit sawo matang, membuncit, simetris tanpa luka
operasi. Palpasi didapatkan distensi, tidak ada striae, tidak ada pembuluh darah kolateral,
teraba benjolan dibagian perut atas (quadrant kanan dan kiri atas), padat, immobile. Hepar,
limpa, ginjal tidak teraba. Os merasakan nyeri saat ditekan perut terutama quadrant kanan dan
kiri atas. Bising usus positif dan refleks dinding perut baik. Ekstremitas didapatkan tidak ada
edema tungkai dan akral hangat.
Dari pemeriksaan lab darah didapatkan:
Anemia dan Leukositosis :
Darah Rutin
Hemoglobin 11,3 g/dl 13.0-18.0
Leukosit 10,450 /ul L: 4,8 10,8, P: 4,8 10,8

E. MASALAH
1. Massa intraabdomen
DD :
1. Kista abdomen
2. Gastric carcinoma
3. Abses Pancreas
4. Hepatoma

F. TATALAKSANA
Tramadol 1 amp dalam NS 0,9 % 500cc
Ondansetron 4 mg
1. Konsul dr Sp Bedah
a. Pasang NGT
b. Ceftriaxone 1 x 2gr
c. Ranitidine 2 x 1 amp
d. Combiflex peri 1000 / 24 jam
e. Rawat inap
2. Konsul dr Sp Penyakit dalam (Onkologi)
Pemeriksaan anjuran
1. Ct scan abdomen
2. BNO 3 posisi

G. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

DEFINISI
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan
tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Kelainan ini dapat meluas ke
retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis
mengelilingi dan menentukan struktur yang dibungkusnya tetapi tidak menginvasinya.

Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, Tumor hepar, Tumor limpa / lien,
Tumor lambung / usus halus, Tumor colon, Tumor ginjal (hipernefroma) dan Tumor
pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi Tumor wilms (ginjal).

ETIOLOGI

Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa factor yang dianggap


sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan kimiawi, fisik, virus, parasit, inflamasi
kronik, genetik, hormon, gaya hidup, serta penurunan imunitas. Penyebab terjadinya tumor
karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari
besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam pertumbuhan,
kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:

1. Karsinogen

a. Kimiawi

Bahan kimia dapat berpengaruh langsung (karsinogen) atau memerlukan aktivasi


terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan neoplasi. Bahan kimia ini dapat
merupakan bahan alami atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire suatu pencemar
lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak sempurna pada mesin
mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan
maupun manusia. Berbagai karsinogen lain antara lain nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida.
Salah satu jenis benzopire, yakni, hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang banyak
ditemukan di dalam makanan yang dibakar menggunakan arang menimbulkan kerusakan
DNA sehingga menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.
b. Fisik

Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan. Sumber radiasi lain


adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan bertambah besar dengan hilangnya lapisan ozon
pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang disebabkan oleh bahan
korosif atau penyakit tertentu juga boleh menyebabkan terjadinya neoplasia.

c. Viral

Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya; virus DNA serta
RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan kanker antaranya human papiloma virus
(HPV), Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis C virus (HCV). Virus
RNA yang karsonogenik adalah human T-cell leukemia virus I (HTLV-I).

2. Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.

3. Gaya hidup

Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang
berserat meningkatkan risiko berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara dan karsinoma
kolon.

4. Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.

5. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.

C. KLASIFIKASI

Dewasa :

- Tumor hepar
- Tumor limpa / lien
- Tumor lambung / usus halus
- Tumor colon
- Tumor ginjal (hipernefroma)

- Tumor pankreas

Anak-anak :
- Tumor wilms (ginjal)

GEJALA KLINIS

Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau menunjukan tanda
selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak terganggu
dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan penunjang
umumnya juga tidak menunjukkan kelainan. Oleh karena itu, American Cancer Society telah
mengeluarkan peringatan tentang tanda dan gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda
ini disebut 7- danger warning signals CAUTION. Yayasan Kanker Indonesia
menggunakan akronim WASPADA sebagai tanda bahaya keganasan yang perlu dicuraigai.

Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk dideteksi.
Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai mendesak jaringan di
sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor abdomen yang longgar dan sangat
fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi harus mendapat penanganan khusus. Bahkan,
bila perlu dilakukan pemantauan disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila
demikian, pengangkatan dapat dilakukan sedini mungkin. Biasanya adanya tumor dalam
abdomen dapat diketahui setelah perut tampak membuncit dan mengeras. Jika positif, harus
dilakukan pemeriksaan fisik dengan hati - hati dan lembut untuk menghindari trauma
berlebihan yang dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Dengan
demikian mudah ditentukan pula apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal.

