Anda di halaman 1dari 53

AKUNTANSI BIAYA

PENELITIAN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
PT CASPLA BALI
HARGA POKOK PESANAN

Oleh :
NAMA : I WAYAN SETIAWAN
NPM : 1432122148
KELAS / SMT: E7 MANAJEMEN / III

Universitas Warmadewa
Fakultas Ekonomi Manajemen
Tahun Ajaran 2015 / 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas segala berkat dan rahmat Nya dan bantuan dari semua pihak, saya dapat
menyelesaikan penelitian dan membuat makalah penelitian semaksimal mungkin
dan tepat pada waktu yang di tentukan.
Makalah ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh nilai pada mata kuliah Akuntansi Biaya. Terima kasih saya ucapkan
kepada yang terhormat Bapak Drs. I Wayan Arjana M.M. Beliau selaku dosen
yang mengajar Mata Kuliah Akuntansi Biaya yang telah mengajar dan
membimbing saya dan teman teman saya, sehingga saya dan teman teman
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima
kasih kepada seluruh karyawan, direktur PT Caspla Bali yang telah mengijinkan
dan meluangkan waktu untuk membantu saya dalam melakukan observasi,
sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan,
dan semoga dengan adanya makalh ini dapat memenuhi syarat nilai saya pada
mata kuliah Akuntansi Biaya. Jika terdapat suatu kesalahan baik secara sengaja
maupun tidak sengaja saya menyampaikan permohonan maaf apabila nantinya ada
hal hal yang kurang berkenan terkait isi makalah ini. Kritik dan saran yang
bersifat membangun saya sangat harapkan.

