Stastistika
Kompetensi dasar :
1.1 membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive
1.2 menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran,
dan ogive,
Serta penafsirannya .
Indikator :
Menghitung ukuran pemusatan atau ukuran letak dari data dalam bentuk
tabel ,diagram atau grafik.
M.V.A
Statistika Deskriptif
a. Mean ( Rataan )
Mean dari sekumpulan data adalah jumlah seluruh data dibagi banyaknya data. Dengan
mengetahui mean suatu data, maka variasi data yang lain akan mudah diperkirakan.
Rumus mean :
Contoh :
Nilai ulangan matematika Anto pada semster 1 adalah 6, 8, 5, 7, 9, dan 7. Maka meannya
adalah :
Misalkan sekumpulan data terdiri atas nilai X1, X2, X3 Xn dan memiliki frekuensi f1, f2, f3,
fn maka mean dapat dicari dengan rumus :
Hitunglah nilai rata-rata dari nilai ujian matematika kelas 3 SMU berikut ini: 2; 4; 5; 6; 6; 7; 7;
7; 8; 9
Jawab:
Nilai rata-rata dari data yang sudah dikelompokkan bisa dihitung dengan menggunakan
formula berikut:
Keterangan: = lambang penjumlahan semua gugus data pengamatan fi = frekuensi data
ke-i n = banyaknya sampel data = nilai rata-rata sampel
Contoh 2:
xi fi
70 5
69 6
45 3
80 1
56 1
Catatan: Tabel frekuensi pada tabel di atas merupakan tabel frekuensi untuk data tunggal,
bukan tabel frekuensi dari data yang sudah dikelompokkan berdasarkan selang/kelas
tertentu.
Jawab:
xi fi fixi
70 5 350
69 6 414
45 3 135
80 1 80
56 1 56
Jumla 16 1035
h
b. Mean dari data distribusi Frekuensi atau dari gabungan:
Distribusi Frekuensi: Rata-rata hitung dari data yang sudah disusun dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dapat ditentukan dengan menggunakan formula yang sama dengan
formula untuk menghitung nilai rata-rata dari data yang sudah dikelompokkan,
yaitu:
Keterangan:
= lambang penjumlahan semua gugus data pengamatan fi = frekuensi data ke-i = nilai
rata-rata sampel
Contoh 3:
Tabel berikut ini adalah nilai ujian statistik 80 mahasiswa yang sudah disusun dalam tabel
frekuensi. Berbeda dengan contoh 2, pada contoh ke-3 ini, tabel distribusi frekuensi dibuat
dari data yang sudah dikelompokkan berdasarkan selang/kelas tertentu (banyak kelas = 7
dan panjang kelas = 10).
Kelas Nilai fi
Ujian
1 31 40 2
2 41 50 3
3 51 60 5
4 61 70 13
5 71 80 24
6 81 90 21
7 91 - 100 12
Jumlah 80
Jawab:
Buat daftar tabel berikut, tentukan nilai pewakilnya (xi) dan hitung fixi.
