Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN

AGAMA
ISLAM
Muslim Mumin
Muhsin
Muham
Selembar Harapan
mad
Menyadarkan yang takRizal,
tersadar S.Pd.I
Kehilangan jati diri adalah kecolongan luar biasa yang terjadi dalam
diri ummat Muslim saat ini. Hal ini semakin diperparah, karena mereka yang
kecolongan, tak sedikitpun merasa bahwa dirinya sedang dirugikan. Malah
asik dengan barang baru milik musuh yang disangkanya adalah saudara!
dunia barat.

Efek gemerlap gaya barat terlalu menyilaukan mata ummat Muslim.


Saat semua telah dibutakan oleh kilauannya. Maka terhipnotislah para
pemuda pemudinya, terlenalah para dewasanya, dan teracunilah generasi
awalnya. Kemudian bertepuk tanganlah para penonton dari musuh Islam.
Sambil sibuk menjalankan strategi penghancuran dari cabang sampai
keakarnya.

Saat Agama Tauhid ini memasuki masa penyempurnaan akibat nilainya


dicemari para politikus dan pemipin kafir yang menolak kalimat
lailahaillallah terlihatlah betapa gigihnya para sahabat menegakkan tiang
agama bersama pemimpinnya, Rasulullah saw, betapa terlihatnya ruh dan
aqidah mereka, betapa hebatnya semangat mereka. Mereka memiliki iman
yang tinggi dan jati diri sebagai seorang Muslim.

Dan saat ini, ketika shalat tak perlu bersembunyi dari kejaran kafir
karena kedengkian mereka. Ketika masyarakat hidup diatas demokrasi. Era
baru, yang (katanya) memberikan kebebasan kepada pemeluk agama
masing-masing untuk beribadah. Justru saat ini, bermunculanlah para
generasi baru yang maju dalam teknologi tapi terbelakang dalam iman.
Shalat sekedar sempat, puasa sekedar rasa, Islam sekedar nama. Dengan
mengatas namakan penantian hidayah, kebanyakan orang masih
menyibukkan diri dalam keterlupaan.

Mari menggali ilmu dan menyadarkan diri kita yang tak tersadar

Muhammad Rizal, S.Pd.I

1
MANUSIA DAN AGAMA
:: Tanpa udara, manusia akan menjadi mayat. Dan tanpa agama manusia
adalah bangkai berjalan. (rzl)

A. Manusia
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), manusia adalah makhluk yang berakal
budi (mampu menguasai makhluk lain). Sedangkan yang dimaksud dengan
kemanusiaan adalah sifat-sifat manusia.
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

B. Agama
1. Pengertian Agama
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), agama adalah sistem yang mengatur
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan dengan manusia serta lingkungannya.
Agama selain mengandung hubungan dengan Tuhan juga mengandung hubungan
dengan masyarakat yang mana terdapat peraturan peraturan yang menjadi pedoman
bagaimana seharusnya hubungan hubungan tersebut dilakukan dalam rangka
mencapai kebahagiaan hidup, baik dunia maupun ukhrawi.
Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi
manusia. Agama sebagai sistem nilai, merupakan petunjuk pedoman dan pendorong
bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidupnya seperti dalam ilmu
agama, politik, ekonomi, social, budaya, dan militer sehingga terbentuk pola motivasi,
tujuan hidup dan prilaku manusia yang menuju kepada keridhaan Allah (akhlaq).
Dengan demikian budaya itu dilahirkan dari agama Islam (agama yang benar dan
meruapakan agama samawi). Maka tidaklah benar kalau agama dianggap sebagai
bahagian dari budaya.