Denpasar, 31 Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................. 2
1.4 Kegunaan Penelitian............................................................. 3
1.5 Sistematika Penulisan........................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 4
2.1 Tinjauan Teoritis................................................................... 4
2.1.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya................... 4
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Biaya ..................... 4
2.1.3 Unsur unsur Biaya................................................. 5
2.1.4 Konsep dan Penggolongan Biaya............................. 6
2.1.5 Pengertian Harga Pokok Produksi............................ 9
2.1.6 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produk............ 9
BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 11
3.1 Tempat / Lokasi Penelitian................................................... 11
3.2 Objek Penelitian................................................................... 11
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................... 12
4.1 Gambaran Umum Perusahaan.............................................. 12
4.1.1 Sejarah Perusahaan................................................... 12
4.1.2 Struktur Organisasi PT Caspla Bali.......................... 13
4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab...................................... 14
BAB V PEMBAHASAN PENJELASAN TENTANG BAHAN BAKU
.....................................................................................................
.....................................................................................................
17
5.1 Penjelasan Tentang Bahan Baku.......................................... 17
5.1.1 Kerang Mutiara......................................................... 17
5.1.2 Kerang Abalon.......................................................... 18
5.1.3 Kerang Tahiti............................................................ 18
5.1.4 Kerang Wadung Hitam dan Kerang Wadung Coklat
..................................................................................
..................................................................................
19
5.1.5 Kerang Mabe
..................................................................................
..................................................................................
21
5.2 Penjelasan Tentang Bahan Penolong.................................... 21
5.2.1 Amplas...................................................................... 21
5.2.2 Cat............................................................................. 22
5.2.3 Obat HCL................................................................. 22
5.2.4 Batu Gerinda............................................................. 22
5.2.5 Lem Epoxy............................................................... 23
5.2.6 Rasin......................................................................... 23
5.3 Penjelasan Tentang Penyusutan Peralatan............................ 24
5.3.1 Mesin Pemotong....................................................... 24
5.3.2 Mesin Bor Meja........................................................ 24
5.3.3 Mesin Penghalus....................................................... 25
5.3.4 Mesin Air.................................................................. 25
5.3.5 Mesin Penyedot Debu............................................... 26
BAB VI PEMBAHASAN TABEL............................................................ 27
6.1 Biaya Bahan Baku................................................................ 27
6.2 Biaya Tenaga Langsung....................................................... 27
6.3 Biaya Overhead Pabrik......................................................... 27
BAB VII PENUTUP................................................................................... 42
7.1 Kesimpulan........................................................................... 42
7.2 Saran..................................................................................... 42
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perekonomian saat ini telah berkembang dengan pesat, seiring
dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) yang semakin canggih. Sehingga persaingan antar perusahaan
menjadi semakin ketat. Adanya persaingan yang semakin ketat antar
perusahaan mendorong setiap perusahaan untuk menetapkan pengendalian
terhadap persediaan bahan baku secara tepat sehingga perusahaan dapat
tetap eksis untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.
Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun
perusahaan manufaktur pastilah mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh laba atau keuntungan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut
tidaklah mudah karena hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan
perusahaan harus mampu untuk menangani faktor-faktor tersebut. Salah
satu faktor yang mempengaruhi yaitu mengenai masalah kelancaran
produksi. Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi
perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang
diperoleh perusahaan. Apabila proses produksi berjalan dengan lancar
maka tujuan perusahaan dapat tercapai, tetapi apabila proses produksi
tidak berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai.
Sedangkan kelancaran proses produksi itu sendiri dipengaruhi oleh ada
atau tidaknya bahan baku yang akan diolah dalam produksi.
Kesalahan dalam penetapan investasi pada perusahaan akan
menekan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Adanya investasi yang
terlalu besar pada perusahaan, akan mempengaruhi jumlah biaya
penyimpanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
kegiatan penyimpanan bahan mentah yang dibeli. Biaya ini berubah-ubah
sesuai dengan besar kecilnya bahan yang disimpan. Semakin besar jumlah
biaya yang disimpan maka semakin besar pula biaya penyimpanan.
Biaya penyimpanan ini meliputi biaya pemeliharaan, biaya
asuransi, biaya sewa gudang dan biaya yang terjadi sehubungan dengan
kerusakan barang yang disimpan dalam gudang. Begitu juga sebaliknya
jika investasi pada persediaan terlalu kecil maka juga dapat menekan
keuntungan perusahaan, hal ini disebabkan karena adanya biaya stock out
yaitu biaya yang terjadi akibat perusahaan kehabisan persediaan yang
meliputi hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan karena
permintaan konsumen tidak dapat dilayani, proses produksi yang tidak
efisien dan biaya-biaya yang terjadi akibat pembelian bahan secara
serentak.
Setiap perusahaan baik itu perusahaan manufaktur maupun
perusahaan perdagangan haruslah menjaga persediaan yang cukup agar
kegiatan operasi perusahaannya dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah agar bahan baku yang
dibutuhkan hendaknya cukup tersedia sehingga dapat menjamin
kelancaran produksi. Akan tetapi hendaknya jumlah persediaan itu
jangan terlalu besar sehingga modal yang tertanam dalam
persediaan dan biaya-biaya yang ditimbulkannya dengan adanya
persediaan juga tidak terlalu besar. Untuk itu penting bagi setiap jenis
perusahaan mengadakan pengawasan atau pengendalian atas persediaan,
karena kegiatan ini dapat membantu agar tercapainya suatu tinggkat
efisiensi penggunaan dalam persediaan. Tetapi perlu ditegaskan bahwa
hal ini tidak akan dapat melenyapkan sama sekali resiko yang timbul
akibat adanya persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, melainkan
hanya mengurangi resiko tersebut. Jadi dalam hal ini pengawasan atau
pengendalian persediaan dapat membantu mengurangi resiko sekecil
mungkin.
Pengawasan persediaan merupakan masalah yang sangat penting,
karena jumlah persediaan akan menentukan atau mempengaruhi
kelancaran proses produksi serta keefektifan dan efisiensi perusahaan
tersebut. Jumlah atau tingkat persediaan yang dibutuhkan oleh perusahaan
berbeda-beda untuk setiap perusahaan, pabrik, tergantung dari volume
produksinya, jenis pabrik dan prosesnya.(Assauri,1999:177)
Pada dasarnya semua perusahaan mengadakan perencanaan dan
pengendalian bahan dengan tujuan pokok menekan (meminimumkan)
biaya dan untuk mamaksimumkan laba dalam waktu tertentu. Dalam
perencanaan dan pengendalian bahan baku yang terjadi masalah utama
adalah menyelenggarakan persediaan bahan yang paling tepat agar
kegiatan produksi tidak terganggu dan dana yang ditanam dalam
persediaan bahan tidak berlebihan. Masalah tersebut berpengaruh
terhadap penentuan (1) berapa kuantitas yang akan dibeli dalam
periode akuntansi tertentu, (2) berapa jumlah atau kuantitas yang
akan dibeli dalam setiap kali dilakukan pembelian,(3) kapan
pemesanan bahan harus dilakukan, (4) berapa jumlah minimum
kuantitas bahan yang harus selalu ada dalam persediaan pengaman (safety
stock) agar perusahaan terhindar dari kemacetan produksi akibat
keterlambatan bahan, dan berapa jumlah maksimum kuantitas bahan
dalam persediaan agar dana yang ditahan tidak berlebihan.
Seharusnya dengan adanya kebijakan persediaan bahan baku yang
diterapkan dalam perusahaan, biaya persediaan tersebut dapat ditekan
sekecil mungkin. Untuk meminimumkan biaya persediaan tersebut dapat
digunakan analisis Economic Order Quantity (EOQ). EOQ adalah
volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilakukan
pada setiap kali pembelian (Prawirosentono,2001:49). Metode EOQ
berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminimum mungkin, biaya
rendah dan mutu yang lebih baik. Perencanaan metode EOQ dalam suatu
perusahaaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock
sehingga tidak mengganggu proses dalam perusahaan dan mampu
menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan karena
adanya efisisensi persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang
bersangkutan. Selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ
perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan
ruang, baik untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang
menumpuk sehingga mengurangi resiko yang dapat timbul
karena persediaan yang ada digudang seperti kayu yang sangat
rentan terhadap api. Analisis EOQ ini dapat digunakan dengan mudah
dan praktis untuk merencanakan berapa kali suatu bahan dibeli dan dalam
kuntitas berapa kali pembelian.
Selain menentukan EOQ, perusahaan juga perlu menentukan
waktu pemesanan kembali bahan baku yang akan digunakan atau reorder
point (ROP) agar pembelian bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ
tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi. Yang dimaksud dengan
(ROP) adalah titik dimana jumlah persediaan menunjukkan waktunya
untuk mengadakan pesanan kembali.(Wasis,1997:180)
Dari perhitungan EOQ dan ROP dapat ditentukan titik
minimum dan maksimum persediaan bahan. Persediaan yang
diselenggarakan paling banyak sebesar titik maksimum, yaitu pada saat
bahan yang dibeli datang. Tujuan penentuan titik maksimum adalah
agar dana yang tertanam dalam persediaan bahan tidak berlebihan
sehingga tidak terjadi pemborosan. Karena pada saat bahan yang dibeli
datang besarnya bahan digudang perusahaan sama dengan persediaan besi
atau safety stock.
PT. Caspla Bali merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan kulit kerang, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi
kerajinan kerang. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi ini
adalah berbagai kulit kerang dan dalam pelaksanaan proses produksinya
bahan baku tersebut selalu tersedia untuk kelancaran proses produksi.
Oleh sebab itu perlu dilaksanakan perencanaan dan pengendalian bahan
baku.
Perusahaan harus bisa mengelola persediaan dengan baik agar
dapat memiliki persediaan yang seoptimal mungkin demi kelancaran
operasi perusahaan dalam jumlah, waktu, mutu yang tepat serta dengan
biaya yang serendah rendahnya. Namun berdasarkan observasi awal
ternyata persediaan bahan baku pada PT. Caspla Bali belum
direncanakan dengan baik sehingga persediaan bahan baku yang
diperusahaan kurang optimal dan proses produksi tidak dapat
berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan karena kurangnya persediaan
bahan baku yang ada digudang.
Berdasarkan penelitian Atmojo (2003) menunjukkan total biaya
persediaan bahan baku yang harus dikeluarkan oleh perusahaan lebih
besar bila dibandingkan dengan total biaya persediaan bahan baku yang
dihitung menurut EOQ, sehingga dapat disimpulkan bahwa EOQ dapat
meningkatkan efisiensi persediaan bahan baku dalam perusahaan..
Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
mengangkat topik dalam skripsi mengenai pengendalian bahan baku di
perusahaan tersebut dengan judul ANALISIS PENGENDALIAN
PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ
(ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PT. CASPLA BALI