Kelas ke- Nilai Ujian fi xi fixi
1 31 - 40 2 35.5 71.0
2 41 - 50 3 45.5 136.5
3 51 - 60 5 55.5 277.5
4 61 - 70 13 65.5 851.5
5 71 - 80 24 75.5 1812.0
6 81 - 90 21 85.5 1795.5
Jumlah 80 6090.0
Untuk menentukan median dari data tunggal, terlebih dulu kita harus mengetahui
letak/posisi median tersebut. Posisi median dapat ditentukan dengan menggunakan formula
berikut:
Contoh 5:
Hitunglah median dari nilai ujian matematika kelas 3 SMU berikut ini: 8; 4; 5; 6; 7; 6; 7; 7; 2;
9; 10
Jawab:
data: 8; 4; 5; 6; 7; 6; 7; 7; 2; 9; 10
setelah diurutkan: 2; 4; 5; 6; 6; 7; 7; 7; 8; 9; 10
posisi Me = (11+1) = 6
Nilai Ujian 2 4 5 6 6 7 7 7 8 9 10
Contoh 6:
Hitunglah median dari nilai ujian matematika kelas 3 SMU berikut ini: 8; 4; 5; 6; 7; 6; 7; 7; 2;
9
Jawab:
data: 8; 4; 5; 6; 7; 6; 7; 7; 2; 9
setelah diurutkan: 2; 4; 5; 6; 6; 7; 7; 7; 8; 9
jadi Median = (6+7) = 6.5 (rata-rata dari 2 data yang terletak pada urutan ke-5 dan ke-6)
Nilai Ujian 2 4 5 6 6 7 7 7 8 9
Rumus untuk menentukan median dari tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
b = batas bawah kelas median dari kelas selang yang mengandung unsur atau memuat nilai
median
F = Jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari kelas median (fi)
Contoh 7:
Tentukan nilai median dari tabel distribusi frekuensi pada Contoh 3 di atas!
jawab
1 31 - 40 2 2
2 41 - 50 3 5
3 51 - 60 5 10
4 61 - 70 13 23
6 81 - 90 21 68
7 91 - 100 12 80
8 Jumlah 80
Letak kelas median: Setengah dari seluruh data = 40, terletak pada kelas ke-5 (nilai ujian
71-80)
b = 70.5, p = 10
n = 80, f = 24
F = 2 + 3 + 5 + 13 = 23
c. Modus
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau nilai data yang frekuensinya paling
besar.
Data yang belum dikelompokkan bisa memiliki satu modus, dua modus, atau mungkin tidak
mempunyai modus. Data yang memiliki satu modus disebut monomodus, sedangkan data
yang memiliki dua modus disebut bimodus. Penyusunan data menurut urutannya memang
menolong sekali dalam menentukan modus.
Contoh :
Untuk menghitung modus dari data yang telah dikelompokkan dipergunakan rumus sebagai
berikut:
Mo = L +
d 1
p
d1 d 2
Keterangan :
Mo = Modus
p = panjang kelas
Contoh :
L = 72,5
d1 = 15 5 = 10
d2 = 15 7 = 8
p =7
d 1
p
d1 d 2
Mo =L+
10
7
10 8
= 72,5 +
70
72,5 3,9 76,4
18
= 72,5 +
1. Kuartil
Kuartil adalah titik yang membagi data yang telah diurutkan menjadi 4 bagian dan
masing-masing 25%.
Kuartil ada 3 macam :
a. Kuartil bawah (K1) = 25% dari titik bawah
b. Kuartil tengah (K2) = 50% dari titik bawah
c. Kuartil atas (K3) = 75% dari titik bawah
Keterangan :
Ki = kuartil ke-i
i = ke-i (1, 2, 3)
n = banyak data
2. Desil
Desil didefinisikan sebagai nilai batas dari sekumpulan data yang telah diurutkan menjadi
10 bagian.
Keterangan :
Di = desil ke-i
i = ke-i (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)
n = banyak data
Keterangan :
Di = desil ke-i
Li = batas bawah kelas desil ke-i
i = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Fi = jumlah frekuensi sebelum kelas desil ke-i
fi = frekuensi kelas desil ke-i
C = panjang kelas
n = jumlah seluruh data
3. Persentil
Persentil adalah titik yang membagi data yang telah diurutkan menjadi 100 bagian.
Keterangan :
Pi = persentik ke-i
i = 1, 2, 3, 4, 5, .... , 99
n = banyak data
b. Persentil Data Berkelompok
Keterangan :
Pi = persentik ke-i
Li = batas bawah kelas persentik ke-i
n = jumlah seluruh data
Fi = jumlah frekuensi sebelum kelas persentil ke-i
fi = frekuensi kelas persentil ke-i
C = panjang kelas
Contoh :
1. Tentukan kuartil-kuartil dari data: 1, 3, 6, 9, 14, 18, 21
Jawab :
Jumlah data (n) = 7
Kuartil ke-1 dari data yang tersaji pada tabel adalah ....