Tumor yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula
bila tumor yang berasal dari rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga abdomen.
Berbagai pemeriksaan penunjang perlu pula dilakukan, seperti pemeriksaan darah tepi, laju
endap darah untuk menentukan tumor ganas atau tidak. Kemudian mengecek apakah tumor
telah mengganggu sistem hematopoiesis, seperti pendarahan intra tumor atau metastasis ke
sumsum tulang dan melakukan pemeriksaan USG atau pemeriksaan lainnya.

Tanda dan Gejala :

- Hiperplasia.
- Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.
- Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila tumor berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat elastis kenyal atau lunak.
- Kadang tampak hipervaskulari di sekitar tumor.
- Boleh terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.
- Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.
- Konstipasi.
- Nyeri.
- Anoreksia, mual, lesu.
- Penurunan berat badan.

- Pendarahan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Endoskopi (sebuah penelitian dimana sebuah pipa elastis digunakan untuk melihat
bagian dalam pada saluran pencernaan) adalah prosedur diagnosa terbaik. Hal yang
memudahkan seorang dokter untuk melihat langsung dalam perut, untuk memeriksa
helicobacter pylori, dan untuk mengambil contoh jaringan untuk diteliti di bawah sebuah
mikroskop (biopsi). Sinar X barium jarang digunakan karena hal tersebut jarang
mengungkapkan kanker tahap awal dan tidak dianjurkan untuk biopsi.

Jika kanker ditemukan, biasanya menggunakan computer tomography (CT) scan pada
dada dan perut untuk memastikan penyebarannya yang mana tumor tersebut. Jika CT scan
tidak boleh menunjukkan penyebaran tumor. Dokter biasanya melakukan endoskopi
ultrasonic (yang memperlihatkan lapisan saluran pencernaan lebih jelas karena pemeriksaan
diletakkan pada ujung endoskopi) untuk memastikan kedalaman tumor tersebut dan pengaruh
pada sekitar getah bening.

Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis tumor


ganas (radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang konvensional sampai dengan yang
canggih, dan untuk efisiensi harus dipilih sesuai dengan kasus yang dihadapi. Pada tumor
ganas yang letaknya profunda dari bagian tubuh atau organ, pemeriksaan imaging diperlukan
untuk tuntunan (guiding) pengambilan sample patologi anatomi, baik itu dengan cara fine
needle aspiration biopsi (FNAB) atau biopsi lainnya. Selain untuk membantu menegakkan
diagnosis, pemeriksaan imaging juga berperan dalam menentukan staging dari tumor ganas.
Beberapa pemeriksaan imaging tersebut antara lain:
Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher, toraks,
abdomen, tulang, mammografi, dll.

Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop, kistografi, dll.

USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara. Contoh:


USG abdomen, USG urologi, mammosografi, dll.

CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan kepala, thoraks, abdomen,


whole body scan, dll.

- MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang masih


tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya dikatakan
lebih baik dari CT

Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat scanning dengan
menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium, dll. Contoh: scinfigrafitiroid,
tulang, otak, dll.

RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).

GAMBARAN RADIOLOGI

1. Tumor Hepar

Ada 2 macam gambaran hepatoma yaitu bentuk nodular yang gambaran nodul tumor jelas
misalnya tumor yang tidak berbatas rata, atau bentuk difuse. Hepatoma bentuk difuse ditandai
dengan echopattern yang sangat kasar dan mengelompok dengan batas tidak teratur dan
bagian sentralnya lebih echogenik. Pembuluh darah disekitarnya sering distorted. Seringkali
para ultrasonografer yang tidak berpengalaman membuat diagnosa sirosis padahal diagnosa
yang betul adalah sirosis dan hepatoma diffuse. Gambaran hepatoma diffuse harus dibedakan
dari gambaran focal fatty liver dimana ada gambaran echopattern yang kasar tetapi fokal.

Hepatoma yang berukuran 3 cm atau kurang disebut Hepatoma dini (early). Bila ukuran
lebih dari 3 cm disebut Hepatoma lanjut (advanced). Hepatoma dini sering kali bersifat
hypoechoic sedang hepatoma lanjut biasanya hyperechoic atau multiple echo yang
menunjukkan nekrosis atau fibrosis dalam tumor. Kadang kadang hepatoma dini berbentuk
seperti mata sapi (bulls eye)

2. Tumor Limpa

Pada tumor primer pada limpa ditemukan gambaran bulging atau penggelembungan tepi
limpa dengan struktur eko parenkim yangtidak homogen.