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah perhitungan trend persediaan bahan baku pada PT.
Caspla Bali?
2. Berapa kali frekuensi dalam satu periode pembelian bahan baku
dilakukan, bila perusahaan PT. Caspla Bali menetapkan metode
Economic Order Quantity (EOQ)?
3. Berapa total biaya persediaan bahan baku bila perusahaan
menetapkan kebijakan Economic Order Quantity (EOQ)?
4. Berapa batas atau titik pemesanan bahan baku yang dibutuhkan
oleh PT. Caspla Bali selama masa tenggang (reorder point)?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui:
1. Trend persediaan bahan baku pada PT. Tipota Furnishings Jepara.
2. Frekuensi pembelian bahan baku dan jumlah kebutuhan bahan baku
yang optimal pada PT. Tipota Furnishings Jepara.
3. Total biaya persediaan PT. Tipota Furnishings Jepara.
4. Titik pemesanan kembali (reorder point) bahan baku pada PT.
Tipota furnishings jepara selama masa tenggang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persediaan
2.1.1 Pengertian Persediaan Bahan Baku
Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan
memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan
baku maka diharapkan sebuah perusahaan industri dapat melakukan proses
produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu dengan
adanya persediaan bahan baku yang cukup tersedia digudang juga
diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi perusahaan dan dapat
menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal
pemenuhan produk yang dipesan konsumen dapat merugikan perusahaan
dalam hal ini image yang kurang baik.
Agar lebih mengerti maksud dari persediaan, maka penulis akan
mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian dari persediaan.
1) Menurut Prawirosentono (2001:61), persediaan adalah aktiva
lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan
mentah (bahan baku / raw material, bahan setengah jadi / work in
process dan barang jadi / finished goods).

2) Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan


aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan
(Gitosudarmo,2002:93)
3) Soemarsono (1999:246), mengemukakan pengertian persediaan
sebagai barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual
kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan.
4) Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal
kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar,
dimana secara terus-menerus mengalami perubahan.
(Riyanto,2001:69).
5) Sedangkan menurut PSAK No.14 Paragraf 3, menyatakan
pengertian persediaan adalah aktiva :
a. Tersedia untuk dijual dalam usaha kegiatan normal. b.
Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies)

Yang dimaksud persediaan dalam penelitian ini adalah suatu bagian dari
kekayaan perusahaan industri yang digunakan dalam rangkaian
proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi atau
akhirnya menjadi barang jadi.