2. Macam Macam Agama


Pada dasarnya agama terbagi menjadi dua jenis: Agama wahyu dan agama budaya
a) Agama Wahyu
Agama wahyu ialah ajaran yang bersumber dari Tuhan pencipta alam,
Dialah Allah swt. Agama ini disampaikan melalui Rasul-Nya, dan agama wahyu
disebut juga agama samawi. Adapun ciri-ciri agama wahyu, ialah:
- Konsep ajarannya adalah tauhid (mengesakan Tuhan)
- Disampaikan oleh manusia yang dipilih oleh Allah sebagai utusan-Nya
- Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
- Agama ini diturunkan melalui utusan kepada masyarakat, bukan tumbuh
dari budaya masyarakat.
- Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa
dan keadaan

b) Agama Budaya
Agama budaya adalah agama yang dihasilkan oleh pikiran atau persamaan
manusia secara kumulatif. Adapun ciri-cirinya, adalah:
- Konsep ajarannya adalah: Dinamisme, animisme, politheisme, dan paling
tinggi adalah monotheisme.
- Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul Allah)
- Umumnya tidak memiliki kitab suci, kalaupun ada, akan mengalami
perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarahnya.
- Tumbuh secara kumulatif dalam masyarakat penganutnya
- Kebenaran agamanya tidak berlaku bagi setiap manusia, tidak universal.
Dan akan terus mengalami perubahan dari masa kemasa.

3. Sumber Tiap Tiap Agama


Agama agama budaya yang ada bersumber pada hasil pemikiran atau
perasaan manusia secara kumulatif. Jika seseorang atau sekelompok merasa bahwa
agama budaya yang didapatinya sejalan dengan apa yang dipikirkannya, maka ia
juga akan mengikuti agama tersebut.
Sedangkan agama samawi. Adalah agama yang diturunkan Allah swt kepada
manusia. Bersumber langsung dari Sang Pencipta melalui perantara Rasul-Nya.
Setidaknya ada empat kitab yang dikenal dan diyakini bersumber dari Allah swt dan
telah diturnkan kepada Rasul-Nya. Kitab tersebut adalah: Zabur, Taurat, Injil dan Al-
Quran.
Dalam sejarah agama Tahuid, manusia manusia kafir yang didalam hatinya
telah menjadi budak syaithan telah melakukan penolakan dan perusakan besar-
besaran terhadap agama Allah. Mereka membunuh nabi, dan merusak ajaran
ajaran yang telah diturunkan Allah. Hingga, setelah generasi Nabi dan orang-orang
shaleh yang mengamalkan ajaran Tauhid telah habis dan hilang. Rusak dan
hancurlah ajaran Tauhid. Orang-orang kembali melakukan kesyirikan, kemaksiatan,
dan kejahiliyaan yang merajalela. Hingga Allah menetapkan mengutus nabi terakhir
dan menurunkan penyempurna, sekaligus penyucian kembali agama Tauhid dengan
menurunkan Al Quran.
Al-Quran adalah kitab terakhir yang diturnkan Allah swt. Yang kemudian akan
menjadi petunjuk untuk manusia. Al Quran diturunkan ke Rasul-Nya, Muhammad
saw. Nabi terakhir dan merupakan penutup para Nabi dan Rasul.

C.Hubungan Manusia dan Agama


Keinginan manusia kepada hidup beragama adalah salah satu dari sifat sifat yang
asli pada manusia, disebut dengan fitrah. Itu adalah naluri, garizahnya,
kecenderungannya yang telah menjadi pembawaannya. Hampir serupa dengan
keinginan seseorang kepada makanan dan minuman, berketurunan, memiliki harta
benda, suka pada hal kebaikan dan lain sebagainya yang bersifat fitrah.
Apakah yang mendorong manusia sehingga mereka sampai kepada agama dan
hidup beragama? Yang mendorong mereka ialah sifa-sifat dan pembawaan yang ada
pada diri mereka juga. Contoh sifat ingin tahu, sifat ingin melindungi diri, dan ingin
menyatakan rasa syukur atau terimakasih dan lain-lain.
Manusia membutuhkan agama karena dengan begitulah ia mengenal kebaikan,
keselarasan, ketenangan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa dijawab
dengan logika. Seseorang yang beragama akan meyakini bahwa ada kuasa dibalik
setiap kejaidan baik itu secara akal maupun diluar pemikiran manusia.
Sebaliknya, orang-orang yang tak memiliki agama (seperti kelompok atheis, yang
marak ditemukan didunia barat) memiliki pandangan hidup sempit. Mereka hanya
memandang bahwa hidup dan tanggung jawab hanya sebatas didunia. Keburukan yang
mereka lakukan sebanyak apapun selama bisa bersembunyi dari tanggung jawab
semasa hidup, maka semua akan baik-baik saja. Karena bagi mereka tak akan ada
tanggung jawab setelah meninggalkan dunia. Alhasil, yang terjadi adalah mereka akan
melakukan hal-hal yang bernilai buruk dan berdampak negatif untuk dirinya dan orang
disekitarnya. Saat mengalami masalah, orang yang tak beragama akan terus
mengalami tekanan dan kehilangan ketenangan. Puncaknya, mereka akan lebih memilih
untuk mati dari pada mengadapi masalah hidup yang menekan.