3. Tumor Lambung atau Usus halus

Bila ada tumor lambung, maka dengan sendirinya kontras tidak dapat mengisinya, sehingga
pada pengisian lambung, tempat tersebut merupakan tempat yang luput dari pengisian kontras
(luput isi atau filling defect).

Stadium Awal Kanker Lambung

Lesi-lesi yang tampak di mukosa dan submukosa diklasifikasikan menjadi 3 tipe:

a. Lesi tipe I yaitu adanya elevasi dan penonjolan keluar lumen lebih dari 5 mm.

b. Lesi tipe II yaitu adanya lesi superficial yang adanya elevasi (IIa), datar (IIb), atau tertekan
(IIc).

c. Lesi tipe III stadium kanker awal adalah gambaran dangkal, ulkus ireguler dikelilingi
nodul-nodul, kumpulan lipatan-lipatan mukosa.

Kanker Lambung Stadium Lanjut

Kanker lambung kadang-kadang tampak dalam foto polos abdomen sebagai gambaran
abnormalitas pada kontur gaster atau adanya gambaran massa soft tissue yang masuk ke
dalam kontur gaster. Jarang ditemukan musin yang diproduksi kanker yang akan
memberikan gambaran area kalsifikasi. Pada studi barium, karsinoma gaster tampak
gambaran polypoid, ulcerative atau lesi infiltrate.

4. Tumor Kolon
- Adanya penonjolan ke dalam lumen berupa polip bertangkai (pedunculated) atau tak
bertangkai (sesile).

- Terjadi kerancuan dinding kolon bersifat simetris (napskin ring) atau asimetris (apple core).

- Kekakuan dinding colon bersifat segmental (lumen colon dapat atau tidak menyempit)

5. Tumor Ginjal

- Pemeriksaan dengan IVP terlihat gambaran system kalixes yang tidak teratur (tumor
willms).

- Bayangan massa dapat tidak homogen, tidak ada kalsifikasi, mengandung banyak jaringan
lunak (hipernefroma).

- Massa di daerah ginjal, batas tidak jelas, menutupi bayangan musculus psoas bagian atas
(sarcoma ginjal).

6. Tumor Ureter

Terdapat gambaran filling defect pada daerah yang terdapat polip dengan atau tanpa dilatasi
proksimalnya.

7. Tumor Buli-buli

Penampakan carsinoma vesika urinaria dapat berupa defek pengisian pada vesika urinaria
yang terisi kontras atau pola mukosa yang tidak teratur pada film kandung kemih pasca
miksi. Jika urogram intravena menunjukkan adanya obstruksi ureter, hal tersebut lebih
menekankan pada keterlibatan otot otot di dekat orifisium ureter dibandingkan obstruksi
akibat massa neoplasma yang menekan ureter. CT atau MRI bermanfaat dalam penilaian
praoperatif terhadap penyebab intramural dan ekstramural, invasi lokal, pembesaran kelenjar
limfe, dan deposit sekunder pada hati atau paru.

8. Tumor Pankreas

CT Scan dari multisection aksial pada pasien dengan kanker pancreas menunjukkan penipisan
massa rendah di kepala pankreas, berdekatan dengan vena mesenterika superior.
NEOPLASMA DI USUS HALUS

Neoplasma usus kecil primer sangat jarang. Kolon terkena 40 kali lebih besar dari usus
kecil. Gejala sering kali tidak jelas; nyeri epigastrik, mual, muntah, kolik, diare,
perdarahan (biasanya samar). Alasan yang paling sering untuk operasi adalah obstruksi,
perdarahan dan nyeri. Tumor jinaj menyebabkan intususepsi pada orang dewasa; tumor ganas
secara langsung mengobstruksi atau membengkokkan usus. Diagnosis sulit untuk ditentukan,
endoskopi bermanfaat untuk deodenum, sisa usus membutuhkan enteroklisis (intubasi usus
kecil dengan radigraf barium)

Neoplasma jinak

Berasal dari epitel atau jaringan penyambung. Paling sering adenoma, leiomioma atau
lipoma. Sering tidak menimbulkan gejala, kecuali menyebabkan obstruksi melalu intususepsi,
juga dapat berdarah (sepertiga perdarahan samar). Pembedahan diindikasikan jika diagnosis
dibuat atau diduga. Yang paling sering digunakan adalah reseksi segmental sederhana.

Adenoma

Adenoma sejati, adenoma villosa atau adenoma kelenjar brunner (proliferasi


glandular deodenum hiperplastik tanpa potensi keganasan); 20% dalam deodenum
mayoritas asimptomati. Adenoma billosa mempunya potensial keganasan 35%-55%.