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Biaya


Adapun tujuan dan manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah
satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan
yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk :
Perencanaan serta pengendalian biaya. Manajemen menyusun estimasi
pendapatan dan biaya dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan
perusahaan. dasar yang dipergunakan untuk estimasi biaya tersebut
adalah data historis, namun fakor lain yang berpotensi memiliki pengaruh
terhadap biaya juga dipertimbangkan
Untuk Menentukan harga pokok dari suatu produk ataupun jasa yang
diproduksi oleh perusahaan dengan tepat serta teliti serta meringkas
semua biaya produksi atau penyerahan jasa. Biaya yang disajikan
merupakan biaya historis perusahaan

Pengambilan Keputusan Manajemen, keputusan khusus ini menyangkut


masa mendatang. Maka informasi akuntansi yang relevan dengan
pengambilan suatu keputusan khusus slalu berhubungan dgn informasi
yang akann datang.
Karena tugas dari akuntansi biaya biasanya dilaksanakan oleh bagian
akuntansi, secara terperinci tugas akuntansi biaya adalah sebagai berikut :
Penyediaan dana biaya yang diperlukan untuk perencanaan dan
pengendalian kegiatan
Menyediakan data biaya untuk pengambilan keputusan sehari hari atau
proyek khusus yang memerlukan pemelihan alternative yang harus
diambil
Berpartisipasi dalam berkreasi dan menyusun budget
Menetapkan metode, prosedur pengendalian dan perbaikan operasi serta
program pengurangan biaya

2.1.3 Unsur unsur Biaya


Pengklasifikasian atau penggolongan biaya merupakan suatu proses
mengelompokkan dengan sistematis atas seluruh elemen yang ada menjadi
kelompok kelompok tertentu agar lebih ringkas supaya bisa menyajikan
informasi yang lebih
Biaya merupakan suatu pengorbanan dari sumber ekonomi yang bisa
diukur dalam satuan uang yang sudah terjadi atau mungkin akan terjadi untuk
suatu tujuan tertentu. Unsur unsur pokok dari biaya adalah:
Biaya adalah pengorbanan suatu sumber ekonomi
Diukur dengan satuan uang
Sudah terjadi atau berpotensi terjadi
Untuk suatu tujuan tertentu
2.1.4 Konsep dan Penggolongan Biaya
a. Konsep Akuntansi Biaya
Konsep dan terminologi akuntansi biaya diperlukan sebagai dasar
pembahsan akuntansi biaya, dengan tujuan supaya dapat dipakai
pedoman didalam penyusunan laporan biaya. Beberapa konsep dan
terminology yang sering dipakai :
1. Harga perolehan atau harga pokok.
Merupakan jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang,
dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan
perusahaan, baik pada masa lalu maupun pda masa yang akan
datang.
2. Expenses
Merupakan harga perolehan yang dikorbankan atau
digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai
sebagai pengurang penghasilan.
3. Penghasilan
Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan
uang dalam rangka penjualan barang dagangan, produk atau jasa
yang dilakukan oleh perusahaan kepada pihak lain.
4. Laba dan rugi.
Laba dan rugi adalah hasil dari proses mempertemukan
secara wajar antara semua penghasilan dengan semua biaya dalam
periode akuntansi yang sama. Apabila semua penghasilan lebih besar
dari pada biaya maka selisihnya laba, dan jika semua penghasilan
lebih kecil dari pada biaya maka selisihnya rugi.
5. Rugi
Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan
yang bukan karena pengambilan modal oleh pemilik, dimana tidak
ada manfaat yang diperoleh dari berkurangnya aktiva tersebut.

b. Penggolongan Biaya
Jenis-jenis penggolongan biaya sebagai berikut :
1. Menurut Obyek Pengeluaran
Penggolongan menurut obyek pengeluaran menggunakan
semua obyek pengeluaran sebagai dasar biaya, misalnya pengeluaran
untuk :
a. Membeli bahan baku yang disebut biaya bahan baku
b. Membayar tenaga kerja yang disebut biaya tenaga kerja
c. Membayar biaya-biaya lain yang terjadi di pabrik yg disebut
biaya overhead pabrik (BOP) atau biaya pabrik lainnya.
2. Atas Dasar Fungsi Pokok dalam Perusahaan
a. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi.
Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead
pabrik.
b. Biaya Administrasi dan Umum adalah biaya yang terjadi dalam
hubungannya dengan pengaturan atau koordinasi kegiatan
produksi.
Contoh: Gaji bagian administrasi dan keuangan
c. Biaya pemasaran biaya yang terjadi sehubungan dengan
kegiatan pemasaran. Contoh: Gaji biaya pemasaran, biaya iklan.
3. Hubungan Biaya dengan sesuatu yg dibiayai
a. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat
dihubungkan langsung dengan obyek yang mengeluarkan biaya
tersebut.
b. Biaya tak langsung
Biaya tak langsung adalah biaya yang tak bisa dihubungkan
langsung dengan obyek dimana biaya tersebut dikeluarkan.