A. 31,13
B. 31,22
C. 31,61
D. 31,63
E. 32,11
Jawab : A
Mencari K1 yaitu :
Mencari K2 yaitu :
Mencari K3 yaitu :
Kita menggunakan rumus :
Simpangan baku : S =
f i ( x i x ) 2
N
2 f i ( x ix ) 2
Ragam : S = N
f i|x ix|
Simpangan rata-rata : SR= N
M.V.B
Menyajikan data dalam bentuk diagram
Diagram Garis
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut
diagram garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk
menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu
secara berurutan.
Sumbu X menunjukkan waktu-waktu pengamatan, sedangkan sumbu Y menunjukkan nilai
data pengamatan untuk suatu waktu tertentu. Kumpulan waktu dan pengamatan
membentuk titik-titik pada bidang XY, selanjutnya kolom dari tiap dua titik yang berdekatan
tadi dihubungkan dengan garis lurus sehingga akan diperoleh diagram garis atau grafik
garis. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.
Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang
berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian bagian atau
persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu ditentukan
besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan besarnya sudut pusat sektor
lingkaran.
Contoh soal
Ranah privat (pengaduan) dari koran Solo Pos pada tanggal 22 Februari 2008 ditunjukkan
seperti tabel berikut.
Nyatakan data di atas dalam bentuk diagram lingkaran.
Penyelesaian
Sebelum data pada tabel di atas disajikan dengan diagram lingkaran, terlebih dahulu
ditentukan besarnya sudut dalam lingkaran dari data tersebut.
1. CPNS/Honda/GTT = 5/100 x 360 = 18
2. Perbaikan/pembangunan/gangguan jalan = 9/100 x 360 = 32,4
3. Masalah lingkungan/kebersihan = 6/100 x 360 = 21,6
4. Kesehatan/PKMS/Askeskin = 3/100 x 360 = 10,8
5. Lalu lintas/penertiban jalan = 6/100 x 360 = 21,6
6. Revitalisasi/budaya Jawa = 20/100 x 360 = 72
7. Parkir = 3/100 x 360 = 10,8
8. Pekat/penipuan/preman = 7/100 x 360 = 25,2
9. Persis/olahraga = 10/100 x 360 = 36
10. PKL/Bangunan liar = 2/100 x 360 = 7,2
11. PLN dan PDAM = 2/100 x 360 = 7,2
12. Provider HP = 7/100 x 360 = 25,2
13. Tayangan TV/radio/koran = 3/100 x 360 = 10,8
14. Lain-lain = 17/100 x 360 = 61,2
Diagram lingkarannya adalah sebagai berikut.
Diagram Batang
Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai suatu
objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan keterangan-
keterangan dengan batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-
batang terpisah. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh soal
Jumlah lulusan SMA X di suatu daerah dari tahun 2001 sampai tahun 2004 adalah
sebagai berikut.
Histogram
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan
dalam bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar batang-
batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-batangnya berimpit. Histogram
dapat disajikan dari distribusi frekuensi tunggal maupun distribusi frekuensi bergolong.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.
Data banyaknya siswa kelas XI IPA yang tidak masuk sekolah dalam 8 hari berurutan
sebagai berikut.
Poligon Frekuensi
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan
batangbatangnya
dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas
dapat dibuat poligon frekuensinya seperti gambar berikut ini.
contoh soal:
Hasil pengukuran berat badan terhadap 100 siswa SMP X digambarkan dalam distribusi
bergolong seperti di bawah ini. Sajikan data tersebut dalam histogram dan poligon frekuensi.
Penyelesaian
Histogram dan poligon frekuensi dari tabel di atas dapat ditunjukkan sebagai berikut.