Anda di halaman 1dari 3

Fenomena Limit Cycle pada Sistem Nonlinier: Trayektori Van der Pol

Mochamad Nur Qomarudin, Rejeb 1950Je/1438H/ April 2017M

Bismillah. Melanjutkan tulisan terkait sistem nonlinier, saya ingin menulis tentang salah satu karakter dasar
dari sistem nonlinier yaitu limit cycle atau self-oscillation. Betapapun asiknya belajar tentang sistem linier,
sejatinya semua sistem di alam ini nonlinier semuanya. Sistem linier adalah teknik hampiran yang dalam
beberapa kasus sangat ampuh untuk analisis dan simulasi namun dalam beberapa kasus real teknik ini
benar2 tidak berdaya. Ketidakberdayaan ini disebabkan karena kompleksitas yang inherent dalam sistem
nonlinier.

Apa itu Limit Cycle?

Saya terjemah bebaskan dengan Siklus Terbatas. Atau nama lainnya Self-Oscillation (Osilasi Diri). Maknanya
adalah, sistem nonlinier dikatakan memiliki karakter Limit Cycle apabila dinamika nilai variabel state-nya
berulang terhadap waktu, bila digambarkan dalam Bidang Fasa nilai variabel state-nya akan membentuk
suatu siklus/osilasi.

Apa itu Bidang Fasa?

Bidang Fasa atau Phase Plane adalah grafik yang menampilkan dinamika variabel state-nya terhadap waktu
yang dapat digunakan untuk melihat karakteristik dan tipe kestabilan sistem nonlinier.

Trayektori Osilator Van der Pol

Untuk memudahkan pemahaman tentang Limit Cycle dan Bidang Fasa, saya akan sedikit mengutip dan
menerjemahkan formulasi osilator Van der Pol dari buku referensi kuliah saya dulu (Vukic, Kuljaca, Donlagic,
& Tesnjak, 2003).

Osilator Van der Pol dinyatakan dengan persamaan diferensial nonlinier berikut

(1 2 ) + () = 0; = constant > 0

Dengan menetapkan variabel state 1 = dan 2 = , maka model state-space nya


menjadi

1 () = 2
2 () = 1 + (1 12 )2

Di buku tersebut juga ada kode MATLAB yang untuk menghitung dinamika variabel state dari osilator
tersebut. Saya jalankan kodenya dan menghasilkan plot bidang fasa berikut ini.
Simulasi osilator Van der Pol dengan metode Euler
4

1
(x2) Kecepatan

-1

-2

-3

-4
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
(x1) Posisi

Grafik di atas adalah plot bidang fasa dari osilator van der pol yang mengisyaratkan perjalanan nilai
variabel state terhadap waktu. Sumbu X dan Sumbu Y adalah variabel state (x1,x2) dari sistem dan
tiap titik biru adalah nilai dari kedua variabel state pada waktu tertentu. Lintasan yang nampak
pada bidang fasa ini sering disebut trayektori fasa (phase trajectory).
Titik yang saya lingkari merah adalah nilai awal variabel state (initial condition). Kita bisa melihat
dengan jelas bahwa trayektori variabel state nya membentuk suatu siklus/osilasi dan tiap nilai awal
bergerak menuju siklus tersebut. Fenomena inilah yang disebut dengan Limit Cycle dan ini adalah
salah satu karakter dasar yang banyak dijumpa di sistem nonlinier.
Lebih jeli lagi, kita dapat melihat bahwa tidak ada trayektori untuk nilai awal (0,0), artinya nilai state
sistem tidak berubah terhadap waktu atau sistem mengalami kesetimbangan state (equilibrium
state). Kesetimbangan state ini adalah salah satu kriteria kestabilan suatu sistem nonlinier.
Untuk manfaat osilator Van der Pol ini, saya kutip dan terjemahkan dari (Wikipedia, n.d.)

Persamaan Van der Pol punya sejarah panjang di ilmu fisika dan biologi. Misalnya di
biologi, Fitzhugh dan Nagumol mengembangkan persamaan ini sebagai model transmisi
pulsa listrik pada sel-sel syaraf. Persamaan ini juga dimanfaatkan di seismologi untuk
memodelkan dua lempeng dalam patahan geologi, dan juga untuk memodelkan salah
satu kelainan suara yang disebut vocal fold asymmetry.

Hikmah dari Limit Cycle


Anggaplah dua variabel state (posisi dan kecepatan) di atas adalah analog dengan nasib dan perubahan
nasib manusia di dunia. Setiap manusia memiliki kondisi awal ketika dia dilahirkan lalu seiring waktu ia
dipaksa mengikuti suatu siklus/roda kehidupan: pasang-surut, naik-turun, menang-kalah, untung-rugi,
bahagia-duka. Atau bisa juga mewakili rutinitas harian: bangun tidur, sembahyang, mengantar sekolah,
kerja, pulang, sembahyang, istirahat, begitupula esoknya. Hampir tiap manusia menjalaninya.

Bila levelnya dinaikkan ke bangsa manusia, Tuhan juga mempergilirkan nasib bangsa2. Era Yunani, Kegelapan
Eropa, lalu Renaissance. Arab Jahiliyyah, Era Kenabian, Zaman Keemasan Islam, lalu runtuhnya kekhalifahan
dan keterceraiberaian ummat. Di Nusantara, ada Kediri, Samudera Pasai, Majapahit, Demak, Pajang,
Mataram, silih berganti. Dinamika ini seakan2 serupa dengan konsep Limit Cycle.

Namun, umunya selalu ada suatu equilibrium state. Dimana bila mencapai titik tersebut, kita akan terlepas
dari siklus. Mewakili apakah titik tersebut, silakan diteruskan sendiri renungannya....

Penutup

Sekian. Mudah2an bermanfaat. Alhamdulillah.

Saran/kritik boleh disampaikan via WA: 0857 33 484 101, Email: alfiyahibnumalik@gmail.com

http://mnurq.ga/

Referensi

Vukic, Z., Kuljaca, L., Donlagic, D., & Tesnjak, S. (2003). Nonlinear Control Systems. New York, Basel: Marcel
Dekker, Inc.
Wikipedia. (n.d.). Retrieved from https://en.wikipedia.org/

Quote

Lir-ilir, lir-ilir, tandure wes sumilir

Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar

Terjemah

Get up... get up...!, tanaman sudah mulai bersemi

Telah hijau nan asri, seakan2 pengantin baru

Tadabur

Bangunlah ayo bangun....! bibit Iman mulai tumbuh bersemi

Rawatlah agar makin meresap di hati, niscaya akan tercapai kebahagiaan sejati

Kanjeng Sunan Kalijogo (1450-1580 M)

Anda mungkin juga menyukai