4. Tingkah Laku Terhadap Perubahan Volume Produksi


a. Biaya tetap atau konstan
Biaya yang jumlanya tetap pada batas batas tertentu. Biaya
tersebut tidak terpengaruh oleh perubahan volume produksi.
b. Biaya variable
Biaya yang jumlahnya akan berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semi variable
Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel
mengandung biaya tetap dan biaya variabel dan sering disebut
sebagai biaya campuran (mixed cost).
5. Menurut Waktu Manfaatnya
a. Pengeluaran Modal
Pengeluaran modal adalah biaya-biaya yang masa
manfaatnya lebih dari 1 periode akuntansi (1 tahun). Pada saat
terjadinya pengeluaran modal dicatat sebagai harga pokok aktiva
dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya
dengan cara mengalokasikan sebagian harga pokok aktiva
tersebut sebagai penyusutan, amortisasi atau deflesi.
Contoh: Biaya reparasi mesin yang cukup besar pada saat
pengeluaran dicatat sebagai tambahan harga pokok mesin.
b. Pengeluaran Penghasilan
Biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam 1 periode
akuntansi (1 tahun) dimana biaya tersebut terjadi
6. Penggolongan biaya yang lain
a. Biaya Relevan
Biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh
karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan.

b. Biaya Tdak Relevan


Biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Oleh
karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan dalam proses
pengambilan keputusan.
c. Biaya Terkendali
Biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi leh seorang
pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
d. Biaya Tidak Terkendali
Biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seseorang pimpinan
dalam jangka waktu tertentu.

2.1.5 Pengertian Harga Pokok Produksi


Secara umum harga pokok produksi dapat di artikan sebagai seluruh
biaya yang di korbankan dalam proses produksi untuk mengelola bahan baku
menjadi bahan jadi. Adapun biaya biaya tersebut meliputi biaya bahan
langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

2.1.6 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produk


Pengumpulan harga pokok produk sangat di tentukan oleh cara
produksi secara garis besar, cara memproduksi produk dapat di bagi menjadi
dua macam yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi atas dasar proses.
1. Metode Harga Pokok Pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan harga
pokok dan menggunakan metode harga pokok pesanan. Dalam metode
ini biaya biaya produksi dikumpulkan untuk per satuan produk yang di
hasilkan untuk memenuhi pesanan dengan cara membagi total biaya
produksi dengan jumalah satuan produk yang dihasilkan.
Elemen elemen harga produk produksinya adalah :
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya Tenaga Kerja

3. Biaya Overhead Pabrik, yang terdiri dari :


a. Biaya bahan penolong
b. Biaya tenaga kerja tak langsung
c. Biaya reparasi dan pemeliharaan
d. Biaya yang timbul karena penilaian aktiva tetap
e. Biaya yang timbul karena berlalunya waktu
f. Biaya yang pengeluarannya secara langsung
2. Metode Harga Pokok Proses
Perusahaan yang memproduksi massa, melaksanakan pengolahan
produksinya untuk memenuhi persediaan di gudang, yang mana dalam
mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode
harga pokok proses. Dalam metode ini biaya biaya produksi di
kumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok per satuan di hitung
dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produ
yang dihasilkan dalam periode bersangkutan.
Elemen elemen harga pokok produksinya adalah :
1. Biaya bahan terdiri dari bahan baku dan bahan penolong
2. Biaya tenaga kerja teerdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga
kerja tak langsung
3. Biaya overhead pabrik, terdiri dari :
a. Biaya reparasi dan pemeliharaan
b. Biaya yang timbul karena penilaian aktiva tetap
c. Biaya yang timbul karena berlalunya waktu
d. Biaya pengeluarannya secara langsung

BAB III
METODE PENILITIAN
3.1 Tempat / Lokasi Penelitian
Penelitian terhadap harga pokok produksi dengan menggunakan
metode pesanan dilakukan disebuah perusahaan manufaktur yaitu perusahaan
yang membuat sebuah kerajinan dengan menggunakan berbagai jenis kerang,
dengan memperkerjakan 16 kariawan. Perusahaan ini bernama PT. CASPLA
BALI.
Alamat perusahaan tersebut berada di Jalan Pulau Moyo Gg. Cemara
No. 4, pedungan. Phone : 081805603705.

3.2 Objek Penelitian


Berdasarkan karakteristik masalah yang dihadapi penulis, serta data
yang diperoleh, maka metode yang digunakan penulis untuk mengungkapkan
masalah yang ada dalam penelitian yaitu Metode Penelitian Deskriptif
(Descriptive Research) dengan pendekatan kualitatif. Jenis metode penelitian
deskriptif ini dipilih penulis agar dapat lebih banyak menangkap atau
menyajikan berbagai informasi yang lebih bermanfaat
Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan bagaimana mengenai
kerajinan yang berbahan dari berbagai jenis kerang yang ada di Denpasar.
Baik itu penggambaran mengenai bagaimana proses produksinya , motif atau
ornament yang dihasilkan. Teknik serta material atau bahan yang digunakan
di sana sehingga dapat membedakan dengan produksi kerajinan yang
menggunakan berbagai jenis kerang.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Sejarah Perusahaan
Pada tahun 2001 awalnya perusahaan ini berdiri di daerah Sidakarya
tepatnya di Jalan Sidakarya Blok Liva A No 4 itu dulunya sebuah rumah yang
dijadikan produksi karena pembeli semakin ramai dan karena perusahaan
tersebut masih berbentuk perumahan di dalam pembuatan produk dari kerang
ini yang menimbulkan debu yang sangat keras. Maka tetangga yang
berdekatan dengan perumahan pembuat kerajinan ini mengkomplain karena
debunya tersebut mengganggu pernafasan dan lingkungan yang di sekitarnya.
Jadinya perusahaan ini pindah di Jalan Pulau Moyo Gg Cemara No 4
Pedungan.
Setelah perusahaan pindah, perusahaan PT Caspla Bali ini kembali
mengerjakan orderan dengan skala yang kecil yang akan di kirim keluar. Di
sana perusahaan PT Caspla Bali berjumpa dengan seorang bule yang bernama
Mr. Marco dari Italia. Setelah berbincang bincang Mr. Marco mengajak
perusahaan ini berkerja sama dalam pembuatan kerajinan tangan dari bahan
kerang. Kebetulan bapak yang bernama Marco ini juga memiliki gudang yang
berada di samping perusahaan PT Caspla Bali tersebut. Akhirnya pemilik
perusahaan PT Caspla Bali dan Mr. Marco sepakat untuk bekerja sama dalam
pembuatan suatu produk. Mr. Marco ini order ke perusahaan ini untuk bisnis
furniture seperti misalnya : meja, kursi, dll setelah produk ini jadi, produk ini
akan di simpan di gudang sebelahnya.
Pada tahun 2007 bisnis furniture ini mengalami kendala, perusahaan
ini pun tampak kebingungan dalam mengatasi kendala tersebut. Sampai pada
akhirnya perusahaan ini menemukan cara mengatasi kendala tersebut, cara
yang digunakan perusahaan ini adalah dengan membuat segala produk
dengan memkombinasi dengan perak untuk menambah nilai guna dan cara itu
pun berhasil.
4.1.2 Struktur Organisasi PT Caspla Bali