Leiomioma

Jinak, tunggal, lesi otot polos. Paling umum timbul dengan perdarahan.

Sindroma Peutz-Jeghers

Pigmentasi melanotik mukokutan (sirkumoral, bukal, telapak tangan, telapak kaki, perianal)
dan polip gastrointestinal. Diturunkan secara dominan sederhana. Polipnya multiple pada
jejunum, iluem dan rektum, dan merupakan hamartoma. Dapat menyebabkan nyeri kolik dari
intususepsi intermitten. Reseksi kuratif biasanya tidak dimungkinkan. Pembedahan
diindikasikan utnuk obstruksi atau perdarahan.

Neoplasma ganas
Adenokarsinoma (paling umum), karsinoid, sarkoma, limfoma. Pasien mengalami
diare dengan mukus/tenesmu, obstruksi dan perdarahan kronis. Biasanya timbul
secara tersembunyi. Terapi adalah reseksi luas, mencakup nodus. Lesi deodenum
membutuhkan pankretikoduodenektomi. Reseksi paliatif untuk mengurangi gejala.obstruksi.
Kelangsungan hidup keseluruhan buruk (rata-rata kelangsungan hidup 5 tahun adalah 20%).
Karsinoma periampular mungkin mempunyai kelangsungan hidup 5 tahun sampai 40%.

Adenokarsinoma

Sekitar 50% dari keganasan usus kecil. Kebanyakan dalam deodenum dan
jejunum proksimal; 50% karsinoma deodenum melibatkan mapula dan berkaitan
dengan icterus intermitten. Lesi jejunum berkaitan dengan obstruksi.

Sarkoma

Merupakan 20% dari keganasan usus kecil; leiomiosarkoma paling umum. Dapat berdarah
atau mengobstruksi.

Limfoma

Merupakan 10-15% dari keganasan usus kecil. Paling umum dalam ileum.
Mungkin merupakan penyakit usus kecil primer atau bagian dari penyakit sistemik.

Karsinoid

Timbul dari sel enterokromafin (Kulchitdky). Terjadi sama seringnya dengan


adenokarsinoma usus kecil. Potensial keganasan bervariasi. Mensekresi serotonin
dan substansi P. Sindrom karsinoid (warna merah pada wajah, bronkospasme, diare, kolaps
vasomotor, hepatomegali, penyakit katup jantung kanan) terjadi dalam < 50%. Beberapa
orang percaya bahawa metastasis hepatik harus ada sebelum terjadinya sindrom. Paling
sering, karsinoid timbuk dalm apendik (46%), ileum (24%) dan rektum (17%).
Tumor apendiks 3% bermetastasis bila dibandingkan dengan karsinoid ileum (angka
metastatic 35%).

Dari tumor yang berdiameter <1 cm (75% dari karsinoid gastrointestinal), hanya 2% yang
bermetastasi. Penampilan mayou adalah kuning atau coklat, bulat, nodul keras yang ditutupi
oleh mukosa normal. Gejalanya adalah sindrom karsinoid (jarang) atau nyeri
abdomen, obstruksi, diare dan turunnya berat badan. Diagnosis serial usus kecil, arteriogram
mesenterik, CT scan bermanfaat. Urin untuk 5-HIAA dengan/tanpa perangsangan
pentagastrin digunakan untuk diagnosis sindrom.

Sindroma karsinoid ganas jarang terjadi, hanya dalam 6-9% pasien karsinoid. Paling sering
dengan penyakit usus kecil dan metastatik hepatk. Mengalami hepatomegali, diare, warna
merah pada wajah, penyakit kanutng jantung kanan dan asma. Gejala diakibatkan oleh
serotonin, substansi P, kemungkina bradikinin dan prostaglandin E dan F. Terapi karsinoid
primer <1 cm diterapi dengan reseksi usus kecil segmental. Lesi yang lebih besar atau lesi
dengan keterlibatan dari nodus, membutuhkan eksisi luas usus dengan inklusi dan
mesenterium. Karsinoid apendiseal <2 cm membutuhkan hanya apendiktomi sederhana; >/=
2cm harus menjalani hemikolektomi. Sindrom karsinoid dapat diterapi dengan reseksi kuratif
atau paliatif, atau dengan somastatin kerja lama. Prognosis keseluruhan 54%, 75% untuk
penyakit lokal, 59% untuk penyebaran regional, dan 19% untuk penyebaran distal. Karena
sifatnya yang indulen, membesar, maka digunakan reseksi paliatif.

http://dokumen.tips/documents/tinjauan-pustaka-tumor-abdomen.html

Anda mungkin juga menyukai