D. Islam adalah Agama yang Benar


Jika kita memahami bahwa agama adalah sebatas pelindung agar berlaku sopan dan
mendapat ketenangan. Maka tentu kita akan mengatakan semua agama adalah baik.
Karena semua agama berisi aturan-aturan untuk mengatur hidup manusia.

Sekarang, timbul pertanyaan, terkhusus untuk kita ummat Islam: Apakah semua
agama yang dikatakan baik itu semuanya benar? Apa perbedaan baik dan benar?

Contoh sederhana, semua orang berusaha mencari nafkah untuk menyambung


hidup dirinya atau untuk keluarganya. Ini adalah niat dan keinginan yang baik. Tapi
tidak semua niat baik tertuju pada jalan yang benar. Ada yang sudah berniat baik
mencari nafkah, namun ia mencari nafkah dengan mencuri. Maka hal ini tidak benar.
Meski semua sama-sama mendapatkan penghasilan. Namun dua cara yang berbeda
menentukan apakah ia disebut benar atau salah.

Saat ini masih saja ada segelintir muslim yang ragu untuk berkata, Islam adalah
agama yang benar. Dengan dalih, tidak boleh menyalahkan yang lain. Atau berucap:
kita tak boleh mengatakan kitalah yang paling benar.

Aqidah adalah harga mati yang tak boleh tergoyahkan. Seorang muslim tak boleh
ragu meyakini bahwa agama ini (Islam) adalah agama yang paling benar dan diridhai
oleh Allah swt. Jika ia ragu, ini menunjukkan bahwa aqidah yang ia miliki belum
sempurna dan hal inilah yang paling diharapkan oleh orang kafir. Padahal telah nyata
penegasan Allah di dalam Al-Quran:



Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS. Al
Imran : 19)

Point tadabur yang dapat diambil dalam ayat diatas adalah: Bahwa hanya agama Islam
yang diridhai oleh Allah swt. Seluruh ahli kitab (yang mengimani dan mengetahui kitab-
kitab Allah yang sebelumnya: Zabur, Taurat, Injil) pasti sepakat dan tidak akan
bertentangan dengan Al Quran dan akan menerima agama Islam. Jika mereka
menolak ajaran Islam, itu karena disebabkan kedengkian didalam hati mereka. Mereka
kemudian menolak isi Al Quran dan ajaran Islam, kafir terhadap ayat-ayat Allah dan
mendustakannya. Padahal sudah datang pengetahuan dan ilmu kepada mereka tentang
Islam, yaitu ajaran Tauhid yang juga ada dalam kitab sebelumnya.

2
Hukum Islam

A. Pengertian Hukum Islam


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukum adalah peraturan atau adat yang
secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.
Hukum juga dapat diartikan sebagai undang-undang atau peraturan yang mengatur
pergaulan hidup masyarakat.
Sedangkan makna hukum Islam (syariah, dalam KBBI disebut syariat) dari segi
bahasa adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, yang
berkaitan tentang hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan
manusia dan alam sekitar berdasarkan Al-Quran dan Al Hadist.
Syariah [arab: ]secara bahasa dalam kamus bahasa arab Lisan Al-Arab
artinya jalan yang dilewati untuk menuju sumber air. 1 Secara bahasa, kata syariat juga
digunakan untuk menyebut madzhab atau ajaran agama. 2 Atau dengan kata lebih
ringkas, syariat berarti aturan dan undang-undang.
Aturan disebut syariat, karena sangat jelas, dan mengumpulkan banyak hal. 3 Ada
juga yang mengatakan, aturan ini disebut syariah, karena dia menjadi sumber yang
didatangi banyak orang untuk mengambilnya.
Namun, dalam perkembangannya, istilah syariat lebih akrab untuk menyebut
aturan islam.
Secara istilah, syariat islam adalah semua aturan yang Allah turunkan untuk para
hamba-Nya, baik terkait masalah aqidah, ibadah, muamalah, adab, maupun akhlak.
Baik terkait hubungan makhluk dengan Allah, maupun hubungan antar-sesama
makhluk.4 Allah berfirman,