Director

Manager

Accounting Administrasi Designer / Marketing Kepala Gudang Head Satpam Staf


IT Kepala Showroom
Consultant Operasional

Controller Designer Purchasing Production Suplayer


Products
4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab:
1. Direktur
Tugas dan Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan garis-garis kebijakan perusahaan, menetapkan tujuan
perusahaan.
b. Menetapkan target dari penjualan per tahun.
c. Memiliki wewenang dalam menangani masalah keuangan, mencari
dan mengatur penggunaan dana perusahaan untuk kelancaran operasi
perusahaan.
d. Memimpin rapat evaluasi bulanan dan mengawasi usaha operasi
perusahaan.
e. Berhak meminta penjelasan atas apa yang dilakukan diluar kebijakan
yang telah ditetapkan dari setiap bagian yang ada dibawahnya.
2. Manajer
Tugas dan tanggung jawab manajer adalah sebagai pemegang tampuk
kepemimpinan dalam suatu perusahaan yang mampu menumbuhkan,
memelihara dan mengembangkan usaha dan iklim yang kondusif di
dalam kehidupan organisasional. Meningkatkan proditivitas kerja
karyawan/pegawai
3. Accounting
Tugas dan tanggung jawabnya adalaah sebagi berikut :
a. Membuat laporan laba rugi perusahaan
b. Mengumpulkan dan menganalisa data dan informasi keuangan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan.
c. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran
perusahaan
4. Admin
Tugas dan tanggug jawabnya adalah melaksanakan kegiatan kantor,
penyediaan fasilitas dan layanan unruk mendukung kelancaran
operasional perusahaan.

5. Designer
Tugas dan Tanggung jawab Designer adalah Seorang designer
bertanggung jawab atas koordinasi dengan pihak lain apabila pekerjanya
dipilih secara langsung oleh desainer dengan atau tanpa persetujuan
pemberi tugas.
6. Marketing
Tugas dan tanggung jawabnya adalah untuk menawarkan produk kepada
pelanggan serta menjelaskan hal-hal yang terkait tentang produk kepada
pelanggan. Kemudian menerima pesanan order dari pelanggan.
7. Kepala Operasional
Memimpin, mengawasi dan bertanggungjawab atas terlaksananya
kelancaran kerja dibagian operasional serta memberikan laporan rutin
berkala atas pekerjaannya kepada Direksi.
8. Head Showroom
Tugas dan tanggung jawabnya adalah dibagian accountingnya langsung
tanggung jawab masalah isi, sama tugasnya seperti accounting.
9. Satuan Pengamanan (Satpam)
Tugas dan tanggung jawanya adalah melaksanakan penjagaan gedung
dan seisinya
10. Staf
Tugas dan tanggung jawabnya adalah member layanan dan nasehat
kepada manajer dalam pelaksanaa suatu kegiatan.
11. Controller
Tugas dan tanggung jawabnya yaitu memilih dan menentukan metode
akuntansi yang digunakan, memonitoring dan audit internal, mengawasi
proses pelaksanaan akuntansi keuangan, mengawasi pelaksanaan
akuntansi manajemen dan mengawasi pelaksanaan perpajakan
perusahaan
12. Designer products
Tugas dan tanggung jawabnya adalah membuat desain yang konsumen
minta dan kita menambahkan desainnya tersebut.
13. Purchasing
Tugas dan tanggung jawabnya adalah membuat laporan bulanan untuk
pembelian dan untuk menjadi bahan informasi bagi atasan dalam
pengambilan keutusan.
14. Production
Tugas dan tanggung jawabnya adalah untuk mengontrol berapa barang
yang akan diproduksi
15. Suplayer
Tugas dan tanggung jawabnya adalah mendistribusikan atau
menyalurkan dan mengembangkan produk yang dipercayakan oleh pihak
produsen.
BAB V
PEMBAHASAN
PENJELASAN TENTANG BAHAN BAKU

1.1 Penjelasan Tentang Bahan Baku


1.1.1 Kerang Mutiara
Kerang mutiara yaitu, memiliki sepasang cangkang, bentuknya pipih
berwarna kuning kecoklatan. Kedua cangkang tersebut tidak memiliki
cangkang sama bentuknya (ineguivalven), cangkang agak pipih sedangkan
cangkang kiri cembung. Cangkang bagian dalam berwarna putih mengkilat
atau disebut lapisan nacre (mother of pearly) pada bagian sentral. Lapisan
nacrenya berwarna kuning emas (gold up). Di luar batas garis nacre (non
nacreusbordes) berwarna coklat kehitaman. Produk yang dihasilkan kerang
ini seperti guci, pot bunga dan furniture

Produk yang dihasilkan :


1.1.2 Kerang Abalon
Kerang abalon memiliki struktur spiral rendah dan terbuka, dan
ditandai dengan beberapa saluran pernapasan terbuka pori-pori di deretan
dekat tepi luar. Lapisan dalam tebal terdiri dari nacre atau (penghasil
mutiara), yang ada pada banyak spesies yang berwarna-warni

Produk yang dihasilkan:

1.1.3 Kerang Tahiti


Kerang Tahiti ini berasal dari Tahiti. Kerang ini memiliki tekstur yang
tidak sangat keras dan memiliki warna yang menarik. Kerang ini ketika
terkena sinar matahari pada siang hari maka kerang ini akan menghasilkan
cahaya seperti pelangi begitu juga pada malam hari jika terkena sinar lampu.
Produk yang dihasilkan oleh kerang ini seperti misalnya : ukiran kalung,
gelang, permata dll.

Produk yang dihasilkan :

1.1.4 Kerang Wadung Hitam dan Kerang Wadung Coklat


Kedua kerang ini hampir sama tapi yang membedakannya dari segi
warna. Kalau kerang wadung hitam ini memiliki warna yang sangat pekat
sedangkan kerang wadung coklat memiliki warna yang tidak sangat pekat dan
agak kecoklatan. Produk yang dihasilkan oleh kedua jenis kerang ini seperti
misalnya : cermin yang dihiasin kerang,, bingkai foto
Produk Kerang Wadung Hitam

Bahan Baku Kerang Wadung Coklat

Produk Kerang Wadung Coklat


1.1.5 Kerang Mabe
Kerang ini memiliki warna yang sangat menarik tetapi kerang ini juga
memiliki kelemahan yaitu kerangnya lebih tipis disbanding kerang yang
lainya jadi di dalam pembuatan suatu produk dari kerang ini harus berhati
hati karena kerang ini sangat tipis dan mudah retak. Produk yang dihasilkan
kerang ini yaitu : mangkok, piring , dan kotak perhiasan

Produk yang dihasilkan :

1.2 Penjelasan Tentang Bahan Penolong


1.2.1 Amplas

Amplas berfungsi untuk mengikis/menghaluskan permukaan


benda kerja dengan cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas
amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas
tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan
rapat susunan pasir amplas tersebut.

1.2.2 Cat
Bahan penolong yang digunakan untuk melindungi dan memberikan
warna pada suatu objek atau permukaan dengan melapisinya dengan lapisan
berpigmen

1.2.3 Obat HCL


Bahan penolong yang digunakan untuk membersihkan kerang agar
kerang menjadi besih
1.2.4 Batu Gerinda
Bahan penolong yang digunakan untuk mengupas dan medatarkan
kerang.

1.2.5 Lem Epoxy


Bahan baku ini berfungsi mendempul dan melekatkan berbagai jenis
kerang.
1.2.6 Resin
Resin bersifat pengering kegunaanya untuk menutup semua pori
pori ketika memasang kerang

1.3 Penjelasan Tentang Penyusutan Peralatan


1.3.1 Mesin Pemotong
Mesin Pemotong adalah alat yang digunakan untuk memotong kerang
dan membentuk kerang yang sesuai diinginkan konsumen
1.3.2 MESIN BOR MEJA
Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin
ini digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil
(terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor meja
adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros mesin sehingga poros
berputar. Selanjutnya poros berputar yang sekaligus sebagai pemegang mata
bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack
yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran.

1.3.3 Mesin Penghalus


Mesin Penghalus adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan
kerang yang sudah di potong dan di bentuk agar kerang tersebut menjadi rapi.