Kemudian Aku jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu), Maka ikutilah syariat itu (QS. Al-Jatsiyah: 18)

Makna ayat, Aku jadikan kamu berada di atas manhaj (jalan hidup) yang jelas dalam
urusan agama, yang akan mengantarkanmu menuju kebenaran. (Tafsir Al-Qurthubi,
16/163).

B. Keistimewaan Syariat Islam


1. Bersumber dari Sang Pencipta, Tuhan semesta alam. Sehingga mutlak benar.
2. Terjaga dari perubahan, karena Allah menjaga sumbernya.
3. Mencakup semua aspek kehidupan.
4. Menjadi keputusan adil untuk setiap kasus sengketa manusia.
5. Layak diterapkan di setiap zaman dan tempat.
C.Maqasid Syariah
Allah tak akan menjadikan sesuatu secara percuma. Kesemuanya ada sebab dan
alasan yang bermanfaat dan berguna bagi makhluknya. Begitupun syariat atau hukum
hukum yang telah ada memiliki sebab dan tujuan yang bermanfaat.

1 Lisan Al-Arab, 8/175

2 Tafsir Al-Qurthubi, 16/163

3 Al-Misbah Al-Munir, 1/310

4 Manna Qathan, Tarikh Tasyri Al-Islami, hlm. 13.


Para ulama mencoba memahami dan akhirnya membuat konsep sederhana tentang
mengapa syariat itu ada. Konsep ini disebut Maqasid Syariah (tujuan atau sebab
adanya hukum syariah).
Ulama yang merintis konsep maqasid syariah ini antara lain Imam Al-Juwaini dalam
kedua kitabnya Al-Burhan dan Al-Waraqat dan muridnya yaitu Imam Al-Ghazali dalam
kitab Al-Mustashfa fi Ilmi al-Ushul.

Konsep ini terdiri dari 5 point tujuan:

1. MEMELIHARA AGAMA ()
Agama atau ad-Din terdiri dari akidah, ibadah dan hukum yang disyariahkan oleh
Allah untuk mengatur dan menata hubungan manusia dengan Tuhannya dan mengelola
hubungan antar manusia di mana dengan hukum itu Allah bermaksud untuk
membangun dan menetapkan agama dalam jiwa manusia dengan cara mengikuti
hukum syariah dan menjauhi perilaku dan perkatan yang dilarang syariah.

2. MEMELIHARA DIRI ()
Islam mensyariahkan pemeluknya untuk mewujudkan dan melestarikan kelansungan
manusia dengan cara sempurna yaitu dengan pernikahan dan melahirkan keturunan.
Sebagaimana syariah mewajibkan manusia untuk memelihara diri dengan cara
memperoleh atau mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhannya seperti makanan,
minuman, pakaian dan tempat tinggal. Islam juga mewajibkan manusia untuk
mencegah sesuatu yang membahayakan jiwa karena itu maka diwajibkanlah qishas dan
diyat. Dan diharamkan segala sesuatu yang akan berakibat pada kerusakan.

3. MEMELIHARA AKAL ()
Allah mewajibkan manusia menjaga akal oleh karena itu segala sesuatu yang
memabukkan hukumnya haram dikonsumsi dan pelakunya akan mendapat siksa.

4. MENJAGA KETURUNAN ()
Allah mensyariahkan pada manusia untuk menikah untuk tujuan mendapatkan
keturunan dan mewajibkan untuk menjaga diri dari sanksi zina dan qadzaf (menuduh
zina).

5. MENJAGA HARTA ()
Islam mewajibkan manusia untuk berusaha mencari rejeki dan membolehkan muamalah
atau transaksi jual beli, barter dan perniagaan. Dan haram hukumnya melakukan
pencurian, khianat, memakan harta orang lain secara ilegal dan memberi sanksi bagi
pelaku pelanggaran serta tidak memubadzirkan harta.

Anda mungkin juga menyukai