1.3.4 Mesin Air


Mesin air ini digunakan untuk mencuci kerang yang sudah dipotong
dan dihaluskan supaya kerang ini terlihat bersih dan menarik

1.3.5 Mesin Penyedot Debu


Mesin penyedot debu ini digunakan untuk menyedot debu atau
kotoran kerang yang sudah dipotong dan dihaluskan supaya tidak
menimbulkan polusi pada udara.
BAB VI
PEMBAHASAN TABEL

6.1 Biaya Bahan Baku


6.2 Biaya Tenaga Langsung
6.3 Biaya Overhead Pabrik
Terdiri dari :
1. Biaya Bahan Penolong
2. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
3. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
4. Biaya yang timbul karena penilaian Aktiva Tetap (Depresiasi)
5. Biaya yang pengeluarannya secara langsung
Tabel 6.1
Biaya Bahan Baku
Tabel 6.2
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tabel 6.3
Biaya Overhead Pabrik
Tabel 6.3.1
Biaya Bahan Penolong
Tabel 6.3.2
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung

Tabel 6.3.3
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Tabel 6.3.4
Biaya yang timbul karena penilaian aktiva tetap
Tabel 6.3.5
Biaya yang pengeluarannya secara langsung
PT CASPLA BALI

HARGA POKOK PESANAN

TAHUN 2014

1. BIAYA BAHAN BAKU


A. Biaya Bahan Baku
1. Kerang Mutiara Rp 480.000.000
2. Kerang Tahiti Rp 585.000.000
3. Kerang Wadung Coklat Rp 135.000.000
4. Kerang Abalone Rp 525.000.000
5. Kerang Mabe Rp 500.000.000
6. Kerang Wadung Hitam Rp 505.000.000

Total Biaya Bahan Baku Rp 2.730.000.000

2. BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG


A. Biaya Tenaga Kerja Langsung
1. Tukang Potong Rp .64.800.000
2. Tukang Warna Rp. 18.000.000
3. Tukang Amplas Rp. 64.800.000
4. Tukang Bor Rp. 34.400.000
5. Tukang Lem Rp. 21.600.000

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp.207.600.000

3. BIAYA OVERHEAD PABRIK


A. Biaya Bahan Penolong
1. Amplas Rp. 2.700.000
2. Cat Rp. 4.400.000
3. Obat HCL Rp. 1.892.000
4. Batu Gerinda Rp. 19.050.000
5. Lem EPOXY Rp. 2.460.000
6. Resin Rp. 9.000.000

Total biaya bahan penolong Rp. 39.502.000

B. Biaya tenaga kerja tak langsung


1. Kepala produksi Rp. 24.000.000
2. Kepala operasional Rp. 22.800.000
3. Controller Rp. 22.800.000
4. Desain produk Rp. 22.800.000
5. Purchasing Rp. 22.800.000
6. Production Rp. 22.800.000
7. Suplayer Rp. 22.800.000

Total biaya tenaga kerja tak langsung Rp. 115.200.000

C. Biaya reparasi dan pemeliharaan


a. Biaya reparasi Rp. 0
b. Biaya pemeliharaan
1. Mesin bor Rp. 2.000.000
2. Mesin penghalus Rp. 2.000.000
3. Mesin pemotong Rp. 2.000.000
4. Mesin computer Rp. 1.500.000
5. Mesin penyedot debu Rp. 2.000.000
6. Mesin air Rp. 2.000.000

Total biaya reparasi dan pemeliharaan Rp. 11.500.000

D. Biaya yang timbul karena penilaian aktiva tetap


1. Mesin bor Rp. 2.000.000
2. Mesin penghalus Rp. 3.000.000
3. Mesin pemotong Rp. 3.000.000
4. Mesin computer Rp. 1.500.000
5. Mesin penyedot debu Rp. 2.000.000
6. Mesin air Rp. 1.000.000

Total biaya penyusutan Rp. 12.500.000

E. Biaya yang pengeluarannya secara langsung


1. Listrik Rp. 38.400.000
2. Air Rp. 30.000.000

Total biaya pengeluaran secara langsung Rp. 68.400.000

TOTAL BIAYA OVERHEAD PABRIK Rp.247.102.000

Jadi harga pokok pesanan tahun 2014 Rp.3.184.702.000


BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Kerajinan kerang laut sebagai karya seni terapan, yang penciptaannya
terikat oleh suatu fungsi atau praktis baik untuk kepentingan individu maupun
sosial. Munculnya kerajinan kerang laut ini berkaitan dengan adanya tujuan
untuk memenuhi kebutuhan atau mata pencaharian serta kebutuhan
fungsional sehari-hari yang dipengaruhi oleh sistem aktifitas pengrajin
sebagai pembuat benda terapan tersebut. Tujuan diadakannya penelitian ini
adalah untuk mendiskripsikan proses pembuatan kerajinan kerang laut dan
bentuk serta fungsi kerajinan kerang laut sebagai benda pakai. Adapun
manfaat dari penelitian ini untuk menambah dokumentasi topik-topik serta
dapat memberikan masukan atau dokumen tertulis khususnya bagi siswa, dan
penelitian ini dapat dikembangkan menjadi penelitian lanjutan.

7.2 Saran
Berdasarkan pernyataan diatas setelah kita mengetahui potensi kerang
mutiara ternyata mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan sangat
memberikan banyak manfaat yang sangat baik. Jadi, yang kita harus lakukan
yaitu dengan tetap menjaga pelestarian alam temtat asli hidup kerang mutiara
dan dalam membudidayakan harus tetap memperhatikan kondisi lingkungan
supaya habitat kerang mutiara dapat berlangsung dengan baik. Serta tetap
terus tingkatkan budidaya kerang mutiara yang akan memberikan nilai
ekonomis tinggi.

Anda mungkin juga menyukai